Professional Documents
Culture Documents
Lipoma Compress-Dikonversi
Lipoma Compress-Dikonversi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang membungkus otot-otot
dan organ-organ dalam. Kulit merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf
penyakit. Kulit pun menjadi asesoris bagi seseorang di mana keutuhan dan
maupun pergaulan.
Salah satu jaringan yang berada di bawah lapisan kulit adalah jaringan
mesodermal di mana jaringan ini merupakan jaringan lemak. Pada jaringan ini
dapat pula tumbuh kelainan berupa tumor yang di antaranya dikenal dengan
nama Lipoma. Lipoma termasuk salah satu tumor jinak yang terdiri dari sel-sel
lemak yang matur. Pertumbuhan lipoma pada jaringan subcutis leher, bahu,
punggung dan bokong. Walaupun seseorang menjadi kurus tetapi lipoma yang
pada jaringan daerah retroperitoneal, perianal dan tidak segera diangkat maka
akan menjadi Liposarcoma yakni tumor ganas yang tumbuhnya cepat dan
infiltrat.
dan digolongkan sebagai tumor jinak yang sering dijumpai, maka tetaplah perlu
1
yang merugikan seperti tumor ganas. Penanganan yang segera menunjukkan pula
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
Dasar dan Konsep Asuhan Keperawatan. Dalam konsep dasar medik berisi
tentang definisi, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, tes
2
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Lipoma adalah tumor jinak yang mengandung atau terdiri dari jaringan lemak.
2. Anatomi Fisiologi
saraf dan kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk
terserang penyakit.
a. Fungsi Kulit
dalam beberapa jam seperti pada luka bakar. Kulit juga merupakan tempat
sensasi raba, tekan, suhu, nyeri dan nikmat, berkat jalinan ujung-ujung
b. Struktur kulit
3
dan lemak subkutan. Epidermis bagian terluar kulit dibagi menjadi dua
lapisan utama yaitu lapisan sel-sel tidak berinti yang bertanduk (stratum
Korneum atau lapisan induk), dan lapisan dalam yaitu stratum malfigi;
Lapisan basal sebagian besar terdiri dari sel-sel epidermis yang tidak
epidermis. Kalau sel ini mengalami mitosis, salah satu sel anak akan tetap
berada di lapisan basal untuk kemudian membelah lagi, sedangkan sel yang
meninggalkan lapisan malfigi dan bergerak ke atas, maka sel-sel ini akan
aktif mensintesis, menjadi sel-sel yang mati dan bertanduk dari stratum
lapisan sel basal bentuknya silindris. sel-sel ini menjadi polihedral pada
4
dalam berkas yang mengelilingi inti sel. Dalam stratum spinosum sintesis
lamelar dan unsur-unsur sel lainnya. Akhirnya sel-sel ini akan melalui fase
induk. Proses migrasi sel epidermis yang telah terprogram ini memakan
5
melanosum dan melanin. Orang kulit hitam mempunyai jumlah melanosit
yang sama dan orang kulit putih mempunyai melanosum yang kecil dan
serabut kolagen, elastin dan retikulin yang tertanam dalam suatu substansi
sel mast dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-
epidermis pada dermis. Adneksa dermis adalah rambut kuku dan kelenjar-
yang jernih, encer dan mengandung banyak urea dan laktat. Kelenjar
6
punggung dan bagian proksimal lengan. Aktivitasnya terutama diatur oleh
hormon-hormon androgenik.
3. Etiologi
- bahan kimia,
- lingkungan,
- genetik,
- imunologi, virus.
4. Patofisiologi
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transparmasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda
dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Pada umumnya tumor mulai
tumbuh dari satu sel di suatu tempat (unisentrik) atau dari beberapa sentral
terbatas pada organ dasarnya maka tumor disebut masih dalam fase lokal.
Tetapi kalau sudah terjadi infiltrasi ke organ sekitarnya, maka tumor telah
mencapai fase lokal infasif atau lokal infiltratif. Penyebaran lokal ini disebut
Sel tumor ini bertambah terus tanpa batas, sehingga tumor makin lama makin
tubuh dan menimbulkan obstruksi. Bila tumor ini ganas dapat menyebar ke
bagian tubuh lain dan umumnya fatal bila dibiarkan karena merusak organ
7
5. Tanda dan Gejala
- Nyeri
- Mual, muntah;
6. Tes Diagnostik
- roentgen;
- pielogram intravena;
- pielogram retrogret;
- aurtrografi;
- histologik;
- histopatologik.
7. Terapi
- operasi;
- radiasi;
- kemotherapi;
- radiologi;
8
8. Komplikasi
- kanker
1. Pengkajian
- mual, muntah;
- berkeringat banyak;
- suhu tinggi;
- hipopigmentasi, hiperpigmentasi;
c. Pola eliminasi
- diuresis;
9
- penurunan peristaltik khususn.
- riwayat pekerjaan;
- obesitas;
- sesak napas.
- perubahan reflektendon;
- keluhan nyeri;
- Kecemasan;
- penampilan diri;
2. Diagnosa Perawatan.
eksterpasi.
10
c. Gangguan gambaran diri yang berhubungan dengan penampilan kulit yang
jelek.
3. Perencanaan
eksterpasi
HYD:
Kulit utuh.
Tidak infeksi.
Rencana Tindakan.
infeksi.
4) Anjurkan pasien untuk menjaga tubuh dengan cara mandi dua kali
sehari.
5) Observasi suhu.
11
Rasional: Suhu meningkat tanda infeksi.
HYD:
Rencana tindakan:
nadi.
12
HYD:
Rencana tindakan:
1) Kaji perasaan dan persepsi pasien tentang penampilan kulit yang jelek.
mengatasi krisis.
telah diberikan.
penampilan.
13
d. Kurang pengetahuan tentang penyakit kulit yang berhubungan dengan
kurang informasi
HYD:
Rencana Tindakan:
2) Jelaskan faktor penyebab, tanda dan gejala penyakit dengan bahasa yang
mudah dipahami.
kulit.
kulit.
14
BAB III
PENGAMATAN KASUS
Nama klien: Tn. I. D. , umur 24 tahun, beragama Katolik, suku Jawa, anak keempat
dari lima bersaudara. Klien ada riwayat penyakit ashma dalam keluarga, pernah
dirawat selama 10 hari karena sakit thypoit. Pasien mengatakan: “Sejak lima tahun
yang lalu ada benjolan kecil di paha kiri, tetapi tidak terasa sakit atau nyeri. Sejak
empat bulan yang lalu benjolan yang sudah sebesar telur ayam ini terasa nyeri, tetapi
tidak sampai mengganggu aktivitas harian sehingga masih bisa tetap kuliah dan olah
raga basket. Nyeri yang dirasakan hilang timbul, bertambah nyeri bila berjalan jauh.
Tanggal 9 Agustus yang lalu nyeri bertambah hebat sehingga tidak mampu
melakukan olah raga. Akhirnya berobat ke klinik dan dianjurkan untuk operasi dan
tanggal 11 Agustus 1999 masuk ke RS. Sint Carolus melalui UGD, dengan keluhan
Saat pengkajian pasien post operasi hari pertama tampak sakit ringan,
berbaring di tempat tidur, ekspresi wajah rileks, tampak perban elastis di paha kiri.
Observasi: tensi 110/70 mmhg, nadi 72x/menit, suhu 36 ºC, peristaltik usus 6x/menit;
15
Hasil Laboratorium
Hemostasis rutin:
masa protrombin : PT 13.6 (120 – 180 detik).
APTT : 34.2 ( 30.0 – 40.0 detik).
16
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
lipoma, bila dibandingkan dengan teori yang diperoleh dari berbagai literatur yang
ada, maka ada beberapa kesamaan maupun perbedaan baik pada pengkajian, diagnosa
keperawatan, juga pada tanda dan gejala. Pada pengkajian yang didapatkan pada teori
dikatakan: ada riwayat tumor pada keluarga, obat-obat yang dikonsumsi secara rutin,
terbakar sinar atau radiasi, mengkonsumsi makanan yang mengandung zat kimia atau
bahan pengawet, riwayat minum alkohol. Sedangkan pada tuan I.D. tidak ditemukan
hal-hal tersebut di atas. Ini bisa terjadi karena lipoma merupakan tumor jinak yang
tumbuh pada jaringan lemak di bawah kulit, karena terjadi keabnormalan sel. Pada
diagnosa keperawatan ditemukan kesamaan antara teori dan kasus di bangsal yaitu
nyeri. Namun nyeri yang diderita pasien karena luka post operasi. Sedangkan
kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya luka eksterpasi tidak
terjadi karena pasien post operasi hari pertama dan tidak ada tanda-tanda kerusakan
gambaran diri dan kurang pengetahuan tentang perawatan kulit yang berhubungan
dengan kurang pengetahuan tidak ditemukan karena pasien tidak ada masalah pada
kulit dan pasien tidak merasa malu dengan benjolan yang ada di pahanya.
Pada tanda dan gejala ditemukan kesamaan, yaitu nyeri dan pada palpasi
terhadap benjolan dan masa tumor tidak ditemukan riwayat muntah, penurunan berat
badan dan tidak nafsu makan karena lipoma yang diderita pasien berada di jaringan
lemak di bawah kulit bukan di ruangan retroperitoneal, pada submucosa lambung dan
usus.
17
Masalah keperawatan yang ditemukan selama pengamatan kasus adalah nyeri
memberikan terapi medik untuk mengurangi nyeri adalah menganjurkan pasien untuk
mengurangi dan melakukan aktivitas secara bertahap, memberi posisi nyaman, tidur
terlentang, dan bila duduk kaki diluruskan. Di samping nyeri ditemukan juga pusing.
Pusing bisa terjadi karena pengaruh anesthesi umum yang ± 48 jam pertama post
operasi masih bereaksi. Untuk mengatasinya pasien dianjurkan untuk istirahat baring
dan menjaga lingkungan yang tenang. Pasien juga merasa mual dan mulut terasa pahit
sehingga tidak nafsu makan. Menganjurkan pasien sarapan saat makan yang
dihidangkan masih panas dan diberi air putih hangat untuk mengurangi mual.
Karena keterbatasan waktu dan pasien akan pulang maka semua rencana
keperawatan yang masih perlu diteruskan diberi dalam bentuk penyuluhan mengenai
perlu kontrol sesuai waktu yang ditentukan dokter. Minum dan menghabiskan obat
untuk mempercepat penyembuhan serta cara-cara untuk merawat luka supaya tidak
terjadi infeksi dengan menjelaskan tanda-tanda dini infeksi seperti: kemerahan, gatal-
gatal, luka tidak kering-kering, ada nanah; Dan menganjurkan untuk kontrol ke
18
BAB V
KESIMPULAN
lapangan, dapat disimpulkan sebagai berikut: Lipoma merupakan tumor jinak yang
mengandung atau terdiri dari jaringan lemak. Tumor ini sering ditemukan pada
jaringan subcutis leher, bahu, punggung dan bokong. Kadang-kadang tumbuh dari
lemak mesenterium, retroperitoneum dan walaupun jarang dapat pula tumbuh pada
submucosa lambung dan usus, biasanya berupa tumor polipoid. Bila lipoma ini
tumbuh pada daerah retroperitoneal dan perirenal sering menjadi liposarcoma: tumor
ganas yang tumbuhnya cepat dan infiltrat. Maka untuk pencegahan dini hal tersebut
penyuluhan kepada para pasien yang mengalami adanya benjolan untuk periksa dan
yaitu tumor ganas yang merupakan penyakit yang bisa mengancam kehidupan setiap
orang.
19
DAFTAR PUSTAKA
1989.
Edition 1993.
Price, Anderson Silvia, Patofisiologi, Ed. 4. Alih bahasa: Dr. Peter Anugerah, EGC.,
Jakarta 1995
Tucker, Susan Martin, Mary, M. Canobio, Patient Care Standards, Ed. 5; Mosby
20