You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh wanita. Pada
proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada ibu untuk
dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Decherneyet al, 2007)
Tali pusat bermuara di plasenta dan berujung pada pusat janin. Manfaat paling
penting dari tali pusat adalah sebagai jembatan penghubung antara ibu dan janin. Karena dari
plasenta dirahim ibu, tersedia semua nutrisi, darah dan oksigen yang siap disalurkan lewat tali
pusat kejanin. Termasuk faktor kekebalan atau imunologi dari ibu. Infeksi bakteri tertentu,
juga parasit dan virus dapat pula ikut masuk ke janin melalui tali pusat. Karena fungsinya
sebagai selang penghantar makanan dan oksigen ke janin sehingga tali pusat menjadi vital
bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Kelainan tali pusat misalnya terjadi hambatan,
dapat mengganggu aliran makanan dan oksigen kejanin bisa mengakibatkan janin gagal
berkembang bahkan berakhir dengan kematian.

.
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa Akademi Keperawatan diharapkan mampu melakukan asuhan keperawatan pada
ibu inpartu fisiologis dengan pendekatan manajemen keperawatan.
1.1.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa Akademi Keperawatan diharapkan dapat menerapkan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengkajian dan analisis data.
2. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data.
3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan masalah potensial.
4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan tidakan segera.
5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan sesuai dengan rencana dan masalah.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien.
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

1.3 Ruang lingkup Masalah


1.4. manfaat
BAB II
TINJAUAN TIORITIS

2.1 Pengertian
A. Persalinan
Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan (Prawirohardjo,
2010 ).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup
ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 2012).
persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (Manuaba, 2011).
b. lilitan tali pusat

Prolaps Corda Umbilical atau prolaps tali pusat adalah tali pusat berada di samping
atau melewati bagian terendah janin dalam jalan lahir sebelum ketuban pecah.
Prolaps Tali pusat dapat dibedakan menjadi 3 derajat yaitu :
Ø  Prolaps Occult : Keadaan dimana tali pusat terletak diatas di dekat pelvis tetapi tidak
dalam jangkauan jari pada pemeriksaan vagina.
Ø  Tali Pusat mungkin fore lying :Adalah keadaan dimana tali pusat dapat diraba melalui arteum
uteri, tetapiberada didalam kantong ketuban yang utuh.
Ø  Tali pusat mungkin prolaps kedalam vagina atau bahkan diluar vagina setelah ketuban pecah

2.2 Faktor – faktor lilitan tali pusat

1. Tali Pusar Terlalu Panjang

Ketika tali pusar yang dimiliki bayi terlalu panjang, maka beberapa gerakan bayi dalam
kandungan bisa menyebabkan masalah ini. Gerakan bayi yang kuat dalam kandungan bisa
meningkatkan ketegangan tali pusar. Akibatnya tali pusar yang meregang bisa membuat bayi
terlilit. Umumnya hal ini bisa menyebabkan lilitan pada bagian leher  bayi. Namun tali pusar
yang panjang juga bisa menguntungkan karena bisa melindungi aliran darah dari ibu ke bayi.
Tapi jika berlebihan juga bisa menyebabkan resiko kelahiran prematur.

2. Gerakan Bayi yang Kuat

Umumnya setiap bayi memiliki ukuran tali pusat yang berbeda-beda. Tali pusar bekerja
untuk melindungi janin agar selalu mendapatkan nutrisi dari ibu. Tali pusat berisi sebuah zat
gelatin atau jeli yang berfungsi untuk melindungi pembuluh darah dalam tali pusar. Gelatin
juga berfungsi untuk melindungi pembuluh darah tali pusar agar tidak terkena tekanan yang
berlebihan. Ketika gerakan bayi normal maka tali pusar akan normal namun jika gerakan
berlebihan maka tali pusar juga bisa menjadi panjang. Jadi dorongan gerakan bayi yang kuat
dalam kandungan akan mendorong bayi terkena lilitan tali pusar. Ibu hamil harus mengikuti
semua perkembangan janin dari tahap awal sampai akhir kehamilan. (baca juga:  ciri ciri
kontraksi akan melahirkan dalam waktu dekat)

3. Bayi Turun ke Ruang Panggul

Pada akhir kehamilan maka biasanya bayi sudah mulai turun ke ruang panggul. Ketika masih
dalam puncak rahim maka bayi memiliki tali pusar yang mengikuti gerakan bayi. Jika bayi
masuk ruang panggul maka semua paket plasenta termasuk tali pusar juga akan dibawa turun
oleh bayi. Posisi saat itu biasanya air ketuban masih penuh sehingga mendorong tali pusar
melilit bayi, terutama pada bagian leher. Jika hal ini terjadi maka biasanya tali pusar akan
terbawa bayi sesuai dengan gerakan putaran dari ujung fundus hingga ke ruang panggul.
Umumnya kondisi ini memang menjadi tanda-tanda akan melahirkan dalam waktu dekat.
(baca juga: proses pembukaan saat melahirkan 1 sampai 10)

4. Kehamilan Kembar

Kehamilan kembar juga bisa menyebabkan resiko bayi terlilit tali pusar. Lilitan tali pusar bisa
terjadi pada bayi itu sendiri atau acak dengan kembarannya. Kondisi ini biasanya sudah
terdeteksi pada pertengahan kehamilan. Biasanya kehamilan kembar juga akan lahir pada
waktu yang lebih awal sehingga posisi bayi turun ke ruang panggul juga lebih cepat.
Kehamilan kembar dengan kantung ketuban satu memiliki resiko bayi terkena lilitan tali
pusar yang lebih besar.

5. Ukuran Bayi Terlalu Besar

Ukuran bayi yang terlalu besar seperti pada ibu hamil yang menderita diabetes gestasional
juga memiliki resiko tinggi bayi terlilit tali pusar.

Bayi dengan ukuran yang besar sebenarnya dipengaruhi dari kadar gula yang tinggi semasa
ibu sedang hamil. Kadar gula dalam ibu juga bisa melewati plasenta dan kemudian diolah
oleh pankreas janin untuk menghasilkan insulin. Hal inilah yang menyebabkan bayi
berukuran besar. Akibatnya gerakan dan berbagai dorongan posisi bayi inilah yang membuat
bayi terlilit tali pusar. Jadi semua ibu hamil harus waspada dengan bahaya diabetes saat hamil
yang bisa menjadi penyebab bayi lahir prematur. (baca juga: bayi besar dalam kandungan –
bahaya, penyebab, resiko dan pencegahan)

6. Ibu Hamil Kurang Nutrisi

Ibu hamil yang mengalami kekurangan nutrisi juga bisa menyebabkan bayi terlilit tali pusat.
Kekurangan nutrisi menyebabkan tali pusar kekurangan zat gelatin (jelly Wharton).
Akibatnya perlindungan terhadap pembuluh darah dalam tali pusar juga akan menurun.
Gelatin ini berfungsi untuk membuat tali pusar menjadi lentur dan bisa bergerak bebas dalam
genangan air ketuban. Jika kekurangan nutrisi maka ketika bayi bergerak, kemungkinan
lilitan tidak bisa kembali seperti semula. Jadi usahakan semua ibu hamil mengikuti pedoman
gizi ibu hamil berdasarkan trimester kehamilan.

7. Kondisi Kehamilan Polihidramnion

Ibu hamil yang mengalami kondisi polihidramnion juga bisa menjadi penyebab bayi terlilit
tali pusar. Hidramnion adalah kondisi kehamilan ketika cairan ketuban yang dihasilkan
selama kehamilan sangat besar. Ini membuat bayi bisa bergerak kemana saja. Gerakan yang
terlalu lincah akan meningkatkan bayi terlilit tali pusar. Resiko kehamilan dengan masalah air
ketubah berlebihan juga bisa menyebabkan masalah lain seperti kelahiran prematur, pecah air
ketuban sebelum kelahiran, dan plasenta yang terpisah dari rahim. Memang ada berbagai
akibat kelebihan air ketuban yang sangat berbahaya untuk ibu hamil. Diantaranya adalah
penyebab pecah ketuban dini. (baca juga: ciri ciri air ketuban pecah / merembes).

8. Komplikasi Selama Persalinan Normal

Komplikasi selama persalinan normal juga bisa menyebabkan bayi terlilit tali pusar.
Kelahiran sungsang bisa membuat bayi menerima resiko terlilit tali pusat yang lebih besar.
Karena itu kelahiran sungsang biasanya akan membutuhkan bidan atau dokter yang sudah
ahli. Jika bayi terlilit tali pusar maka bisa menyebabkan resiko kematian bayi saat persalinan
juga semakin tinggi. Ibu hamil harus bersiap menghadapi bahaya melahirkan bayi sungsang.
Komplikasi masalah tali pusar memang menjadi penyebab bayi sungsang dalam kandungan.

Tanda tanda lilitan tali pusat

1. Setelah bayi masuk ke usia 37 minggu maka aktifitas janin terlihat sangat menurun.
Untuk mengetahui hal ini biasanya dokter akan melakukan deteksi dengan USG.
Pemeriksaan rutin sangat diperlukan untuk mengetahui resiko bayi apakah dalam
kondisi berbahaya atau tidak.
2. Setelah janin masuk ke usia 35 minggu, maka janin tidak bisa masuk ke rongga
panggul. Biasanya pada usia ini maka bayi sudah bersiap untuk mencari jalan lahir
sehingga kepala masuk ke ronggal panggul.
3. Posisi bayi pada usia lebih dari 34 minggu akan menjadi sungsang. Seharusnya posisi
bayi sudah mulai turun ke rongga panggul, namun karena terlilit tali pusar maka tidak
bisa memutar. Usaha untuk memutar bayi juga tidak bisa banyak membantu.
4. Aktifitas bayi menjadi sangat rendah dan hal ini bisa dideteksi dengan detak jantung
bayi yang semakin menurun. Aktifitas ini akan akan menurun terus selama ibu hamil
akan melahirkan dan sudah mulai kontraksi. (baca juga:  cara mendengarkan denyut
jantung bayi dalam kandungan ibu)

Anatomi fisiologi lilitan tali pusat

Dalam tali pusat yang berasal dari body stalk, terdapat pembuluh pembuluh darah sehingga
ada yang menamakannya vascular stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat
bahwa bagian luar tali pusat berasal dari bagian amnion. Di dalamnya terdapat jaringan
lembek, selei Wharton, yang berfungsi melindungi 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis
yang berada di dalam tali pusat. Kedua arteri dan satu vena tersebut menghubungkan satu
sitem kardiovaskular janin dan plasenta. Sistem kardiovaskuler janin dibentuk kira-kira pada
minggu ke-10. (Sarwono, 2008).
Tali pusat tumbuh dari ukuran 0,5 cm pada awal terbentuknya sirkulasi sampai 50-52 cm
pada kehamilan aterm. Lebar tali pusat rata-rata 1-2 cm. Pergerakan janin menyebabkan
terjadinya lilitan pembuluh darah tali pusat, dan lebih dari 300 spiral berbentuk sepanjang
kehamilan. Ikatan yang sangat jelas ditemukan pada 1%-1,5% dari tali pusat. Jelly warthon
merupakan suatu zat yag terdiri atas kolagen, otot, dan mukopolisakarida melindungi
pembuluh darah dari kompresi tersebut. (Walsh, 2008).

2.13 Etiologi
Penyebab terjadinya prolapse korda umbilical pada janin atau yang sering disebut
dengan  lilitan tali pusat pada janin :
ü  Usia kehamilan Kematian bayi pada trimester pertama atau kedua sering disebabkan karena
puntiran tali pusat secara berulang-ulang ke satu arah. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu
ke janin melalui tali pusat tersumbat total. Karena dalam usia kehamilan tersebut umumnya
bayi masih bergerak dengan bebas. Hal tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga
janin mengalami kekurangan oksigen.
ü  Polihidramnion kemungkinan bayi terlilit tali pusat semakin meningkat.
ü  Panjangnya tali pusat  dapat menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-rata 50
sampai 60 cm. Namun, tiap bayi mempunyai panjang tali pusat berbeda-beda. Panjang
pendeknya tali pusat tidak berpengaruh terhadap kesehatan bayi, selama sirkulasi darah dari
ibu ke janin melalui tali pusat tidak terhambat.

2.1.4Tanda-Tanda Bayi Terlilit Tali Pusat:

Menurut Dr. Nining Haniyanti, SpOG, ada beberapa hal yang menandai bayi terlilit tali pusat,
yaitu:
• Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah janin
(kepala atau bokong) belum memasuki pintu atas panggul perlu dicurigai adanya lilitan tali
pusat.

• Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha untuk
memutar janin (Versi luar/knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan tali pusat.

• Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG 3 dimensi
dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat.

• Dalam proses persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat, umumnya dapat
dijumpai dengan tanda penurunan detak jantung janin di bawah normal, terutama pada saat
kontraksi rahim.

Dengan bantuan alat CTG (kardiotokografi) yang sering digunakan untuk memonitoring janin
dalam persalinan, menunjukkan gambaran penurunan detak jantung janin yang terjadi
bersamaan dengan timbulnya kontraksi rahim.
2.1.5Patofisiologi
Beberapa etiologi yang dapat menyebabkan prolapsus tali pusat diantaranya adalah
kehamilan kembar, hidroamnion, kehamilan prematur, janin terlalu kecil, kelainan presentasi
dan plasenta previa. Pada kehamilan kembar akan mengalami hidramnion, dimana cairan
ketuban banyak dan inilah yang menyebabkan janin dapat bergerak lebih leluasa dalam
rahim. Dan keadaan ini dapat mengakibatkan kelainan presentasi (letak sungsang, lintang,
presentasi kepala). Sedangkan pada kehamilan prematur selain terjadi hidramnion juga terjadi
ukuran janin yang kecil karena usia gestasi yang masih muda sehingga janinnya memiliki
ukuran kepala yang kecil. Pada plasenta previa, plasenta akan mendekati atau menutup jalan
lahir. Semua keadaan tersebut akan menyebabkan janin sulit beradaptasi terhadap panggul
ibu,sehingga PAP (pintu atas panggul) tidak tertutupi oleh bagian bawah janin, dan inilah
yang mengakibatkan  tali pusat bergeser atau turun dari tempatnya sehingga terjadilah prolaps
tali pusat.
Prolaps tali pusat akan mengakibatkan tali pusat terjepit antara bagian terendah janin
dan jalan lahir sehingga sirkulasi janin akan terganggu dan ini mengakibatkan terjadi hipoksia
fetal dan bila berlanjut dapat mengakibatkan fetal distress yang ditandai dengan melemahnya
DJJ. Bila eadaan ini terus berlangsung dapat mengakibatkan terjadinya kematian pada janin.
Tapi bila dapat ditangani maka janin tetap hidup, ini ditandai dengan adanya teraba denyutan
pada tali pusat.
Letak lintang, letak sungsang terutama presentase bokong, hidraamnion, KPD,
dan plasenta previa dapat menyebabkan prolaps tali pusat. Dimana tali pusat berada dibagian
terendah janin didalam jalan lahir atau berada diantara bagian yang disiapkan untuk janin dan
tulang pelvis ibu, sehingga tali pusat keluar dari uterus mendahului bagian persentase pada
setiap kontraksi. Dengan demikian tali pusat akan kelihatan menonjol keluar dari vagina.

Komplikasi
Ø  Hipoksia janin
Lilitan tali pusat dapat menyebabkan penekanan atau kompresi pada pembuluh-pembuluh
darah tali pusat. Akibatnya, suplai darah yang mengandung oksigen dan zat makanan ke bayi
akan berkurang, mengakibatkan bayi menjadi sesak atau hipoksia.
Ø  Distres janin sehingga bisa mengakibatkan bayi mati
Lilitan tali pusat secara berulang-ulang ke satu arah. Biasanya terjadi pada trimester pertama
atau kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat tersumbat total.
Karena dalam usia kehamilan tersebut umumnya bayi masih bergerak dengan bebas.
Ø  Infeksi intra partum
Infeksi bakteri tertentu, juga parasit dan virus dapat pula ikut masuk ke janin melalui tali
pusat. Karena fungsinya sebagai selang penghantar makanan dan oksigen ke janin sehingga
tali pusat menjadi vital bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama (inisial) : Ny. A

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 22 tahun

Tanggal Pengkajian : 18 Februari 2018

Tanggal Masuk : 17 Februari 2018

Anak Ke : I ( Satu )

Nama Suami : Tn. J

Pendidikan Ayah : SLTP

Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

Alamat : Desa Darat Hulu ( MATFA )

Diagnosa Medis : INC ( Prolaps Corda Umbilical/ Lilitan Tali Pusat )

3.2. Riwayat penyakit kehamilan


 Pasien mengatakan ini kehamilannya yang pertama.
 Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
 Pasien mengatakan susah tidur
3.3. Kebiasaan waktu hamil
1. Makanan : 1 piring nasi ukuran sedang, 1 potong lauk ukuran
sedang, 1 mangkok sayur
2. Obat – obatan : Tidak ada
3. Merokok : Tidak ada
4. Lain – lain : Tidak ada
5. Riwayat persalinan sekarang
a) Jenis persalinan : Spontan
b) Ditolong oleh : Bidan
c) Usia kehamilan : 36 minggu
d) Komplikasi : tidak ada
3.4.   PEMERIKSAAN PLASENTA
 Keadaan plasenta : Panjang
 Bentuk plasenta : bundar
 Ukuran plasenta : 22 cm
 Tebal plasenta : 6 cm
 Berat plasenta : 700 gr 

3.5. ANALISA DAT


NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Klien mengatakan nyeri Adanya robekan Nyeri

pada abdomen bagian atau laserasi pada

bawah jalan lahir

DO : Klien tampak meringis

kesakitan, menahan sakit

yang di derita dan memgang

perutnya

DS : Ibu mengatakan sering Adanya nyeri dan Perubahan pola


terbangun karena nyeri dan bayi menangis tidur
membuat ibu
bayi nangis terbangun dari
DO : -         Tidur siang jarang tidur
-         Tidur malam jam hanya 3-
4 jam

3.6. Prioritas masalah

1. Gangguan rasa nyaman dan nyeri b/d inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir

menentukan adanya robekan atau laserasi

2. Gangguan perubahan pola istirahat tidur b/d nyeri


Diagnosa keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman dan nyeri b/d inspeksi manual pada uterus dan jalan

lahir menentukan adanya robekan atau laserasi

2. Gangguan perubahan pola istirahat tidur b/d nyeri

3.7.

. Rencana Asuhan Keperawatan

N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


o Hasil

1 Gangguan rasa nyaman Ibu akan mengatakan - Kaji skala nyeri dan
nyeri berkurang atau ketidak nyamanan
dan nyeri b/d inspeksi hilang dengan kriteria: - Berikan informasi
- Ibu tidak yang tepat tentang
manual pada uterus dan mengeluh perawatan rutin selama
kesakitan periode pascapartum
jalan lahir menentukan - Ibu tidak - Inspeksi perbaikan
meringis laserasi. Evaluasi
adanya robekan atau kesakitan penyatuan perbaikan
- Ibu tidak sering luka, perhatikan
laserasi memgang adanya edema
perutnya - Berikan kompres
panas/dingin
- Anjurkan penggunaan
teknik pernafasan
- Berikan lingkungan
tenang, anjurkan
pasien istirahat
- Berikan analgesik
sesuai kebutuhan
2 Gangguan perubahan pola ibu tidak mengalami - Kaji pola tidur klien
gangguan pola tidur - Berikan lingkungan
istirahat tidur b/d nyeri dengan kriteria: yang tenang
- Ibu mengatakan - Anjrkan pasien untuk
tidurnya cukup minum air hangat
- Ibu mengatakan sebelum tidur
tidurnya - Ajarkan klien relaksasi
nyenyak dan distraksi sebelum
tidur berikan obat
analgesik

You might also like