You are on page 1of 8

Tugas I Individu : Identifikasi Masalah Mutu dan Keselamatan Pasien

Mata Kuliah : Manajemen mutu dan Keselamatan

IDENTIFIKASI MASALAH MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


DI RSUD MOKOYURLI BUOL

Oleh :
Susilawaty Lestari (R012211011)
Kelas Manajemen

PRODI STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
IDENTIFIKASI MASALAH MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan menjadi isu global yang terangkum dalam lima isu penting yang terkait di

rumah sakit yaitu keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan

bangunan dan peralatan di rumah sakit, keselamatan lingkungan dan keselamatan bisnis rumah

sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. (Ismainar, 2015). Keselamatan pasien

merupakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko,

identifikasi dan pengelolaan risiko pada pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan

belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan

timbulnya risiko dan juga mencegah terjadinya cidera yang disebabkan kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

(Permenkes RI, 2017)

Beberapa negara telah menerbitkan studi menyoroti banyak bukti yang menunjukkan

bahwa sejumlah besar pasien yang dirugikan karena pelayanan kesehatan mereka, baik

mengakibatkan cedera permanen, meningkatkan lama tinggal di fasilitas kesehatan, atau bahkan

kematian. Insiden terjadi bukan karena tenaga medis sengaja mencederai pasien, sebaliknya

terjadi karena kompleksitas sistem pelayanan kesehatan saat ini, Ketika begitu banyak jenis

penyedia layanan kesehatan terlibat, sangat sulit untuk memastikan pelayanan yang aman kecuali

sistem pelayanan dirancang untuk memfasilitasi informasi yang tepat waktu dan lengkap serta

pemahaman oleh semua profesional kesehatan. Di negara berkembang, kombinasi berbagai

faktor yang tidak menguntungkan seperti kurangnya staf medis, struktur yang tidak memadai dan

kepadatan penduduk, kurangnya komoditas pelayanan kesehatan dan kekurangan peralatan

dasar, buruknya kebersihan (Bates & Singh, 2018)


Selama dekade terakhir, bidang pelayanan kesehatan telah berhasil mengadopsi berbagai

metode peningkatan kualitas yang digunakan oleh industri lainnya. Metode ini membekali

profesional medis pengetahuan dan cara untuk mengidentifikasi masalah, mengukur masalah,

mengembangkan berbagai intervensi yang dirancang untuk memperbaiki masalah dan menguji

apakah intervensi medis tersebut bekerja. Beberapa ahli kesehatan telah menerapkan prinsip-

prinsip peningkatan mutu untuk mengembangkan metode peningkatan kualitas kesehatan dokter

dan manajer. Identifikasi dan pemeriksaan setiap langkah dalam proses pelayanan kesehatan

menjadi pondasi, dalam proses pelayanan mereka mulai melihat bagaimana tiap tahap pelayanan

kesehatan terhubung dan terukur. Pengukuran penting untuk peningkatan keselamatan (Lark et

al., 2018)

Pendekatan dimensi mutu pelayanan kesehatan World Health Organization (WHO)

mengembangkan sebuah kerangka kerja, yaitu layanan kesehatan yang efektif, efisien, mudah

diakses, dapat diterima serta berfokus kepada pasien, aman dan adil. Dimensi mutu pelayanan

kesehatan ini kemudian berkembang menjadi tujuh dimensi, yaitu efektif (effective), keselamatan

(safe), berorientasi kepada pasien (people centred), tepat waktu (timely), efisien (efficient), adil

(equitable) dan terintegrasi (integrated) (Kemenkes, 2021).

Meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan secara

berkesinambungan, rumah sakit wajib melakukan pengukuran dan evaluasi mutu pelayanan

kesehatan sesuai dengan indikator mutu yang merupakan proses kegiatan yang

berkesinambungan (never ending process) (Kemenkes, 2021). Pendekatan yang komprehensif

untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang berdampak pada semua aspek pelayanan

yang meliputi setiap unit yang terlibat langsung dalam program peningkatan mutu dan

keselamatan pasien, dengan rumah sakit menetapkan tujuan, mengukur seberapa baik proses
kerja dilaksanakan dan validasi datanya, menggunakan data secara efektif dan fokus pada tolok

ukur program, serta bagaimana menerapkan dan mempertahankan perubahan dari hasil

perbaikannya (KARS, 2019)

Rumah sakit mempunyai kewajiban membuat dan menyampaikan dokumen sebagai

syarat administrasi, yang salah satu adalah Standar Pelayanan Minimal (SPM). Oleh karena itu,

rumah sakit dituntut untuk menunjukkan akuntabilitasnya dengan senantiasa memenuhi SPM RS

(Adhi et al., 2020). Rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki

peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh

karena itu, dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu serta professional sehingga dapat

menjangkan seluruh lapisan masyarakat (Kuzairi et al., 2017)

Langkah awal yang dilakukan untuk meningkatkan mutu di pelayanan kesehatan yang

terdapat dirumah sakit dengan mengidentifikasi masalah terlebih dahulu serta mengidentifikasi

factor resiko yang ada di rumah sakit sehingga dapat diantisipasi lebih awal agar resiko tidak

terjadi atau dampaknya di minimalisir. Dari masalah yang teridentifikasi perlu dibuatkan

prioritas penyelesaian (Siswati & Maryati, 2017) sesuai juga dengan PMKP 12 Snars Edisi 1.1

komponen penting program manajemen resiko formal yang meliputi identifikasi resiko, prioritas

resiko, pelaporan resiko, majanemen risiko, investigasi kejadian yang tidak diharapkan (KTD).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

serta laporan pengukuran Standar Pelayanan Minimal dan Indikator Nasional Mutu maka

identifikasi masalah yang ditemukan di ruang rawat inap RSUD Mokoyurli Buol data dari Tim

PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) dengan peningkatan infeksi HAIs (Healthcare

Associated Infection) IDO (Infeksi Daerah Operasi) tahun 2021 cukup tinggi mencapai 23.21%

melebih Standar Pelayanan Minimal (SPM) >1,5 %. Maka yang menjadi program layanan
prioritas di RSUD Mokoyurli yang akan ditingkatkan mutu dan layanan mutu klinis dan

keselamatan pasien di rumah sakit yaitu layanan bedah dengan indikator area klinis : 6 indikator,

indikator area manajemen : 2 indikator dan Indikator SKP : 7 indikator

Berikut indikator serta Standar Pelayanan Minimal (SPM)

a. Indikator Area Klinis dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

b. Indikator Area Manajemen dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

No INDIKATOR AREA MANAJEMEN STANDAR

1. Respon tersediaan darah pasien bedah ≤60 100%


menit
2. Survey kepuasan pasien dan keluarga pasien ≥ 80 %
bedah

a. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kesimpulan

Identifikasi dan pemeriksaan setiap langkah dalam proses pelayanan kesehatan menjadi

dasar dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dalam proses pelayanan

dengan melihat bagaimana tiap tahap pelayanan kesehatan terhubung dan terukur

melalui indikator mutu dibuatkan prioritas dan strategis penyelesaiannya.


DAFTAR PUSTAKA

Adhi, S. N., Ningsih, K. P., Studi, P., Medis, R., Kesehatan, I., Kesehatan, F., Jenderal, U., Yani,

A., Brawijaya, Y. J., Ambarketawang, R. B., & Gamping, S. (2020). Manajemen Data

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jurnal Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan,

3(2), 53–61. https://doi.org/10.31983/JRMIK.V3I2.6288

Bates, D. W., & Singh, H. (2018). Two Decades Since To Err Is Human: An Assessment Of

Progress And Emerging Priorities In Patient Safety.

Https://Doi.Org/10.1377/Hlthaff.2018.0738, 37(11), 1736–1743.

https://doi.org/10.1377/HLTHAFF.2018.0738

Ismainar, H. (2015). Keselamatan pasien di rumah sakit. Deepublish

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. (2019). Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1.1.

Kuzairi, U., Yuswadi, H., Budihardjo, A., Bayu Patriadi, H., & Program Doktor Ilmu

Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan, M. (2017). Impelementasi Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Pada Pelayanan Publik Bidang Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus Pada

Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi Bondowoso). POLITICO, 17(2), 1829–6696.

https://doi.org/10.32528/POLITICO.V17I2.881

Lark, M. E., Kirkpatrick, K., & Chung, K. C. (2018). Patient Safety Movement: History and

Future Directions. The Journal of Hand Surgery, 43(2), 174–178.

https://doi.org/10.1016/J.JHSA.2017.11.006

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Keselamatan pasien.

Siswati. Maryati, Yati.(2017). Manajemen informasi kesehatan II: Akreditasi dan manajemen

resiko.BPPSDMK.

You might also like