You are on page 1of 12

PENGGUNAAN BAHASA DAERAH PADA PROYEK NOMADEN

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia yang
diampu oleh Moch. Whilky Rizkyanfi, M.Pd.

oleh:
M. Fikry Sopandi (NIM 1700541)
Galih Dzikri Ghuron (NIM 1700591)
M. Dzaka Hanif (NIM 1700600)
Inez Vitri Kusuma (NIM 1700630)
Komang Balqis I. N. (NIM 1700656)
Gina Nurfalah (NIM 1700783)

Kelompok 2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Penggunaan
Bahasa Daerah Pada Proyek Nomaden” tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Penggunaan Bahasa Daerah Pada Proyek
Nomaden” ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Maka dari itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Yang
Terhormat:
1. Bapak Drs. Rakhmat Yusuf, M.T., selaku ketua program studi Teknik Sipil
Universitas Pendidikan Indonesia;
2. Bapak Moch. Whilky Rizkyanfi, M.Pd.selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Bahasa Indonesia;
3. Rekan-rekan penulis, khususnya rekan-rekan kelas penulis yang selalu
memotivasi penulis untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan sumber
yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.Penulis mengharapkan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan di masa mendatang.
Besar harapan penulis, semoga makalah ini memberikan banyak manfaat,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Batasan Masalah...........................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.4 Tujuan...........................................................................................................2
1.5 Manfaat.........................................................................................................2
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 3

2.1 Definisi.........................................................................................................3
BAB 3 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 7

3.1 Temuan.........................................................................................................7
3.2 Analisis Penggunaan Kalimat Efektif pada Pamflet di Geger Kalong
Girang...................................................................................................................7
BAB 4 PENUTUP 12
4.1 Simpulan.....................................................................................................12
4.2 Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Salah satu alat untuk berkomunikasi
adalah bahasa. Bahasa berisi pikiran, gagasan, keinginan, dan pendapat yang
diungkapkan oleh seseorang kepada sesamanya. Agar gagasan mudah dimengerti,
gunakan kalimat efektif selama berkomunikasi baik itu komunikasi antar individu
atau komunikasi antar kelompok. Komunikasi antar kelompok contohnya dalam
hal proyek konstruksi.
Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam
waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil
konstruksi dengan standar kualitas yang baik. Dalam usaha pencapaian hasil
pekerjaan konstruksi yang baik dibutuhkan berbagai macam elemen pendukung
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Salah satu elemen pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu bahasa
yang digunakan dalam berinteraksi antara satu sama lain. Indonesia memiliki
berbagai macam bahasa, contohnya bahasa daerah yaitu bahasa Sunda dan Jawa.
Dimana mayoritas penduduk Indonesia berada di pulau Jawa, hal ini pula yang
menyebabkan komunikasi antar satu sama lain sangat beragam,khususnya dalam
hal proyek pekerjaan yang mayoritas memiliki berbagai macam manusia yang
berbeda-beda latar belakang bahasa.

1.2 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam analisis ini yaitu:
1.2.1 Penggunaan Bahasa daerah di Jawa Barat
1.2.2 Penggunaan Bahasa Indonesia pada proyek yang nomaden.

1
2

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam analisis ini yaitu:
1.3.1 Mengapa pekerja proyek masih menggunakan Bahasa daerah?
1.3.2 Bagaimana sebaiknya Bahasa yang digunakan oleh pekerja proyek?
1.3.3 Mengapa pekerja proyek nomaden sebaiknya menggunakan Bahasa
Indonesia?

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari analisis ini yaitu:
1.4.1 untuk memaparkan alasan pekerja proyek masih menggunakan bahasa
daerah,
1.4.2 untuk menjelaskan bagaimana sebaiknya pekerja proyek nomaden
menggunakan bahasa yang baik dan benar,
1.4.3 untuk memaparkan pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis manfaat yang bisa didapatkan dengan adanya analisis
penggunaan bahasa daerah pada proyek nomaden, pembaca dapat mengetahui
alasan pekerja proyek masih menggunakan bahasa daerah ketika proyek yang
didapat berpindah-pindah, pentingnya berbahasa Indonesia, dan mampu
menyesuaikan bahasa yang digunakan sesuai dengan lokasi proyek.
1.5.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dengan melakukan analisis penggunaan bahasa
daerah pada proyek nomaden yaitu penulis bisa menunjukkan bagaimana bahasa
yang digunakan oleh pekerja proyek nomaden dan bagaimana sebaiknya bahasa
yang digunakan pada proyek yang berpindah-pindah lokasi.

1.6 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode


deskriptif, yakni dengan mendeskripsikan semua hasil penelitian yang
didapatkankan dengan rinci dan jelas.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian bahasa
 Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang
bunyi, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga merupakan
perwujudan tingkah laku manusia baik lisan maupun tulisan sehingga orang dapat
mendengar, mengerti, serta merasakan apa yang dimaksud. Sudah sewajarnya
bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin dipergunakan
manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk menjalin hubungan antara sesama
manusia.

Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum bisa dikatakan
bahasa, bila makna tidak terkandung di dalamnya. Apakah setiap arus ujaran
mengandung makna atau tidak, haruslah dilihat dari konvensi suatu kelompok
masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat bahasa, baik kecil maupun
besar, secara konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyi ujaran
tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Dengan demikian terhimpunlah
bermacam-macam susunan bunyi yang satu berbeda dari yang lain, yang masing-
masing mengandung suatu makna tertentu bersama-sama membentuk
perbendaharaan kata dari suatu masyarakat.

Makna kata baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu
kalimat. Kalau lepas dari konteks kalimat, makna kata itu umum dan kabur.tetapi
penggunaan secara khusus, dalam bidang kegiatan tertentu. Penggunaan kata
secara cermat sehingga maknanya pun tepat.

Perkembangan makna mencakup segala hal tentang makna yang


berkembang, berubah, dan bergeser. Gejala perubahan makna sebagai akibat dari
perkembangan makna oleh para pemakai bahasa. Bahasa berkembang sesuai
dengan perkembangan pikiran manusia.

7
2.2 Pengertian Bahasa Daerah

Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam
sebuah negara kebangsaan; apakah itu pada suatu daerah kecil, negara bagian
federal atau provinsi, atau daerah yang lebih luas

Definisi dalam hukum internasional

Dalam rumusan Piagam Eropa untuk Bahasa-Bahasa Regional atau


Minoritas:"bahasa-bahasa daerah atau minoritas" adalah bahasa-bahasa yang:

1. secara tradisional digunakan dalam wilayah suatu negara, oleh warga


negara dari negara tersebut, yang secara numerik membentuk kelompok
yang lebih kecil dari populasi lainnya di negara tersebut; dan
2. berbeda dari bahasa resmi (atau bahasa-bahasa resmi) dari negara tersebut.

2.3 Fungsi Bahasa Daerah

Fungsi bahasa daerah dalam kaidah tata bahasa Indonesia, yaitu :

1.       Bahasa Daerah sebagai pendukung Bahasa Nasional, Bahasa daerah

merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang keberadaannya diakui oleh

Negara. UUD 1945 pada pasal 32 ayat (2) menegaskan bahwa “Negara

menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.”

dan juga sesuai dengan perumusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di

Medan, bahwa bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional merupakan

sumber pembinaan bahasa Indonesia. Sumbangan bahasa daerah kepada bahasa

Indonesia, antara lain, bidang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan kosa

8
kata. Demikian juga sebaliknya, bahasa Indonesia mempengaruhi perkembangan

bahasa daerah. Hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah

saling melengkapi dalam perkembangannya.

2.       Bahasa Daerah sebagai bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah

dasar, di daerah tertentu , bahasa daerah boleh dipakai sebagai bahasa pengantar

di dunia pendidikan tingkat sekolah dasar sampai dengan tahun ketiga (kelas tiga).

Setelah itu, harus menggunakan bahasa Indonesia , kecuali daerah-daerah yang

mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu.

3.       Bahasa Daerah sebagai sumber kebahasaan untuk memperkaya Bahasa

Indonesia, seringkali istilah yang ada di dalam bahasa daerah belum muncul di

bahasa indonesia sehingga bahasa indonesia memasukkannya istilah tersebut ,

contohnya “ gethuk “ { penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya yang direbus,

kemudian dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama) } karena di bahasa

indonesia istilah tersebut belum ada , maka istilah “ gethuk “ juga di resmikan di

bahasa indonesia sebagai istilah dari “ penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya

yang direbus, kemudian dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama) “.

4.       Bahasa Daerah sebagai pelengkap bahasa Indonesia di dalam

penyelenggaraan pemerintah pada tingkat daerah, dalam tatanan pemerintah pada

tingkat daerah , bahasa daerah menjadi penting dalam komunikasi antara

pemerintah dengan masyarakat yang kebanyakan masih menggunakan bahasa ibu

sehingga dari pemerintah harus menguasai bahasa daerah tersebut yang kemudian

bisa di jadikan pelengkap di dalam penyelenggaraan pemerintah pada tingkat

daerah tersebut.

9
BAB 3
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Temuan

3.1.1 Lokasi Temuan


Observasi untuk penelitian mengenai “Penggunaan Bahasa Daerah pada
Proyek Nomaden” ini dilakukan di Kawasan Universitas Pendidikan Indonesia.
Kawasan ini merupakan tempat yang strategis dalam mencari data karena banyak
para ahli yang berpengalaman dalam berbagai proyek, sehingga sangat
memungkinkan untuk mencari data.
Dalam proyek sering kali para ahli menggunakan berbagai macam bahasa
sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman makna.

3.2 Analisis Penggunaan Bahasa Daerah Dalam Proyek


Dalam proyek terdapat banyak pekerja yang memiliki latar belakang
bahasa yang berbeda-beda. Bagi para pekerja yang berasal dari satu daerah
biasanya saat berkomunikasi menggunakan bahasa daerahnya sendiri, walaupun
proyek yang mereka kerjakan bukan berada di tempat mereka berasal.
Contoh :
Misalnya jika ada pekerja dari jawa tengah yang bekerja di proyek yang
berada di jawa barat, biasanya mereka jika bertemu dengan pekerja yang berasal
dari daerah yang sama, maka mereka akan menggunakan bahasa daerahnya yaitu
bahasa jawa.
Akan tetapi, ada sekelompok atau segelintir orang yang merasakan kurang
nyaman jika mereka terus menerus menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
Hal itulah yang menyebabkan bahasa daerah masih digunakan dalam proyek.

10
3.3 Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Proyek
Penggunaan bahasa Indonesia dalam proyek biasanya digunakan saat
berkomunikasi dengan warga sekitar, tamu, dan para petinggi di proyek. Selain itu
bahasa Indonesia juga dipakai dalam rapat atau sebuah forum yang formal.
Seharusnya, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam proyek
harus selalu digunakan dalam kondisi apapun dan dimanapun.

11
BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Jadi, penggunaan bahasa daerah yang baik dan benar dalam hal proyek
yaitu menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia merupakan
bahasa yang umum dan bahasa pemersatu.
4.2 Saran
Setelah adanya makalah ini , diharapkan pembaca menambah wawasan
mengenai penggunaan bahasa daerah dalam proyek dan menjadikan bahasa
Indonesia menjadi bahasa pemersatu baik dalam proyek maupun dalam hal yang
lainnya

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2017).Pamflet. [Online]. Tersedia:

http://id.m.wikipedia.org/wiki/pamflet. [18 April 2018]

Aziz, F., & dkk.(2016).Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV


Maulana Media Grafika

Muarif, Ardiansyah.(2017). Pengertian Pamflet.[Online]. Tersedia:


http://www.academia.edu/3661591/Pengertian_Pamflet. [22 November
2017]

Sam, Hisam.(2017).Pamflet.[Pdf].Tersedia: www.dosenpendidikan.com. [21


November 2017

13

You might also like