You are on page 1of 17

TUGAS AKUNTANSI TOPIK KHUSUS

“MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH”

Disusun Oleh :

Friska Ameli (2101120515.P)

Ikromahayanti (201120511.P)

Jadwal Sabtu Pkl 09.15 – 10.30 Wib

Dosen Pengampu:
Febransyah, SE., MM

UNIVERSITAS TRIDINANTI

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI

2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Sejarah Akuntansi Syariah............................................................................2
B. Pengertian Akuntansi Syariah.......................................................................7
C. Prospek Akuntansi Syariah...........................................................................8
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Penutup....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan pesat dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan
( bank, asuransi, pasar modal, dana pensiun dan lain sebagainya ) yang
berbasis syariah. Dalam tiga dekade terakhir, lembaga keuangan telah
meingkatkan volume dan nilai transaksi berbasis syariah yang tentunya
meningkatkan kebutuhan terhadap akuntansi syariah.
Selanjutnya, perkembangan pemikiran mengenai akuntansi syariah
juga makin berkembang, yang ditandai dengan makin diterimanya prinsip-
prinsip transaksi syariah di dunia internasional.
Sejarah perkembangan akuntansi yaitu bagian dari ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan
perhitungan yang bersifat memiliki kebenaran yang absolut. Namun untuk
sejauh ini masyarakat di sekitar belum sepenuhnya memahami akan
pengaplikasian akuntansi di lingkungan dari caa penempatannya.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi syariah ?
b. Bagaimana prospek akuntansi syariah ?
c. Bagaimana tantangan akuntansi syariah ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntansi syariah
b. Untuk mengetahui prospek serta tantangan akuntansi syariah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Akuntansi Syariah


Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti yaitu
bagian dari ilmu pengetahuan yang berhubunggan dengan masalah hukum
alam dan perhitungan yang bersifat kebenaran absolute.
Perubahan ilmu akuntansi dari bagian ilmu menjadi ilmu sosial
lebih disebabkan oleh faktor-faktor perubahan dalam masyarakat yang
semula dianggap sebagai sesuatu yang konstan,misalnya traksaksi usaha
yang akan dipengaruhi oleh budaya dan tradisi serta kebiasaan dalam
masyarakat.
Akuntansi dalam islam merupakan alat (tool) untuk melaksanakan
perintah Allah SWT dalam (QS 2:282) untuk melakukan pencatatan dalam
melakukan transaksi usaha. Implikasi lebih jauh adalah keperluan terhadap
suatu sistem pencatatan tentang hak dan kewajiban, pelaporan yang
terpadu dan komprehensif. Dalam hal ini perintah Allah SWT untuk
mencatat transaksi yang bersifat tidak tunai telah mendorong setiap
individu untuk senantiasa menggunakan dokumen atau bukti transaksi .
Islam memandang akuntansi tidak sekadar ilmu yang bebas nilai
untuk melakukan pencatatan dan pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat
untuk menjalankan nilai-nilai islam (islamic values) sesuai ketentuan
syariah. Ilmu penting ini ternyata dikembangkan oleh filosof islam yang
terkenal yaitu Abu Yusuf bin Ishaq Al Khindi yang lahir tahun 801 M.
Juga Al Karki dan Al Khawarizmi yang merupakan asal dari kata
algorithm, algebra juga berasal dari kata arab yaitu “al jabr”. Demikian
juga sistem nomor desimal dan angka “0” yang kita pakai sekarang yang
disebut angka arab sudah dikenal sejak 874 M, yang sudah diakui oleh
Hendriksen merupakan sumbangan arab islam terhadap akuntansi.

2
Ibnu khaldun (lahir tahun 1332) adalah seorang filosof islam yang
juga telah berbicara tentang politik, sosiologi, ekonomi , bisnis ,
perdagangan. Bahkan ada dugaan bahwa pemikiran mereka itulah
sebenarnya yang dikemukakan oleh para filosof barat belakangan yang
muncul pada abad ke -18 M. Sebenarnya sudah banyak pula ahli akuntan
yang mengakui islam , misalnya RE Gambling, William Roget, Baydoun,
Hayashi dari jepang dan lain lain. Seperti paciolli dalam memperkenalkan
sistemdouble entry melalui ilmu matematika. Sistem akuntansi dibangun
dari dasar kesamaan akuntansi. Aset = Labilitas + Ekuitas (A = L+E).
Karena aljabar ditemukan pertama tama oleh ilmuan muslim di zaman
keemasan islam, maka sangat logis jika ilmu akuntansi juga telah
berkembang pesat di zaman itu, paling tidak menjadi dasar
perkembangannya.
Penemuan metode baru dalam akuntansi selalu mengalami
penyesuaian dengan kondisi tertentu sehingga dalam perkembangan
selanjutnya ilmu akuntansi lebih cenderung dengan ilmu social. Islam juga
memandang akuntansi tidak hanya sekedar ilmu yang bebas menilai untuk
melakukan pencatatan dan pelaporan saja, akan tetapi sebagai alat untuk
menjalankan nilai-nilai islam sesuai ketentuan syariah.
Negara madinah merupakan letak awal perkembangan islam yaitu
pada tahun 622 m atau tahun 1 H. Hal ini didasari oleh konsep bahwa
seluruh muslim adalah bersaudara tanpa memandang ras, suku, warna
kulit, dan golongan lainnya, sehingga kegiatan kenegaraan dilakukan
secara gotong royong atau kerja sama karnanya Negara tersebut tidak
memiliki pemasukan dan pengeluaran.
Bentuk sekretariat didirikan akhir tahun 6 H Nabi Muhammad
SAW bertindak sebagai kepala Negara dan juga sebagai ketua Mahkama
Agung. Mufti besar dan panglima perang tertinggi bertindak sebagai
penanggung jawab administrasi Negara.

3
Pada abad 7 rasul mendirikan baitul maal. Fungsinya sebagai
penyimpanan ketika adanya pembayaran wajib zakat dan usur (pajak
pertanian dari muslim) dan adanya perluasan wilayah atau jizia yaitu pajak
perlindungan dari non muslim, dan juga adanya kharaj yaitu pajak
pertanian, non muslim. Nabi telah menunjukan petugas qadi (banyak)
yaitu sejumlah 42 orang di bagi menjadi empat bagian yaitu; dan
sekertaris, pencatat administrasi, yaitu:
 Sekretaris pernyataan
 Sekretaris hubungan pencatat tanah
 Sekretaris perjanjian
 Sekretaris peperangan
Akuntansi bukanlah suatu profesi baru, luca paciolli dalam bukunya yang
berjudul Summa de arithmetika Geomitria Proportionalita pada tahun 1494
M membahas mengenai double entry book keeping. Luca paciolli
menyederhanakan bentuk akuntansi yang dilakukan pada zaman sebelum
Masehi, sehingga ia ditetapkan sebagai penemu akuntansi modern,
meskipun dia mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan lebih dari satu
abad yang lalu.

Zaman Empat Khalifah


a. Abu Bakar Assidiq
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan Baitul
Maal masih sangat sederhana, dimana pemerintahan dan
pengeluaran dilakukan secara seimbang, sehingga hampir tidak
pernah ada sisa.
b. Umar bin Khattab
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab sudah
dikenalkan dengan istilah “Diwan” dari kata (Dawanna = Tulisan)
yaitu yang bertugas membuat laporan keuangan baitulmal sebagai
bentuk akuntabilitas khalifa atas dana baitulmal yang menjadi

4
tanggungjawabnya . Khalifah Umar menunjukkan bahwa
akuntansi berkembang dari suatu lokasi ke lokasi lain sebagai
akibat dari hubungan antar masyarakat. Selain itu Baitul Maal
sudah diputuskan di daerah-daerah taklukan islam.

c. Utsman bin Affan


Pada masa pemerintahan khalifah Utsman,
memperkenalkan tentang istilah khittabat al-Rasull wa sirr yaitu
berarti memelihara pencatatan rahasia. Dalam hal pengawasan
pelaksanaan agama dan moral lebih difokuskan kepada muhtasib
yaitu orang-orang yang bertanggung jawab atas lembaga al hisbah,
misalnya mengenai timbangan, kecurangan dalam penjualan, orang
yang tidak banyak hutang dan juga termasuk ke dalam perhitungan
ibadah bahkan termasuk memeriksa iman, dan juga masih banyak
yang lain yang termasuk perhitungan atau sesuatu ketidak adilan
didunia ini untuk semua mahluk .
d. Ali Bin Abi Thalib
Pada masa pemerintahan Ali yaitu adanya system
administrasi Baitul Maal difokuskan pada pusat dan lokal yang
berjalan baik seperti, surplus pada BM dibagikan secara
professional sesuai dengan ketentuan rasulallah Saw. Adanya
surplus ini menunjukkan bahwa proses pencatatan dan pelaporan
berlangsung dengan baik
Khalifah Ali memilki konsep tentang pemerintahan,
administrasi umum dan masalah-masalah yang berkaitan
dengannya secara jelas. Konsep tersebut lebih dijelaskan dalam
surat yang ditunjukan kepada Malik Ashter Bin Harith. Surat itu
menggambarkan kebijakan terhadap konsep-konsepnya
yang ditiru secara luas dalam administrasi publik.

5
ahirnya akuntansi syariah sekaligus paradigma baru sangat
terkait dengan kondisi obyektif yang melingkupi umat islam secara
khusus dan masyarakat dunia secara umum. Kondisi tersebut
meliputi : norma agama, kontribusi umat islam pada masa lalu,
sistem ekonomi kapitalis yang berlaku saat ini, dan perkembangan
pemikiran.
- Norma agama
Ajaran agama sejak awal sudah memberikan persuasi normatif
bagi para pemeluknya untuk melakukan pencatatan atas segala
transaksi dengan benar dan adil. Seperti yang Allah firmankan
dalam surat Al-baqarah ayat 282 , yang bunyinya :
“hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menulisnya. Dan hendaklah seorang penulis diantara
kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah
orang yang berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis
itu), dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Rabbnya , dan
janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada utangnya (QS:
Al-baqarah : 282)
Ayat tersebut sangat berpengaruh dalam cara berbisnis yang
benar dan cara berprilaku umat islam dalam dunia nyata . ayat
tersebut bukan hanya sekedar norma dalam pandangan umat
islam akan tetapi praktik yang membumi dalam bentuk prilaku
manusia sehingga menjadi nyata dalam dunia empiris , bisa
digunakan dalam standar mikro dan makro dikehidupan umat
islam yaitu dalam konteks negara dan invidu manusia.
- Kontribusi umat islam

6
Umat islam dapat berkontribusi dalam pereknomian negara
dengan cara-cara yang benar sesuai Al-quran , seperti yang
diajarkan oleh tokoh-tokoh muslim pada awal lahirnya
akuntansi yang berbasis pada Al-Quran. Dengan demikian
bahwa lahirnya akuntansi syariah dapat membawa dampak
yang positif bagi perekonomian negara, khususnya
perekonomian individu.
- Sistem kapitalis
Sofyan Syafri Harahap (1992) melihat dari sudut nilai-nilai
islam yang ada di dalam konsep akuntansi kapitalis. Dari
analisis terhadap prinsip dan sifat-sifat akuntansi beliau
mengemukakan bahwa banyak prinsip itu yang sesuai dengan
konsep islam seperti : prinsipsubstance over form, reability,
objektivity, timelines, dan lain sebagainya. Dalam membahas
mengenai perbedaan akuntansi syariah dengan akuntansi
konvensional beliau membahas bahwa akuntansi kapitalis
mengutamakan pihak pemodal , sedangkan akuntansi syariah
mengutamakan semua pihak bukan saja pemodal tetapi juga
karyawan, pemerintah, sosial lingkungan dan, nilai sesama.

B. Pengertian Akuntansi Syariah


Akuntansi menurut bahasa arab disebut muhasabah. Kata
muhasabah bersal dari kata kerja hasaba,dapat pula diucapkan
dengan hisab, haibah, muhasabah, dan hisaba. Akuntansi secara umum
yaitu kegiatan mencatat , menggolongkan, mengikhtisarkan, sehingga
dihasilkan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan pengertian syariah
adalah aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT dalam melakukan seluruh
kegiatan baik ibadah mahdhoh seperti shalat, zakat, puasa, dan haji
maupun muamalah.

7
Ibnu abidin berkata “catatan atau pembukuan seorang agen
(makelar) dan kasir bisa menjadi bukti berdasarkan kebiasaan yang
berlaku. Kalau si pembeli atau kasir maupun makelar itu tidak
menggunakan catatan khusus itu bisa merugikan orang lain karena
biasanya barang-barang dagangan itu tidak dilihat, seperti halnya barang-
barang yang dikirim ke koneksi-koneksinya didaerah jauh. Jadi, dalam
keadaan sperti ini, mereka biasanya berpegang pada ketentuan-ketentuan
yang tertulis didalam daftar- daftar atau surat-surat yang dijadikan
pegangan ketika timbul risiko atau kerugian.
Dengan demikian dapat didefinisikan sebagai akuntansi syariah
yaitu proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
C. Prospek Akuntansi Syariah
1) Prospek implementasi
Dari sisi kemantapan dan kematangan teoritis, banyak orang
yang percaya akan keunggulan sistem ini, dibandingkan sistem
sosialisasi dan kapitalisme. Sehingga tidak mengherankan, kalau
diskusi ekonomi Islam, ikut meramaikan tingkat dunia ekonomi.
Artinya tidak hanya ekonomi muslim saja yang terlibat dalam wacana
ini, baik dalam bentuk seminar, symposium, penelitian atau penulisan
di jurnal ilmiah, tetapi tidak sedikit (makin hari makin bertambah)
ekonomi yang bukan muslim juga dapat melihat dari sisi positifnya
nilai-nilai yang di bawa oleh sistem ekonomi islam.
Ada dua persoalan yang sering dianggap sebagai ‘ganjalan’
serius bagi sekelompok pihak. Pertama, bahwa dibandingkan dengan
sistem ekonomi kapitalisme misalnya, sistem ekonomi Islam sangat
bernuansa normatif. Maka, dalam pola pikir positivism yang menjadi
mainstream pengembangan ilmu saat ini, hal ini sering dipersoalkan.
Tetapi terhadap mereka yang mengkritis sistem ekonomi Islam sebagai
sesuatu yang normatif, dapat di jelaskan bahwa:

8
- Sesungguhnya, baik sistem ekonomi kapitalisme, maupun
sosialisme, juga pada awalnya berangkat dari sesuatu yang
bersifat normatif.
- Kendati bersifat normatif, kalau seseorang bisa melihat sisi
transedental system ekonomi islam, makaapa yang ditawarkan
oleh system ini, pasti lebih baik, karena sifat normatifnya justru
“turun” sebagai petunjuk dari yang maha tahu.Kedua, banyak
yang mengkritis, bahwa system ekonomi islam memmang
terkesan indah, tetapi system ini tidak punya dasar empiris.
Dengan kata lain, mereka mengtakan bahwa belum ada contoh
yang dapat memebuktikan ‘kebenaran’ system ini.

2) Pemahaman Yang benar akan Makna Akuntansi


Akuntansi tetap merupakan sebuah alat dalam bisnis. Melalui
alat ini, diupayakan tercapai tujuan-tujuan tertentu dalam bisnis.
Secara umum kita memahami bahwa akuntansi adalah salah satu alat
bisnis bagi pihak-pihak tertentu.
Secara umum kita memahami bahwa akuntansi adalah salah satu
alat bisnis bagi pihak-pihak tertenntu. Alat ini diyakini perlu adanya
untuk minimal dua tujuan utama, yakni:
- Sebagai media pertanggung jawaban satu pihak terhadap pihak
yang lain,
- Sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan bisnis.

Dua peran dasar ini, praktis tidak mengalami perubahan dalam


akuntansi sejak zaman dahulu kala, walaupun sejumlah perubahan
tertentu lainnya terjadi dalam dunia akuntansi. Dalam konteks tujuan
pertama, walaupun tidak terlalu jelas, ada perubahan-perubahan yang
intinya bergesernya orientasi pertanggung jawaban, yakni hanya
terbatas hanya kepada pemilik modal saja/ stockholders .kalaupun

9
kemudian muncul lagi perubahan yang memperluas area pertanggung
jawaban kepada pihak yang lebih luas yakni stakeholders, namun
dominasi kepentingan pemilik modal alis stockholders tetap terasa
kental.
Dan tujuan kedua, yakni akuntansi sebagai alat pengambil
keputusan hingga menjadi bias. Apabila diperhatikan apa yang sedang
terjadi dalam akuntansi konvensional maka amatlah jelas ketimpang
besar terjadinya. Misalnya peran akuntansi yang sangat memihak
kepada yang pemilik modal, atau pihak-pihak tertentudan cenderung
mengabaikan aspek keadilan. Padahal Allah SWT telah mengingatkan
bahwa “takarlah timbanganmu dengan benar” yang mengindikasikan
perlunya ditegakkan konsep keadilan, termasuk dalam aspek informasi
dan akuntansi.
Bias-bias dalam bentuk seperti sering terjadi dalam akuntansi
konvensional, bahkan dalam beberapa hal, sudah melebihi atau
menabrak batas-batas moral dan mungkin hukum yang berlaku
umum,seperti praktik window dressing, income smoothing dan
semacamnya, dengan segala bentuk pola dan ragamnya. Situasi inilah
yang merupakan salah satu penyebab kacaunya perekonomian sebuah
bangsa. Mungkin krisis yang tak kunjung selesai yang sudah sekian
tahun kita alami bersama, diantaranya juga karena factor ini.
3) Prospek dan Tantangan Akuntansi Syariah
Standar akuntansi pada hakikatnya adalah sebuah aturan main
yang dibangun untuk mencegah penyalahgunaan atas wewenang yang
dilakukan oleh kelompok satu terhadap kelompok lain. Dalam suatu
akuntansi misalnya, standarnya disusun agar adanya sebuah
kesejajaran antara pihak manajemen yang menyusun laporan keuangan
sebagai media pertanggung jawaban dan eksternal sebagai pembaca
dan pengguna informasi.

10
Sebuah aturan main yang telah ditentukan itu, khususnya untuk
standar akuntansi itu sendiri, akan selalu di patuhi bilamana dipenuhi
beberapa persyaratannya, persisnya kepatuhan akan ditentukannya dua
hal, yakni adanya acceptance (penerimaan) dan enforcement (daya
paksa).
Secara sederhana dan normative, pertanyaan akan prospek dan
tantangan akuntansi syariah, prospeknya akan bagus, Ketika
semua persyaratan diatas dapat dipenuhi, sebaliknya tantangannya
akan berat bilamana makin banyak faktor-faktor yang disebut di atas
dilanggar. Akan halnya akuntansi syariah secara realistis kita harus
memahami wujudnya yang baru muncul kembali, seiring dengan
munculnya kembali wacana dan praktik ekonomi Islam, setelah sekitar
enam atau tujuh abad lamanya tenggelam. Oleh karena itu, kalaulah
wujudnya saja masih belum dikenali secara baik, maka ini bukanlah
hal yang aneh.
Patut disyukuri secara realitas bahwa baik ekonomi islam,
maupun akuntansinya terus menunjukkan perkembangan dari masa ke
masa. Munculnya pertanyaan tentang prospek dan tantangannya ke
depan dalam tahapan ini adalah sesuatu yang wajar. Berpijak pada
keyakinan agama yang kita miliki, ditambah dengan realitas sosial atas
dasar perkembangan yang sudah terjadi selama ini, maka kita harus
optimis akan masa depannya sebagai salah satu alat bisnis yang
menjanjikan al-falah, dunia dan akhirat. Namun, melihat umurnya
yang relative muda, dan sekaligus pemahaman masyarakat yang
relative belum merata, ditambah lagi masih singkatnya masa pengujian
secara empiris, maka tantangan demi tantangan masih akan dihadapi
didepan. Tantangan ini, begitu juga tidak harus membuat kita surut ke
belakang. Sebaliknya, harus dapat memicu semangat yang lebih tinggi
untuk menyempurnakannya, sehingga harapan akan perannya yang
optimal

11
sebagai salah satu alat dalam system perekonomian, dapat diwujudkan
secara optimal.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan awal islam dimulai dari Negara madinah, karena
pada saat itu madina belum memiliki pemasukan dan pengeluaran maka
Negara madinah membuat kegiatan yang dilakukan secara kerjasama. Pada
abad ke 7 Nabi Muhammad membentuk baitul mall yang berfungsi
sebagai penyimpanan hasil pembayaran wajib zakat dan usur. Setelah Nabi
Muhammad walfat tahta khalifahan diisi oleh sahabat-sahabat Nabi yang
diantaranya adalah Abu Bakar Ashidiq, Umar bin Khatab, Ustman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib. Pada saat khulafau rasyidin perkembangan
ekonomi di madinah sangat pesat yakni dengan mengembangkan suatu
Negara dan system akuntansinya dengan catatan tidak keluar dari tutunan
Rasullulah.
Terdapat pula tokoh-tokoh muslim yang lainnya berkaitan dengan
sejarah perkembangan akuntansi syariah diantaranya : Abu Yusuf , Al
Karki, Al Khawarizmi , ibnu khaldun dll.
Akuntansi syariah yaitu proses akuntansi atas transaksi-transaksi
yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Patut
disyukuri secara realitas bahwa baik ekonomi islam, maupun akuntansinya
terus menunjukkan perkembangan dari masa ke masa. Munculnya
pertanyaan tentang prospek dan tantangannya ke depan dalam tahapan ini
adalah sesuatu yang wajar. Berpijak pada keyakinan agama yang kita
miliki, ditambah dengan realitas sosial atas dasar perkembangan yang
sudah terjadi selama ini, maka kita harus optimis akan masa depannya
sebagai salah satu alat bisnis yang menjanjikan al-falah, dunia dan akhirat.

13
B. Penutup
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamin

14
DAFTAR PUSTAKA

- Nurhayati,sri. Akuntansi Syariah. 2011. Jakarta : Salemba Empat


- Yaya, Rizal dkk. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta : Salemba Empat,
2014.
- Raharjo, Dawam. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. 2002.
Jakarta: Wisma Nugrasantana
- Adnan Akhyar,”Akuntansi syariah: “Arah, prospek
dan tantangannya”, 2005, Yogyakarta, UII press
- Syafri Sofyan Harahap dkk. Akuntansi Perbankan Syariah,2004.
Jakarta. LPFE Usakti
- Triwuyono,iwan. akuntansi syariah, Jakarta. raja grafindo persada
- http://eryansetiawan3.blogspot.co.id/2014/03/makalah-akuntansi-syariah-
sejarah.html

15

You might also like