Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
SHOPIA PRIYATNA
NIM. P07124119087
1
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN KASUS
Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus untuk laporan dokumentasi
kompetensi dengan judul “Dokumentasi asuhan kebidanan kesehatan reproduksi
dengan kista ovarium di ruang poli ginekologi Di RSUD Sultan Suriansyah
Banjarmasin Tahun 2022”
Nama : Ny.E
Hari/Tanggal : Sabtu,26 Februari 2022
Alamat : jl kuin selatan gg tiga roda RT 003 RW 001
Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas pembuatan laporan
dokumentasi kompetensi pada PKK III, oleh :
Mahasiswa,
Shopia priyatna
NIM.P07124119087
Mengetahui,
Pembimbing II,
2
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS
Nama : Ny.E
Umur : 29 Tahun
Untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan III
dengan judul " Dokumentasi Asuhan Kebidanan kesehatan reproduksi dengan kista
ovarium di ruang poli ginekologi RSUD Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin Tahun
2022" oleh :
NIM : P07124119087
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “Dokumentasi
Asuhan Kebidanan kesehatan reproduksi dengan kista ovarium di ruang poli
ginekologi RSUD Sultan Suriansyah Kota Banjarmasin Tahun 2022 ” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas praktik klinik kebidanan III.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing praktik klinik kebidanan
Ibu Lili Sya’ida, A.M.Keb yang telah memberikan bimbingan selama melakukan
praktek di RSUD Sultan Suriansyah serta arahan dalam menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari selama melakukan penyusunan laporan ini banyak
menemukan kesulitan dan hambatan, namun atas segala bantuan dan bimbingan serta
arahan dari berbagai pihak saya mampu menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kista ovarium merupakan kasus ginekologi (penyakit yang ada pada rahim,
vagina dan ovarium atau sistem reprosuksi wanita) terbanyak dari sekian
banyak kanker ginekologi. kista ovarium merupakan penyakit yang banyak
menyebabkan kematian. Kematian yang tinggi tersebut disebabkan karena
kista ovarium ini awalnya bersifat asimptomatik (penyakit yang penderitanya
tidak merasakan gejala awal) dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah
terjadi metastasis (penyebaran kanker pada organ lain), karena sebab itu
kebanyakan penderita (60%-70%) mereka melakukan pemeriksaan setelah
stadium akhir.
Kista ovarium adalah kantong yang berisi cairan kental yang tumbuh di
ovarium dan bisa juga di sekitar ovarium. Ada jenis pengkelompokan kista
yaitu kista nonneoplastik dan kista neoplastik. Kista nonneoplastik yaitu kista
yang bersifat jinak dan biasanya kista tersebut akan mengempes setelah 2 atau
3 bulan, sedangkan kista neoplastik biasanya penderita harus dioprasi tetapi
tergantung juga pada ukuran dan sifat kista tersebut (Maharani, 2010)
Gejala kista ovarium yang disebut silent killer atau penyakit yang secara
diam-diam sebenarnya sudah menyebar tetapi penderita tidak bisa merasakan
karena kista ovarium tersebut tidak menunjukkan gejala awal hingga biasanya
penderita menyadari setelah kista ovarium tersebut sudah terasa atau
membesar , karena gejala yang tidak begitu terasa pada awal dan baru
ketahuan setelah membesar itulah yang menjadikan kista ovarium tersebut
berbahaya karena lama kelamaan kista ovarium tersebut bisa berubah atau
meningkat menjadi kanker. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya kista
atau kanker ovarium sebaiknya memeriksakan keseluruhan organ intim
beberapa tahun sekali untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka Rumusan masalah dalam asuhan
ini adalah bagaimana asuhan kebidanan pada ibu dengan kista ovarium di
RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin tahun 2022.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan yang tepat untuk menangani
masalah pada kasus kegawatdaruratan dengan kista ovarium di RSUD
Sultan Suriansyah Banjarmasin Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. E
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. E
c. Mampu menegakkan analisa pada Ny. E
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada Ny. E
e. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. E
D. Manfaat
A. Manfaat Teoristis
Dapat menambah wawasan dalam kebidanan khususnya dalam
penanganan kegawatdaruratan Maternal dengan kista ovarium.
B. Manfaat Praktik
Sebagai sarana untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal dengan kita
ovarium.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kista ovarium adalah kantong tertutup berdinding membran
yang berlapis epitel dan cairan atau semi cairan dengan berbagai
bentuk, permukaan bisa rata, halus, licin da nada yang dapat di
gerakan atau tidak tumbuh didalam rongga ovarium (prawirohardjo,
2018).
B. Etiologi
Menurut faisal(2008), factor-faktor yang dapat menimbulkan
gejala kista, meliputi:
1. Gaya hidup tidak sehat (konsumsi makanan yang banyak
mengandung lemak dan kurang serat, zat tambahan pada makanan,
kurang olahraga, merokok dan konsumsi alcohol, terpapar dengan
polusi dan agen infeksius, stress).
2. Faktor genetic ( dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi
memicu kanker yaitu di sebut protoonkogen yang karena suatu
sebab tertentu misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen,
polusi atau terpapar zat tertentu atau karena radiasi protoonkogen
ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu zat pemicu kanker.
8
C. Tanda dan Gejala kista Ovarium
Menurut Cynthia (2010), kista ovarium terdeteksi hanya sekitar 10%
dari kista ovarium yang terdeteksi pada stadium awal, keluhannya
biasanya nyeri daerah abdomen di sertai keluhan-keluhan:
1. Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga
abdomen.
2. Gangguan system gastrointestinal : kontipasi, mual, rasa penuh,
hilangnya nafsu makan.
3. Gangguan system urinaria.
4. Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis.
5. Menstruasi tidak teratur.
6. Lelah.
7. Keluarnya cairan abnormal pervaginam
8. Nyeri saat berhubungan seksual.
9. Penurunan berat badan.
1. Kista folikel
Kista folikel berembang pada wanita muda sebagian akibat folikel de
graft yang matang karena tidak dapat menyerap cairan setelah
ovulasi. Kista ini biasanya asimptomotik kecuali robek. Dimana
kasus ini paraf jika terdapat nyeri panggul. Jika kista tidak robek,
biasanya menyusut setel 2-3 kalisiklus menstuasi.
2. Kista Corpus Luteum
Terjadi setelah ovulasi dank arena peningkatan sekresi dari
progesterone akibat peningkatan cairan di korpus luteum di tandai
dengan nyeri, tendenderris pada ovary, keterlambatan mens dan atau
siklus mens tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat
mengikabatkan hemorage intraperitoneal. Biasanya kista corpus
luteum hilang dalam siklus 1-2 kali menstruai.
3. Syndrome Rolycystik Ovarium
Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen
yang terlalu tinggi, testogen dan lituinzing hormone dan penurunan
9
sekresi FSH. Tanda dan gejala terdiri obesitas, hisurism (kelebihan
rambut di badan) mens tidak teratur, infertelitas.
4. Kista Theca-Lutein
Biasanya bersama dengan mola hydatidosa. Kista ini berkembang
akibat lamanya stimulasi ovarium dari human chorionic
gonadothropin (HCG).
E. Komplikasi
Menurut wiknjosastro (2010) kemungkinan komplikasi yang terjadi
akibat kista ovarium adalah:
1. Perdarahan dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-
angsur menyebabkan pembesaran kista dan hanya menimbulkan gejala-
gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika pendarahan terjadi dalam
jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang
menimbulkan nyeri perut.
2. Torsio putaran tungkai dapat terjadi pada kista yang berukuran
diameter 5 cm atau lebih. Putaran tungkai menyebabkan gangguan
sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total.
3. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada
perut dan dapat menekan vesika urinaria sehingga terjadi
ketidaknyamanan.
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Cynthia (2010), pemeriksaan penujang meliputi:
1. Pap smear: untuk mengetahui dispolosia seluler menunjukan
kemungkinan adanya kanker/kista.
2. Ultrasound/ CT scan: membantu mengidentifikasi ukuran atau lokasi
massa.
3. Laparoskopi: dilakukan untuk melihat tumor, perdarahan, perubahan
endometrial.
4. Hitung darah lengkap : penurunan Hb dapat menunjukan anemia, kronis
sementara penurunan Ht menduga kehilangan darah aktif, peningkatan
SDP dapat mengindikasikan proses inflamasi/infeksi.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kista ovarium menurut sarwono (2011) yaitu:
1. Pendekatan
10
Jika wanita usia reproduksi yang masih inginhamil, berovulusi teratur dan
bergejala, dan hasil USG menunjukan kista berisi cairan, dokter tidak
memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan
USG ulangan secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista
membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita
pascamenoupose jika kista berisi cairan dan diameternya kurang dari 5
cm.
2. Pil kontrasepsi
Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang di gunakan untuk
mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi
peluang pertumbuhan kista.
3. Pembedahan
Jika kista tidak hilang setelah beberapa periode menstruasi, semakin besar,
lakukan pemeriksaan ultrasound, pada masa postmenoupose, dokter harus
segera mengangkatnya ada 2 buah tindakan bedah yang utama yaitu
laparoskopi dan laparotomy.
11
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN KISTA OVARIUM DI RUANG
POLI GINEKOLOGI DI RSUD SULTAN SURIANSYAH
BANJARMASIN
Pengkajian
Hari/ tanggal : Senin, 28 Februari 2022
Pukul : 09.00 wita
Identitas
ISTRI SUAMI
Nama Ny. E Tn. S
Umur 29 tahun 31 tahun
Pekerjaan IRT WIRASWASTA
Pendidikan SMA SMA
Agama Islam Islam
Suku/ bangsa Jawa Jawa
Alamat Jl. Kuin Selatan GG Tiga Roda
Prolog
12
Data subjektif
Pasien merasa pusing dan nyeri pada abdomen bagian bawah hingga ke pinggang
sejak pukul 05.00 wita
Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darh: 110/80 mmHg, Nadi:
82 x/menit, respirasi: 20x/menit , Suhu: 36,6℃, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, pada leher tidak teraba pembesaran kelenjar teroid, vena jugularis dan
pembuluh limfe. TFU 3 jari di atas simpisis teraba massa sebesar telur ayam
kampung. USG: Kista ovarium.
Analisa
Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum ibu baik, ibu
mengerti.
2. Berkolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk menjelaskan:
a. Hasil pemeriksaan USG: terdapat massa dibagian kanan bawah perut ibu
yang merupakan kista ovarium, nyeri perut yang ibu rasa merupakan
peradangan pada kista, tindakan atau penanganan kista dengan laparatomi.
(ibu mengerti dan bersedia).
b. Menjelaskan kepada ibu prosedur laparastomi yaitu pembedahan pada
bagian perut untuk mengangkat kista, serta menjelaskan pengalaman
terdahulu tentang pembedahan laparatomi bahwa banyak yang berhasil
dalam penanganan kista, untuk memberi dukungan mental kepada ibu agar
tenang dan tidak khawatir. ( ibu merasa tenang).
3. Menyiapkan dan memberikan ibu informant consent untuk dilakukan tindakan
laparatomi. (ibu setuju untuk dilakukan tindakan laparatomi dan sudah
mengisi form untuk tindakan operasi laparatomi).
4. Memberikan KIE pre operasi:
a. Menganjurkan ibu untuk makan 3 kali sehari dengan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang dan berserat tinggi seperti sayur, buah-buahan
atau sereal gandum untuk melancarkan pencernaan menjaga stamina untuk
persiapan laparatomi. (ibu mengerti).
b. Menganjurkan ibu untuk minum air putih 6-8 gelas sehari.(ibu mengerti).
13
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu 7-8 jam pada malam
hari dan 1 jam pada siang hari. (ibu mengerti dan bersedia melakukannya).
5. Mengarahkan ibu ke petugas administrasi untuk menentukan jadwal operasi
ibu.
\
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. RSUD Sultan Suriansyah
Mempertahankan kualitas pelayanan yang dilakukan terhadap pasien agar
masyarakat tetap mempercayai kinerja RSUD sesuai standar.
15
2. Klien dan keluarga
Klien dan keluarga hendaknya mampu memahami tanda bahaya kista
ovarium.
16
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, ida Ayu Chandranita. Dkk. 2010. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan,
Prawirohardjo: Jakarta
17