You are on page 1of 13

MAKALAH

Riba dan Asuransi

Disusun oleh:

Nur Mayanti

11970320144

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan rahmat serta hidayah
ya sehingg panulis dapay menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW yang telah menjadi guru terbaik dan menjadi suri tauladan bagi
umat islam di seluruh dunia. Makalah ini penulis susun untuk memenuhi syarat
penilain pada mata kuliah yang bersangkutan.

Dan penulis harap makalah ini dapat bermanfaat, baik untuk penulis
maupun peserta didik lainnya. Dalam menyusun makalah ini pula, penulis
berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan sumber-sumber dan informasi.
Terima kasih kepada dosen pengajar yang telah membimbing dalam
menyelesaikan makalah ini.

Untuk itu saran dan kritik penulis harapkan berkenaan dengan pembuatan
makalah ini, demi kesempurnaannya. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima
kasih.

Pekanbaru, 19 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1. Latar Belakang..............................................................................................1

2. Rumusan Masalah.........................................................................................1

3. Tujuan Masalah.............................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Pengertian Riba......................................................................................3

B. Dasar Hukum Riba................................................................................3

C. Macam-Macam Riba.............................................................................4

D. Pengertian Asuransi...............................................................................5

E. Dasar Hukum Asuransi..........................................................................6

F. Jenis-Jenis Asuransi...............................................................................7

BAB III....................................................................................................................9

A. KESIMPULAN......................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya pengertian mengenai riba, bank dan asuransi sudah sangat
familiar di mata masyarakat. Namun sebagian mereka tidak mengetahui pasti
kedudukannya dalam hukum islam. Seperti halnya riba adalah salah satu usaha
mencari rizeki dengan cara yang tidak benar dan dibenci Allah swt. Sedangkan
Bank menurut jumhur ulama’ merupakan perkara yang belum jelas kedudukan
hukumnya dalam Islam karena bank merupakan sebuah produk baru yang tidak
ada nashnya. Dan ketentuan mengenai asuransi masuk dalam kategori objek
ijtihad karena ketidakjelasan ketentuan hukumnya. Karena memang ketetuan
mengenai asuransi, baik di dalam al-qur’an maupun hadits Nabi saw. Termasuk
para ulama tidak banyak yang membicarakannya.

Oleh sebab itu, agar masyarakat lebih mengetahui dengan pasti mengenai riba,
bank, dan asuransi. Maka kami akan menguraikan mengenai kedudukan riba ,
bank dan asuransi.

B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian Riba?
b) Dasar Hukum Riba?
c) Macam- macam Riba?
d) Pengertian Asuransi?
e) Dasar Hukum Asuransi?
f) Jenis-Jenis Asuransi?

C. Tujuan Masalah
a) Agar pembaca mengetahui pengertian riba.
b) Agar pembaca mengetahui Dasar Hukum Riba.
c) Agar pembaca mengetahui macam-macam riba.

1
d) Agar pembaca mengetahui pengertian asuransi.
e) Agar pembaca mengetahui dasar hukum asurnasi.
f) Agar pembaca mengetahui Jenis-jenis asurnsi

2
BAB II

PEMBAHASAN

D. Pengertian Riba
Secara bahasa riba artinya tambahan (ziyadah) atau berarti tumbuh dan
membesar. Riba (usury) adalah melebihkan keuntungan (harta) dari salah satu
pihak dalam transaksi jual beli atau pertukaran barang yang sejenis tanpa
memberikan imbalan terhadap kelebihan itu (riba fadl); atau pembayaran hutang
yang harus di lunasi oleh orang yang berhutang lebih besar daripada jumlah
pinjamannya sebagai imbalan terhadap tenggang waktu yng telah lewat (riba
nasi‟ah).

Secara terminologi fiqh: “Tambahan khusus yang dimiliki salah satu dari
dua pihak yang terlibat transaksi tanpa ada imbalan tertentu”.

Sedangkan menurut Syaikh Muhammad Abduh bahwa yang dimaksud riba


ialah penambahan-penambahan yang di isyaratkan oleh orang yang memiiki harta
kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya), karena pengunduran janji
pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan.1

E. Dasar Hukum Riba


1. Tahapan Pelarangan Riba

Menurut Quraish Shihab, dalam al-Qur‟an, kata riba diulang sebanyak


delapan kali yang terdapat dalam empat surah, yakni al-Baqarah Ali Imran, al-
Nisa‟ dan al-Rum. Tiga surah pertama adalah “ayat madaniyah” (turun setelah
Nabi Hijrah ke Madinah), sedangkan surah alRum adalah “ayat Makkiyah” (turun
sebelum Nabi Hijrah).22 Ini berarti ayat pertama yang membahas tentang riba
adalah firman Allah:2

1
Tho'in, M. (2016). Larangan Riba Dalam Teks dan Konteks. Ilmiah Ekonomi Islam, 64-65.

2
Ghofur, A. (2016). Konsep Riba Dalam Al-Quran. Conomica, 6-9.

3
 “Dan, sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah
pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan
apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-
orang yang melipat gandakan (pahalanya)” (QS. al-Rum [30]:39)
 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkanlah sisa riba, jika kalian orang-orang yang beriman” QS.
alBaqarah [2]:278).
 “Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas
mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan
bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari
jalan Allah * dan disebabkan mereka memakan riba, padahal
sesungguhnya mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka
memakan harta orang dengan jalan yang batil . Kami telah menjadikan
untk orang-orang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih” (QS. al-
Nisa‟ [4]:160-161).

F. Macam-Macam Riba
Riba terbagi menjadi empat macam yaitu riba nasi,ah (riba jahiliyyah),
riba fadhal, riba qardhi, dan riba yadh.3

 Riba Nasi`ah

Riba Nasi`ah adalah tambahan yang diambil karena penundaan


pembayaran utang untuk dibayarkan pada tempo yang baru, sama saja apakah
tambahan itu merupakan sanksi atas keterlambatan pembayaran hutang, atau
sebagai tambahan hutang baru. Misalnya, si A meminjamkan uang sebanyak 200
juta kepada si B; dengan perjanjian si B harus mengembalikan hutang tersebut
pada tanggal 1 Januari 2009; dan jika si B menunda pembayaran hutangnya dari
waktu yang telah ditentukan (1 Januari 2009), maka si B wajib membayar
tambahan atas keterlambatannya; misalnya 10 % dari total hutang. Tambahan
pembayaran di sini bisa saja sebagai bentuk sanksi atas keterlambatan si B dalam
melunasi hutangnya, atau sebagai tambahan hutang baru karena pemberian
3
Effendi, S. (t.thn.). Riba dan Dampaknya Dalam Masyarakat dan Ekonomi. 71-72

4
tenggang waktu baru oleh si A kepada si B. Tambahan inilah yang disebut dengan
riba nasi’ah.

 Riba Fadhal

Riba fadhal adalah riba yang diambil dari kelebihan pertukaran barang
yang sejenis yang barangnya sama, tetapi jumlahnya berbeda. Dalil pelarangannya
adalah hadits yang dituturkan oleh Imam Muslim.

 Riba al-Yadh

Riba Yadh adalah jual beli yang dilakukan seseorang sebelum menerima
barang yang dibelinya dari sipenjual dan tidak boleh menjualnya lagi kepada
siapapun, sebab barang yang dibeli belum diterima dan masih dalam ikatan jual
beli yang pertama. Dengan kata lain, kedua belah pihak yang melakukan
pertukaran uang atau barang telah berpisah dari tempat aqad sebelum diadakan
serah terima. Larangan riba yad ditetapkan berdasarkan hadits. Artinya : “ Emas
dengan emas riba kecuali dengan dibayarkan kontan, gandum dengan gandum riba
kecuali dengan dibayarkan kontan; kurma dengan kurma riba kecuali dengan
dibayarkan kontan; kismis dengan kismis riba, kecuali dengan dibayarkan kontan
(HR al-Bukhari dari Umar bin al-Khathab)

 Riba Qardhi

Qardhi Riba qardi adalah meminjam uang kepada seseorang dengan syarat
ada kelebihan atau keuntungan yang harus diberikan oleh peminjam kepada
pemberi pinjaman. Riba semacam ini dilarang di dalam Islam.

G. Pengertian Asuransi
Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda Assurantie. dan di dalam hukum
Belanda dipakai kata Verzekering. Kata ini kemudian disalin kedalam bahasa
Indonesia dengan kata “Pertanggungan”. Dari peristilahan Assurantie kemudian
timbul istilah Assuradeur bagi penanggung, dan Geassureerde bagi tertanggung.

Sedangkan Asuransi dalam bahasa Arab disebut At’ta’min yang berasal


dari kata amanah yang berarti memberikan perlindungan, ketenangan, rasa aman

5
serta bebas dari rasa takut. Pada dasarnya asuransi dilihat dari segi fungsi
perasuransian secara keseluruhan memiliki kesamaan fungsi, yaitu sebagai
perusahaan jasa. Yaitu perusahaan yang menjual jasa kepada pelanggan pada satu
sisi, sedangkan pada sisi yang lain perusahaan asuransi adalah sebagai investor
dari tabungan masyarakat kepada investasi yang produktif.

H. Dasar Hukum Asuransi


Didalam memberikan status hukum asuransi konvensional ini, para ulama
fiqih kontemporer berbeda-beda. Mereka terbagi menjadi empat kelompok.
Kelompok pertama mengharamkan asuransi, kedua menghalalkan asuransi tanpa
ada kecuali, mengharamkan asuransi yang bersifat komersil atau bisnis semata-
mata dan membolehkan asuransi yang bersifat sosial.4

Oleh karena masih banyak para ulama yang memberikan status haram
kepada asuransi konvensional, maka diwujudkanlah Asuransi Syariah. Menurut
Musthafa Ahmad Zarqa’ sebagaimana dikutip oleh M. Abdul Manan berpendapat
bahwa asuransi dalam kebanyakan bentuknya dapat diterima oleh islam, namun
bentuk yang paling aman adalah asuransi yang berbentuk koperasi.

Dasar-dasar yang digunakan untuk melandasi Asuransi Syari’ah adalah;

1. Prinsip saling bertanggung jawab.


2. Prinsip saling melindungi satu sama lain
3. Saling bekerjasama atau saling bantu membantu

Obyek asuransi adalah benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia,
tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang,
rusak, rugi, dan atau berkurang nilainya. Hal tersebut dapat berupa hak, baik
berbentuk hak kebendaan maupun hak immaterial. Hak kebendaan adalah hak
mutlak atas suatu benda, dimana hak itu memberi kekuasaan langsung atas suatu
benda, dan benda itu dapat dipertahankan pada siapapu

4
Purnamasari, S. (2016). Asuransi Dalam Perspektif Islam. At-Taradhi, 24-27.

6
I. Jenis-Jenis Asuransi
1. Asuransi Privat

Yaitu akad yang disahkan oleh individu dengan tujuan menjaga dirinya
dan 'harta' miliknya dari bahaya yang kemungkinan akan terjadi. Secara formal
(bentuk), Asuransi Privat terbagi menjadi:

 Asuransi Kooperatif
 Asuransi Perdagangan

Secara substantif, Asuransi Privat terbagi menjadi:

 Asuransi Maritim (Pelayaran)


 Asuransi Persungaian
 Asuransi Udara
 Asuransi Darat
2. Asuransi Sosial

Yaitu asuransi yang disahkan dengan tujuan menjaga kepentingan umum,


terutama kaum pekerja.

Secara spesifik dalam asuransi syariah “al-ta’min” terbagi atas tiga jenis
yaitu: asuransi komersial, asuransi gotong-royong. Sedangkan dalam perusahaan
takaful, juga mengklasifikasikan takaful kedalam dua jenis bentuk perlindungan
takaful, yaitu:5

1. Takaful keluarga (asuransi jiwa), dan Takaful keluarga adalah bentuk


takaful yang memberikan perlindungan finansial kepada peserta takaful
dalam menghadapi bencana kematian, dan kecelakaan yang menimpa
kepada peserta takaful.
2. Takaful umum (asuransi umum). Sedangkan takaful umum adalah bentuk
takaful yang memberikan perlindungan finansial kepada peserta takaful
dalam menghadapi bencana atau kecelakaan harta benda milik peserta
takaful.

5
Junery, F. M. (t.thn.). Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam. Iqtishaduna, 131.

7
BAB III
PENUTUP

8
A. KESIMPULAN

Dalam pengertian lain, secara linguistik, riba juga


erarti tumbuh dan membesar. Adapun menurut istilah teknis, riba berarti
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil, namun secara
umum riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam trasaksi jual beli,
maupun pinjam meminjam secara batil atau bertentangn dengan prinsip muamalah
dalam Islam.

 Dasar kuhum riba

Dasar hukum yang melakukan riba adalah haram menurut al-qur’an


sunaah dan ijma’ ulama

 Hukum Bank dalam Islam

Bank merupakan masalah  bari dalam khasanah hukum islam, maka para
ulama masih memperdebatkan keabsahan sebuah bank. Barikut ini beberapa
pandangan nmengenai hukum perbankan yaitu mengharamkan. Tidak
mengharampkan dan subhat (samar-samar)

DAFTAR PUSTAKA

9
Effendi, S. (t.thn.). Riba dan Dampaknya Dalam Masyarakat dan Ekonomi. 71-72.

Ghofur, A. (2016). Konsep Riba Dalam Al-Quran. Conomica, 6-9.

Junery, F. M. (t.thn.). Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam. Iqtishaduna, 131.

Purnamasari, S. (2016). Asuransi Dalam Perspektif Islam. At-Taradhi, 24-27.

Tho'in, M. (2016). Larangan Riba Dalam Teks dan Konteks. Ilmiah Ekonomi
Islam, 64-65.

10

You might also like