You are on page 1of 4

E-COMMERCE MENJADI DAMPAK POSITIF DI ERA PANDEMI

Nama : Muhammad Raihan Ali


No Absen : 48
Kelompok : Liability
Jurusan/Prodi : Ekonomi dan Akuntansi/S1 Akuntansi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2021
Pandemi Covid-19 mempengaruhi sebagian besar kegiatan bisnis mulai dari kegiatan
operasional, pemasaran dan penjualan, serta cara kita berkomunikasi dengan customer.
Permintaan dan kebutuhan customer juga terus berubah secara dinamis. Menurut IdEA,
penjualan e-commerce meningkat 25% selama pandemi. Volume transaksi meningkat hingga
78% dibandingkan tahun 2019. Pertumbuhan e-commerce mendadak meningkat berkali-kali lipat
dibandingkan yang diprediksi.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan adanya e-commerce proses pemenuhan kebutuhan
bisa dilakukan dengan lebih mudah. Apalagi disaat pandemi saat ini, masyarakat akan lebih
memilih menggunakan e-commerce, karena selain lebih efisien juga dapat mencegah penyebaran
covid. Pertumbuhan e-commerce pada kondisi seperti sekarang ini membuka peluang besar bagi
jasa ekspedisi pengiriman barang antar daerah, baik domestik maupun luar negeri untuk dapat
berkontribusi dalam proses pengiriman. Jasa kurir juga berperan penting dalam menunjang
kelancaran bisnis suatu perusahaan yang memerlukan layanan pengiriman secara cepat dan
aman. Pada situasi terkait penyebaran Virus Corona seperti sekarang ini, sejumlah pemerintah
daerah membuat kebijakan untuk meminimalisasi kegiatan yang melibatkan orang banyak, salah
satunya adalah imbauan bagi para pengusaha untuk menutup kegiatan perkantoran dan
memberlakukan WFH.

Walaupun saat ini kegiatan jual beli online dinilai menjadi solusi terbaik yang dapat
dilakukan untuk mengurangi kekhawatiran konsumen dan juga mencegah risiko penularan antar
manusia, tentu ada peraturan khusus dan tindakan preventif yang diberlakukan oleh perusahaan-
perusahaan pengiriman barang dalam kondisi pandemi seperti ini.Tindakan preventif itu
dilakukan sebagai upaya agar pengiriman barang dari transaksi jual beli online tidak terganggu
dengan adanya pandemi. Beberapa langkah preventif tersebut di antaranya adalah dengan
mewajibkan para karyawan untuk menggunakan masker dan sarung tangan baik saat menyortir
barang, pengambilan barang, hingga pengantaran serta selalu melakukan pengecekan suhu tubuh
seluruh karyawan.

E-commerce sebenarnya telah lama muncul sebelum wabah Covid-19 dan


membawa perubahan besar terhadap pola bisnis perusahaan serta mempengaruhi pola
transaksi masyarakat. Transaksi bisnis e-commerce awalnya adalah pilihan. Namun, dengan
kondisi pandemi sekarang ini, mau tidak mau atau suka tidak suka, banyak perusahaan yang
melebarkan sayap bisnisnya melalui online dan e-commerce untuk menjaga kelangsungan
usaha. Sebagian besar pelaku bisnis melakukan perubahan dengan cepat, seperti mengalihkan
jenis produk yang ditawarkan, meski tak sedikit juga yang berjuang untuk tetap melanjutkan
bisnis sebelumnya. Meskipun pandemi Covid-19 belum bisa diprediksi kapan akan
berakhir, namun kehidupan manusia telah mengalami banyak perubahan. Pola transaksi
online sudah menjadi tren di masyarakat dan akan terus berlanjut hingga beberapa tahun
mendatang. Melihat fenomena di atas, saya tertarik untuk menganalisisnya dalam bentuk essay
ini
Berbagai kenaikan ini didorong oleh kondisi pandemi yang telah membuat digitalisasi
dan teknologi bukan lagi sekadar nilai tambah, tetapi berkembang pesat menjadi sebuah
kebutuhan bagi seluruh masyarakat Indonesia. pesatnya pertumbuhan e-commerce turut
mendongkrak kebutuhan layanan logistik pergudangan dan fulfillment centers. PPKM Darurat
juga mendorong terjadinya perang inovasi yang disebabkan adanya kendala pengantaran barang
atau logistik. Akan tetapi saat ini banyak jalan dan komplek ditutup sehingga menyulitkan
pengantaran barang dan berimplikasi menurunkan minat masyarakat menggunakan platform
belanja secara daring karena akan butuh waktu tiba lebih lama.

untuk memanfaatkan momentum PPKM Darurat inovasi pemain dapat diarahkan untuk
menarik konsumen, salah satunya melalui promosi harga yang lebih murah yang diyakini akan
mengerek penjualan platform. Sementara itu berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain, pada
2025 nilai ekonomi digital di Indonesia diramal meningkat 23 persen menjadi US$124 miliar
yang didorong atas transaksi bruto (gross merchandise value/GMV) di lima sektor, yakni dagang
elektronik, berbagi tumpangan (ride-hailing) dan pesan-antar makanan, media digital, travel
daring, serta teknologi finansial. Ini benar-benar peningkatan yang sangat tinggi.

Tidak dipungkiri, PPKM ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan bisnis e-commerce,


tetapi tentu tergantung bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhannya sepanjang aturan ini
diberlakukan. PPKM Darurat memberikan sentimen positif bagi pelaku usaha yang terdaftar
sebagai merchant (pedagang) untuk bisa mencatatkan banyak transaksi. Yang kini juga
dibutuhkan konsumen adalah edukasi belanja online yang aman dan nyaman. Sebab, banyak
konsumen baru yang masih belum paham tahapan belanja daring sehingga kerap timbul masalah
saat menerima pesanan.

PKM darurat membuat banyak orang beralih ke platform penjualan online, termasuk
mereka yang sebelumnya jarang atau bahkan tidak pernah berbelanja online. Maka itu, pelaku
bisnis harus bisa menyediakan pengalaman berbelanja yang mudah dan nyaman mulai dari saat
konsumen pertama kali menemukan bisnis atau produkmu sampai mereka akhirnya menerima
produk yang dibeli.Pelaku bisnis dapat memberikan konsumen pengalaman belanja yang
menyenangkan misalnya dengan menyediakan layanan pembayaran dan pengiriman yang
beragam. Selain itu, pebisnis juga bisa mengintegrasikan berbagai channel penjualan online yang
dimiliki sehingga mempermudah akses konsumen.

Adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat dinilai


akan menurunkan konsumsi masyarakat. Pembatasan pusat perbelanjaan hingga wisata pun
dinilai akan menurunkan daya beli masyarakat. Akan tetapi konsumsi rumah tangga bisa
ditopang dengan belanja online atau via e-commerce. Apalagi, di masa saat ini sejumlah e-
commerce memberikan berbagai promo untuk menggaet konsumen.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya COVID-19
membawa pengaruh positif terhadap e-commerce. Karena masyarakat menghabiskan waktu di
rumah saja pada masa pandemi ini, maka ini menjadi peluang besar bagi e-commerce untuk
mengembangkan bisnis. Biaya operasional anda jika bergabung dalam jual beli online relatif
tergolong lebih rendah. Ini karena Anda tidak perlu membayar gaji karyawan yang harus bekerja
di toko atau kantor. Bahkan, karyawan hanya dibutuhkan saat ada transaksi penjualan, untuk
melayani pembeli. Apalagi, untuk e-commerce, yang tokonya tersedia online dan bukan fisik.

Dengan semakin banyaknya toko retail dan konsumen yang terpaksa beralih ke e-
commerce, pertumbuhannya dapat ditingkatkan lebih jauh. Sebelum Covid-19, e-commerce
hanyalah sebuah pilihan. Namun untuk sekarang, penting sekali bagi toko retail dan produsen
untuk menjual produk melalui platform e-commerce agar mampu mempertahankan bisnis
mereka. Hal ini akan memberikan dampak jangka panjang yang positif karena konsumen akan
semakin terbiasa berbelanja secara online.

Pelaku industri kecil menengah (IKM) dituntut untuk bisa mencari peluang usaha di
tengah kondisi pandemi Covid-19. Adanya adaptasi kebiasaan baru akibat pendemi, telah
menggeser pola belanja dari offline menjadi online. Ini terlihat dengan meningkatnya transaksi
online produk kosmetik sebesar 80%.Ditengah masa pandemi ini, e-commerce berperan aktif
dalam membantu UKM untuk terus bertumbuh. Dengan banyaknya himbauan untuk bekerja dan
belajar dirumah. E-commerce menjadi pilihan bagi penjual untuk bisa tetap berdagang dari
rumah. Keuntungan lain adalah cakupan bisnis dan penjualan yang tidak terbatas mencakup ke
seluruh dunia membuat e-commerce menjadi cukup potensial. Peningkatan penjualan di platform
online juga semakin meningkat terhitung semenjak pandemic berlangsung.

Inilah yang membuat Ecomerce perlu didukung oleh semua kalangan terutama dari pihak
pemerintah. Sudah banyak support yang mendukung mulai dari jasa pengantaran yang
professional dan banyak pilihan, seperti JNE, J&T, Pos Indonesia, dll. Internet yang kini sudah
mulai menyebar ke berbagai pelosok desa dan semakin meningkatnya pengguna smartphone. Hal
ini menjadi nilai plus untuk tetap mendukung serta menggerakkan laju ekonomi masyarakat
ditengah wabah pandemi.

You might also like