You are on page 1of 12

Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001

Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

HUBUNGAN KECEMASAN ORANG TUA DENGAN PENGASUHAN ANAK


PRASEKOLAH DI MASA PANDEMI COVID-19

Irma Herliana1 Nur Eni Lestari2


1,2 Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Email Corespondent: irma.herlianaws@gmail.com

Abstrak
Pendahuluan: Pandemi COVID-19 sedang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Semua aspek telah berubah dan terkena dampaknya. Hampir semua lapisan masyarakat
merasakan kecemasan, termasuk orang tua yang memiliki anak usia prasekolah dan
dikhawatirkan memperngaruhi pengasuhan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
hubungan kecemasan orang tua dengan pengasuhan anak prasekolah di masa pandemi
COVID-19.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Variabel independent
yaitu kecemasan dan variabel dependent yaitu pengasuhan. Populasi yang diambil
adalah orang tua dengan anak pra sekolah. Teknik pengambilan sampel memakai
consecutive sampling dengan kurun waktu satu bulan. Pengumpulan data dilakukan
melalui google formulir. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Generalize
Anxiety Disorder-7 (GAD-7) Scale yang dimodifikasi untuk mengukur kecemasan dan
kuesioner modifikasi yang dikembangkan oleh peneliti untuk mengukur pengasuhan
orang tua.
Hasil: Terdapat hubungan antara kecemasan orang tua dengan pengasuhan orang tua
pada anak prasekolah di masa pandemi COVID-19 (nilai p=0.000).
Kesimpulan: Semakin berat tingkat kecemasan orang tua maka semakin tinggi pula nilai
pengasuhannya. Walaupun demikian kecemasan mereka tetap harus berada dalam
kecemasan yang tidak berlebihan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah
cemas.

Kata Kunci: anak prasekolah, kecemasan, pengasuhan

28
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Pendahuluan banyaknya informasi yang beragam,


World Heatlh Organization (WHO, 2020) kadang tidak sama serta berubah-ubah
menyatakan bahwa telah terjadi darurat sangat bisa menimbulkan kecemasan
kesehatan publik yang menjadi perhatian tersendiri. Apalagi kalau kecemasan ini
internasional pada 30 Januari dan dihubungkan dengan kemungkinan
menyerukan upaya kolaboratif seluruh terpaparnya anggota keluarga khususnya
negara untuk mencegah penyebaran anak prasekolah oleh COVID-19. Banyak
COVID-19 yang cepat. WHO melaporkan diungkapkan bahwa anak-anak sulit
terdapat 2.241.359 kasus yang untuk melaksanakan protokol kesehatan
terkonfirmasi, 152.551 kasus meninggal, secara konsisten, seperti memakai
dan angka kematian sebesar 6,8%, di masker, sering mencuci tangan dan
kawasan regional Asia Tenggara 27.319 meminimalisir bermain di luar rumah.
kasus konfirmasi, kasus meninggal Hal ini bisa jadi menambah kecemasan
sebanyak 118 (4,3%). Terdampak 213 tersendiri bagi orang tua dengan anak
negara terjangkit, dan 181 negara pra sekolah.
transmisi lokal. Pervalensi di Indonesia Menurut Nevid, dkk (2009) kecemasan
adalah 42.219 Kasus dengan Spesimen orang tua bisa berimbas pada perubahan
Diperiksa, 35.644 Kasus Negatif (84,4 % perilaku yang ditunjukkan, termasuk
spesimen). 6.575 Kasus Konfirmasi perilaku pengasuhan anak mereka. Hal
(+327), 582 (8,9%) Kasus Meninggal. 686 ini didukung oleh studi korelasi tentang
(10,4%) Kasus Sembuh, 5.307 (80,7%) Hubungan Tingkat Kecemasan Orang Tua
Kasus Dalam Perawatan. 178.883 jumlah Dengan Pola Asuh Pada Anak Spektrum
ODP dan Jumlah ODP 15.646 jumlah PDP. Autisme di SLB Kota Bandung yang
Telah terkonfirmasi angka kesakitan dan mengatakan terdapat hubungan antara
kematian akibat COVID-19 ini pada anak- tingkat kecemasan orang tua dengan pola
anak. Berdasarkan pernyataan Ikatan asuh pada anak spektrum autism
Dokter Anak Indonesia (IDAI) terdapat (Atmadiyanti, 2018).
3.324 anak berstatus pasien dalam Studi pendahuluan telah dilakukan pada
pengawasan (PDP); 129 PDP meninggal 8 orang tua yang memiliki anak
dunia, dinyatakan positif 584 anak (14 prasekolah didapatkan data bahwa
diantaranya meninggal). Jumlah kematian mereka semua merasa cemas dengan
ini meningkat di Indonesia; 160 anak kesehatan dan keselamatan anaknya. Dua
meninggal berstatus PDP. IDAI orang mengatakan lebih mudah marah, 6
menyatakan angka tersebut diantaranya merasa takut terjadi hal yang
menunjukkan tingkat kematian anak buruk akibat pandemi. Dua orang
akibat COVID-19 tertinggi dibanding membuat beberapa schedule atau jadwal
negara-negara Asia Tenggara. yang harus dipatuhi anaknya seperti
Peningkatan ini menimbulkan kecemasan jadwal mandi, makan, asupan vitamin
baru untuk sebagian orang tua (KPAI, dan tidur. Enam orang tidak membuat
2020). jadwal kegiatan anak-anaknya. Lima
Belsky, (1984) mengatakan penyebab orang mengatakan lebih ketat dengan
kecemasan bisa karena pengetahuan pola makan anak. Mereka membuat
seseorang mengenai situasi yang sedang aturan supaya anaknya terhindar dari
dirasakannya, apakah situasi tersebut infeksi virus ini misalnya mengharuskan
mengancam atau tidak memberikan anaknya sering mencuci tangan,
ancaman, serta adanya pengetahuan melarang anaknya main ke luar rumah,
mengenai kemampuan untuk memakai masker saat keluar rumah.
mengendalikan diri (emosi serta fokus Tujuh diantaranya tidak memberikan
pada permasalahan). Oleh sebab itu hukuman pada pelanggaran, 1 orang

29
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

memberikan hukuman ringan degan cara sebayanya. Mereka mampu bersosialisasi


melarang anak main ke luar rumah lagi. sehingga antusias bermain bersama
Sementara berdasarkan observasi banyak teman, orang dewasa, dan kakak atau
anak prasekolah yang bebas bermain di adiknya. Semua tahapan tumbuh
luar rumah tanpa masker, bermain kembang ini harus terpenuhi secara
layangan serta bermain bola. optimal dengan bantuan pengasuhan
Berdasarkan observasi masih ada orang yang baik dan benar dari orang tua
tua yang membawa anaknya tanpa (Hurlock, 1993).
masker ke jalan raya dan pasar. Oleh karena itu, kecemasan orang tua
Surbakti (2012) mengatakan pengasuhan bisa saja berhubungan dengan
atau dalam istilah psikologinya adalah pengasuhan yang diberikan kepada anak
‘parenting’ adalah aktivitas mereka. Bagaimana gambaran kecemasan
mengembangkan dan mendidik, bukan dan bentuk-bentuk serta dimensi
hanya mengenai siapa yang melakukan. pengasuhan akan menjadi bahan kajian
Istilah parenting berarti juga serangkaian bagaimana seharusnya seorang perawat
kegiatan orang tua dalam menjalankan baik itu kekhususan komunitas maupun
perannya seperti merawat, memberikan anak membuat sebuah panduan
dukungan emosional, dan mengenai pengelolaan kecemasan dan
mensosialisasikan keterampilan dan nilai bentuk-bentuk pengasuhan yang tepat
agar anak dapat berfungsi sebagai bagi orang tua selama masa pandemi
anggota kelompok sosial. Dalam bahasa COVID – 19 ini berlangsung. Maka tujuan
Indonesia, kata mengasuh berarti metode umum dari penelitian ini adalah untuk
orang tua dalam memenuhi kebutuhan mengetahui hubungan kecemasan orang
fisiologis dan psikologis anak; tua dengan pengasuhan anak prasekolah
membesarkan anak berdasarkan standar di masa pandemi COVID -19. Sedangkan
dan kriteria yang diterapkan; tujuan khususnya adalah untuk
menanamkan dan memberlakukan tata memperoleh gambaran kecemasan dan
nilai. Dalam referensi lain, pengasuhan gambaran pengasuhan orang tua pada
diartikan sebagai segala kegiatan orang anak usia prasekolah di masa pandemi
tua/ pengasuh dalam menjalankan tugas COVID -19, serta melihat hubungan
serta tanggung jawab perkembangan antara kecemasan orang tua dengan
anak. Dengan kata lain menjadi salah satu pengasuhan anak prasekolah di masa
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pandemi COVID -19.
dan perkembangan anak (Hidayati, Penelitian ini menggambarkan
2010). kecemasan orang tua yang memiliki anak
Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 66 prasekolah pada saat pandemic COVID –
Tahun 2014 mengatakan bahwa nak usia 19, bagaimana pengasuhan yang mereka
prasekolah berusia 60 - 72 bulan. berikan berkaitan dengan pandemi
Beberapa cirinya meliputi fisik, motorik, COVID - 19 kepada anaknya serta adakah
intelektual, dan sosial. Ciri fisik yaitu hubungan antara kecemasan tersebut
otot–otot lebih kuat serta pertumbuhan dengan pengasuhan yang diberikan.
tulang menjadi besar dan keras. Mereka Tentu saja penelitian ini berbeda dengan
berlari, berjalan, memanjat, dan penelitian yang lain karena penelitian ini
melompat sebagai bagian dari mengaitkan kecemasan dan pengasuhan
permainan. Mereka mampu orang tua dengan situasi pandemi COVID
memanipulasi obyek kecil, menggunakan – 19 yang sedang terjadi.
balok–balok berbagai ukuran dan bentuk. Penelitian terkait yang mendukung yaitu:
Rasa ingin tahu mereka tinggi, emosi, iri, (1) Factors associated with depression,
dan cemburu dikarenakan mereka tidak anxiety, and PTSD symptomatology during
memiliki hal-hal yang dimiliki oleh teman the COVID-19 pandemic: Clinical

30
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

implications for U.S. young adult mental


health di Amerika Serikat. Responden Metode
melaporkan tingkat depresi yang tinggi Penelitian ini menggunakan pendekatan
sebanyak 43,3%, skor kecemasan tinggi cross sectional, dimana pengambilan data
45,4%, dan gejala PTSD tingkat tinggi dilakukan dalam satu waktu. Variabel
31,8% (Liu, Zhang, Wong, Hyun, dan mencakup karakteristik responden yaitu
Hahm (2020); (2) A longitudinal study on usia, jenis kelamin, pendidikan, jenis
the mental health of general population pekerjaan, dan pendapatan orang tua;
during the COVID-19 epidemic in China variabel independent yaitu kecemasan;
yang menggambarkan terjadinya dan dependent yaitu pengasuhan.
perubahan tingkat dampak psikologis, Populasinya adalah orang tua dengan
stres, kecemasan dan depresi pada anak pra sekolah. Consecutive sampling
populasi masyarakat China (Wang, et al, digunakan untuk pengambilan sampel
2020); (3) Risk and resilience in family dengan kurun waktu satu bulan.
well-being during the COVID-19 pandemic Pengumpulan data dilakukan melalui
di Washington menggambarkan bahwa google formulir. Alat ukur dengan
kesejahteraan keluarga mengalami Generalize Anxiety Disorder-7 (GAD-7)
gangguan. Hal tersebut terjadi karena Scale untuk mengukur kecemasan dan
orang tua harus melakukan segala kuesioner modifikasi yang dikembangkan
aktivitasnya di rumah dan anak oleh peneliti untuk mengukur
melakukan pembelajaran jarak jauh. pengasuhan. Kuesioner modifikasi
Dampak yang timbul yaitu ekonomi pengasuhan sudah dilakukan uji validitas
keluarga menurun dan stres pengasuhan dan reliabilitas kepada 20 responden
(Prime, Wade, & Browne, 2020); 4) dengan hasil valid dan reliabel.
Parenting in a time of COVID-19, Analisis data secara univariat dan
penelitian ini melaporkan bahwa bivariat. Analisis univariat meliputi
pandemi COVID-19 merubah kehidupan karakteristik responden (usia orang tua,
keluarga termasuk pengasuhan (Cluver, jenis kelamin orang tua, pendidikan
et al, 2020). orang tua, jenis pekerjaan orang tua)
Berdasarkan empat penelitian tersebut, yaitu dengan mean, standar deviasi dan
peneliti menggunakan variabel distribusi frekuensi, sedangkan
kecemasan orang tua dengan pengasuhan gambaran kecemasan dan pengasuhan
anak prasekolah di masa pandemi COVID- menggunakan distribusi frekuensi.
19 yang menjadi tujuan yang akan diteliti Analisis bivariat menggunakan uji chi
sebagai penelitian baru yang belum square. Penelitian ini telah melalui uji etik
pernah dilakukan di Indonesia maupun di penelitian oleh Komite Etik Penelitian
dunia. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju.

31
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Hasil

Tabel 1. Gambaran Kecemasan Orang Tua Dan Pengasuhan Orang Tua Anak Prasekolah
Di Masa Pandemi COVID-19 (n=191)

Variabel Jumlah Prosentase (%)


Kecemasan Orang Tua
Tidak Ada Cemas/Kecemasan Minimal 0 0,0
Kecemasan Ringan 8 4,2
Kecemasan Sedang 70 36,6
Kecemasan Berat 113 59,2
Pengasuhan Orang Tua
Pengasuhan Rendah 1 0,5
Pengasuhan Sedang 48 25,1
Pengasuhan Tinggi 142 74,3

Berdasarkan tabel 1. menggambarkan adalah pengasuhan tinggi sebanyak


bahwa mayoritas gambaran 142 responden (74,3%).
kecemasan orang tua berada pada
kategori kecemasan berat sebanyak
113 responden (59,2%), dan
mayoritas pengasuhan orang tua

Tabel 2. Hubungan Kecemasan Orang Tua Dengan Pengasuhan Orang Tua Anak
Prasekolah Di Masa Pandemi COVID-19 (n=191)

Variabel Pengasuhan Orang Tua Total Koefisien Nilai


Rendah Sedang Tinggi Korelasi p
Kecemasan Orang
Tua 0 0 0 0 0,588 0,000
Tidak Ada 1 2 5 8
Cemas/Kecemasan 0 42 28 70
Minimal 0 4 109 113
Kecemasan Ringan 1 48 142 191
Kecemasan Sedang
Kecemasan Berat
Total

Tabel 2. menggambarkan bahwa Pembahasan


terdapat hubungan antara kecemasan Berdasarkan hasil penelitian
orang tua dengan pengasuhan orang didapatkan mayoritas gambaran
tua pada anak prasekolah di masa kecemasan orang tua berada pada
pandemi COVID-19 (nilai p=0.000). kategori kecemasan berat sebanyak
Nilai koefisien korelasi penelitian ini 113 responden (59,2%). Gambaran
yaitu 0,558 artinya memiliki tingkat kecemasan yang didapat adalah; lebih
hubungan kuat dan searah dimana banyak orang tua yang merasa cukup
semakin berat tingkat kecemasan tidak tenang akan COVID-19,
orang tua maka semakin tinggi pula mayoritas mereka merasa cukup tidak
pengasuhan yang diberikan oleh orang dapat menghentikan atau
tua mengendalikan kekhawatiran akan
banyak hal, mayoritas agak terlalu
khawatir akan banyak hal, mayoritas
agak mengalami gangguan istirahat,
32
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

mayoritas sama sekali tidak merasa dimana penularannya sangat cepat


gelisah sehingga sulit untuk duduk sehingga WHO menetapkannya
diam, mayoritas agak menjadi mudah sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.
jengkel atau marah, mayoritas merasa Pandemi ini menjadi bencana yang
cukup takut jika sesuatu yang buruk mengkhawatirkan karena mendunia.
terjadi di masa pandemi COVID-19 ini. Menjadi sebuah situasi yang tidak
Setiyowati (2019) mengatakan bahwa menentu, tidak terukur dan tidak
kecemasan mirip dengan rasa takut tergambar kapan berakhirnya serta
tapi dengan fokus kurang spesifik bagaimana cara mengatasinya. Semua
serta khawatir tentang bahaya tidak baru dan membutuhkan penelitian-
terduga, sedangkan ketakutan penelitian yang cukup panjang sebagai
biasanya berupa respon terhadap pembuktian ilmiah.
beberapa ancaman langsung. Suatu Kecemasan disebabkan faktor
keadaan emosional negatif yang patofisiologis dan faktor situasional.
ditandai dengan adanya firasat dan Penyebabnya tidak spesifik bahkan
somatik ketegangan, seperti jantung bisa jadi tidak diketahui oleh individu.
berdetak kencang, berkeringat, serta Cemas bisa diekspresikan secara
sesak, muncul saat seseorang langsung melalui perubahan fisiologis
mengalami stress, perasaan tegang, dan perilaku, sedangkan secara tidak
khawatir dan disertai respon fisik langsung melalui timbulnya gejala dan
(jantung berdetak kencang, naiknya mekanisme koping sebagai upaya
tekanan darah, dan lain sebagainya). melawan kecemasan. Cemas muncul
Kecemasan bermanifestasi dalam karena situasi yang mengancam, dan
banyak cara, termasuk rasa takut akan merupakan reaksi normal dari stress
masa depan pada tingkat kognitif, (Nevid, 2009). Pandemi menyebabkan
ketegangan otot pada tingkat kecemasan pada banyak orang tua.
somatovisceral, dan penghindaran Bukan hanya terkait dengan keadaan
situasional pada tingkat perilaku ekonomi, pekerjaan, perubahan peran
(Dailey et al, 2014). Dapat disimpulkan dan lingkungan, perasaan tidak bebas
bahwa kecemasan menyebabkan bersosialisasi, kesehatan yang
bentuk respon diri negatif dan kurang terancam, juga cemas akan tumbuh
menyenangkan dengan tanda gejala kembang anak-anaknya.
fisik seperti jantung berdetak kencang, Kondisi bencana yang datang tiba tiba
berkeringat, dan kesulitan bernapas, dapat menyebabkan ketidaksiapan
tegang, khawatir sehingga seseorang menghadapinya baik secara fisik
harus berusaha dan terbebas dari maupun psikologis (Okazaki, 1997).
perasaan cemas ini. Secara umum kecemasan individu
Menurut Sarwono (2012) cemas pada masa pandemi COVID-19 adalah
adalah bentuk ketidakberanian kekhawatiran akan tertular COVID-
ditambah kerisauan terhadap hal-hal 19.18 Oleh karenanya peneliti
yang tidak jelas, ketakutan yang berasumsi bahwa orang tua yang
objeknya dan alasan tidak jelas pula. mempunyai kecemasan berat
Namun demikian peneliti berasumsi disebabkan karena khawatir akan
bahwa kondisi kecemasan berat yang tertular, baik itu dirinya sendiri dan
dialami dapat disebabkan oleh juga buah hatinya yang mereka asuh
pandemi COVID-19. Menurut WHO (Kartono, 1989).
(2019), COVID-19 merupakan virus Berdasarkan penelitian didapatkan
baru yang ditemukan pada tahun 2019 lebih banyak pengasuhan tinggi yaitu
dan belum pernah diidentifikasi 142 responden (74,3%); mayoritas
menyerang manusia sebelumnya orang tua selalu mengajarkan kepada

33
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

anaknya bagaimana mencuci tangan 6 rasa senang dengan permainan,


langkah yang baik dan benar, mereka sedangkan dalam aspek asuh yaitu
selalu mengajarkan kepada anaknya memastikan anak secara biologis dan
bagaimana memakai masker yang fisik terpenuhi asupan gizinya, tidak
baik, selalu mengajarkan kepada hanya agar berkembang secara
anaknya mengenai apa itu COVID-19 optimal tetapi juga agar anak
sesuai yang mereka fahami, selalu mempunyai daya tahan yang tinggi.
mengajarkan mengenai Pengasuhan berarti kegiatan yang
pencegahannya dan dampaknya, selalu bertujuan agar anak dapat bertahan
memberikan tambahan makanan, buah menghadapi tantangan dari
dan sayur yang baik untuk anaknya lingkungan serta berkembang sesuai
demi tidak tertular, sering melarang dengan tahap perkembangannya.
anaknya keluar rumah sebagian Tujuan dari pengasuhan yaitu: 1.
kadang-kadang membiarkan anaknya Menjamin kesehatan fisik (gizi dan
main ke rumah temannya, tidak kesehatan) serta kelangsungan hidup
pernah membiarkan anaknya main ke anak 2. Menyiapkan anak menjadi
tempat bermain, tidak pernah orang dewasa yang mandiri dan
memberi hukuman atas pelanggaran bertanggung jawab baik secara
jadwal kegiatan yang telah disepakati ekonomi, sosial dan moral. 3.
bersama anaknya, sering membuat Mendorong perilaku positif, termasuk
kegiatan yang menyenangkan (seperti penyesuaian diri, kemampuan
permainan) bersama anaknya di intelektual, dan bersosialisasi dengan
rumah, mayoritas selalu mengajarkan orang lain agar dapat bertanggung
anaknya untuk berdoa dalam situasi jawab dan bermanfaat bagi lingkungan
apapun termasuk dalam situasi sekitar. Keterlibatan dalam parenting
pendemi COVID-19, selalu menjawab anak mengandung aspek waktu,
setiap pertanyaan mengenai COVID-19 interaksi, komunikasi, perhatian,
dari anaknya sesuai kemampuan, kontrol positif, afek positif, proteksi
mayoritas selalu menenangkan anak yang tidak berlebihan, dan tiadanya
saya apabila dia terlihat khawatir hukuman fisik (Sarwono, 2012).
mengenai berita COVID-19 saat ini. Secara etimologi, pengasuhan berasal
Penelitian ini menunjukan bahwa dari kata “asuh” yang artinya
orang tua tetap berusaha pemimpin, pengelola, pembimbing,
melaksanakan praktik pengasuhan sehingga “pengasuh” adalah orang
anaknya secara optimal baik dalam yang melaksanakan tugas
aspek asah, asih, dan asuh. Dalam membimbing, memimpin atau
aspek asah berarti mereka berusaha mengelola. Pengasuhan yang
memberikan stimulasi kognisi yang dimaksud disini adalah mengasuh
tepat bagi anaknya, misalnya anak. Mengasuh anak adalah mendidik
mengajarkan protokol kesehatan, dan memelihara anak, seperti
mengajarkan apa itu COVID-19 dan mengurus makannya, minumnya,
dampaknya bagi kehidupan. Dalam pakaiannya dan kebersihannya dalam
aspek asih berarti mereka berusaha periode pertama sampai dewasa
memberikan kasih sayang dan (Hasan, 2009). Pengasuhan orang tua
kenyamanan bagi anaknya agar adalah pola interaksi anak dengan
perkembangan sosial dan emosi tetap orang tua yang meliputi bukan hanya
berkembang dengan baik misalnya pemenuhan kebutuhan fisik (makan,
mengajarkan untuk senantiasa berdoa, minum, pakaian, dan lain sebagainya)
menenangkan anaknya, menjawab dan kebutuhan psikologis (afeksi atau
setiap pertanyaan dan memberikan perasaan), tetapi juga norma-norma

34
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

yang berlaku di masyarakat agar anak yang terkait dengan anak-anak,


dapat hidup selaras dengan kekhawatiran tentang perilaku atau
lingkungan (Gunarsa, 2002). Dengan masalah kesehatan, kesulitan dalam
demikian, pengasuhan sifatnya sangat pendidikan, dan bahkan tugas sehari-
kompleks dan harus dipenuhi dengan hari, semua dapat menyebabkan
baik oleh orang tua kepada anaknya mereka mengalami stress (Hidayat,
agar supaya anak dapat tumbuh dan 1998).
berkembang dengan maksimal di Menurut Saddock (2010), kecemasan
seluruh tahapan kehidupannya. normal terjadi dan merupakan
Sesuai dengan hasil penelitian didapat respons terhadap situasi tertentu yang
bahwa orang tua menerapkan mengancam. Diawali dari situasi yang
pengasuhan yang tinggi (terbaik) mengancam sebagai suatu stimulus
dalam meningkatkan atau yang berbahaya (stressor). Pada
mengembangkan kemampuan anak tingkatan tertentu kecemasan dapat
yang dilandasi dengan kasih dan menjadikan seseorang lebih waspada
sayang. Orang tua diharapkan menjadi (aware) terhadap suatu ancaman,
role model dalam beradaptasi dengan karena jika ancaman tersebut dinilai
kondisi yang ada sehingga tidak membahayakan, maka seseorang
kemampuan anak dapat dicapai tidak akan melakukan pertahanan diri
dengan maksimal. Keluarga (self defence). Apabila kecemasan ini
merupakan “jaringan sosial” yang dikelola dengan baik dan menjadi
terpenting bagi anak pada masa-masa sebuah kewaspadaan maka sejatinya
awal kehidupan. Sehingga hubungan orang tua dapat membuat beberapa
dengan keluarga merupakan landasan atisipasi terkait dengan keadaan yang
bagaimana bersikap terhadap orang, menurutnya mengancam anaknya.
benda dan kehidupan secara umum Mereka dapat membuat perencanaan
(Hasan, 2009). dalam perilaku pengasuhan selama
Banyak faktor yang mempengaruhi masa pandemi berlangsung. Perawat
mengapa gambaran pengasuhan ini bisa mengajarkan mereka mengenal
cenderung tinggi, yang menarik adalah tanda gejala kecemasan sehingga
bahwa hubungan antara kecemasan mereka bisa aware atau waspada saat
orang tua dengan pengasuhan orang salah satu dari gejala itu muncul. Saat
tua pada anak prasekolah di masa gejala terdeteksi mereka bisa
pandemi COVID-19 memiliki nilai mengambil keputusan untuk sebuah
koefisien korelasi 0,558 artinya tindakan, apakah akan konsultasi atau
memiliki tingkat hubungan kuat dan mengatasinya sendiri. Mereka dapat
searah dimana semakin berat tingkat berkonsultasi pada tenaga kesehatan
kecemasan orang tua maka semakin atau profesi lain yang bisa membantu
tinggi nilai pengasuhan orang tua. mengatasi masalah yang diatasi.
Menurut Gunarsa (2002), sebenarnya, Berbagai macam terapi komplementer
dalam berbagai situasi hidup yang pun bisa diajarkan oleh seorang
dilaluinya, orang tua selalu mengalami perawat kepada mereka sebagai
kecemasan berkaitan dengan anak- bentuk preventif terjadinya stres dan
anaknya. Sejak masa kehamilan kecemasan yang berkepanjangan.
bahkan sampai masa melepas anak- Terapi relaksasi nafas dalam, terapi
anak untuk mandiri menikah dan murottal, terapi Herbert Benson, Guide
bekerja. Bahkan di saat terbaik, saat Imagery, ataupun hipnoterapi. Perawat
tidak ada pandemi, banyak diantara bisa mengajarkan mereka bagaimana
mereka mengalami stres khususnya membuat schedule atau jadwal harian
terkait dengan peran mereka. Apapun anak sehingga target pengasuhan

35
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

dapat tercapai dengan optimak serta (pembelajaran jarak jauh/PJJ),


perkembangan pun terpenuhi. melakukan perkerjaan rumah dan
Kecemasan kadang berasal dari bahkan sebagian harus beradaptasi
persepsi terhadap kejadian yang tidak dengan penghasilan dan kondisi
terkendali (uncontroled), yang ekonomi yang berubah entah karena
menyebabkan seseorang kemudian PHK atau usahanya mengalami
akan fokus pada tindakan yang kebangkrutan. Sementara itu, mereka
terkendali (Shin & Newman, 2019). pun butuh bersosialisasi dan
COVID-19 menyebabkan stres berkembang sesuai dengan tahapan
tersendiri bagi setiap individu, orang perkembangannya.
tua dan keluarga, serta risiko yang Tingkat hubungan yang kuat antara
bersifat kumulatif seperti stres terkait kecemasan orang dengan pengasuhan
sosial, ekonomi, dan kesehatan. WHO orang tua sesuai dengan prediksi
(2020) menyatakan situasi ini dapat peneliti di awal penelitian ini. dimana
berdampak negatif jangka panjang semakin tinggi kecemasan orang tua di
pada kondisi psikologis dan ada masa pandemi ini maka praktik
kebutuhan untuk berinvestasi dalam pengasuhan orang tua makin tinggi
layanan kesehatan mental dan layanan pula. Hal ini memungkinkan terjadi
lainnya. Dalam berbagai media dapat jika mengacu pada dalam penelitian
dilihat bagaimana orang di seluruh Drake dan Ginsburg (2012) yang
dunia dapat menunjukkan berbagai mencoba membandingkan praktik
gejala gangguan psikologis akibat pengasuhan ibu yang mengalami
pandemic bahkan beberapa kejadian kecemasan dengan Ibu yang tidak
bunuh diri dikaitkan dengan depresi mengalami kecemasan, hasilnya
mendapatkan hasil yang positif dari menunjukan ibu yang mengalami
PCR. Pengalaman pribadi terkait kecemasan akan menunjukan perilaku
diagnosis, kematian kenalan, serta pengasuhan yang berbasis pada
stres berhubungan dengan kecemasan (anxiety model based).
peningkatan risiko gejala gangguan Pengasuhan yang berbasis pada
emosional yang sangat tinggi dan kecemasan akan menunjukan
pandemi ini dapat meningkatkan kecenderungan orang tua menjadi
permintaan akan layanan kesehatan kurang hangat, kontrol yang berlebih,
mental (Prime & Browne, 2020). dan menjadi lebih kritis. Di penelitian
Saat ini ada beberapa tugas orang tua lain Ginsburg, Grover, Cord, dan
antara lain hidup berkeluarga dan Lalongo (2006) melakukan
bertanggung jawab sebagai warga pengukuran melalui observasi kepada
negara. Hidup berkeluarga tidaklah ibu degan kecemasan dan ibu yang
mudah, banyak sekali tugas yang harus tidak mengalami kecemasan dengan
dikerjakan oleh mereka. Memahami subyek penelitian pada komunitas
bagaimana memperkuat mereka dan keluarga Afrika Amerika menunjukan
keluarga dalam situasi ini, di mana hasil yang sama dengan penelitian
mereka bertujuan melindungi anak- sebelumnya yaitu ibu dengan
anak karena kemungkinan efek kecemasan akan menunjukan perilaku
pandemi di masa depan akan pengasuhan yang lebih terkontrol dan
mempengaruhi kemanusiaan (Shahyad lebih kritis terkait dengan
& Mohammadi, 2020). Mereka pertumbuhan dan perkembangan anak
tentunya membutuhkan pembelajaran anaknya.
dan adaptasi yang cepat dan baik. Dengan demikian, bagi orang tua yang
Bekerja di rumah, menemani anak mempunyai nilai kecemasan yang
belajar dari rumah secara daring tinggi walaupun menunjukan kondisi

36
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

stress yang lebih dan secara semakin tinggi nilai pengasuhannya.


kehangatan mungkin lebih menurun Walaupun demikian kecemasan
pada anak usia dini tetapi mereka, mereka tetap harus berada dalam
dalam pengasuhannya akan lebih kecemasan yang tidak berlebihan
sadar, lebih kritis pada kondisi yang supaya anak tumbuh tidak menjadi
dapat mengganggu dan ada pribadi yang mudah cemas.
kecenderungan untuk lebih
mengkontrol segala aspek perihal
pertumbuhan dan perkembangan Referensi
anaknya. Kondisi psikologis tersebut Abidin, R. R. (1997). Parenting Stress
tentunyan akan mendorong mereka Index: A measure of the parent–child
yang cemas untuk melakukan praktik system. In C. P. Zalaquett & R. J. Wood
pengasuhan yang lebih tinggi secara (Eds.), Evaluating stress: A book of
kuantitas maupun kualitasnya kepada resources (pp. 277–291). Scarecrow
anak anaknya. Tentunya pengasuhan Education.
ini dengan tujuan anak tumbuh dan Atmadiyanti, A. L., Sriati, A.,
berkembang lebih baik, lebih sehat, Nurhidayah, I. (2018). Correlation
lebih mempunyai daya tahan tubuh between parents anxiety level with
yang lebih optimal serta terhindar dari parenting styles in autism spectrum
penularan virus ini. children at Special-Educational-Needs
Sebagai catatan peneliti, walaupun (SEN) school students Bandung. Jurnal
kecemasan akan mendorong orang tua Keperawatan, 9(1), 1-10.
menjadi lebih tinggi praktik https://doi.org/10.22219/jk.v9i1.504
pengasuhan anaknya namun tetap 5
kecemasan tersebut harus dalam Beaudreau, S. A., & O'Hara, R. (2009).
kondisi yang normal atau tidak The association of anxiety and
berlebih. Mereka yang cemas yang depressive symptoms with cognitive
berlebih akan menyebabkan anak performance in community-dwelling
tumbuh menjadi pribadi yang cemas older adults. Psychology and Aging,
juga. Woodruff-Borden, Morrow, 24(2), 507–
Bourland, & Cambron (2002) 512. https://doi.org/10.1037/a00160
menyatakan bahwa orang tua dengan 35
kecemasan yang berlebih akan Belsky, J. (1984). The determinants of
menularkan kecemasannya pada anak parenting: A process model. Child
sehingga anak menjadi pribadi yang Development, 55(1), 83–
mudah cemas. Karenanya, perlu 96. https://doi.org/10.2307/1129836
kiranya penelitian lebih lanjut agar Cluver, L., Lachman, J. M., Sherr, L.,
mereka dapat mengelola tingkat Wessels, I., Krug, E., Rakotomalala, S.,
kecemasan secara baik, tidak menjadi Blight, S., Hillis, S., Bachman, G., Green,
orang tua yang tidak aware yang O., Butchart, A., Tomlinson, M., Ward,
cemas berlebihan dalam menghadapi C. L., Doubt, J., & McDonald, K. (2020).
kondisi pandemi ini. Parenting in a time of COVID-
19. Lancet (London,
Kesimpulan England), 395(10231), e64.
Berdasarkan penelitian disimpulkan https://doi.org/10.1016/S0140-
bahwa terdapat hubungan antara 6736(20)30736-4
kecemasan orang tua dengan Dailey, S., Gill, C., Karl, S., Barrio
pengasuhan pada anak prasekolah di Minton, C. A. (2014). Historical
masa pandemi COVID-19. Semakin underpinnings, structural alterations
berat tingkat kecemasan mereka maka and philosophical changes: Counseling

37
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

practice implications of the DSM-5. The Nevid, J. S. (2009). Psikologi abnormal


Professional Counselor, 4(3), 166-178. (5nd ed). Jakarta: Erlangga.
Available at: Okazaki, S. (1997). Sources of ethnic
https://nsuworks.nova.edu/cps_facart differences between Asian American
icles/1523 and White American college students
Drake, K. L., & Ginsburg, G. S. on measures of depression and social
(2011). Parenting practices of anxious anxiety. Journal of Abnormal
and nonanxious mothers: a multi- Psychology, 106(1), 52–
method, multi-informant 60. https://doi.org/10.1037/0021-
approach. Child & Family Behavior 843X.106.1.52
Therapy, 33:4, 299- Prime, H., Wade, M., & Browne, D. T.
321, DOI: 10.1080/07317107.2011.62 (2020). Risk and resilience in family
3101 well-being during the COVID-19
Ginsburg, G. S., Grover, R. L., Cord, J. J., pandemic. American Psychologist,
& Lalongo, N. (2006). Observational 75(5), 631-643.
measures of parenting in anxious and http://dx.doi.org/10.1037/amp00006
nonanxious mothers: Does type of task 60
matter?, Journal of Clinical Child & Sadock, J. B., & Sadock, A. V. (2010).
Adolescent Psychology, 35:2, 323- Buku ajar psikiatri klinis (2nd ed).
328, DOI: 10.1207/s15374424jccp350 Jakarta: EGC.
2_16 Sarwono S. W. (2012). Pengantar
Gunarsa, S. D. (2002). Psikologi psikologi umum. Jakarta: Rajawali Pers.
perkembangan anak dan remaja. Setiyowati, I. (2019). Cognitive
Jakarta: Gunung Mulia. restructuring untuk pengendalian
Hasan, M. (2009). Pendidikan anak usia kecemasan pada lansia. Prosiding
dini. Yogjakarta: Diva Press. Seminar Nasional & Call Paper
Hidayat, A (1998). Televisi dan Psikologi Sosial 2019 Psikologi Sosial Di
perkembangan sosial anak. Era Revolusi Industri 4.0: Peluang &
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Tantangan, 90-94.
Hidayati, Z. (2010). Anak saya tidak http://fppsi.um.ac.id/wp-
nakal. Yogyakarta: PT Bintang Pustaka. content/uploads/2019/07/Iin-
Hurlock, E. B. (Ed). (1993). Setiyowati.pdf
Perkembangan anak (Penerjemah: Shahyad, S., & Mohammadi, M. T.
Meitasari Tjadrasa) (6nd ed.). Jakarta: (2020). Psychological impacts of
Erlangga. covid-19 outbreak on mental health
Kartono K. (1989). Hygiene mental dan status of society individuals: A
kesehatan mental dalam Islam. narrative review. Journal of Military
Bandung: Mandar Maju. Medicine. 22 (2) :184-192.
KPAI. (2020). Report KPAI: Komisi http://militarymedj.ir/article-1-2479-
Perlindungan Anak. Jakarta: KPAI. en.html
Liu, C. H., Zhang, E., Wong, G. T.F., Shin, K. E. & Newman, M. G. (2019).
Hyun, S., Hahm, H. C. (2020). Factors Self- and otherperceptions of
associated with depression, anxiety, interpersonal problems: effects of
and PTSD symptomatology during the generalized anxiety, social anxiety, and
COVID-19 pandemic: Clinical depression. Journal of Anxiety Disorder,
implications for U.S. young adult 65, 1–10.
mental health, Psychiatry Research, https://doi.org/10.1016/j.janxdis.201
290, 113172. 9.04.005
https://doi.org/10.1016/j.psychres.20 Surbakti, F. B. (2012). Parenting anak-
20.113172. anak. Jakarta: PT. Elex Media.

38
Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas Volume 5 No 2, Hal 28 - 39, November 2021 E- ISSN 2621-3001
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Wang, C, et al. (2020). A longitudinal


study on the mental health of general
population during the COVID-19
epidemic in China. Brain, Behavior, and
Immunity, 87(028), 40-48.
https://doi.org/10.1016/j.bbi.2020.04
.028
WHO. (2020). Coronavirus disease
COVID-2019. Vol. 142, World Helath
Organization
Woodruff-Borden, J., Morrow, C.,
Bourland, S., & Cambron, S. (2002) The
Behavior of Anxious Parents:
Examining Mechanisms of
Transmission of Anxiety From Parent
to Child, Journal of Clinical Child &
Adolescent Psychology, 31:3, 364-
374, DOI: 10.1207/S15374424JCCP31
03_08

39

You might also like