You are on page 1of 3

Hipospadia

Definisi

Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa muara uretra yang terletak di sebelah ventral penis
dan proksimal ujung penis. Letak meatus uretra bisa terletak pada grandular hingga parineal.

Etiologi

Penyebabnya sebenarnya sangat multifaktor dan sampai sekarang belum diketahui penyebab pasti
dari hipospadia. Namun, ada beberapa faktor yang oleh para ahli dianggap paling berpengaruh
antara lain :

 Gangguan dan ketidakseimbangan hormon. Hormon yang dimaksud di sini adalah hormon
androgen yang mengatur organogenesis kelamin (pria). Atau bisa juga karena reseptor
hormon androgennya sendiri di dalam tubuh yang kurang atau tidak ada. Sehingga walaupun
hormon androgen sendiri telah terbentuk cukup akan tetapi apabila reseptornya tidak ada
tetap saja tidak akan memberikan suatu efek yang semestinya. Atau enzim yang berperan
dalam sintesis hormon androgen tidak mencukupi pun akan berdampak sama.
 Genetika Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi
pada gen yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut
tidak terjadi.
 Lingkungan Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang
bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.

Klasifikasi

Berdasarkan letak ostium uretra eksterna maka hipospadia dibagi 3 tipe, yaitu :

 Tipe sederhana/ Tipe anterior


Terletak di anterior yang terdiri dari tipe glandular dan coronal. Pada tipe ini, meatus
terletak pada pangkal glands penis. Secara klinis, kelainan ini bersifat asimtomatik dan tidak
memerlukan suatu tindakan. Bila meatus agak sempit dapat dilakukan dilatasi atau
meatotomi.
 Tipe penil/ Tipe Middle
Middle yang terdiri dari distal penile, proksimal penile, dan pene-escrotal. Pada tipe ini,
meatus terletak antara glands penis dan skrotum. Biasanya disertai dengan kelainan
penyerta, yaitu tidak adanya kulit prepusium bagian ventral, sehingga penis terlihat
melengkung ke bawah atau glands penis menjadi pipih. Pada kelainan tipe ini, diperlukan
intervensi tindakan bedah secara bertahap, mengingat kulit di bagian ventral prepusium
tidak ada maka sebaiknya pada bayi tidak dilakukan sirkumsisi karena sisa kulit yang ada
dapat berguna untuk tindakan bedah selanjutnya.
 Tipe Posterior
Posterior yang terdiri dari tipe scrotal dan perineal. Pada tipe ini, umumnya pertumbuhan
penis akan terganggu, kadang disertai dengan skrotum bifida, meatus uretra terbuka lebar
dan umumnya testis tidak turun.
Manifestasi Klinis

 Kesulitan atau ketidakmampuan berkemih secara adekuat dengan posisi berdiri


 Chordee (melengkungnya penis) dapat menyertai hipospadia
 Hernia inguinalis (testis tidak turun) dapat menyertai hipospadia
 Lokasi meatus urine yang tidak tepat dapat terlihat pada saat lahir

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis dilakukan dengan dengan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir atau bayi. Karena kelainan
lain dapat menyertai hipospadia, dianjurkan pemeriksaan yang menyeluruh, termasuk pemeriksaan
kromosom

 Rontgen
 USG sistem kemih kelamin
 BNO – IVP karena biasanya pada hipospadia juga disertai dengan kelainan kongenital ginjal
 Kultur urine (Anak-hipospadia)

Penatalaksanaan

Penanganan hipospadia dilakukan dalam 2 tahapan :

1) Operasi reseksi chorda (chordectomy atau release chorda


 Bertujuan agar penis tidak melengung ketika ereksi.
 Tahap pertama dilakukan pada usia 2 tahun ( dapat ditunda ), dengan syarat dilakukan tes
endokrinologi anak (kadar hormon testoteron ) terlebih dahulu karena pada hipospadia
biasanya disertai undescensus testis.
 Jika kadar hormon rendah sebaiknyya segera di operasi, bila normal maka operasi dapat di
tunda 6 bulan lagi.
2) Uretroplasty
 Dilakukan 6 bulan setelah chordectomy, untuk menempatkan OUE pada tempatnya.
 Sebelum usia 4 tahun seluruh tahapan operasii harus selesai, karena bila tidak dapat
enyebabkan gangguan psikis anak.

You might also like