Professional Documents
Culture Documents
Interna 11 April 2022
Interna 11 April 2022
PENYAKIT KULIT
Putu Ayu Sisyawati P.
Pendekatan Diagnosis pada Penyakit
Dermatologis
▶︎ PEMERIKSAAN FISIK
● Lesi (inspeksi)
- distribusi: general, lokal, area spesifik
- tipe lesi: primer, sekunder
● Permukaan kulit (palpasi): mengetahui klinis yang sulit terlihat
- krusta di bawah rambut
- tingkat kekeringan kulit
- kerontokan rambut
- adanya peripheral limphadenopathy
● Membran mukosa (inspeksi dan palpasi)
Pendekatan Diagnosis pada Penyakit
Dermatologis
▶︎ DIAGNOSA BANDING
- diperoleh berdasarkan riwayat dan pemeriksaan klinis
- dapat disebabkan oleh beberapa penyebab dan dikonfirmasi
dengan menguji hipotesis atau mengukur respon terhadap suatu terapi
spesifik
Pendekatan Diagnosis pada Penyakit
Dermatologis
▶︎ TEKNIK DIAGNOSTIK
● Kerokan kulit (KOH): superfisial, deep
● Trikogram (KOH)
● Kultur: bakteri, jamur
● Sitologi: acetate tape, impression smear, fine needle aspiration
● Biopsi
● Imunofluresence (IF)
● Wood’s lamp (umumnya pada hewan kecil)
● Intradermal skin testing (umumnya pada hewan kecil)
Macam Penyakit Kulit
● Etiologi: autoimun
● Patogenesa
glycocalyx keratinosit → antigen → sistem imun tubuh → pelepasan sel
epidermal
● Gejala Klinis
- vesikula atau pustula, krusta, scale, erosi anular dibatasi epidermal
collaretes, rasa sakit dan pruritus bervariasi
- klinis yang bersamaan dengan penyakit sistemik lain:
demam, depresi, anoreksia, kehilangan BB
● Diagnosa: - pemeriksaan fisik
- konfirmasi lab: - biopsy
- IF
● Penanganan (mahal dan harus dirawat seumur hidup)
- glukokortikoid
awal: dexamethasone (IM) 0.2 mg/kg
lanjutan: prednisone or prednisolone (oral) 1 mg/kg
● obat imunomodulator (bila glukokortikoid tidak memuaskan)
(aurothioglucose/terapi emas)
- 2 dosis by IM jeda 1 minggu → kambing: 5 mg dan 10 mg
kuda: 20 mg dan 40 mg
ditambah glukokortikoid sistemik
- 1 mg/kg tiap minggu sampai terlihat ada respom (6-12 minggu)
- tiap bulan
● chrysotherapy
(cek hemogram-2xseminggu dan urinalisis-1xseminggu) → selama induksi
(setiap 2-3 bulan) → selama maintenance
Defisiensi Zinc
● Etiologi
- diet kekurangan zinc
- diet terlalu banyak agen chelating
● Patogenesis: cukup jelas
● Gejala Klinis
- rambut kusam dan kasar, parakeratosis dengan scale, krusta, alopesia
- pertumbuhan lambat, persendian kaku atau bengkak, penurunan
ketahanan terhadap infeksi
Defisiensi Zinc
● Diagnosa
- respon terhadap terapi
- biopsi kulit
● Penanganan (diet cukup zinc)
- sapi: 2-5 g zinc sulfate/hari
- domba: 40 mg zinc sulfate/hari
Defisiensi tembaga (copper)
● Etiologi
- kekurangan copper dalam diet
- kelebihan molybdenum
● Patogenesis: cukup jelas
● Gejala Klinis
- rambut kasar, rapuh, memudar (pada area yang gatal dan dijilat)
- rambut di area mata berubah dari gelap menjadi terang (spt kacamata)
- pertumbuhan terganggu, diare, anemia, infertil, kelemahan, kehilangan
“wool” nya, gagal jantung
Defisiensi tembaga (copper)
● Diagnosa
level copper pada hati → biopsi
● Penanganan
- copper sulfat (oral) → 1x seminggu selama 3-5 minggu
anak sapi : 4 g
sapi : 6-10 g
domba : 1.5 g
- injeksi
Tugas Paper dan Presentasi
1. Photodermatitis
Materi 1-5 dikerjakan oleh Kelas A. Bagi kelas
2. Cow pox dan swine pox menjadi 5 kelompok. 3 kelompok beranggotakan
7 orang dan 2 kelompok beranggotakan 6 orang.
3. Aktinomikosis Kelompok 1: photodermatitis, kelompok 2 cowpox
4. Erysipelas dan swine pox, dan seterusnya.
5. Exudative epidermitis
6. Dermatofitosis
7. Sporotrichosis Materi 6-9 dikerjakan oleh Kelas B. Bagi menjadi
4 kelompok. Masing2 kelompok beranggotakan 7
8. Infestasi tungau psoroptic orang.
10. Infestasi tungau sarcoptic Materi 10-12 dikerjakan oleh Kelas C. Bagi kelas
menjadi 3 kelompok. 2 kelompok beranggotakan
11. Infestasi tungau demodectic
8 orang dan 1 kelompok beranggotakan 7 orang.
12. Infestasi kutu
13. Miasis
14. Papilomatosis Materi 13-15 dikerjakan oleh Kelas D. Bagi kelas
menjadi 3 kelompok. Masing2 kelompok
15. Squamus cell carcinoma beranggotakan 7 orang.