You are on page 1of 10

KERANGA ACUAN KERJA

(KAK)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

NAMA PEKERJAAN :
PENGADAAN JASA KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU POLINES

TAHUN ANGGARAN 2022 – 2023


KERANGA ACUAN KERJA
PENGADAAN JASA KONSULTANSI MANAJEMEN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU POLINES

1. Latar Kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pendidikan telah diamanatkan dalam


Belakang UUD 1945 pasal 31. Amanat tersebut adalah setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan. Untuk mengakomodasi tanggung jawab pemerintah atas
amanat UUD 1945 tersebut, maka pemerintah khususnya pada Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui kampus kampus perguruan tinggi
menyelenggarakan pendidikan dengan menampung para lulusan tingkat SMA
sederajat untuk dapat melanjutkan di tingkat perguruan tinggi. Politeknik Negeri
Semarang sebagai salah satu perguruan tinggi di bidang vokasi yang menyiapkan
mahasiswa dalam pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program
sarjana terapan, menjadi salah satu tujuan utama bagi masyarakat untuk
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Minat masyarakat yang tinggi masuk ke Politeknik Negeri Semarang


menunjukkan bahwa pendidikan vokasi dari tahun ke tahun telah menjadi
tujuan pendidikan para lulusan SMA sederajat untuk meningkatkan pendidikan.
Dari tahun ke tahun, jumlah pendaftar semakin meningkat pesat, sementara
sarana, prasarana, dan daya tampung sangat terbatas. Pada Tahun Akademik
2019/2020 ini, jumlah pendaftar sebanyak 24 ribu lebih calon mahasiswa,
sementara daya tampungnya hanya sekitar dua ribuan saja.

Akreditasi institusi Polines saat ini adalah A. Polines memiliki 26 Program Studi
yang terdiri dari jenjang Diploma Tiga, Sarjana Sains Terapan, dan Magister
Terapan, dengan akreditasi Prodi A sebanyak 10 Prodi, 14 Prodi berakreditasi B,
dan 2 Prodi berakreditasi C karena merupakan Prodi yang belum meluluskan
mahasiswa dan Prodi baru dimulai pada Tahun 2020. Jumlah mahasiswa aktif saat
ini sebanyak 5.301 orang mahasiswa dengan jumlah kelas sebanyak 227.

Dalam upaya mendukung serta mewujudkan visi Politeknik Negeri Semarang


yang ingin menjadi Perguruan Tinggi Vokasi yang Diakui, Mampu Bersaing,
Akuntabel, Berkarakter dan Beretika dalam Penerapan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi, dan Bisnis, Politeknik terus mengembangkan dan meningkatkan sarana
prasarana kampus sebagai tempat kuliah yang terintegrasi dan representative.
Dengan adanya tempat kuliah yang terintegrasi dan representative, tentu akan
berpengaruh pada meningkatnya kompetensi mahasiswa sehingga lulusan
Politeknik Negeri Semarang memiliki kompetensi yang memiliki standar yang
dibutuhkan oleh industri. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah kurangnya
fasilitas ruang kelas yang mampu untuk memenuhi kebutuhan proses
pembalajaran. Saat ini, jumlah ruang kelas yang ada hanya sebanyak 87 ruang
saja, sementara kebutuhan kelas sebanyak 227 ruang. Hal ini tentu saja menjadi
hambatan dalam mencapai visi, misi, dan tujuan Polines.

Dengan adanya gedung ini, akan dapat mengatasi kekurangan ruang kelas yang
terjadi selama ini. Proses pembalajaran akan menjadi lebih kondusif dan
berkualitas, sehingga akan dapat menghasilkan luaran output lulusan yang diakui,
berdaya saing, berkarakter, dan beretika dalam bidang iptek dan bisnis. Di
samping itu, akan meningkatkan daya tampung mahasiswa baru di masa yang
akan datang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
2. Maksud dan 2.1 Maksud
Tujuan Maksud dilaksanakannya pengadaan ini adalah terlaksananya pekerjaan
pembangunan Gedung kuliah terpadu Polines dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan ruang kelas dan menyediakan semua prasarana
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di Polines yang efisien dan terpadu
dengan di dukung fasilitas penunjangnya yang memenuhi standar dan
ketentuan. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah :
a. Ruang Kuliah dan Kuliah Umum
b. Ruang Transit Dosen
c. Ruang Laboratorium Pendidikan
e. Ruang untuk kegiatan yang bersifat massal seperti seminar, workshop, dan
sidang ujian

2.2 Tujuan
Dengan terwujudnya Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu Polines maka
akan tersedia ruang kelas fasilitas lainnya yang sangat mendukung
pencapaian visi, misi, dan tujuan Polines dalam menyiapkan lulusan yang
unggul, ahli, dan kompeten
3. Sasaran Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan konstruksi adalah tersedianya
gedung kuliah terpadu Polines.

Polines sebagai pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi


berupaya menyediakan berbagai langkah-langkah strategis sesuai dengan Visi,
Misi, dan tujuan yaitu dengan cara mengembangkan kampus yang telah ada
dengan membangun gedung kuliah bersama. Gedung ini nantinya akan
digunakan untuk proses pembelajaran mahasiswa yang penggunaannya terpadu
dan digunakan secara bersama.
4. Lokasi Lokasi Pekerjaan : Area Politeknik Negeri Semarang,
Pekerjaan Jl. Prof. Soedarto, SH – Tembalang Semarang
5. Sumber Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan : SBSN Politeknik Negeri
Pendanaan Semarang TA 2022 - 2023
Pagu Anggaran yang disediakan adalah sebesar Rp. 86.045.417.000,- (Delapan
Puluh Enam Milyar Empat Puluh Lima Juta Empat Ratus Tujuh Belas Ribu Rupiah)
Harga Perkiraan Sendiri / HPS : Rp.86.025.000.000,- (Delapan Puluh Enam Milyar
Dua Puluh Lima Juta Rupiah)

6. Nama dan 6.1 Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Pejabat Pembuat Komitmen Politeknik
Organisasi Negeri Semarang
Pejabat 6.2 Nama Satua Kerja : Politeknik Negeri Semarang
Pembuat
Komitmen
7. Referensi Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
Hukum dan berpedoman pada ketentuan yang berlaku Standar teknis yang harus dipenuhi
Standar antara lain serta referensi hukum sebagai berikut :
Teknis
Bangunan a. Undang-Undang No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
Gedung b. Undang-Undang Nomor: 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
c. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III Tentang Perikatan);
d. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana perubahan kedua dengan Peraturan Pemerintah
No. 79 Tahun 2015;
e. Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksana
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
f. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan;
g. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 beserta perubahannya Peraturan
Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia No.14 Tahun 2020 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi melalui Penyedia;
i. Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
j. Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Melalui Penyedia;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum;
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
06/PRT/M/2017 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2016 tentang Izin Mendirikan
Bangunan Gedung;
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi;
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung;
p. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2016 tentang
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
q. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau;
r. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
s. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang
Persyaratan Teknis Sistim Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan;
t. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2007 tentang Setifikat
Laik Fungsi Bangunan Gedung;
u. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
v. Standar Teknis, Standar Profesi dan Peraturan Terkait
8. Lingkup Ruang lingkup pekerjaan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu
Pekerjaan Polines adalah sebagai berikut :
LINGKUP PEKERJAAN;
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
meliputi :
a. Menyediakan tenaga ahli, bahan, material, peralatan utama beserta
pendukungnya;
b. Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan,
alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna;
c. Pekerjaan pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan sebelum
pelaksanaan dan setelah pembangunan;
d. Senantiasa menjaga dan melaksanakan program K3 dalam tahapan
pelaksanaan pekerjaan;
e. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah pekerjaan pembangunan Gedung
Kuliah Terpadu Polines ( 8 Lantai) dengan iTem Pekerjaan sebagai berikut :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN dan K3
Pekerjaan meliputi :
Pengukuran dan pasang bouwplank, Pembersihan lahan dari awal
sampai akhir pekerjaan, Pekerjaan bongkaran bangunan eksisting
termasuk buang puing bekas bongkaran, pekerjaan pengamanan dan
direksi keet/brak kerja, air kerja, Administrasi, Dokumentasi dan
Pelaporan, serta penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ( SMK3 ) termasuk biaya fasilitas pencegahan
penyebaran COVID ’19.
II. PEKERJAAN INFRASTRUKTUR
Meliputi :
1. pekerjaan perkerasan,
2. pekerjaan saluran, ‘
3. pekerjaan power house,
4. Pekerjaan Ground Water Tank,
5. Pekerjaan Cubikal PLN, dan
6. Pekerjaan IPAL

III. PEKERJAAN STRUKTUR


Meliputi pekerjaan Struktur Lantai 1 sampai Lantai 8 termasuk Struktur
Pondasi Tiang Pancang, Struktur Lantai Atap, Struktur Rangka Atap, dan
Penutup Atap
IV. PEKERJAAN ARSITEKTUR
Meliputi pekerjaan Arsitektur Lantai 1 sampai Lantai 9, Pekerjaan
Arsitektur Lantai Atap dan Pekerjaan Fasade
V. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Meliputi :
1. Pekerjaan Lampu dan Kotak Kontak,
2. Pekerjaan Kabel Panel dan Kabel Feeder,
3. Pekrjaan Tata Udara,
4. Instalasi Sound System Gedung,
5. Pekerjaan FAP,
6. Pekerjaan Telepon,
7. Pekerjaan LAN Data Komputer,
8. Pekerjaan Kabel Tray
9. Pekerjaan CCTV
10. Pekerjaan Instalasi MATV
11. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Lift
12. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
13. Pekerjaan Instalasi Air Kotor, Air Bekas dan Vent Cap
14. Pekerjaan Sanitair
15. Pekerjaan Intalasi Hydrant dan Springkler
16. Pekerjaan Instalasi Air Hujan
17. Pekerjaan Pengadaan Instalasi Air Hujan
18. Pekerjaan Access Card
19. Pekerjaan BAS
20. Pekerjaan Lampu Jalan dan Taman
21. Pekerjaan Kabel Panel dan Kabel Feeder
22. Pekerjaan Generator Set
23. Pekerjaan Penyambungan PLN
24. Pekerjaan Travo & Cubicle
25. Pekerjaan Fire Hydrant
26. Pekerjaan IPAL
27. Pekerjaan Penyambungan PDAM Eksisting
28. Pekerjaan Deepwell
9. Jangka Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu
Waktu Polines selama 480 (empat ratus delapan puluh delapan) hari kalender
Pelaksanaan
10. Tenaga Ahli Tenaga Ahli yang diperlukan dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
Jabatan dalam
Pengalaman
No pekerjaan yang Sertifikat Kompetensi Kerja
Kerja (tahun)
akan dilaksanakan
1 Manajer 4 Tahun SKA Ahli Manajemen Proyek
Pelaksanaan/ Madya dan sertifikat BIM
Proyek
2 Manajer Teknik 4 Tahun SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung
Struktur Madya dan sertifikat BIM
3 Manajer Teknik 4 Tahun Sertifikat Kompetensi Instalatir
Kelistrikan Pemanfaatan Tegangan Rendah
dan sertifikat BIM
4 Manajer Keuangan 2 Tahun -
5 Ahli K3 Konstruksi/ 3 Tahun Ahli Madya K3 Konstruksi
Ahli Keselamatan
Konstruksi

Dengan Ketentuan :
- Dilampiri referensi kerja dari Pejabat Penandatangan Kontrak
- Pengalaman pernah mengerjakan Bangunan Gedung Pendidikan minimal 3
lantai dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
- Pengalaman pernah mengerjakan bangunan gedung dengan pondasi tiang
pancang minimal 3 proyek (dilampiri dengan foto pekerjaan, BQ, dan
gambar kerja)
- Manajer Pelaksanaan/Proyek dan Manajer Teknik Struktur merupakan
pegawai tetap dengan dilampiri SPT PPh tahun 2020 dan BPJS
Ketenagakerjaan.
- Sertifikat BIM diterbitkan sebelum pengumuman tender oleh authorized
resmi software dan nama penyedia jasa tercantum di dalam sertifikat

11. Peralatan Peralatan Utama yang diperlukan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Utama

No Jenis Kapasitas minimal Jumlah


1 Tower Crane 1,5 Ton 1 unit
2 Excavator PC 200 2 unit
3 Hydraulic Jacking Pile 120 ton 1 unit
4 Dump Truck 7 m3 3 unit
5 Total Station up to 2000 m 1 unit
6 Concrete Vibrator 5,5 HP 3 unit
Elektrik

Dengan Ketentuan :
- Operator Tower crane & Excavator dilampiri Lisensi K3 dari Kementerian
Ketenagakerjaan RI yang masih berlaku
- Tower Crane, Excavator dan Hydraulic Jacking Pile dilampiri surat
keterangan dari Disnakertrans yang menerangkan; memenuhi persyaratan
K3/ SILO (Surat Ijin Laik Operasi) yang masih berlaku.
- Dump truck dilampiri bukti KIR yang masih berlaku
- Total station dilampiri bukti kalibrasi tahun 2021 oleh KAN (Komite
Akreditasi Nasional)
- Dilampiri dokumentasi foto peralatan yang sesuai dengan bukti kepemilikan
peralatan

12. Output / Keluaran yang diinginkan dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung
Keluaran Kuliah Terpadu Polines ini adalah terlaksananya Pekerjaan pembangunan fisik
Yang gedung Kuliah Terpadu di Polines untuk digunakan sesuai dengan fungsi /
dihasilkan peruntukkannya
13. Spesifikasi Spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi, meliputi :
Teknis 1. Ketentuan Penggunaan Bahan Material yang diperlukan.
Pekerjaan a. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan
Konstruksi baik tidak cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas
dari noda lainnya yang dapat mengganggu kualitas maupun
penampilan.
b. Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang
dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang
bersangkutan
c. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan &
persyaratan Pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat,
kecuali bila ditentukan lain.
d. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi
bahan tersebut.
e. Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi
keluaran pabrik harus di bawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli
yang ditunjuk.
f. Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan lain yang disetujui Direksi
/Konsultan Manajemen Konstruksi.
g. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh
Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi / Perencana
h. Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi /
Konsultan Manajemen Konstruksi / Perencana sebanyak tiga buah dari
satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan standard of appearence.
i. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu
setelah SPMK turun
j. Untuk detail-detail hubungan tertentu, Penyedia Jasa konstruksi
diwajibkan membuat komponen jadi (mock up) yang harus
diperlihatkan kepada Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi /
Perencana untuk mendapat persetujuan.
k. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan
standard yang berlaku
l. Penunjukan Supplier dan/atau Sub Penyedia Jasa konstruksi harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Manajemen
Konstruksi
m. Penyedia Jasa konstruksi wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas
petunjuk Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi / Perencana
dengan Penyedia Jasa konstruksi bawahan atau Supplier bahan
n. Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / Konsultan Manajemen
Konstruksi / Perencana di lapangan untuk pekerjaan tertentu atau
khusus sesuai instruksi Pabrik

2. Ketentuan Lingkup Pekerjaan


Sebagaimana tercantum dalam butir 8 “Lingkup Pekerjaan” di atas

3. Ketentuan Penggunaan Tenaga Kerja


a. Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Dokumen Penawaran.
b. Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan
kecuali atas persetujuan tertulis PPK
c. Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan
permohonan terlebih dahulu kepada PPK dengan melampirkan Riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan beserta alasan
penggantian
d. PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian personil
inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan
e. Jika PPK menilai bahwa personil inti:
1) tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
2) berkelakuan tidak baik; atau
3) mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan
menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu
7 (tujuh) hari sejak diminta oleh PPK
f. Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka
penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan
kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau
peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun
g. Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya.
Jika diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu disyaratkan
untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah

4. Prosedur Pelaksanaan Kerja

a. Penyedia Jasa konstruksi wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan


mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan
pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan uraian
Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan / atau khusus sesuai
intruksi Pabrik
b. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Penyedia Jasa
konstruksi wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja terkait
pekerjaan lain antara lain pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal,
Elektrikal, Plumbing / Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Direksi
c. Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di
Lapangan harus tepat sesuai Gambar Kerja.
d. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan
menuju ke selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti
persyaratanpersyaratan yang tertera di dalam Gambar Kerja. Tidak
dibenarkan adanya genangan air.
e. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi wajib
meneliti Gambar Kerja dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.
f. Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi sebelum
memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
g. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus
dilindungi dari kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
h. Penyedia Jasa konstruksi tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah
bila terjadi Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Penyedia Jasa
konstruksi, Penyedia Jasa konstruksi harus memperbaikinya sesuai
dengan keadaan semula.
i. Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan
yang berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
j. Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / Konsultan Manajemen
Konstruksi yang sesuai dengan kegiatan suatu pekerjaan.
k. Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan
harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa konstruksi.
l. Penyedia Jasa konstruksi harus sudah memperhitungkan segala kondisi
yang ada / existing di Lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada
Saluran Drainase, Pipa Air Bersih, Pipa lainnya yang masih berfungi dan
kabel bawah tanah apabila ada.
m. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan
pombongkaran untuk pekerjaan lain, maka Penyedia Jasa konstruksi
diwajibkan memperbaiki kembali atau menyelesaikan pekerjaan tersebut
sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada. Dalam kasus ini,
Penyedia Jasa konstruksi tidak dapat menclaim sebagai pekerjaan
tambah.
n. Penyedia Jasa konstruksi wajib melapor kepada Direksi / Konsultan
Manajemen Konstruksi sebelum melakukan pembongkaran /
pemindahan segala sesuatu yang ada di Lapangan
5. Ketentuan Gambar Kerja
a. Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mempelajari secara seksama
seluruh Gambar Kerja serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan
Pelaksanaan Teknis.
b. Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan/atau
ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan melaporkan kepada
Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi gambar mana yang akan
dijadikanpegangan. Hal tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan dan
Penyedia Jasa konstruksi untuk memperpanjang/meng-claim biaya
c. maupun waktu pelaksanaan.
d. Penyedia Jasa konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen
Kontrak maupun yang diminta oleh Direksi/Konsultan Manajemen
Konstruksi/Perencana.
e. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan
semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh
bahan,keterangan produk, cara pemasangan dan/atau
spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
f. Pada dasarnya semua ukuran dalam Gambar Kerja pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
g. Penyedia Jasa konstruksi tidak dibenarkan merubah atau mengganti
ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan/Dokumen
Kontrak tanpa sepengatahuan Direksi

6. Ketentuan Penghitungan prestasi pekerjaan untuk pembayaran


a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK,
dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan sistem termin sesuai ketentuan
dalam SSKK;
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak
termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi
pekerjaan (material on site)
4) pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda (apabila
ada), pajak dan uang retensi; dan
5) untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub
penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan
diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan
permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM);
d. bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta
penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan

7. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi

a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk


menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan
dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.
c. Laporan harian berisi :
1) jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan
d. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan dan disetujui oleh wakil PPK.
e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-
hal penting yang perlu ditonjolkan.
f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
g. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan

8. Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 Konstruksi


a. Penyedia jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja,
peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa
sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan
b. Penyedia jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau
alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan
peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus
dapat dipergunakan secara aman
c. Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja,
agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan
selamat dan sehat
d. Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena
jabatannya di dalam organisasi Penyedia Jasa bertanggung jawab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk
menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
e. Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja
sesuai dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi
fisik/kesehatannya
f. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua
tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya
masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa
dapat memasang papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan
g. serta sarana-sarana pencegahan yang dipandang perlu
h. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala
terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana penegahan
kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang
aman
i. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka
penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa

Semarang, 8 Nopember 2021


Pejabat Pembuat Komitmen
Politeknik Negeri Semarang

Ttd

Marsudi, S.T., M.T.


NIP. 196912302001121001

You might also like