You are on page 1of 14

MAKALAH FARMASI INDUSTRI

UJI STABILITAS DAN CONTOH- CONTOH PROTAP QC-QA

KELOMPOK 2 :

NADHILA HAJARANI AMIR O1A1 17 162


DEVIANA PUTRI O1A1 18 233
HERLING RAHMAD O1A1 19 157
INTAN PERMATASARI TULAK TONDOK O1A1 19 161
JIA TUAN MAMING O1A1 19 209
MELANI PUTRIA O1A1 19 166
MELISA CAHYA MAHARANI O1A1 19 167
MUHAMMAD FARHAN MAULANA O1A1 19 169
MUHAMMAD KAISAR WINALDA BUTUUNI O1A1 19 170
NIKEN ASTARINA O1A1 19 174
NUR EVA O1A1 19 211
NURPAJRIANI O1A1 19 180
PUTRI SALBIAH SAHLAN O1A1 19 184
RAHMADANI SYAFITRI SUKUR O1A1 19 185
RAHMAWATI MULHIN O1A1 19 187
RISKA DWI HANDAYANI O1A1 19 188
SITTI ANISYAH O1A1 19 191
SITTI FADHILAH RAHMAH O1A1 19 192
SUMINO JATI SEMPURNO O1A1 19 192
UMMUL CHOIRIYAH CAHYANINGRUM O1A1 19 195
WA ODE NUR HASANA O1A1 19 201
WA ODE RIZKI AZIZA ARHABSI O1A1 19 205
WA UCILIANA O1A1 19 204
ZULFIANI DWI MUSTIKA MALAKA O1A1 19 207

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSTAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Uji Stabilitas Dan Contoh- Contoh Protap
Qc-Qa.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Industri. Selain itu,
penulis juga berharap agar tugas ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Uji
Stabilitas Dan Contoh- Contoh Protap Qc-Qa pada mata kuliah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen mata kuliah
Farmasi Industri Universitas Halu Oleo. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan tugas ini.

Kendari, 27 Desember 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii.

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................1

1.3. Tujuan..............................................................................................................2

1.4 manfaat.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

2.1 Uji Stabilitas…………………………………………………………………..


2.2 Jenis Uji Stabilitas…………………………………………………………….
2.3 Definisi Pengawasan Mutu………………………………………...……..…..3
2.4 Prinsip Pengawasan Mutu…………………………………….………………4
2.5 Peranan Pengawasan mutu di industri farmasi…. ……………………………8
2.6 Contoh pengawasan mutu dengan baik dengan protap QC-QA……………...9

BAB III PENUTUP....................................................................................................l7

3.1.Kesimpulan......................................................................................................l7

3.2. Saran ………………………………………………………………………..l7

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................l8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sediaan yang beredar dipasaran pasti mempunyai tanggal kadaluwarsa yang telah di
tentukan sebelum sediaan beredar di pasaran dan dikonsumsi oleh masyrakat luas. Maka dari
itu Uji stabilitas dimaksudkan untuk menjamin kualitas produk yang telah diluluskan dan
beredar di pasaran, dengan uji stabilitas dapat diketahui pengaruh faktor lingkungan seperti
suhu dan kelembapan terhadap parameter–parameter stabilitas produk seperti kadar zat aktif,
pH, berat jenis dan netto volume sehingga dapat ditetapkan tanggal kedaluwarsa yang
sebenarnya.
Pengujian stabilitas terhadap produk komersial berupa obat, kosmetik, olahan
makanan dan minuman telah umum dilakukan oleh industri atau laboratorium penguji.
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan kualitasnya sesuai
spesifikasi kualitas yang ditetapkan sepanjang periode waktu penggunaan dan atau
penyimpanan. Uji stabilitas dilakukan untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas, dan
kemurnian produk yang telah diluluskan dan beredar di pasaran, sehingga aman digunakan
oleh konsumen. Berdasarkan hasil uji stabilitas dapat diketahui pengaruh faktor lingkungan
seperti suhu dan kelembaban terhadap parameter–parameter stabilitas produk seperti kadar
zat aktif, pH, berat jenis, bau, warna, dan lainnya sehingga dapat ditetapkan tanggal
kadaluarsa yang sebenarnya. Untuk sediaan obat dan kosmetik stabilitas lebih ditujukan pada
kemampuan produk tersebut untuk mempertahankan sifat dan karakteristik khasiat/terapi agar
sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat hingga batasan yang ditetapkan sepanjang
periode penyimpanan dan penggunaan.
Penjaminan Mutu (Quality Assurance) dan Pengendalian (Quality control) adalah hal
yang dibutuhkan untuk melaksanakan uji stabilitas nantinya, yang dimana QA dan QC akan
mengawasi dan memeriksa bahwa mutu atau kualitas yang akan di edarkan apakah sudah
sesuai dengan prosedur atau tidak. QC dan QA tidak hanya memeriksa mutu dari suatu
sediaan tetapi tugas dari QA dan QC akan mengawal sema sediaan sampai ke tangan para
konsumen dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi fokus masalah pada tugas ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan uji stabilitas?
2. Jelaskan jenis uji stabilitas
3. Definisi Pengawasan mutu (quality control)
4. Bagaimana prinsip pengawasan Mutu
5. Peranan Pengawasan mutu dalam farmasi industry secara umum
6. Contoh pEngawasan mutu yang baik dan Protap QC-QA

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui definisi uji stabilitas?
2. Mengetahui jenis uji stabilitas
3. Mengetahui Definisi Pengawasan mutu (quality control)
4. Mengetahui Bagaimana prinsip pengawasan Mutu
5. Mengetahui Peranan Pengawasan mutu dalam farmasi industry secara umum
6. Mengetahui Contoh cara prngawasan mutu yang baik dan Protap QC-QA

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh setelah membaca makalah ini adalah :
1. Dapat menambah wawasan
2. Sebagai tambahan ilmu dan referensi terkait dengan pengawasan mutu atau quality co
ntrol
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Uji Stabilitas
Uji stabilitas merupakan salah satu parameter kualitas dan dilakukan untuk
mengetahui kemampuan suatu produk obat untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang
ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan. Suhu dan waktu penyimpanan
termasuk faktor yang mempengaruhi stabilitas obat. Tes stabilitas suatu zat aktif atau obat
jadi memberikan informasi tentang variasi substansi zat aktif atau produk jadi dengan
pengaruh variasi lingkungan seperti temperatur, kelembapan, dan paparan cahaya Dalam
bidang farmasi, pemeriksaan mutu obat mutlak diperlukan agar obat dapat sampai pada titik
tangkapnya dengan kadar yang tepat, sehingga dapat memberikan efek terapi yang
dikehendaki

2.2 Jennis Uji Stabilitas


Terdapat 5 jenis stabilitas yaitu :
a. Kimia
Tiap zat aktif mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensi yang tertera pada etiket
dalam batas yang dinyatakan.
b. Fisika
Mempertahankan sifat fisika awal, termasuk penampilan, kesesuaian, keseragaman.
c. Mikrobiologi
Sterilitas atau resistensi terhadap pertumbuhan mikroba dipertahankan sesuai dengan
persyaratan yang dinyatakan. Zat antimikroba yang ada dipertahankan efektivitasnya
dalam batas yang ditetapkan.
d. Terapi
Efek terapi tidak berubah.
e. Toksikologi
Tidak terjadi peningkatan bermakna dalam toksisitas.

2.3 Definisi Quality Control


Quality Control adalah bagian dari Cara Pembuatan yang Baik yang berkaitan dengan
pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, tersusun, dokumentasi dan dengan prosedur
pelepasan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan benar-benar relevan dilakukan
dan bahan tidak diluluskan untuk digunakan, atau produk yang dirilis untuk dijual atau
dipasok, sampai kualitasnya dinilai memuaskan. Kontrol Kualitas tidak terbatas pada operasi
laboratorium, tetapi harus terlibat dalam semua keputusan yang berkaitan dengan kualitas
produk. Independensi Kontrol Kualitas dari Produksi dianggap fundamental untuk operasi
Kontrol Kualitas yang memuaskan.

2.4 Prinsip Pengawasan Mutu


Pengawasan Mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan Obat yang
Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang
sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang
berkepentingan pada semua tahap merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai
dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi. Pengawasan Mutu tidak terbatas
pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait
dengan mutu produk. Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu dari Produksi dianggap hal
yang fundamental agar Pengawasan Mutu dapat melakukan kegiatan dengan memuaskan.

2.5 Peranan Pengawasan mutu (quality control) pada Farmasi Industri secara Umum
1) Tiap pemegang izin pembuatan harus mempunyai Bagian Pengawasan Mutu.
Bagian ini harus independen dari bagian lain dan di bawah tanggung jawab dan
wewenang seorang dengan kualifikasi dan pengalaman yang sesuai, yang
membawahi satu atau beberapa laboratorium. Sarana yang memadai harus tersedia
untuk memastikan bahwa segala kegiatan Pengawasan Mutu dilaksanakan dengan
efektif dan dapat diandalkan.
2) Pengawasan Mutu hendaklah mencakup semua kegiatan analitis yang dilakukan di
laboratorium, termasuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan
awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi. Kegiatan ini mencakup juga uji
stabilitas, program pemantauan lingkungan, pengujian yang dilakukan dalam rangka
validasi, penanganan sampel pertinggal, menyusun dan memperbaharui spesifikasi
bahan dan produk serta metode pengujiannya
3) Dokumentasi dan prosedur pelulusan yang diterapkan bagian Pengawasan Mutu
hendaklah menjamin bahwa pengujian yang diperlukan telah dilakukan sebelum
bahan digunakan dalam produksi dan produk disetujui sebelum didistribusikan.
Bagian Pengawasan Mutu hendaklah mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
a) menyusun dan merevisi prosedur pengawasan dan spesifikasi;
b) menyiapkan prosedur tertulis yang rinci untuk melakukan seluruh pemeriksaan,
pengujian dan analisis;
c) menyusun program dan prosedur pengambilan sampel secara tertulis;
d) memastikan pemberian label yang benar pada wadah bahan dan produk;
e) menyimpan sampel pertinggal untuk rujukan di masa mendatang;
f) meluluskan atau menolak tiap bets bahan awal, produk antara, produk ruahan
atau produk jadi;
g) melakukan evaluasi stabilitas semua produk jadi secara berkelanjutan dan bahan
awal jika diperlukan, serta menetapkan kondisi penyimpanan bahan dan produk
berdasarkan data stabilitasnya;
h) menetapkan masa simpan bahan awal dan produk jadi berdasarkan data
stabilitas serta kondisi penyimpanannya;
i) berperan atau membantu pelaksanaan program validasi;
j) menyiapkan baku pembanding sekunder sesuai dengan prosedur pengujian yang
berlaku dan menyimpan baku pembanding tersebut pada kondisi yang tepat;
k) menyimpan catatan analitis dari hasil pengujian semua sampel yang diambil;
l) melakukan evaluasi produk jadi kembalian dan menetapkan apakah produk
tersebut dapat diluluskan atau diolah ulang atau harus dimusnahkan;
m) kut serta dalam program inspeksi diri bersama dengan bagian lain dari
perusahaan; dan
n) memberikan rekomendasi kegiatan pembuatan obat berdasarkan kontrak setelah
melakukan evaluasi kemampuan penerima kontrak yang bersangkutan untuk
membuat produk yang memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan perusahaan.
4) Personil Pengawasan Mutu hendaklah memiliki akses ke area produksi untuk
pengambilan sampel dan penyelidikan yang diperlukan.

2.6 Contoh cara berlaboratorium pengawasan mutu yang baik


1) Bangunan dan Fasilitas
a) Laboratorium pengujian hendaklah didesain, dilengkapi peralatan dan memiliki r
uang yang memadai sehingga dapat melaksanakan semua kegiatan terkait.
b) Hendaklah disediakan sarana yang sesuai dan aman untuk limbah yang akan dibu
ang. Bahan beracun dan bahan mudah terbakar harus disimpan dalam lemari tertu
tup dan terpisah dengan desain yang sesuai.
c) Laboratorium hendaklah terpisah secara fisik dari ruang produksi.
d) Laboratorium biologi, mikrobiologi dan kimia hendaklah terpisah satu dari yang l
ain.
e) Ruangan terpisah untuk instrumen mungkin diperlukan untuk memberikan perlin
dungan terhadap interferensi elektris, getaran, kelembaban yang berlebihan serta
pengaruh luar lain atau, bila perlu untuk mengisolasi instrumen tersebut.
f) Desain laboratorium hendaklah mempertimbangkan kesesuaian bahan konstruksi,
perlindungan personil terhadap asap dan ventilasi. Unit penanganan udara yang te
rpisah diperlukan untuk laboratorium biologi,mikrobiologi dan radioisotop.
g) Semua pipa dan peralatan hendaklah diberi penandaan yang memadai dan diberi
perhatian khusus untuk konektor atau adaptor yang tidak dapat saling ditukar untu
k gas dan cairan berbahaya.
2) Personil
a) Tiap personil yang bertugas melakukan supervisi atau melakukan kegiatan laborat
orium hendaklah memiliki pendidikan, mendapat pelatihan dan pengalaman yang
sesuai atau kombinasinya untuk memungkinkan pelaksanaan tugas dengan baik.
Tugas dan tanggung jawab tiap personil hendaklah dirinci dengan jelas dalam ura
ian tugas atau dalam bentuk lain yang sesuai.
b) Tiap personil hendaklah memakai pakaian pelindung dan alat pengaman seperti re
spirator atau masker, kaca mata pelindung dan sarung tangan tahan asam atau bas
a sesuai tugas yang dilaksanakan
3) Peralatan
a) Peralatan dan instrumen laboratorium hendaklah sesuai dengan prosedur pengujia
n yang dilakukan.
b) Prosedur tetap untuk pengoperasian tiap instrumen dan peralatan hendaklah terse
dia dan diletakkan di dekat instrumen atau peralatan yang bersangkutan.
c) Peralatan, instrumen dan perangkat lunak terkait hendaklah dikualifikasi/ divalida
si, dirawat dan dikalibrasi dalam selang waktu yang telah ditetapkan dan dokume
ntasinya disimpan. Pemeriksaan untuk memastikan bahwa instrumen berfungsi ba
ik hendaklah dilakukan tiap hari atau sebelum instrumen tersebut digunakan untu
k pengujian analitis.
d) Tanggal kalibrasi, perawatan dan kalibrasi ulang sesuai dengan jadwal hendaklah
tertera dengan jelas pada peralatan atau dengan cara lain yang sesuai.
e) Hendaklah diberi penandaan yang jelas pada alat yang rusak atau dalam perawata
n. Alat yang rusak hendaklah tidak digunakan sebelum diperbaiki.
f) Pancuran air keselamatan dan pembasuh mata hendaklah tersedia di dekat area ke
rja laboratorium.
4) Personil, bangunan dan fasilitas serta peralatan laboratorium hendaklah sesuai untuk j
enis tugas yang ditentukan dan skala kegiatan pembuatan obat. Penggunaan laboratori
um luar sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam BaPembuatan dan Analisis Be
rdasarkan Kontrak, dapat diterima untuk hal tertentu.
5) Pereaksi dan Media Pembenihan
a) Penerimaan atau pembuatan pereaksi dan media perbenihan hendaklah dicatat.
b) Pereaksi dan media perbenihan yang dibuat di laboratorium hendaklah mengikuti
prosedur pembuatan tertulis dan diberi label yang sesuai. Pada label hendaklah di
cantumkan konsentrasi, faktor standardisasi, batas waktu penggunaan, tanggal sta
ndardisasi ulang dan kondisi penyimpanan. Label hendaklah ditandatangani dan d
ibubuhi tanggal oleh petugas yang membuat pereaksi tersebut.
c) Baik kontrol positif maupun kontrol negatif hendaklah digunakan untuk memasti
kan kesesuaian media perbenihan. Konsentrasi inokulum dalam kontrol positif he
ndaklah disesuaikan dengan kepekaan pertumbuhan yang diinginkan
6) Baku Pembanding
a) Baku pembanding hendaklah menjadi tanggung jawab personil yang ditunjuk.
b) Baku pembanding hendaklah diguna- kan sesuai peruntukannya seperti yang diur
aikan dalam monografi yang bersangkutan.
c) Baku pembanding sekunder atau baku pembanding kerja dapat dibuat dan dipakai
setelah dilakukan pengujian yang sesuai dan pemeriksaan berkala untuk mengore
ksi penyimpangan yang terjadi serta menjamin ketepatan hasilnya.
d) Semua baku pembanding hendaklah disimpan dan ditangani secara tepat agar tida
k berpengaruh terhadap mutunya.
e) Pada label baku pembanding hendaklah dicantumkan kadar, tanggal pembuatan, t
anggal daluwarsa, tanggal pertama kali tutup wadahnya dibuka dan bila perlu kon
disi penyimpanannya.
f) Bila perlu, tanggal penerimaan tiap bahan yang digunakan untuk kegiatan penguji
an (misalnya pereaksi dan baku pembanding) hendaklah tercantum pada wadahny
a. Instruksi penggunaan dan penyimpanan hendaklah diikuti. Dalam hal tertentu p
erlu dilakukan uji identifikasi dan/atau pengujian lain untuk bahan pereaksi pada
waktu diterima atau sebelum digunakan.
7) Hewan uji
Hewan yang digunakan untuk pengujian komponen, bahan atau produk, henda
klah, bila perlu, dikarantina sebelum digunakan. Hewan tersebut hendaklah dipelihara
dan diawasi sedemikian untuk memastikan kesesuaian tujuan penggunaannya. Hewan
tersebut hendaklah diidentifikasi dan catatan yang memadai hendaklah disimpan dan
dijaga agar dapat menunjukkan riwayat penggunaannya.
8) Spesifikasi and Prosedur Pengujian
a) Prosedur pengujian hendaklah divalidasi dengan memperhatikan fasilitas dan pera
latan yang ada sebelum prosedur tersebut digunakan dalam pengujian rutin.
b) Semua kegiatan pengujian hendaklah dilakukan sesuai dengan metode yang telah
disetujui pada saat pemberian izin edar.
c) Spesifikasi dan prosedur pengujian untuk tiap bahan awal, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi hendaklah mencakup spesifikasi dan prosedur pengujian
mengenai identitas, kemurnian, mutu dan kadar/potensi.
d) Prosedur pengujian hendaklah mencakup :
 jumlah sampel yang diperlukan untuk pengujian dan yang harus disimpan unt
uk rujukan masa mendatang;
 Jumlah tiap pereaksi, larutan dapar dan sebagainya yang diperlukan pada pen
gujian;
 Rumus perhitungan yang digunakan dan nilai yang dibarapkan dan batas tole
ransi dari tiap pengujian
e) Prosedur pengujian hendaklah menca- kup frekuensi pengujian ulang dari tiap ba
han awal yang ditentukan dengan mempertimbangkan stabilitasnya.
f) Semua pengujian hendaklah mengikuti instruksi yang tercantum dalam prosedur
pengujian untuk masing-masing bahan atau produk. Hasil pengujian, terutama ya
ng menyangkut perhitungan, hendaklah diperiksa oleh supervisor sebelum bahan
atau produk tersebut diluluskan atau ditolak.
7. Catatan Analisis
a) Nama dan nomor bets sampel dan bentuk sediaan;
b) Nama petugas yang mengambil sampel;
c) metode analisis yang digunakan
d) semua data, seperti berat, pembacaan buret, volume dan pengenceran yang dibuat;
e) Perhitungan dalam unit ukuran dan rumus yang digunakan;
f) Pernyataan mengenai batas toleransi;
g) Pernyataan apakah memenuhi atau tidak memenuhi spesifikasi;
h) tanggal dan tanda tangan petugas yang melakukan pengujian dan petugas yang me
meriksa perhitungan
i) pernyataan diluluskan atau ditolak dan usul pemusnahan, yang ditandatangani serta
diberi tanggal oleh petugas yang berwenang;
j) nama pemasok, jumlah keseluruhan dan jumlah wadah bahan yang diterima; dan
k) jumlah keseluruhan dan jumlah wadah bahan awal, bahan pengemas, produk antara
produk ruahan, produk jadi dari tiap bets yang dianalisis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengujian stabilitas terhadap produk komersial berupa obat, kosmetik, olahan
makanan dan minuman telah umum dilakukan oleh industri atau laboratorium penguji.
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan kualitasnya sesuai
spesifikasi kualitas yang ditetapkan sepanjang periode waktu penggunaan dan atau
penyimpanan. Uji stabilitas dilakukan untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas, dan
kemurnian produk yang telah diluluskan dan beredar di pasaran, sehingga aman digunakan
oleh konsumen.
Penjaminan Mutu (Quality Assurance) dan Pengendalian (Quality control) adalah hal
yang dibutuhkan untuk melaksanakan uji stabilitas nantinya, yang dimana QA dan QC akan
mengawasi dan memeriksa bahwa mutu atau kualitas yang akan di edarkan apakah sudah
sesuai dengan prosedur atau tidak. QC dan QA tidak hanya memeriksa mutu dari suatu
sediaan tetapi tugas dari QA dan QC akan mengawal sema sediaan sampai ke tangan para
konsumen dengan baik. Kontrol Kualitas tidak terbatas pada operasi laboratorium, tetapi
harus terlibat dalam semua keputusan yang berkaitan dengan kualitas produk. Independensi
Kontrol Kualitas dari Produksi dianggap fundamental untuk operasi Kontrol Kualitas yang
memuaskan.
Peranan Pengawasan mutu (quality control) pada Farmasi Industri secara Umum yaitu
: Tiap pemegang izin pembuatan harus mempunyai Bagian Pengawasan Mutu, Pengawasan
Mutu, Dokumentasi dan prosedur pelulusan, dan Personil Pengawasan Mutu hendaklah
memiliki akses ke area produksi untuk pengambilan sampel dan penyelidikan yang
diperlukan.

3.2 Saran
Makalah ini masih terdapat kekurangan baik dalam hal isi maupun penulisan. Mak
a dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan guna kemajuan penulisan k
edepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat Dan Makanan RI. 2016. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Bai
k (Guidelines On Good Manufacturing) : Jakarta.
Rismana,E., Kusumaningrum,S., Rosidah,I., Nizar., Yulianti,E., 2013. Pengujian Stabilitas
Sediaan Antiacne Berbahan Baku Aktif Nano Partikel Kitosan/Ekstrak Manggis-
Pegangan. Bul Peneliti Kesehatan. Vol. 41 (4).

You might also like