You are on page 1of 7

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN JEPARA

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BPKAD Kabupaten Jepara

Mengacu pada tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Jepara, maka peranan BPKAD

sangat penting dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah mulai dari

proses perencanaan, penganggaran, pencairan, pelaporan dan

pertanggungjawaban APBD. Namun peranan penting tersebut tidak

akan berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh sarana dan

prasaranan serta sumberdaya yang memadai dalam rangka

melaksanakan tugas pokok dan fungsi pelayanan.

Berdasarkan capaian kinerja pelayanan Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah selama kurun waktu lima tahun terakhir,

tantangan dan peluang yang ada, maka dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang dihadapi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah yaitu:

1. Belum optimalnya kinerja sumber daya aparatur dalam pengelolaan

keuangan dan asset daerah.

2. Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah

menghambat peningkatan pendapatan daerah.

3. Belum optimalnya penataan database pajak dan retribusi daerah.

4. Peraturan perundangan yang cenderung sering berubah

mempengaruhi kinerja tata kelola keuangan daerah.

5. Belum optimalnya pemanfaatan IT untuk mendukung kinerja

pelaksanaan tugas dan fungsi.

III - 1
6. Kebijakan pemerintah pusat mengenai penganggaran dan dana

transfer yang berubah-ubah.

3.2. Telaahan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah

Penelaahan visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala

daerah ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan

dilaksanakan selama lima tahun ke depan, sesuai dengan periode

kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Jepara, yang tertuang dalam

RPJMD Kabupaten Jepara Tahun 2017 - 2022. Proses telaah tersebut

dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan

pendorong pelayanan BPKAD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi

dan misi pembangunan Kabupaten Jepara Tahun 2017 - 2022.

Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Jepara Tahun

2017 - 2022, visi pembangunan daerah jangka menengah Kabupaten

Jepara tahun 2017 - 2022, adalah :

“MEWUJUDKAN JEPARA MADANI YANG BERKARAKTER,


MAJU DAN BERDAYASAING”

Makna yang terkandung dalam visi tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Madani yaitu daerah yang memiliki ahlak mulia, peradaban maju,

modern, kreatif, bekerja keras, bertanggung jawab, menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi, memiliki kesadaran sosial yang kuat, gotong

royong, toleran, dalam sistem politik yang demokratis dan ditopang oleh

supremasi hukum yang berkeadilan, berpendidikan maju, berbudaya,

aman, nyaman, damai, sejahtera, bertanggungjawab serta berlandaskan

iman dan taqwa.


III - 2
Berkarakter menunjukkan bahwa Kabupaten Jepara sebagai kota yang

memiliki watak, kepribadian yang arif dan religius dengan

mempertahankan budaya lokal yang tercermin dalam perilaku warga

yang berlandaskan falsafah pancasila serta menjaga keseimbangan

sumber daya alam secara turun temurun sebagai dengan aktifitas

kehidupan masyarakatnya sehingga dapat mengurangi kerentanan

bencana. Selain itu, ciri dan potensi sumberdaya alam yang dimiliki

Jepara cukup menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan

daerah lain. Jepara memiliki sumber daya yang hampir sempurna, yakni

meliputi pegunungan, hutan, pemukiman, pesisir dan kepulauan.

Maju artinya bahwa pelaksanaan pembangunan daerah senantiasa

dilandasi dengan keinginan bersama untuk mewujudkan masa depan

yang lebih baik didukung oleh sumber daya manusia yang handal,

berdaya saing serta pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan

sehingga mampu menyesuaikan dan mengikuti tuntutan perkembangan

jaman. Perwujudan kemajuan tercermin dari sikap dan perilaku

masyarakat yang tanggap dan antisipatif terhadap perkembangan dan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat untuk

meningkatkan kualitas kehidupan, melaksanakan pembangunan secara

berkelanjutan, dan implementasi nilai-nilai universal masyarakat

modern.

Berdayasaing. Artinya kemampuan perekonomian daerah dalam

mencapai pertumbuhan, tingkat kesejahteraan yang tinggi dan

berkelanjutan siap berkompetisi ditingkat lokal, regional, nasional dan

internasional berbasis pada potensi unggulan daerah. Sebagai kota

industri yang melakukan transaksi ekonomi baik regional maupun

internasional, Jepara memiliki kemampuan daya saing yang cukup

tinggi, didukung dengan banyaknya penduduk yang bekerja di sektor

III - 3
industri, ditopang oleh pengembangan infrastruktur ekonomi yang

memadai, pasar yang prospektif, sumber daya manusia yang kompetitif,

regulasi yang mendukung, pelestarian lingkungan dan dukungan

sumberdaya energi serta sumber daya lainnya.

Perwujudan visi pembangunan ditempuh melalui misi untuk

memberikan arah dan batasan proses pencapaian tujuan, maka

ditetapkan 5 (lima) misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Jepara Tahun 2017-2022, sebagai berikut :

1. Memperkuat Potensi Sumber Daya Manusia yang Berkualitas,

Religius dan Berbudaya

2. Pendayagunaan Sumber Daya Alam yang Seimbang untuk

Kesejateraan Masyarakat

3. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Progresif dan Mandiri

4. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan yang Berkeadilan

5. Meningkatkan Tatakelola Pemerintahan yang baik (good governance)

dan Pelayanan Publik yang Profesional.

Berdasarkan visi dan misi Bupati Jepara periode Tahun 2017-2022

tersebut di atas, maka BPKAD Kabupaten Jepara sebagai Perangkat

Daerah memiliki fungsi strategis karena mempunyai tugas dan kewajiban

membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan

Perangkat Daerah Kabupaten Jepara dalam bidang pengelolaan keuangan

dan aset daerah.

Memperhatikan Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Jepara

sebagaimana yang tersirat pada RPJMD Kabupaten Jepara tersebut,

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Jepara masuk

dalam misi ke 5 ”Meningkatkan Tatakelola Pemerintahan yang baik

(good governance) dan Pelayanan Publik yang Profesional”

Faktor-faktor pendorong yang dapat meningkatkan kinerja

III - 4
pelayanan BPKAD dalam upaya mendukung kinerja program

pembangunan untuk pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten

Jepara antara lain :

a. Tersedianya Perda, Perbup dan Keputusan Bupati tentang pendapatan,

pengelolaan keuangan dan asset daerah;

b. Lingkup Kewenangan sebagai Badan lebih luas dan langsung

bertanggungjawab kepada Bupati yang memungkinkan koordinasi

vertikal lebih cepat;

c. Sarana dan prasarana kerja yang memadai;

d. Komitmen dan etos kerja pegawai yang tinggi;

Sedangkan faktor-faktor yang dapat menghambat kinerja pelayanan

BPKAD antara lain :

a. Belum optimalnya kapasitas, kualitas, kuantitas dan pemerataan

SDM dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;

b. Adanya perubahan regulasi organisasi perangkat daerah yang

mengakibatkan kurangnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan

khususnya pengalihan urusan/kewenangan perangkat daerah.

c. Kurangnya kegiatan bintek/kursus/pelatihan terkait peningkatan

kapasitas aparatur dalam rangka pengelolaan keuangan dan aset

daerah.

d. Belum optimalnya pemahaman hak dan kewajiban aparatur serta

implementasi kebijakan reward dan punishment di lingkungan BPKAD

Kabupaten Jepara.

3.3. Telaahan Renstra K/L yang sejenis

Berdasarkan telaahan sasaran rencana strategis Direktorat Jendral

Perimbangan Keuangan RI dan Kementerian Dalam Negeri RI yaitu

sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan peningkatan kualitas

III - 5
pendapatan daerah dan kapasitas pengelola keuangan daerah adalah

pendapatan daerah yang optimal dan pengelola keuangan daerah yang

handal, terdapat kesamaan dengan sasaran yang hendak dicapai BPKAD

Kabupaten Jepara yaitu meningkatnya Pendapatan Asli Daerah.

Sedangkan berdasarkan telaahan sasaran rencana strategis BPKAD

Provinsi Jawa Tengah yaitu meningkatnya tertib dan efektifitas sistem

pengelolaan akuntansi keuangan daerah terdapat kesamaan dengan

sasaran rencana strategis yang hendak dicapai BPKAD Kabupaten Jepara

yaitu meningkatnya kualitas sistem akuntansi dan pelaporan keuangan

daerah.

3.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah yaitu

kaitannya dengan pembangunan dan pelayanan masyarakat tentunya

tidak bisa dilepaskan adanya faktor-faktor Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Senantisa

memperhatikan RTRW dan KLHS perlu dilakukan, agar pelaksanaan

pembangunan dan pelayanan masyarakat tidak menjadi sia-sia dan

merusak lingkungan. Sebenarnya apabila dilihat dari tugas pokok dan

fungsi BPKAD Kabupaten Jepara hubungannya dengan RTRW dan KLHS

secara langsung tidak terdapat hubungan yang signifikan.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi BPKAD adalah

kondisi atau hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan

pembangunan karena dampaknya yang signifikan di masa depan. Suatu

kondisi atau kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang

apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar

III - 6
atau apabila tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk

meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Isu strategis diperoleh dari analisis internal berupa identifikasi

permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa kondisi

yang menciptakan peluang dan tantangan pada lima tahun mendatang.

Berdasarkan identifikasi permasalahan serta memperhatikan analisis

terkait dengan tantangan dan peluang, faktor pendorong dan

penghambat, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan

Kabupaten Jepara jangka menengah, maka dapat ditetapkan isu strategis

BPKAD Kabupaten Jepara yaitu :

1. Belum optimalnya pendapatan asli daerah khususnya yang bersumber

dari pajak dan retribusi daerah sebagai akibat dari kurangnya

kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi, sehingga

terjadi tunggakan pajak yang belum tertagih.

2. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam

peningkatan kualitas pelayanan pemungutan pajak dan retribusi

daerah.

3. Belum optimalnya penyusunan anggaran berbasis kinerja.

4. Belum optimalnya kualitas manajemen pengelolaan keuangan dan

aset daerah berbasis accrual.

III - 7

You might also like