You are on page 1of 6

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM FARMASETIKA

SEDIAAN MIXTURA

A. Nama Bentuk Sediaan

Bentuk Sediaan = Mixtura

Nama Sediaan = Potio Nigra Contra Tussim

B. Tinjauan Pustaka

Mixtura adalah larutan yang didalamnya terdapat lebih dari satu macam zat yang dapat
berupa campuran cairan dengan zat padat, cairan dengan cairan, ataupun cairan dengan ekstrak
kental. Mixtura dapat berupa obat dalam maupun obat luar contoh : OBH, Benadryl sirup dan
Kalpanax (obat luar). Syarat sediaan mixtura yang baik yaitu harus homogen dan tidak boleh ada
endapan.

Keuntungan Sediaan
1.   Cocok untuk pasien yang sukar menelan tablet.
2.   Absorpsi obat lebih cepat di bandingkan dengan sediaan oral lain. Urutan kecepatan
absorpsinya larutan > emulsi > suspensi.
3.   Homogenitas lebih terjamin.
4.   Dosis/takaran dapat di sesuaikan.
5.    Dosis obat lebih seragam dibandingkan sediaan semi padat. Untuk emulsi dan suspensi,
keseragaman dosis tergantung pada pengocokan.
6.   Beberapa obat atau senyawa obat dapat mengiritasi mukosa lambung., ada juga yang
di rusak oleh cairan lambung bila diberikan dalam bentuk sediaan padat. Hal ini dapat
di kurangi dengan memberikan obat dalam bentuk sediaan cair.
Kerugian Sediaan
1.      Tidak dapat di buat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air.
2.      Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar di tutupi.
3.      Tidak praktis.
4.      Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
5.      Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus (sediaan
         parenteral).
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut
(Anonim, 1995). Larutan ada dua macam yaitu solutio dan mixtura. Bila solution hanya
mengandung satu jenis obat yang dilarutkan sedangkan mixtura menggunakan lebih dari satu
bahan obat yang dilarutkan. Molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, sehingga
menjamin keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau
dicampur. (Anonim,1995).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larutan
1. Sifat dari solute dan solvent
Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam  
anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpoar pula.
Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.
2. Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut  
dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.
3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut
memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi
umumnya adalah :
a. Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larutkecuali
nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4.
b. Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua oksida dan hidroksida
tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. Semua garam phosfat tidak larut kecuali
K3PO4, Na3PO3.
4. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan
bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
5. Salting Out
Salting Out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih
besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air
akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
6. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam
solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi   larut dalam
larutan yang mengandung Nicotinamida.
7. Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan
zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium larut  

C. Nama dan Isi Formula yang akan dibuat

(Anonim, 1978)
D. Formula Standar

E. Fungsi Bahan
a. Ammonii Chlorid = adalah salah satu bahan yang digunakan di dalam obat batuk
dan berguna untuk mengencerkan dahak yang membuat penderita batuk lebih mudah
untuk mengeluarkannya.Untuk mengatasi batuk yang mengganggu dan hidung
tersumbat, amonium klorida dicampur dengan dua bahan lainnya,
yaitu diphenhydramine dan mentol.
b. Succus Liquiritae = untuk meluruhkan dahak sehingga mudah dikeluarkan
sebagai obat tambahan pada tungkak lambung, terhadap tukak usus tidak efektis.
Lagipula obat ini banyak digunakan sebagai obat batuk guna mempermudah
pengeluaran dahak dan sebagai corrigens rasa.
c. SASA (Solutio Ammoniae Spiritusa Anisata) Amonia Annyspirtusa Spiritus
d. Aquadest = Sebagai pelarut

F. Khasiat Dari Bentuk Sediaan


a. Ammonium Chlorida
i. Nama lain = Ammonium Klorida
ii. Pemerian = Serbuk atau hablur putih ; tidak berbau ; rasa asin dan dingin
; higroskopis.
iii. Kelarutan = Mudah larut dalam air dan dalam gliserol, lebih mudah larut
dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) P.
iv. Kkhasiat` = Ekspektoran

b. S.a.s.a (Solutio Ammoniae Spirituosa Anisata


i. Minyak adas manis =4
ii. Spiritus = 76
iii. Aammonia = 20
iv. Cara pembuatan = Larutkan 4 bagian minyak adas manis dalam 76 bagian
spiritus, tambahkan 20 bagian ammonia zat cair yang mula-mula tidak berwarna
lama kelamaan menjadi kuning muda, bau kuat seperti minyak adas manis seperti
ammonia, bau kuat seperti minyak adas manis seperti ammonia.

c. Succi Liquir / Chlyrhizae Succus / Ekstrak akar manis


i. Pemerian = Batang berbentuk silinder atau bongkah besar licin agak
mengkilap, hitam coklat tua atau serbuk berwarna coklat
ii. Khasiat = Zat tambahan,, ekspektoran

G. Perhitungan dan Penimbangan bahan


S.A.S.A = 3 gram
Ammonii Cloride = 1 gram
Succus Liquiritae = 5 gram
Aquae = 135 ml = 90 ml air panas untuk melarutkan Succus
Liquirittae, 45 ml air dingin untuk melarutkan Ammonii Cloride.
H. Alat-Alat
a. Neraca Timbang d. Botol
b. Mortar e. Panci Pemanas Air
c. Stamper

I. Cara Kerja
Ditimbang seluruh bahan-bahan yang akan digunakan

Digerus Succus Liquiritae dalam mortar dengan air hangat yang dituang sedikit demi
sedikit, dimasukan kedalam botol, didinginkan.

Dilarutkan ammonium klorida dengan aquades, dimasukan kedalam botol

Ditambahkan S.A.S.A dalam botol

Ditutup dan diberi etiket

J. Etiket

3 2 Maret 2020
Tn. Tanaka
Potio Nigra Contra Tussim
3 1

Jauhkan dari Disimpan di


Kurang dari
cahaya dan panas tempat sejuk dan
14 hari
yang berlebih kering
K. Wadah Akhir yang Diperlukan
Mixtura harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, tidak tembus cahaya, dan
dihindarkan dari panas yang berlebih.

L. Referensi
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 822, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1978, Formularium Nasional, Edisi Kedua, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia

Penyususn

Rizky Aditya Kunriawan


(19/441580/FA/12197)

You might also like