aCe MSSM LEME CMU ran CoM INST Cy
Noell eneer
Saeed
ae
esa
1K
Fe |
he)
iad———~ Bj SEJARAH SINGKAT
PERJUANGAN PEMBENTUKAN KABUPATEN
KEPULAUAN SULA
Deccan Otonomi Kabupaten Kepulauan Sula terbentuk berdasar Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor ; 1 Tahun 2003; (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor : 21 Tahun 2003 tanggal 23 Februari 2003), bersamaan dengan
pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan,
Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan di Provinsi Maluku Utara.
Cikal bakal perjuangan pembentukan Kabupaten ini dimulai Tahun 1953.
Penggeraknya adalah YUSUF MAYAU dari partai MASUMI dan H. ADAM
YOISANGAD)I dari Partai PNI. Analisa mereka pada waktu itu bahwa Pemilu |
(Pertama) Partai MASUMI yang akan menang. Maka pada Tahun 1953 mereka
mengundang Ketua Umum Partai MASUMI Pusat (MUHAMAD NATSIR) untuk
datang ke Sanana. Dan analisa merekapun benar adanya, hasil pemilihan umum
pertama di awal tahun 1955 Partai MASUMI sebagai pemenang dengan Ir.
SOEKARNO sebagai Presiden R.1 pertama dan OR. MUAHAMMAD HATTA sebagai
wakil Presiden R.I pertama dari Partai MASUMI serta MUHAMAD NATSIR sebagai
perdana Menteri pertama dikabinet MASUMI tersebut.
Pada Tahun 1954 Presiden Republik indonesia ir. Soekarno berkunjung ke
Kabupaten Maluku Utara, menyinggahi beberapa Wilayah KPS di Maluku Utara,
kecuali Wilayah KPS Sanana yang meliputi Wilayah Kepulauan Sula. Hal ini
menyebabkan Masyarakat Sula merasa tidak diperhatikan oleh Pemerintah
Kabupaten Tingkat II Maluku Utara pada waktu itu. Pada Tahun 1955 Masyarakat
bersepakat mengutus dua orang Putra Sula, masing-masing H. ADAM
YOISANGADJI dan YUSUF MAYAU menghadap Presiden Soekarno sekaligus
meminta kesediaan beliau untuk mengunjungi Kepulauan Sula. Karena sesuatu
SKJARAM SINGKAT Phalangan, Presiden Soekarno mengizinkan Wakil Persiden Drs. Moh. Hatta untuk
berkunjung secara khusus ke Sanana pada bulan Juli 1955.
Kunjungan Wakil Presiden RI ke Sanana pada tahun 1955 inilah merupakan
momentum sejarah sekaligus peluang bagi masyarakat Kepulauan Sula untuk
menyuarakan Pemekaran Wilayah menjadi suatu Kabupaten Daerah Tingkat Il.
Selain mendengar dan menerima aspirasi masyarakat, Wakil Presiden juga
melakukan peletakan batu Pertama Pembangunan Gedung SGB (Sekolah Guru
Bantu) Sanana yang berlokasi di Desa Fatce Kecamatan Sanana, dan perjalanan
panjang sejarahnya, Gedung SGB ini akhirnya berubah nama dan fungsi sebagai
SMA Negeri 1 Sanana hingga kini.
Momentum Tahun 1953 sampai 1957 sangat menguntungkan perjuangan
pembentukan Daerah Tingkat I! Kepulauan Sula namun di Tahun 1956 dan Tahun
1957 situasi Negara tidak kondusif, Owi Tunggal Soekarno dan Hatta ada
perbedaan pendapat sehingga pada Tahun 1957 Musyawarah Nasional Partai
MASUMI di Surabaya Memutuskan Partai MASUMI membubarkan diri. Dari
peristiwa tersebut maka perjuangan pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat Il
menjadi tersendat-sendat namun bara juang itu tak pernah padam. Berbaringan
dengan itu pula di awal tahun 1957 rakyat Kabupaten Maluku Utara menuntut
Pembentukan Daerah Swantantra Tk | atau Propinsi Maluku Utara bersamaan
Pembentukan Daerah - Dearah Tk. Il termasuk Tk. Il Kabupaten Sula
Kepulauan. Masyarakat Kepulauan Sula saat itu menolak tegas upaya
pembentukan Propinsi Maluku Utara. Karena pada prinsipnya, rakyat Sula
menghendaki pemekaran kabupaten wajib didahulukan dari Pemekaran Propinsi.
Pada Tahun 1958 secara kebutulan bertemu 4 (empat) Putra Sula yaitu
USMAN DAENG HANAFI, M. NUR GAILEA, HAYATUDDIN SYAHLAN dan KADIR
WANBOKO di kota Malang tepatnya di Hotel Singosari lalu mereka berbincang
bagaimana bisa melanjutkan perjuangan pembentukan Daerah Tingkat |! Sula
SHJARAM SINGEAT PKepulauan yang terhenti di Tahun 1957. kemudian mereka bersepakat
melanjutkan perjuangan tersebut dengan membentuk suatu wadah persatuan
yang dikenal dengan nama Singosari Agrement atau Kesepakatan Singosari; yang
isinya adalah Melanjutkan Perjuangan Rakyat Sula untuk membentuk
kehidupan yang lebih baik bersama Kabupaten Sula Kepulauan. Setelah
pertemuan dan menghasilkan kesepakatan tersebut saudara USMAN DAENG
HANAFI kembali ke Surabaya, M. NUR GAILEA kembali ke Makassar,
HAYATUDDIN SYAHLAN kembali ke Sanana dan KADIR WANBOKO menetap di
Kota Malang.
Pada Tahun 1959 Saudara USMAN DAENG HANAFI pindah tugas di Makassar
dan mengadakan pertemuan bersama dengan Pelajar Mahasiswa Sula serta
keluarga besar Sula di Makassar untuk menindaklanjuti kesepakatan Singosari
Agrement , maka pada Tanggal 20 September 1959 lahirlah wadah persatuan
yang diberi nama HPMS (Himpunan Pelajar Mahasiswa Sula). sekaligus
mendeklarasikan Perjuangan dan Tuntutan Pembentukan Daerah Tk. Il Kabupaten
Sula Kepulauan. HPMS kemudian membuka cabang - cabang perjuangannya di
Sanana, Ambon, Ternate, Surabaya dan Jakarta. Bulan Desember 1971 delegasi
PP HPMS yang dipimpin oleh Sekretaris Umum yaitu saudara HATIM MAYAU ke
Sanana untuk mengajak Rakyat Sula secara bersama Sama memperjuangkan
pembentukan Daerah Tk. Il Kabupaten Kepulauan Sula. Tiba di Sanana Sekum PP
HPMS perintahkan Ketua HPMS Cabang Sanana Saudara M. ALI FATARUBA untuk
membuat undangan kepada Ketua-Ketua Partai Politik, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, Tokoh Pemuda untuk mengadakan Rapat bersama pada tanggal 28
Desember 1971 yang di pimpin langsung oleh Sekretaris Umum PP HPMS.
SIAARAH SINGKAT Poipmengon DAdapun hasil keputusanya yaitu :
1
»
Lahimnya Resolusi Rakyat Sula yang ditandatangani oleh Ketua-ketua Partal
politik menuntut pembentukan Kabupaten Kepulauan Sula.
Para Tokoh Penandatangan Resolusi Rakyat Sula tersebut, masing-masing :
+ Hi, ZAINUDIN RURAY :
Dari Golongan Karya
> A. KARIM DUWILA >
Dari Partai Nahdatul Ulama ( NU )
- M.A. FATARUBA :
Dari Partai Muslim indonesia ( Parmusi )
> A. WAHAB LIMATAHU :
Dari Partai Nasional Indonesia ( PNI)
~ AHMAD FATARUBA :
Dari Partai Serikat Islam indonesia (PSII )
- J. WATIMURI:
Dari Partai Kristen Indonesia ( Parkindo )
+ V.F. TAWURE :
Dari Partai Khatolik indonesia
. Lahirnya Mandat Rakyat Sula yang diberikan kepada PP HPMS sebagai wadah
untuk memperjuangkan tuntutan pemekaran Daerah Tingkat II Kabupaten
Sula Kepulauan.
Penyerahan mandat kepada PP HPMS sebagai Penerima Mandat diterima oleh
HATIM MAYAU selaku Sekretaris Umum Pengurus Pusat HPMS, sedangkan
Ketua Umum saat itu adalah HATIM DAENG sementara berada di Makassar.
. Surat Dukungan PP HPMS atas nama Himpunan Pelajar Mahasiswa
mendukung Resolusi Rakyat Sula yang di tanda tangan oleh Sekum PP HPMS
saudara HATIM MAYAU,
SKIARAM SENGRAT Pr Pvmbenndan Kabupien K 8Ketiga Dokumen tersebut secara bersama sama dimasukan pada DPRD Tingkat II
Kabupaten Maluku Utara di Ternate, DPRD Tingkat | di Ambon, Gubernur Maluku
di Ambon, dan Menteri Dalam Negeri Cq. Dirjen POUD di Jakarta serta Komisi I
DPR RI di Jakarta.
Dengan mandat tersebut, tahun 1971, Pimpinan Pusat HPMS membuat
telegram ke Mendagri tentang Penolakan Rakyat Sula terhadap Pemekaran
Propinsi Maluku Utara, Mendagri berkewajiban memekarkan beberapa
Kabupaten di Wilayah Maluku Utara, terutama Kabupaten Sula Kepulauan, baru
disusul dengan Pemekaran Propinsi Maluku Utara;
Selanjutnya di tahun 1973 secara Politik HPMS Kepulavan Sula di era Tahun 70 —
an perjuangan rakyat Sula sudah sampai ke DPRD Propinsi Maluku dan telah
dibahas oleh Komisi D, Semantara di Sanana pun dibentuk Panitia Pemekaran
Daerah Tk. It Sula Kepulauan yang hasil karyanya adalah membangun 15 buah
rumah tipe sederhana untuk Pegawai pada waktu itu yang sekarang kompleks
tersebut dikenal dengan nama Perumahan Daerah yang disingkat KOMPERDA
di Desa Fagudu Kecamatan Sanana.
Namun justru hambatan dan tantangan berupa Persyaratan pembentukan
suatu Daerah Tk. Il yang agak rumit serta Faktor Politik Nasional dan Daerah yang
kurang memadai, apalagi pada bulan juni 1984 Pemerintah Pusat Cq Depdagri
memberi penjelasan kepada Komisi !| DPR RI, Bahwa Pemerintah belum
berkehendak mengembangkan Pemekaran Daerah — Daerah balk Daerah Tingkat
1 maupun Daerah Tingkat |i sehingga perjalanan perjuangan kembali agak
tersendat ~ sendat.
Perjuangan Pemekaran Kabupaten Kepulauan Sula memasuki babak baru
yang dimulai dengan bergulirnya era reformasi disegala bidang sehingga dengan
momentum tersebut terbentuklah Propinsi Maluku Utara Berdasarkan Undang-
undang nomor 46 tahun 1999 yang di resmikan pada tanggal 12 Oktober 1999,
SRJARAW SINGKAT Pecmamponmaka rakyat Sula Kepulauan bangkit kembali dengan di motori oleh Generasi
muda untuk meneruskan niat luhur perjuangan tersebut dengan beberapa aksi
antara lain :
> Pada tahun 1999 Tim HPMS pusat mengadakan Audens dengan Pemerintah
Propinsi Maluku Utara bersama dengan Komponen FORMASKEP yang terus
menuntut Pemekaran Kabupaten Kepulauan Sula sebagai bagian dari
Pemekaran Propinsi Maluku Utara.
> Pada Tanggal 28 Oktober 2000 Apel Pemuda sebagai aksi damai di depan
Benteng Sanana yang menuntut pemekaran Kepulauan Sula kepada Tim
Penilai DPRD Kabupaten Maluku Utara, dan sempat menyandera Anggota
DPRD Kabupaten Maluku Utara, Bapak Aleks Mangolo selama beberapa jam.
> Pada tanggal 31 Januari 2002 Rapat Komponen masyarakat Sula dan
pimpinan Parpol dan Pemuda dengan Muspika Kecamatan Sanana untuk
menyatukan visi dan misi Perjuangan, mengingat kondisi keamanan dan
Politik di Maluku Utara sangat tidak kondusif paska Konflik Horisontal,
Pada Tanggal 17 - 18 Pebruari 2002 Rapat Akbar Masyarakat Sula Kepulauan
yang membentuk Majelis Rakyat Sula Kepulauan sekaligus mendeklarasikan
v
lagi pernyataan sikap tentang Pemekaran Kabupaten Kepulavan Sula.
Pada Tanggal 02 Maret 2002 Pertemuan seluruh komponen masyarakat Sula
diwakili oleh Majelis Rakyat Sula Kepulauan, PP.HPMS, HPMS Cabang
Ternate dan Pemerintah Kecamatan Sanana dengan Komisi ll DPR RI di
Gedung DPRD Propinsi Maluku Utara, yang selanjutnya tuntutan rakyat Sula
melalui Wadah Majelis Rakyat Sula Kepulauan dengan dukungan aliansi
Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Sula di Ternate yang tergabung dalam HPMS,
IKMABATIM (Ikatan Keluarga Mangoli Barat dan Taliabu Timur) dan P3MTB
(Perhimpunan Pelajar Mahasiswa Taliabu Barat) mengadakan audens
SEPARAU SINGEAT 0 on Karaponrn 4dengan Pansus Pemekaran DPRD Kabupaten Maluku Utara dan DPRD
Propinsi Maluku Utara,
> Hasil perjuangan selanjutnya adalah persetujuan DPRD Kabupaten Maluku
Utara dan DPRD Propinsi Maluku Utara dan kemudian ditindak lanjuti
dengan rekomendasi dari Pj. Gubernur Maluku Utara DR. SINYO HARI
SARUN DAYANG, MPA.
Bulan April Tahun 2002 Pj, Gubernur Maluku Utara perintahkan Drs. MAHYUDIN
PORA yang pada saat itu sebagai Pit. Sekretaris Daerah Propinsi Maluku Utara dan
Saudara Drs. SUDIRMAN GANI Karo Pemerintahan Setda Propinsi Maluku Utara
untuk segera ke Jakarta menyampaikan persetujuan rekomendasi dan
kelengkapan dokumen ke Menteri Dalam Negeri dan Komisi It DPR RI.
Perjuangan berlanjut terus ke Senayan di DPR RI, dengan mengirim Delegasi
HPMS dan Majelis Rakyat Sula Kepulauan yang bergabung dengan Komponen
Warga Sula di Jakarta untuk mengadakan Hearing dengan Komisi li DPR Ri, yang
hasilnya Komisi i! OPR RI menerima dan ikut memperjuangkan tuntutan rakyat
Sula Kepulauan untuk dimekarkan menjadi Kabupaten Kepulauan Sula, asalkan
tuntutan tersebut benar — benar murni dari rakyat sehingga tidak terjadi tarik —
menarik antara sesama masyarakat. Demikian pesan singkat dari Komisi I DPR RI
kepada delegasi Sula.
Akhirnya melalui Sidang Paripurna pada Tanggal 27 Januari 2003 Pukul.08.00
WIB di Gedung Nusantara V MPR / DPR Ri dengan Agenda Acara Mendengarkan
Persetujuan Fraksi — Fraksi DPR Ri tentang RUU Pembentukan 25 Kabupaten /
Kota untuk disahkan sebagai Undang — undang dan tepat Pukul 10.00 WIB, RUU
tersebut disahkan Menjadi Undang — undang.
Dengan berdasarkan pada pengesahan Undang — undang Pembentukan 25
Kabupaten / Kota di 10 ( Sepuluh ) Propinsi tersebut, maka pada tanggal 31 Mei
2003 Pukul 10.00 WIT di Lapangan Ngara Lamo Ternate, Mendagri meresmikan
SEIARAI SINGKAT Perjnan gun Pesecara simbolis Kabupaten Pemekaran di Propinsi Maluku Utara termasuk
Kabupaten Kepulauan Sula tercinta dengan melantik Saudara Drs. NURDIN
UMASANGADII sebagai Pj. Bupati Kepulauan Sula.
i
Spa
JIARAH SINGKAT