You are on page 1of 18

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KISTA OVARIUM

Disusun Oleh :

SYARIFAH FARIDHA HAFSAH ASSEGAF

NIM. P07224219041

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur sayaucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah sayadapat menyelesaikan Laporan Pendahuluanini tepat pada
waktunya. Terimakasih kepada keluarga, sahabat, seseorang yang saya sayang dan
cintai telah mendukung, menginspirasi dan memberi doanya untuk mengerjakan
tugas saya. Shalawat serta salam kiranya akan selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam pembuatan Laporan Komprehensif yang berjudul “Asuhan


Kebidanan Pada Ibu Dengan Kista Ovarium” terdapat berbagai pengetahuan
yang disusun dari berbagai sumber. Ini dimaksudkan agar pengetahuan yang
diperoleh tidak terpaku pada satu sumber saja.

Adapun dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak
lain. Untuk itu, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang
terlibat. Saya menyadari makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Mudah-
mudahan makalah ini memenuhi harapan dan bermanfaat bagi kita semua.

Tenggarong, 11 Desember 021

Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ABORTUS


INKOMPLIT

Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Abortus Inkomplit telah di periksa dan
disetujui oleh Pembimbing Ruangan dan Pembimbing Institusi
di RSIA AISYIYAH

Samarinda, 24 Juli 2021

Mahasiswa

Adinda Zalzabila Muzakkyah


NIM. P07224219001

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Ruangan

.............................................. ...............................................
NIP. NIP.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Kista adalah kantung yang berisi cairan. Kista ovarium berarti kantung
berisi cairan, biasanya berukuran kecil yang berada diindung telur (ovarium).
Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja, pada periode masa subur sampai
monepouse, juga selama masa kehamilan (Nugroho, 2012).
Sebagian besar kelainan ovarium tidak menimbulkan gejala dan tanda,
terutama pada tumor yang kecil. Tanda dan gejala yang biasanya timbul
disebabkan oleh efek massa yang menekan organ-organ abdomen, aktifitas
endrokin, atau akibat dari komplikasi yang terjadi, misalnya perdarahan, infeksi,
dan putaran tangkai tumor.(Rasjidi, Cahyono, Muljadi2010).
Kista ovarium adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan wanita
masa reproduksi. Dengan perkataan lain apabila seorang wanita masih terjadi
proses ovulasi berarti masih terjadi produksi telur tiap bulan, maka wanita tersebut
masih mungkin menderita kista ovarium. Insidensi kista ovarium antara 5-15%,
sedang berdasarkan statistic, sebanyak 18% wanita pasca menopause masih dapat
ditemukan kista ovarium.
Kejadian ini merupakan suatu hal yang mengejutkan oleh karena kista
ovarium biasanya terjadi apabila tidak ditemukan kehamilan pada setiap siklus
yang terjadi, dan apabila folikel ataupun telur tidak hilang setelah proses ovulasi.
Pada wanita pasca menopause jelas tidak terjadi ovulasi, sehingga tidak akan
terjadi kehamilan ataupun hilangnya telur, akan tetapi wanita tersebut tetap
berisiko terjadinya kista ovarium. Pada kenyataannya, pencatatan jumlah kasus
kista ovarium pasca menopause telah dimonitor beberapa tahun lamanya, dan
telah dicatat dengan data keluarga secara jelas. Akan tetapi penelitian akhir-akhir
ini menemukan bahwa kejadian ini lebih sering terjadi dibandingkan praduga pada
masa lalu. Perlu dijelaskan bahwa berdasarkan statistik mengenai kista ovarium,
pada masa premenopause maupun pasca menopause tidak akan pernah akurat
karena kebanyakan kasus tanpa disertai dengan keluhan. Hal ini merupakan 2
masalah karena apabila wanita pasca monepause tersebut tidak disertai keluhan
maka umumnya wanita tersebut tidak akan memeriksakan diri untuk mendapatkan
pengobatan (Djuantono, Permadi, Ritinga, 2011).
B. Tujuan

1. TujuanUmum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan pada ibu dengan kista ovarium
secara komprehensif.
2. TujuanKhusus
a. Menjelaskan konsep dasar dengan kista ovarium
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada ibu dengan
kista ovarium
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan kista ovaarum dengan
pendekatan Varney yang terdiri dari :
1) Pengkajian
2) Identifikasi diagnosa/masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana/intervemsi
6) Implementasi
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu dengan kista ovarium
dalam bentuk SOAP
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Kista

Ovarium

I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas

Nama :

Umur :Kista ovarium sering terjadi pada wanita berusia

20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa

pubertas. (IlmuKandungan, Sarwono,

hal:355)Kistaovariumjugabisaterjadikarenabebera

pa factor yaitu wanita nullipara, melahirkan

pertama kali padausiadiatas 35 tahundanwanita

yang

mempunyaikeluargadenganriwayatkankerovarium

, kankerpayudaraataukankerkolon.

(www.indomedia.com)

Agama :

Suku/bangsa :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :
2. Keluhan Utama: Keluhan yang paling sering dirasakan adalah

rasa nyeri pada perut bagian bawah dan

pinggul.

3. Riwayat Kesehatan Klien

a. Riwayat Kesehatan yang Lalu : Merupakan data

yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien

sebelum menderita penyakit sekarang, seperti pernah

mengalami kanker atau tumor pada organ lain.

Penyakit/ kelainan Sistem Reproduksi :

Penyakit Kardiovaskuler :

Penyakit darah :

Penyakit paru-paru :

Penyakit saluran pencernaan :

Penyakit hati :

Penyakit ginjal dan saluran kencing :

Penyakit endokrin :

Penyakit saraf :

Penyakit jiwa :

Penyakit sistem imunologi :

Penyakit infeksi :

b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Merupakan data

yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien saat

ini.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Apakah keluarga

klien ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien,

dan untuk menentukan apakah ada penyebab herediter atau

tidak.

4. Riwayat Menstruasi : Klien dengan tumor

ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan

sampai amenorhea.

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


N

o
Suami Ank UK Pny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abnrmlts Lktsi Peny

5. Riwayat Obstetri :Dengan kehamilan

dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk

tumbuh/tidaknya suatu tumor  ovarium.

6. Riwayat Kontrasepsi:Resiko terbesar terjadinya kista

ovarium adalah ovulasi yang terus

berlangsung tanpa entrupsi dalam

waktu lama. Penggunaan metode

pil KB, kehamilan multiple dan

menyusui yang menurunkan

frekuensi dari ovulasi tampaknya

memberikan proteksi terhadap


kejadian kanker. (Donielle & Jane,

2000 : 165)

7. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan mual, muntah.
(Marilyn, 2000 : 537)

Eliminasi Adanya konstipasidansusah BAK.


(Marilyn, 2000 : 537)

Istirahat Biasanya klien dengan kista ovarium


mengalami gangguan dalam aktivitas,
dan tidur karena merasa nyeri. (Linda
Juall, 2000: 116)

Aktivitas Biasanya klien dengan kista ovarium


mengalami gangguan dalam aktivitas,
dan tidur karena merasa nyeri. (Linda
Juall, 2000: 116)

Kebiasaan Konsumsi alkohol dan kebiasaan dari

keluarga perokok (aktif maupun pasif)

berdampak besar pada keganasan kista.

(Linda Juall, 2000: 116)

Seksualitas Nyeri bagian perut bawah


menghilangkan nafsu seksual. (Linda
Juall, 2000: 116)
8. Riwayat Psikososiokultural Spiritual : Klien dengan post

operasi tumor ovarium mengalami cemas terhadap segala hal

yang terjadi mengenai penyakitnya.

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran:Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran

pasien,kita dapat melakukan pengkajian derajat

kesadaran pasien dari keadaan compos mentis

sampai dengan koma. (Sulistyawati, 2010 h.226)

Tanda Vital :

Tekanan Darah :

Suhu badan : terjadi peningkatan seiring keluhan

dan nyeri (Tambunan dkk, 2011

hal.9)

Denyut nadi: terjadi peningkatan seiring keluhan

dan nyeri (Tambunan dkk, 2011

hal.9)

Pernafasan : terjadi peningkatan seiring keluhan dan

nyeri (Tambunan dkk, 2011 hal.9)

Antropometri :

Tinggi badan : merupakan salah satu ukuran

pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat diukur


dengan stasiometer atau tongkat pengukur.

(Tambunan dkk, 2011 hal.9)

BB sebelum hamil :

BB sekarang :Massa tubuh di ukur dengan

pengukuran massa atau timbangan. Indeks massa

tubuh digunakan untuk menghitung hubungan

antara tinggi dan berat badan, serta menilai tingkat

kegemukan.(Tambunan dkk,2011:hal.9).

LILA :

2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Kepala: Kepala merupakan organ tubuh yang penting dikaji

karena dikepala terdapat organ-organ yang sangat

berperan dalam fungsi kehidupan.Inspeksi dengan

memperhatiakan bentuk kepala terdapat benjolan

atau tidak, nyeri tekan dan dan kebersihan kepala

(Priharjo,2006:hal.47).

Wajah : Pada daerah muka di lihat kesimetrisan muka,

apakah kulitnya normal,pucat. Ketidak simetrisan

muka menunjukkan adanya gangguan pada saraf ke


tujuh (Nervus Fasialis). (Tambunan dkk,2011:

hal.66)

Mata :

Hidung : Hidung di kaji untuk mengetahui keadaan bentuk

dan fungsi hidung bagian dalam, lalu sinus- sinus.

(Tambunan dkk,2011:hal.79)

Mulut : Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut

(Tambunan dkk,2011:hal.81).Pemeriksaan mulut

bertujuan untuk menilai ada tidaknya trismus,

halitosis dan labioskisis. Trismus yaitu kesukaran

membuka mulut. Halitosis yaitu bau mulut tidak

sedap karena personal hygine yang kurang.

Labioskisis yaitu keadaan bibir tidak simetris.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada gusi

untuk menilai edema atau tanda-tanda radang

(Uliyah dkk,2008:hal.169).

Telinga :Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran

telinga, gendang telinga/membrane timpani, dan

pendengaran. teknik yang di gunakan adalah

inspeksi dan palpasi. (Tambunan dkk,2011:hal.73).

Pemeriksaan pendengaran dilaksanakan dengan

bantuan garfutala untuk mengetahui apakah pasien


mengalami gangguan pendengaran atau tidak

(Uliyah dkk,2008:hal.169).

Leher : Teknik yang di gunakan adalah inspeksi dan

palpasi. (Tambunan dkk,2011:hal.83).Tujuan

pengkajian leher secara umum adalah mengetahui

bentuk leher serta organ-organ penting yang

berkaitan. Pembesaran kelanjar limfe dapat

disebabkan oleh berbagai penyaki, misalnya

peradangan akut/ kronis.pembesaran limfe juga

terjadi dibeberapa kasus seperti tuberculosis atau

sifilis. Palpasi kelenjar tyroid dilakukan untuk

mengetahui adanya pembesaran kelenjar tyroid

yang biasanya disebabkan oleh kekurangan garam

yodium (Priharjo, 2006:hal.73-74).

Dada : Mengkaji kesehatan pernafasan (Tambunan,2011

hal.86)

Payudara :

Abdomen :

Genetalia :

Ekstremitas :Inspeksi untuk mengecek apakah ada Varices.

(Ambarwati dkk, 2009: hal.140)

Palpasi

Kepala:
Wajah :

Mata :

Hidung :

Mulut :

Telinga :

Leher : Palpasi pada leher dilakukan untuk mengetahui

keadaan dan lokasi kelenjar limfe, kelenjar tyroi

dan trakea. Pembesaran kelanjar limfe dapat

disebabkan oleh berbagai penyaki, misalnya

peradangan akut/ kronis.pembesaran limfe juga

terjadi dibeberapa kasus seperti tuberculosis atau

sifilis. Palpasi kelenjar tyroid dilakukan untuk

mengetahui adanya pembesaran kelenjar tyroid

yang biasanya disebabkan oleh kekurangan garaam

yodium.(Priharjo, 2006:hal.73-74)

Dada :

Payudara :

Abdomen : ada nyeri tekan bagian abdomen bawah (Priharjo,

2006:hal.73-74)

Genetalia :

Ekstremitas:

Auskultasi :

Abdomen : Untuk menghitung bising usus.


Perkusi: Untuk mengecek Reflex patella. (Ambarwati dkk,

2009:hal.140)

3. Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan laboratorium :

 Pemeriksaan USG : adanya massa kista bagian ovarium pada

penampakan hasil USG

(Ambarwati dkk,2009:hal.140)

 Pemeriksaan diagnostik lainnya :

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosis : PAPAH denganKistaOvarium

Masalah :gangguan rasa nyaman akibat nyeri

III.IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/ MASALAH POTENSIAL

Diagnosis Potensial :Kanker ovarium

Masalah potensial : nyeri luar biasa bagian perut bawah

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

Kebutuhan segera : Kolaborasi dengan dokter Sp.OG

V. INTERVENSI

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, danfrekuensi.


Rasional :Membantu mengevaluasi derajat nyeri.

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.

Rasional :Mengetahui tingkat kenyamanan klien.

3. Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti teknik napas dalam.

Rasional : Mengalihkan perhatian klien saatmerasa nyeri


hingganyeriberkurang.

4. Anjurkanklienuntukmakansedikittapisering.

Rasional :Mengurangiterjadinyamualdanmuntah.Makanan harus


bermutu dan bergizi, cukup kalori. Makanlah makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran
dan buah-buahan

VI. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan rencana asuhan

yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan

atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII.EVALUASI

Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan

asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan

dalam bentuk bentuk SOAP.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Abortus inkomplit ( keguguran bersisa ) artinya pengeluaran sebagian


dari hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
yang tertinggal dalam uterus.
Dalam menerapkan asuhan kebidanan dengan abortus inkomplit
diperlukan pendekatan terhadap klien agar diperoleh hasil pengkajian yang
akurat.
Penanganan asuhan kebidanan yang diberikan pada pasien dengan
kasus abortus inkomplit sangat perlu diperhatikan adanya komplikasi sepsis
dan perforasi uterus.

B. Saran

1. Ibu hamil sebaiknya melakukan ANC secara teratur segera setelah


terlambat haid pada tenaga kesehatan serta menyarankan ibu untuk tidak
hamil lagi dengan pertimbangan usia.
2. Setiap ibu hamil dan keluarga khususnya bidan harus mengetahui tanda-
tanda bahaya dalam kehamilan. 
3. Bidan harus memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya untuk itu
manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang
mendasar bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dalam berbagai
kasus.

You might also like