You are on page 1of 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SENAM KAKI DIABETIK


PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) BUDI LUHUR JAMBI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II :
Ukhvia Munawarah G1B220001
Rina Mariani G1B220002
Devi Novita S G1B220005
Ria Ramadani Wansyaputri G1B220006
Vera Feronica G1B220007
Meti Erianti G1B220008
Nelvi Putri G1B220009
Astri Rahma Yani G1B220011
Auradhia Nurusyifa G1B220013

PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. Luri Mekeama, S.Kep,. M.Kep
Ns. Riska Amalya Nasution,M.Kep., Sp.Kep.J
Ns. Meinarisa, S.Kep., M.kep

PEMBIMBING LAPANGAN:
Ns. Evi Nopriyanti, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
PRE PLANNING
Mata Ajaran : Keperawatan Gerontik
Pokok Bahasan : Senam Kaki Diabetik
Sasaran : Lansia di UPTD PSTW Budi Luhur
Hari/Tanggal : Senin, 31Mei 2021
Pukul : 09.40 – 10.25 Wib
Waktu : 1 x 45 menit

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses penuaan pada lansia diikuti adanya penurunan berbagai fungsi


organ atau jaringan di dalam tubuh termasuk sel beta pankreas yang efeknya
menjadikan produksi insulin menurun hingga mengakibatkan kadar gula
dalam darah meningkat. Keadaan lansia tersebut identik dengan diabetes
mellitus atau DM yaitu penyakit gangguan metabolik (Kemenkes RI,
2014).Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
gangguan kerja insulin atau keduanya, yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (PERKENI,
2011).
Organisasi International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan
sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita
diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3%
dari total penduduk pada usia yang sama. Prevalensi diabetes diperkirakan
meningkat seiring penambahan umur penduduk menjadi 19,9% atau 112,2 juta
orang pada umur 65-79 tahun. Angka diprediksi terus meningkat seiring
penambahan umur penduduk menjadi 578 juta di tahun 2030 dan 700 juta di
tahun 2045. Indonesia berada di peringkat ke-7 diantara 10 negara dengan
jumlah penderita terbanyak yaitu sebesar 10,7 juta. Indonesia menjadi satu-
satunya Negara di Asia Tenggara pada daftar tersebut, sehingga dapat
diperkirakan besarnya kontribusi Indonesia terhadap prevalensi kasus diabetes
di Asia Tenggara.Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi
diabetes mellitus di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada umur ≥ 15
tahun sebesar 2%. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan
prevalensi diabetes mellitus pada penduduk ≥ 15 tahun pada hasil Riskesdas
2013 sebesar 1,5%. Namun prevalensi diabetes mellitus menurut hasil
pemeriksaan gula darah meningkat dari 6,9% pada 2013 menjadi 8,5% pada
tahun 2018. Angka ini menunjukkan bahwa sekitar 25% penderita diabetes
yang mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes. Provinsi Jambi terdapat
kasus diabetes mellitus sebesar 1,4% (Kemenkes, 2020).
Peningkatan angka kejadian diabetes melitus diikuti peningkatan
komplikasi yang timbul secara akut maupun kronik. Komplikasi akut diabetes
melitus karena adanya ketidakseimbangan jangka pendek dalam glukosa darah
yaitu penderita akan mengalami hipoglikemia sehingga menyebabkan
penderitanya tidak sadarkan diri secara tiba–tiba atau koma diabetikum,
ketoasidosis diabetik (DKA), dan sindrom hiperglikemik hyperosmolar non
ketotik. Komplikasi kronik diabetes melitus terjadi setelah 10-15 tahun setelah
di diagnosa.Komplikasi kronik dapat muncul gangguan makrovaskular
(penyakit pembuluh darah besar), mikrovaskular (penyakit pembuluh darah
kecil), dan neuropati.Gangguan makrovaskular dapat terjadi pada sirkulasi
koroner, vaskular perifer, dan vaskular serebral.Gangguan mikrovaskular
dapat berupa kelainan pada ginjal (nefropati), dan mata (retinopati) serta
menunjang munculnya masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki (Anani,
2012).
Komplikasi yang terjadi dikarenakan penderita diabetes melitus
mengalami produksi insulin yang tidak adekuat sehingga mengakibatkan
kadar gula dalam darah meningkat. Kondisi tersebut dapat menyebabkan
rusaknya saraf, pembuluh darah dan struktur internal lainnya sehingga
pasokan darah ke kaki semakin terhambat, efeknya penderita diabetes mellitus
merasakan gangguan sirkulasi darah pada kakinya. Lansia dengan kadar gula
darah tinggi, akan membuat viksositas atau kekentalan darah tinggi, sehingga
menghambat sirkulasi darah dan persyarafan terutama pada daerah perifer atau
ujung kaki yang berfungsi sebagai tumpuan tubuh utama. Viskositas darah
yang mengalami pengikatan ini mengakibatkan peningkatan kemampuan
bakteri untuk merusak sel-sel tubuh, sehingga apabila terjadi luka akan lebih
sulit atau lama proses penyembuhannya (Setiawan, 2011).
Prinsip penatalaksanaan diabetes melitus meliputi empat pilar yang
terdiri dari (1) edukasi atau penyuluhan; (2) terapi gizi medis atau perencanaan
makan; (3) latihan fisik atau exercise; dan (4) intervensi farmakologis atau
obat OHO (Perkeni, 2016). Sinergi dengan program Lansia Sehat dengan
Diabetes Mellitus (LANSET DM) sebagai strategi intervensi perawat
professional dengan dukungan keluarga, kelompok, dan kader untuk
mengendalikan kadar gula darah pada lansia yang telah dilakukan sebelumnya
di Kelurahan Cisalak Pasar Kota Depok berupa pemberdayaan dengan
merubah perilaku lansia dengan diabetes mellitus berupa sesi pendidikan
kesehatan, pelatihan, dan manajemen perawatan kesehatan dengan diet DM,
perawatan kaki, senam kaki, senam DM, terapi komplementer herbal daun
sirih merah, modalitas relaksasi “BEBAS DM”, dan akupresur (Ratnawati,
2015). Oleh sebab itu, salah satu langkah untuk mengatasi sirkulasi darah
yang terhambat dengan melakukan olahraga atau latihan senam kaki (Rusli,
2015).
Senam kaki diberikan kepada penderita diabetes melitus baik tipe 1
maupun tipe 2 dan sangat dianjurkan sebagai langkah pencegahan dini sejak
pertama kali penderita dinyatakan menderita dibetes melitus. Senam kaki
tergolong olahraga atau aktivitas ringan dan mudah karena bisa dilakukan di
dalam atau di luar ruangan terutama di rumah dengan kursi dan koran serta
tidak memerlukan waktu yang lama hanya sekitar 20-30 menit yang berguna
untuk menghindari terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran
darah bagian kaki (Sumosardjuno, 2012).
Berdasarkanhasil survey padatanggal 25Mei 2021di Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Budi Luhur Jambi, didapatkan data jumlahlansiasebanyak 3
orang lansia yang menderita diabetes melitus.Penatalaksanaandiabetes
mellitus hanyadiberikanpenatalaksanaanfarmakologiyaknidiberikanobat-
obatan untuk mempertahankan nilai glukosa darah dalam rentang
normal.Sedangkanpenatalaksanaan non farmakologissepertisenam kaki
diabetiksudah lama tidak dilakukan semenjak memasuki masa pandemic
covid-19.Berdasarkan uraian tersebut, maka kelompok sepakat untuk
memberikan terapi aktivitas kelompok di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)
Budi Luhur Jambi dengan melakukan senam kaki diabetik.
I. TujuanInstruksionalUmum (TIU)
Setelahmengikutisenam kaki diabetic selamakuranglebih 45menit, lansia
mampu mengaplikasikan senam kaki diabetik dalam aktivitas sehari-hari.
II. TujuanInstruksionalKhusus (TIK)
SetelahdiberikanTerapi Aktivitas Kelompok (TAK), diharapkan
pesertadapat:
1. Menyebutkan tujuan dan manfaat senam kaki diabetik
2. Memperagakan gerakan senam kaki diabetik
B. Pelaksanaan Kegiatan
I. Pokok Bahasan
1. Tujuan dan manfaat senam gerak sendi
2. Gerakan senam kaki diabetik
II. Sasaran dan Target
1. Sasaran : Lansia
2. Target : Lansia dengan diabetes melitus
III.Metode
Peragaan senam kaki diabetik

IV. Media dan Alat


1. Media
a. Poster
b. Flipchart
c. Leaflet
d. PPT
2. Alat
a. Koran
b. Speaker
c. Infokus
d. Kardus atau tempat sampah
e. Masker
V. Pengorganisasian
1. Moderator : Devi Novita Sari, S.Kep
2. Instruktur : Auradhia Nurusyifa, S.Kep
3. Fasilitator : Ria Ramadani Wansyaputri, S.Kep
Astri Rahma Yani, S.Kep
Meti Erianti, S.Kep
Nelvi Putri, S.Kep
Vera Feronica, S.Kep
4. Observer : Rina Mariani, S.Kep
5. Dokumentasi : Ukhvia Munawarah, S.Kep
VI. Uraian Tugas
Moderator :
1. Membuka acara
2. Memperkenalkan pembimbing dan anggota kelompok
3. Menjelaskan tujuan terapi modalitas
4. Membuat kontrak waktu
Instruktur :
1. Memperagakan cara melakukan senam
2. Memberi reinforcement positif
3. Menyimpulkan kegiatan
4. Mengevaluasi gerakan peserta
Fasilitator :
1. Memfasilitasi audiens yang kurang aktif
2. Mampu memotivasi audien untuk kesuksesan acara
3. Mengatasi masalah yang mungkin timbul selama kegiatan
Observer :
1. Mengobservasi jalannya acara
2. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
3. Mencatat penyimpangan selama kegiatan TAK
Konsumsi :
1. Menyiapkan konsumsi pada hari terapi modalitas
Dokumentasi :
1. Mendokumentasikan jalannya terapi modalitas
VII. Setting Tempat

Keterangan :
1 : Moderator : Fasilitator : Observer

2
: Instruktur : Peserta

VIII. Waktu dan Tempat


Tempat : UPTD PSTW Budi Luhur
Hari / Tanggal : Senin, 31Mei 2021
Waktu : 09.40 – 10.25 WIB
IX. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Dan Waktu
Pendahuluan 1. Moderator mengucapkan 1. Menjawab salam
(5 menit) salam 2. Mendengarkan dan
2. Moderator memperkenalkan memperhatikan
semua anggota TAK 3. Mendengarkan dan
3. Moderator menjelaskan memperhatikan
tujuan terapi modalitas yang 4. Menyetujui kontrak
akan dicapai
4. Moderator membuat kontrak
waktu
Peragaan 1. Menggali pengetahuan 1. Menjawab
(35 menit) peserta tentang senam kaki 2. Mendengarkan dan
diabetik memperhatikan
2. Memperagakan gerakan 3. Mengajukan pertanyaan
senam kaki diabetik
3. Memberi kesempatan
bertanya kepada peserta
Penutup 1. Mengevaluasi gerakan senam 1. Menjawab pertanyaan
(5 menit) kaki diabetik 2. Mendengarkan dan
2. Memberikan reinforcement memperhatikan
positif 3. Mendengarkan dan
3. Moderator menyimpulkan memperhatikan
tujuan senam kaki diabetik 4. Menjawab salam
4. Moderator memberikan salam
penutup
X. Materi
Terlampir
XI. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta dapat mengikuti kegiatan sesuai rencana
b. Alat yang dibutuhkan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai rencana
b. Peserta berpartisipasi aktif selama kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menyebutkan tujuan senam kaki diabetik
b. Pesertadapat memperagakan kembali gerakan senam kaki diabetik
LAMPIRAN MATERI
SENAM KAKI DIABETIK
A. Pengertian Senam Kaki Diabetik
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh
penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soegondo, 2008).
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan
memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk
kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan
juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi (Soegondo, 2008).Senam
diabetik ini dilakukan paling sedikit 25 menit selama 3 kali dalam
seminggu.
B. Tujuan Senam Kaki Diabetik
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperkuat otot-otot kecil
3. Mencegah  terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha 
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
C. Manfaat Senam Kaki Diabetik
1. Mengontrol gula darah 
2. Dapat menurunkan berat badan. 
3. Memberikan keuntungan psikologis 
4. Mengurangi kebutuhan pemakaian obat oral dan insulin
5. Mencegah terjadinya DM yang dini terutama bagi yang memiliki
riwayat keluarga dengan DM
D. Gerakan Senam Kaki Diabetik
1. Duduklah tegak di atas sebuah kursi dengan telapak kaki menyentuh
lantai, tidak bersandar pada kursi dan lantai harus bersih

Gambar 1: DudukTegak (Sumber: Soegondo, 2008)


2. Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar
ayam sebanyak 10 kali

               

 
 Gambar 2: GerakPertama(Sumber: Soegondo, 2008)
3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki di lantai, angkat telapak kaki
ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan
tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada
kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

                   

Gambar 3: Gerak Kedua (Sumber: Soegondo, 2008)


4. Tumit kaki diletakkan di lantai. Kedua ujung kaki diangkat ke atas dan
buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki ke
arah samping lalu ke tengah masing-masing sebanyak 10 kali.

                    Gambar 4: Gerak Ketiga (Sumber: Soegondo, 2008)


5. Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Kedua tumit diangkat dan buat
gerakan memutar ke samping. Turunkan kembali ke lantai dan
gerakkan ke tengah, dengan pergerakkan pada pergelangan kaki,
masing-masing sebanyak 10 kali.

Gambar 5: Gerak Keempat (Sumber: Soegondo, 2008)


6. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan
turunkan kembali kaki anda, bergantian kiri dan kanan. Ulangi
sebanyak 10 kali.

 
   
Gambar 6: GerakKelima (Sumber: Soegondo, 2008)
7. Luruskansalahsatu kaki di ataslantaikemudianangkat kaki
tersebutdangerakkanujungjari kaki
kearahmukaandalaluturunkankembalikelantai. Masing-masing kaki
ulangi 10 kali

                 

  Gambar 7: GerakKeenam (Sumber: Soegondo, 2008)


8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi gerak keenam, namun
gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
9. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan
pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.
10. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan secara
bergantian.
11. Letakkan sehelai koran di lantai

Gambar 8. Bentuk Koran menjadi bola (Sumber: Soegondo, 2008)


a. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki.
Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula
menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali
saja
b. Lalurobek koran menjadi 2 bagian, pisahkankeduabagian koran
c. Sebagiankoran di sobek-sobekmenjadikecil-kecildengankedua kaki
d. Pindahkankumpulansobekan-sobekantersebutdengankedua kaki
laluletakkansobekkankertaspadabagian kertas yang utuh
e. Bungkussemuanyadengankedua kaki menjadibentuk bola
f. Buang bola tersebut ke tempat sampah
 
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2014. Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Resiko Diabetes
Melitus. Kementrian Kesehatan RI : Jakarta

Perkeni.2015. Konsensus Pengelolalan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe


Indonesia. [cited 25 Mei 2021]. Available from www.perkeni.org.

Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI

Anani, S. 2012. Hubungan antara Perilaku Pengendalian Diabetes dan Kadar Gula
Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus (Studi Kasus di RSUD
Arjawinangun Kabupaten Cirebon) [skripsi]. Semarang: Fakultas Kesehatan
Masyarakat UNDIP

Setiawan, M. 2011. Pre-Diabetes Dan Peran HbA1C Dalam Skrining Dan


Diagnosis Awal Diabetes Mellitus.Jurnal Ilmu Kesehatan Dan Kedokteran
Keluarga Universitas Muhammadiyah Malang.7(1): 57-64.

Rusli, G. R., & Farianingsih, S. 2015. Senam Kaki Diabetes Menurunkan Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Journals of Ners Community
PSIK FIKES Universitas Gresik & PPNI Jawa Timur ; 6(2): 189-197.

Sumosardjuno, S. 2012. Manfaat dan macam olahraga bagi penderita diabetes


melitus. Bandung: Medika Hospital.

Soegondo, S., 2008.Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Melitus Kencing


Manis Sakit Gula. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

You might also like