Professional Documents
Culture Documents
Askep Kasus 1
Askep Kasus 1
Dosen Pengampu:
Oleh
KELOMPOK 4
HANIM KURNIAWATI
NIM. 2112B1225
Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk pertukaran gas antaradarah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai
dengan tingkat aktivitas dan metabolisme seseorang, akan tetapi pernafasan harus tetap dapat
berjalan agar pasokan kandungan oksigen dan karbon dioksida bisa normal (Jayanti, 2013).
Menurut Guyton (2007) untuk melaksanakan fungsi tersebut, pernafasan dapat dibagi menjadi
empat mekanisme dasar, yaitu :
1) Ventilasi paru
Ventilasi adalah sirkulasi keluar masuknya udara atmosfer dan alveoli. Proses ini
berlangsung di sistem pernapasan.
2) Difusi
Difusi adalah pertukaran dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah.
Proses ini terjadi di sistem pernapasan.
3) Transpor gas
Transpor gas adalah pengangkutan oksigen dan karbondioksida dalam darah dan
cairan tubuh ke dan dari sel. Proses ini terjadi di sistem sirkulasi.
4) Pengaturan ventilasi
Volume paru dan kapasitas fungsi paru merupakan gambaran fungsi ventilasi sistem
pernapasan. Dengan mengetahui besarnya volume dan kapasitas fungsi paru dapat
diketahui besarnya kapasitas ventilasi maupun ada atau tidaknya kelainan fungsi
ventilasi paru.
B. DEFINISI
Tumor paru adalah neoplasma atau pertumbuhan jaringan baru yang abnormal di organ
paru-paru. Tumor ini diakibatkan oleh sel yang membelah dan tumbuh tak terkendali pada
organ paru. Tumor paru jika dibiarkan dapat berkembang menjadi kanker paru. biasanya
tumor ini berkembang di saluran napas atau bagian alveolus. Meski demikian, tidak menutup
kemungkinan tumor ini menyebar ke seluruh tubuh jika sudah menjadi kanker paru stadium
akut.
Berdasarkan data epidemiologi, lebih dari 90% tumor paru-paru merupakan tumor
ganas, dan sekitar 95% tumor ganas ini termasuk karsinoma bronkogenik. Sedangkan 10%
lebihnya adalah tumor jinak yang terdiri dari Hamartoma, fibroma, kondroma, lipoma,
hemangioma, tumor neurogenik, papiloma, leiomiofibroma.
Adapun derajat keganasan pada tumor ganas paru berdasarkan TNM (Tumor primer,
kelenjar getah bening regional, dan Metastase) sebagai berikut:
Stadium TNM
Occult carcinoma Tx N0 M0
0 Tis N0 M0
IA T1 N0 M0
IB T2 N0 M0
IIA T1 N1 M0
IIB T2 N1 M0, T3 N0 M0
IIIA T1 N2 M0, T2 N2 M0, T3 N1 M0, T3 N2 M0
IIIB Seberang T N3 M0, T4 seberang N M0
IV Seberang T seberang N M1
G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
Peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan yang disertai penggunaan otot bantu pernapasan.
Gerakan pernapasan ekspansi dada yang asimetris (cembung pada sisi yang sakit). Pengkajian batuk
yang prosuktif dengan sputum purulen.
2. Palpasi
Pendorongan mediastinum ke arah hemithoraks kontralateral yang diketahui dari posisi trakhea dan
ictus cordis. Taktil fremitus menurun terutama untuk efusi pleura yang jumlah cairannya >300 cc. Di
samping itu, pada palpasi juga ditemukan pergerakan dinding dada yang tertinggal pada dada yang
sakit.
3. Perkusi
Suara perkusi redup hingga pekak tergantung dari jumlah cairannya.
4. Auskultasi
Suara napas menurun sampai menghilang pada sisi yang sakit. Pada posisi duduk, cairan semakin ke
atas semakin tipis (Sjamsuhidajat et al, 2010).
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Thorax
Suatu diafragma yang meninggi mungkin menunjukkan suatu tumor yang mengenai
syaraf frenikus. Pembesaran bayangan jantung mungkin menunjukkan efusi
pericardial yang ganas. Perhatian kebanyakan tumor perifer tidak dapat dilihat
pada rontgen dada sampai ukurannya lebih besar dari 1 cm.
2. Sitologi sputum
Pada pemeriksaan sitologi sputum dapat membantu menegakkan kasus hingga 70%.
Sputum untuk sampel sitologi sebaiknya diterima oleh laboratorium dalam 2 jam
setelah ekspectorasi/ pengeluaran. Sampel dinihari tidak diperlukan.
3. Bronkoskopi
Bronkoskopi adalah suatu usaha untuk menilai bronkus dengan alat bronkoskop. Alat
ini sendiri terdiri dari dua macam. Yang pertama disebut dengan “bronchoscope rigid”
yang digunakan untuk memudahkan aspirasi pada pendarahan yang masif dari saluran
nafas dan menilai kelainan yang letaknya lebih proksimal. Yang kedua yang umum
digunakan pada masa kini, yakni “bronkoskop fiberoptik” yang terdiri dari alat
teleskop dan fiberoptik.
Indikasi bronchoscope rigid adalah Untuk menilai karsinoma dan pembuluh darah,
Korpus alienum, Bronkiolit, dan Stenosis trakea.
Indikasi fiberoptik adalah Biopsi trakeobonkial, Lavase bronkopulmonal.
4. Aspirasi pleura dan biopsi
Aspirasi merupakan tindakan yang harus dilakukan jika pasien dengan tumor paru
mempunyai effusi pleura. Effusi tak selalu akibat dari penyebaran tumor ke
pleura, tetapi mungkin akibat dari reaksi pneumonia pada tumor atau obstruksi
limfatik.
5. Biopsi jarum percutan
Pemeriksaan ini berguna untuk mendiagnosis tumor perifer yang sulit dibiopsi denag
tehnik transbronchial.
6. Biopsi dugaan metastasis
Kelenjar getah bening perifer dapat diaspirasi dengan menggunakan jarum halus dan
bahannya diperiksa secara sitologis.
7. Mediatinoscopy
Tehnik ini digunakan untuk mengambil sampel kelenjar limfa mediatinum yang
mengalami pembesaran, hal ini dilakukan jika tidak nampak tumor pulmonal.
IDENTITAS
1. Nama Pasien : Tn. L
2. Umur : 66 Th
3. Suku/ Bangsa : Jawa
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :Smp
6. Pekerjaan : Petani
7. Alamat :Tulungagung
8. Sumber Biaya : Mandiri
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan utama: Sesak dan batuk berdarah
5. Lain-lain:
Tidak ada
d. PCH ya tidak
e. Irama nafas teratur tidak teratur
f. Pleural Friction rub:...Tidak ada ................................................................... ..................
g. Pola nafas Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes Biot
h. Suara nafas Cracles Ronki Wheezing
i. Alat bantu napas ya tidak
k. Tracheostomy: ya tidak
f. Kemampuan berkemih:
Spontan Alat bantu, sebutkan: kateter uretra
Jenis : folley catheter
Ukuran :18
Hari ke :3
g. Produksi urine :1200 ml/hari
h. Warna: jernih
Bau: :normal
i. Kandung kemih : Membesar ya tidak
j. Nyeri tekan ya tidak
k. Intake cairan oral : 1100 cc/hari parenteral: 1000 cc/hari
l. Balance cairan:normal
IWL= 15X60/24=37,5 cc/jam
OD OS
Visus
6/6 6/6
Tidak bengkak Palpebra Tidak bengkak
Kemerahan Kemerahan
Conjunctiva
Bersih Bersih
Jernih Kornea Jernih
Isokor Isokor
Kripti iris jelas BMD Kripti iris jelas
Jernih Pupil Jernih
Tidak dikaji Tidak dikaji
Iris
Lensa
TIO
8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
OD Aurcicula OS
Simetris Simetris
Terdapat sedikit MAE Terdapat sedikit
serumen serumen
Berwarna putih Membran Berwarna putih
Berbentuk tympani Berbentuk
kerucut Rinne kerucut
b. Warna-
c. Pitting edema: +/- grade:tidak ada
d. Ekskoriasis: ya tidak
e. Psoriasis: ya tidak
f. Pruritus: ya tidak
g. Urtikaria: ya tidak
h. Lain-lain: tidak ada
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya:
Klien berharap bisa cepat sembuh dari penyakitnya dan
cepat pulang ke rumah
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi kooperatif tidak kooperatif curiga
d. Gangguan konsep diri:
Pasien tampak lemah sehingga kurang berinteraksi
e. Lain-lain:
Tidak ada
PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN
Jelaskan :
Klien menjaga kebersihan diri dengan bantuan keluarganya
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah
b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah:
TERAPI
1. Levofloxacim 1x250 mg
2. Meropenem 3x500 mg
3. Codein 3x20 mg
4. Santagesik 3x500 mg
(Hanim Kurniawati
ANALISIS DATA
Hari/
DATA ETIOLOGI MASALAH
Tgl/ Jam
Senin/ Ds: Merokok Bersihan jalan napas tidak
04-11- 1. Klien mengatakan perokok berat efektif
2021/ >10 tahun Infeksi saluran napas
10.00 WIB 2. Sesak dan batuk berdarah sudah
2 minggu Tumor paru
3. Pernah MRS dengan keluhan
yang sama Hipersekresi mukus
Do:
1. Sesak (+) Sesak
2. Akral dingin
3. Irama napas tidak teratur Bersihan jalan napas tidak efektif
4. Ronkhi(+)
5. Sekret (+)
6. TTV= RR 28x/menit, TD
140/100 mmHg
7. Hasil lab= HB 11,9 g/dL,
WBC 15,84 10^uL, PH 7,470,
PCO2 53, HCO3-38
Defisit nutrisi
Hari
No.
/ Jam Implementasi Paraf Jam
Dx
Tgl/ Evaluasi
Shift
Senin/ 1. 10.00 Manajemen jalan napas 13.00 S: klien mengatakan sesak berkurang
04-11- WIB 1. Memonitor pola napas (frekuensi, WIB O:
2021/ Pagi kedalaman, usaha napas) - Sekret (+)
2. Memonitor bunyi napas tambahan (mis. - Ronkhi (+)
11.00 Gurgling, mengi, weezing, ronkhi) - TD 130/90 mmHg
WIB 3. Memonitor sputum ( jumlah, warna, aroma) - RR 26x/menit
4. Memposisikan semi fowler atau fowler A: masalah bersihan jalan napas tidak
5. Memberikan minum hangat efektif teratasi sebagian
6. Melakukan fisioterapi dada, jika perlu P: intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,10)
13.00 7. Melakukan penghisapan lendir kurang dari
WIB 15 detik
8. Memberikan oksigen, jika perlu
9. Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
14.00 jika tidak kontraindikasi
WIB 10. Mengajarkan teknik batuk efektif
11. Melakukan kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu