You are on page 1of 34

TUGAS CRITICAL BOOK RIVIEW

EKONOMI PEMBANGUNAN

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Yang di Wajibkan


Dalam Mengikuti Perkuliahan Ekonomi Pembangunan

(Dosen Pengampu : Munajat. S.E.,M.Si.,Dr.)

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Nama : Wira Hadi Sugara


Nim : 7213240007

PROGRAM STUDI S1 ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Berkat Rahmat-

nya sehingga Saya bisa menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah

satu tugas Critical book review (CBR) yang di berikan dalam Mata Kuliah Ekonomi

Pembangunan di Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan makalah ini, Saya merasa banyak kekurangan baik pada teknis penulisan

maupun materi karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Saya

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan Tugas

Critical Book Review (CBR), khususnya kepada, Bapak Munajat. S.E.,M.Si.,Dr.selaku dosen

mata kuliah Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada Saya,

sehingga Saya dapat menuelesaikan tugas ini.

Akhir kata Saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada didalam

makalah ini memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi pembaca

Medan, April 2022

Wira Hadi Sugara

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR.................................................................................1
1.2 Tujuan CBR..................................................................................................................1
1.3 Manfaat CBR................................................................................................................1
1.4 Identitas Buku Yang Di Riview...............................................................................2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU..........................................................................................3


2.1 Ringkasan Buku Utama............................................................................................3
2.2 Ringkasan Buku Pembanding...............................................................................11

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................27


3.1 Buku Utama...............................................................................................................27
3.2 Buku Pembanding...................................................................................................28

BAB IV PENUTUP................................................................................................................29
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................29
4.2 Saran...........................................................................................................................29

DAFTAR ISI...........................................................................................................................31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis, dapat menguji kemampuan dalam

meringkas dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang

dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai berupa kritikan

terhadap buku yang di review dan buku pembanding yang dianalisis.

Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,

terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum

memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu

penulis membuat CBR Ekonomi Pembangunan ini untuk mempermudah pembaca

dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang Ekonomi

Pembangunan.

1.2 Tujuan CBR


Tujuan penulisan Critical Book Review adalah untuk mnyelesaikan salah satu

tugas yang terdapat dalam pelajaran Ekonomi Pembangunan di Universitas Negeri

Medan Fakultas Ekonomi.

Selain itu, tujuan dari penulisan Critical Book Review ini adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai Ekonomi Pembangunan
2. Melatih diri untuk berpikir lebih kritis
3. Memberi masukan kepada penulis agar cetakan berikutnya lebih baik dari
sebelumnya

1.3 Manfaat CBR


Melalui Critical Book Review ini mahasiswa dilatih untuk lebih gemar membaca

buku dan mampu melatih pola pikir menjadi lebih kritis, serta mampu memotivasi

pembaca untuk menerbitkan sebuah buku.

1
2
1.4 Identitas Buku yang Diriview
Buku Utama
1. Judul : Ekonomi Pembangunan
2. Edisi : Cetakan ke-5
3. Pengarang/(Editor,jika ada) : Prof. Lincolin Arsyad, Ph,D.
4. Penerbit : UPP ATIM YKPN
5. Kota terbit : Yogyakarta
6. Tahun terbit 2010
7. ISBN :-

Buku Pembanding I
1. Judul : Pembangunan Ekonomi dan

Pemberdayaan Masyarakat

2. Edisi : Cetakan 2
3. Pengarang/(Editor,jika ada) : Muhammad Hassan, S.Pd.,M.Pd
Dr. H. Muhammad Azis,M.Si.
4. Penerbit : CV. Nur Lina
5. Kota terbit : Malang
6. Tahun terbit : Mei 2018
7. ISBN : 978-602-51907-6-6

3
BAB. II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Ringkasan Buku Utama

A. BAB 6 (Tabungan dalam Negeri)


 Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Studi-studi tentang kontribusi relative dari modal terhadap pertumbuhan
ekonomi masih sangat terbatas di NSB dan kesimpulan dari hasil estimasinya pun
kurang begitu meyakinkan, karena keterbatasan data yang tersedia. Namun
demikian, bukti-bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa dampak
pembentukkan modal terhadap pertumbuhan ekonomi juga cukup baik di NSB,
khususnya pada tahap-tahap awal pembangunan ekonominya.
Di sisi lain, pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi, pertumbuhan
produktivitas nampaknya jauh lebih penting daripada proses pembentukkan modal.
Hasil studi beberapa Negara berpenghasilan menengah seperti Korea Selatan,
Filipina, dan Meksiko menunjukkan bahwa pada tahun 1990-an pertumbuhan
persediaan mdal fiscal mampu memberikan kontribusi antara 0,25-0,30 dari
pertumbuhan ekonom, atau paling banyak sebesar 0,50 di NSB pada umumnya.
Sayangnya, tidak satupun dari studi-studi tersebut yang memasukkan kontribusi
modal insane terhadap pertumbuhan ekonomi yang hasilnya mungkin akan
mengecilkan peranan pembentukan modal fiscal dan tabungan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
 Efisiensi Penggunaan Modal

Salah satu isu penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara, khususnya
di NSB adalah masalah efisiensi alokasi sumberdaya-sumberdaya ekonomi yang
dimilikinya. Pembangunan ekonomi tanpa memperhatikan efisiensi alokasi
sumberdaya ekonomi hanya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tidak
optimal karena terjadi pemborosan dalam alokasi sumberdaya-sumberdaya
ekonomi yang ada. Dalam jangka panjang, pembangunan ekonomi akan terhambat
karena inefisiensi alokasi sumberdaya merupakan salah satu factor penting yang
mempengaruhi ketahanan ekonomi suatu Negara. Inilah arti penting dari efisiensi
alokasi sumberdaya-sumberdaya ekonomi dalam pembangunan.

 Rasio-Rasio Investasi di NSB

Dalam beberapa hal, penekanan perhatian terhadap jenis investasi padat modal
(capital intensive investment) yang sering dijumpai di NSB merupakan hasil yang

4
“tidak sengaja” dari kebijakan pemerintah. Selain itu hal tersebut dapat juga
menujukkan keyakinan bahwa hanya teknologi padat modal-lah yang efisisien, dan
dalam setiap pemilihan teknologi tidak memperhitungkan harga-harga relative
antara tenaga kerja dan modal. Beberapa ekonom (antara lain, Lawrence White)
mengungkapkan bahwa pemilihan teknik-teknik produksi di NSB umunya tidak
dipengaruhi oleh sinyal-sinyal harga.

 Sumber Tabungan Dalam Negeri


Pada umumnya, NSB membiyai rasio inestasi-GDP mereka yangtinggi dengan
cara mengintensifkan usaha-usaha mobilisasi tabungan dari berbagai sumber, baik
tabungan domestic maupun tabungan luar negeri, tabungan pemerintah maupun
tabungan swasta. Sebelum kita beralih ke pembahasan mengenai pola pembiyaan
pola investasi dengan sumber tabungan dalam negeri, ada baiknya jika kita terlebih
dahulu mengenai taksonomi tabungan secara sederhana.
Sumber tabungan yang diandalkan berbeda-beda antar NSB, tidak saja
tergantung pada foktor-faktor seperti tingkat pendapatan perkapita, kekayaan
sumber daya alam, dan komposisi sektoral GDP, namun juga tergantung pada sifat
dari kebijakan-kebijakan mobilisasi tabungan yang dianaut oleh pemerintah masing-
masing NSB tersebut.
 Tabungan Domestik

NSB sebagai sebuah kelompok telah mengintensifkan usaha-usaha mobilisasi


tabungan sejak tahun 1980.

 Tabungan Pemerintah
Pada umumnya, tabungan pemerintah hamper seluruhnya di peroleh dari
surplus atas penerimaan pajak secara keseluruhan terhadap konsumsi pemerintah.
Beberapa penelitian menujukkan bahwa hanya sedikit sekali kasus dimana
tabungan pemerintah dari badan usaha milik Negara (BUMN) yang memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi tabungan pemerintah secara keseluruhan. Peran
tabungan pemerintah ini sangatlah kecil dan itu pun hanya terjadi di beberapa
Negara saja. Oleh karena itu, pembahasan mengenai tabungan pemerintah dalam
bagian ini dibatasi pada tabungan anggaran saja. Ini disebut efek please, diambil
dari nama orang seorang ekonom bank dunia, yaitu Stanley Please, seseorang yang
pertama kali menganalisis fenomena tersebut.

 Tabungan Swasta

Hingga saat ini para ekonom, pemberi bantuan (donor), dan para pembuat
keputusan di NSB masih beranggapan bahwa tabungan domestic swasta sebagai
5
sumber dana kedua sesudah tabungan pemerintah dan bantuan asing dalam
struktur pembiyaan investasi. Namun, banyak bukti empiris di sebagian besar NSB
yang menujukkan bahwa tabungan swasta ternyata memainkan peranan penting
dalam menunjang proses pembentukkan modal di dalam negeri.

 Factor Penentu Tabungan Swasta


Perilaku Tabungan Rumah Tangga, pada dasarnya semua teori perilaku
tabungan rumah tangga berusaha untuk menjelaskan tiga pola pikir ini:
1. Dalam suatu Negara, pada suatu waktu tertentu, bagian pendapatan yang di
tabung oleh rumah tangga yang berpendapatan yang lebih tinggi cendering
lebih besar dari pada rumah tangga yang berpendapatan lebih rendah.
2. Dalam suatu Negara, rasio tabungan rumah tangga cenderung konstan
sepanjang waktu.
3. Rasio tabungan rumah tangga bervariasi antar Negara tanpa menunjukkan
adanya hubungan yang jelas dengan pendapatan.
Berikut ini akan kita bahas empt alternative perilaku tabungan rumah tangga
yaitu: hipotesis pendapatan absolute (Keynes) hipotesis pendapatan relative
(Duesenberry), hipotesis pendapatan permanen (Friedman), dan hipotesis tabungan
kelas (Kaldor).
 Hipotesis Pendapatan Absolut (Keynes)

Tingginya tingkat tabungan rumah tangga tergantung pada besarnya


pendapatan yang siap di belanjakan (disposable income). Hasrat menabung dari
pendapatan yang siap dibelanjakan tersebut akan meningkat sesuai dengan tingkat
pendapatan. Hal ini di kenal sebagai hipotesis pendapatan absolute dari Keynes.
Menurut pandangan ini hubungan tabungan pendaptan di formulasikan sebagai
berikut.

 Hipotesis Pendapatan Relatif (Duesenberry)

Dalam bentuknya paling sederhana, hipotesis ini memandang bahwa konsumsi


(dan tentuya tabungan) tidak hanya tergantung pada pendapatan sekarang namun
juga pada tingkat pendapatan sebelumnya dan perilaku konsumsi pada masa lalu.
Salah satu bentuk dari hipotesis pendapatan relative ini adalah hipotesis
Dusenberry, yang diambil dari nama seorang ekonom Harvard yang mengenalkan
konsep ini pada tahun 1940-an.

 Hipotesis Pendapatan Permanen (Friedman)

Di antara pendekatan-pendekatan tersebut yang paling popular dan


6
berpengaruh adalah hipotesis pendapatan permanen yang dirumuskan oleh
Milton Friedman, seorang ekonom dari University of Chicago pada tahun 1950-an.
Menurut Friedman, pendapatan terdiri dari dua komponen, yaitu pendapatan
permanen dan pendapatan tidak tetap. Ide dasarnya bahwa karena induvidu-
induvidu berharap untuk hidup lama, maka mereka membuat keputusan-
keputusan konsumsi untuk periode waktu yang sangat lama (bertahun-tahun).
Pendapatan permanen merupakan hasil dari kekayaan, termasuk asset modal fiscal
dan manusia.

 Hipotesis Tabungan Kelas (Kaldor)

Sebuaj model perilaku tabungan rumah tangga yang juga cukup menarik
perhatian adalah teori “kelas” yang dikemukakan olehseorang ekonom
berkebangsaan inggris, Nicholas Kaldor. Pendekatan Klador ini memandang bahwa
perilaku konsumsi (tabungan) akan dipengaruhi oleh kelas ekonomi. Menurut
Kaldor, kaum tenaga kerja (yang menerima pendapatan dari hasil kekayaan yang
mereka miliki).

Jadi, Semua hipotesis yang dibicarakan diatas memandang pendapatan, tidak


peduli apakah itu pendapatan sekarang, relative, atau permanen sebagai factor
penentu utama perilaku tabungan rumah tangga. Namun pendapatan bukanlah
satu-satunya factor penentu perilaku tabungan agregat pada sector swasta,
kususnya di NSB.

 Sekilas Tentang Sumber Pembiyaan Dalam Negeri Indonesia: Sebuah


Pelajaran dari Masa Lalu.
Indonesia sebaga NSB juga mengalami masalah kesenjangan investasi-tabungan,
karena pembangunan ekonomi nasional yang berprientasi pada pertumbuhan dan
industrialisasi menurut adanya investasi dalam jumlah besar, sementara jumlah
tabungan domestic yang berhasil dihimpun melalui tabungan pemerintah maupun
tabungan masyarakat (swasta) belum memadai.

B. BAB 7 (Sumber Dana Dari Luar Negeri)


 Bantuan Luar Negeri

Bantuan asing yang ada sekarang ini merupakan kelanjutan dari era sesudah
perang dunia
II. Bantuan tersebutberawal dari adanya Rencana Marshall (Marshall Plan), dimana

7
pada waktu itu AS menyalurkan dana nya sebesar US $17 miliar (sekitar 1,5 persen
dari GNP AS pertahunnya) selama kurang lebih empat tahun guna membantu
pembangunan kembali Eropa sesudah Perang Dunia II. Ada beberapa yang
mendasari program tersebut. Pertama, adanya aliran modal keuangan dari AS dan
adanya rencana-rencana yang terkoordinir dengan baik untuk menggunakan dana
tersebut secara produktif dalam membangun kembali stok modal fisik yang rusak di
Eropa.

Kedua, dua decade setelah Perang Dunia II usai, dunia di tandai oleh banyaknya
Negara yang merdeka dari jajahan Eropa, khususnya Negara-negara di kawasan
Asia Afrika. Terdorong oleh pengalamannya dalam membangun kembali Eropa, AS
berusaha untuk menolong bangsa-bangsa yang baru merdeka tersebut dengan
memberikan bantuan yang sama, yaitu modal dalam bentuk bantuan luar negeri,
terutama bagi Negara-negara yang telah siap dengan rencana pembangunannya.

Ketiga, setelah PD II usai, mptif-motif di belakang program bantuan AS tersebut


terlihat sangat kompleks, mulai dari untuk kepentingan sendiri hingga untuk
kepentingan umum. Keamanan AS selalu menjadi latar belakang pemikiran dari
kongres AS, baik dalam Marshall Plan maupun program point IV, dimana presiden
Truman (presiden AS pada masa itu) mlai mengalihkan perhatian dan sumber daya
AS ke NSB.

 Lembaga-Lembaga Bantuan Internasional


 The Asian Development Bank (ADB)
The Asian Development Bank (ADB) berdiri pada tahun 1966, bertugas untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta bekerja sama dengan semua pihak yang
berkepentingan di kawasan Asia. ADB merupakan lembaga pengembangan
keuangan internasional yang melaksanakan penyaluran dana, menyokong investasi,
dan memberikan kerja sama teknis kepada NSB yang menjadi anggotanya. ADB
merupakan lembaga Negara, yang anggotanya adalah pemerintah-pemerintah dari
berbagai Negara. ADB juga merupakan organisasi regional, karena kegiatan-
kegiatannya di fokuskan di kawasan Asia, dan sebagian besar Negara anggotanya
juga berada di kawasan Asia.
 Bank Dunia (The World Bank)
Pada awal perang dunia II (PD II), para ahli keuangan dari gabungan beberapa
Negara memandang bahwa setelah PD II akan membawa pengaruh akan
adanya kebutuhan atas peraturan-peraturan mengenai kerja sama internasional
untuk memecahkan masalah dalam hal moneter dan permasalahan-permasalahan

8
lainnya. Dengan adanya beberapa pertemuan yang diselenggarakan oleh gabungan
beberapa Negara. Pada bulan juli 1944, 44 buah Negara mendirikan United Nations
Monetary and Financial Conference di Bretton, New Hamsphire, USA. Pada
konferensi ini dicanangkan beberapa anggaran dasar, yaitu dengan terbentuknya
dua lembaga keuangan internasional yaitu:
IMF (International Monetary Fun)
IBRD (International Bank for Reconstruction and Development) kemudian
lebih dikenal dengan nama World Bank.
Meskipun peraturan-peraturan yang diciptakan oleh kedua lembaga diatas
berbeda, namun ada prinsip nya tujuan mereka adalah sama, yaitu untuk
menyediakan instrument moneter dan keuangan yang dapat memungkinkan
Negara-negara bekerja sama menuju kearah kemakmuran dunia, melalui dukungan
terhadap stabilitas nasional dan memimpin perdamaian di seluruh Negara.

 Dampak Bantuan Luar Negeri Terhadap Pembangunan


Dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pengalihan pemanfaatan
bantuan luarnegeri yang diterima, maka dapat pula kita katakana bahwa
bantuan luar negeri tidak akan berbeda jauh dengan berbagai bentuk tabungan luar
negeri lainnya, baik bantuan resmi dari pemerintah Negara donor maupun bantuan
dari pihak swasta asing. Namun, dalam dua hal, bantuan luar negeri tersesbut
mempunyai dampak yang berbeda terhadap pembangunan.
Pertama, misalkan saja jangka waktu pinjaman pemerintah Negara donor yang
relative la sehingga meringankan beban pembayaran di masa mendatang dan akan
meningkatkan aliran bersih dari sumber-sumber luar negeri di masa mendatang.
Hal ini disering dikenal dengan istilah nilai hibah dari bantuan. Nilai hibah dari
pinjaman ini adalah sebesar selisih antara jumlah pinjaman dengan nilai sekarang
yang didiskontokan dari pembayaran kembali pinjaman yang ditunjukkan sebagai
persentase dari the loans face value.
Kedua, perbedaan antara bantuan resmi dari pemerintah Negara donor dan
aliran modal swasta adalah bahwa pemberi bantuan dan sumber-sumber modal
resmi lainnya seringkali memanfaatkan bantuan mereka tersebut untuk mendukung
tujuan kebijakan mereka. Pemberi bantuan menginginkan kerja sama secara politik
dan militer. Mereka mengkaitkan dan bantuan tersebut dengan pembelian barang-
barang dan jasa dari Negara mereka, sebagai upaya untuk meningkatkan pasar
ekspor dan mengurangi dampak bantuan tersebut terhadapa neraca pembayaran
Negara donor.

 Manfaat Investasi Asing

9
Adanya serangkaian peraturan perundang-undangan Negara tuan rumah
berkenaan dengan investasi asing menunjukkan bahwa NSB tentang cukup aktif
untuk mencari investor asing dan mengharapkan berbagai manfaat yang nyata dari
investasi asing tersebut. Biasanya tujuan yang paling umum di kemukakan adalah
untuk menciptakan lapangan kerja, proses alih teknologi dan keterampilan yang
bermanfaat, dan sebagai sumber tabungan atau devisa.
 Perluasan kesempatan kerja
 Proses alih teknologi
 Manfaat perolehan devisa

 Kebijakan-kebijakan NSB terhadap Investasi Asing
Pemerintah NSB biasanya menggunakan berbagai kebijkan yang bersifat
restriktif dan insentif bagi perusahaan-perusahaan asing. Kebijakan yang bersifat
restriktif tersebut, anatar lain: (1) prasyarat kerja, (2) hokum “kejenuhan”, dan (3)
pengendalian repatriasi laba. Sedangkan kebijakan yang berupa rangsangan adalah
adanya insentif pajak.

 Pinjaman Komersial
Belakangan ini sumber dana dari luar negeri yang sangat cepat
perkembangannya adalah pinjaman swasta yang berasal dari tiga sumber, yaitu
 Bond lending, merupakan salah satu bentuk dari investasi portofolio.
Bentuka lainnya adalah pembelian saham perusahaan-perusahaan NSB
oleh pihak asing
 Pinjaman komersial, adalah pinjaman yang diberikan kepada pengusaha,
pedagang, atau pegawai yang digunakan untuk modal usaha dengan
jaminan benda bergerak atau benda tidak bergerak.
 Kredit ekspor adalah pembiyaan yang di berikan untuk membiyai suatu
transaksi ekspor antara supplier dan buyer yang dijamain oleh lembaga
resmi penjamin kredit eskpor suatu Negara.

 Sumber Pinjaman Luar Negeri Bagi Pembangunan di Indonesia


 The inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI)

adalah forum tempat pertemuan berkala antara Indonesia dengan Negara-


negara donor dan lembaga-lembaga keuangan internasional yang dibentuk tidak
berdasarkan perjanjian internasional. IGGI merupakan forum kerja sama dan
pertemuan konsultatif untuk Indonesia, bukan merupakan lembaga internasional,
tidak memiliki secretariat permanen dan tidak pula memiliki staf ahli.

10
 Consultative Group on Indonesia (CGI)

Latar belakang pembentukkan CGI berawal pada adanya insiden Dilli (timor
timur) pada bulan November pada tahun 1991. Pinjaman atau hibah CGI adalah
pinjaman atau hibah pemerintah yang diterima dari Negara-negara peserta siding
CGI.

 Pinjaman di luar IGGI/CGI

Golongan Negara-negara ini tidak ikut serta dalam perundingan di Tokyo


maupun di paris dalam rangka penyelesaian utang-utang Indonesia, maupun dalam
siding-sidang IGGI maupun CGI. Alasan klasik yang di kemukakan golongan
Negara-negara tersebut adalah, justru utang-utanf tersebut timbul karena politik
imperialis atau colonial Negara barat, dan mereka tidak ikut bertanggung jawab.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding

BAB I PENDAHULUAN

Secara terminologis, di Indonesia pembangunan identik dengan istilah

development, modernization, westernization, empowering, industrialization,

economic growth, europanization, bahkan istilah tersebut juga sering disamakan

dengan term political change. Identifikasi pembangunan dengan beberapa term

tersebut lahir karena pembangunan memiliki makna yang multi-interpretable,

sehingga kerap kali istilah tersebut disamakan dengan beberapa term lain yang

berlainan arti. Makna dasar dari development adalah pembangunan. Artinya,

serangkaian upaya atau langkah untuk memajukan kondisi masyarakat sebuah

kawasan atau negara dengan konsep pembangunan tertentu.

Dari beberapa penelusuran makna pembangunan secara kebahasaan tersebut, dapat

ditentukan beberapa nilai dasar dari konsep pembangunan. Pertama, pembangunan

mengandung makna proses. Ada tahapan-tahapan atau proses tertentu yang harus

dilalui ketika pembangunan tersebut dilakukan. Daur proses itupun dapat dimulai

melalui satu titik dan berakhir pada titik lain, lalu dimulai lagi dari titik awal

dimana sebelumnya telah dimulai.


11
Kedua, pembangunan mengandung arti perubahan menuju arah yang lebih baik.

Ada pertambahan nilai (value) dan guna (utility) dari obyek pembangunan. Dalam

hal ini, dapat juga dikatakan bahwa ada tujuan dan target tertentu dalam

pembangunan. Ketiga, terdapat subyek, metode dan obyek dalam pembangunan.

Ada subyek yang melakukan pembangunan, ada rangkaian langkah yang menjadi

panduan, dan terdapat juga obyek atau sasaran pembangunan.

Musuh utama yang dihadapi oleh pembangunan adalah keterbelakangan,

ketidakberdayaan, ketergantungan, kebodohan, rendahnya kesehatan yang

semuanya bermuara pada kemiskinan. Semua negara pernah atau bahkan sedang

berjuang menghadapi sekian banyak problem tersebut, di samping masih banyak

lagi problem turunan lagi yang terdapat pada tiap kawasan negara tertentu.

Dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting yaitu

suatu proses yang berarti merupakan perubahan yang terjadi terus-menerus; usaha

untuk menaikkan tingkat pendapatan per kapita; dan kenaikan pendapatan

perkapita itu harus terus berlansung dalam jangka panjang.

BAB II URGENSI PEMBANGUNAN EKONOMI

A. Kebutuhan Akan Pembangunan Ekonomi

Pembangunan pada awalnya diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi, sehingga

persepsi ini melahirkan pemahaman akan perlunya tingkat pertumbuhan ekonomi

yang tinggi. Oleh karena itu suatu negara dikatakan berhasil melaksanakan

pembangunan, bila pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Untuk

mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi, maka yang diukur adalah tingkat

produktivitas negara tersebut setiap tahunnya. Secara ekonomi ukuran

produktivitas ini menggunakan Produk Nasional Bruto atau Gross National Product

(GNP) dan Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP).

B. Syarat-syarat Pembangunan Ekonomi

Penduduk merupakan aset dalam pembangunan, mengingat penduduk sebagai


12
suatu agent of development, sehingga tidaklah berlebihan bila dikatakan berhasil

tidaknya pembangunan ditentukan oleh sikap penduduk selama proses

pembangunan berlangsung.

C. Prinsip-prinsip Pembangunan

Prinsip dasar dalam proses pembangunan adalah penekanan pada pertumbuhan

ekonomi dengan hasil pembangunan yang tidak semata-mata bersifat kuantitatif

tetapi juga bersifat kualitatif. Untuk mencapai hal tersebut, maka proses

pertumbuhan secara serentak mengarahkan kepada tiga prinsip kunci bagi negara

sedang berkembang maupun industri maju, yaitu berfokus pada semua aset: modal

fisik, manusia dan alam, menyelesaikan aspek- aspek distributif sepanjang waktu,

serta menekankan kerangka kerja institusional bagi pemerintahan yang baik.

D. Dampak Pembangunan Ekonomi

1. Manfaat Pembangunan Ekonomi:

a. Tingkat Produksi Meningkat

b. Adanya Berbagai Alternatif Kemudahan


c. Terdapat Perubahan Pada Aspek Sosial, Ekonomi, dan Politik

d. Meningkatnya Akan Nilai-Nilai Kebersamaan

e. Tingkat Kesejahteraan Penduduk Meningkat

2. Kerugian-kerugian Pembangunan Ekonomi

a. Pencemaran Lingkungan

b. Rusaknya Tatanan Nilai-nilai Sosial Budaya

c. Munculnya Ketimpangan di Berbagai Bidang

d. Meningkatnya Kaum Urban

e. Meningkatnya Pengangguran

13
f. Terjadinya Pergeseran Mata Pencaharian

BAB III TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI

A. Teori Klasik

Teori kelasik atau bisa juga disebut aliran kelasik muncul akhir abad ke 18 dan

permulaan abad ke 19. Pada umumnya para ahli ekonomi yang mengemukakan

teorinya pada sekitar abad tersebut, dinamakan kaum kelasik. Aliran kelasik

sendiri dalam sejarahnya ada dua yaitu aliran Kelasik dan aliran Neo Kelasik.

Yang termasuk aliran kelasik adalah mereka yang mengemukakan teorinya

sebelum tahun 1870-an, yang termasuk dalam golongan ini adalah Adam Smith,

Robert Malthus, David Ricardo dan John Stuart Mill. Yang termasuk aliran neo

kelasik adalah mereka yang mengemukakan teorinya sesudah tahun 1870-an, yang

termasuk dalam golongan ini adalah Alfred Marshall, Leon Walras dan Knut

Wicksel.

B. Teori Karl Marx

Karl Marx sangat terkenal dengan bukunya yang berjudul Das Kapital. Melalui

ajarannya ini Marx telah mempesonakan ratusan juta umat manusia. Sumbangan

Karl Marx terhadap teori pembangunan ekonomi dengan menitik beratkan masalah

kapitalis yang menurut Marx sendiri meramalkan bahwa kapitalis akan mengalami

suatu keruntuhan dalam jangka panjang dan atas dasar ramalan ini maka komunis

mendirikan bangunan besarnya. Analisa Marx merupakan suatu pengamatan yang

paling tajam mengenai proses pembangunan kapitalis.

Analisa ini memberikan pengaruh yang kuat dalam menentukan kebijakan yang

dilakukan oleh Uni Soviet (dahulu), Cina dan negara komunis lainnya.

C. Teori Schumpeter

14
Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan

ekonominya dalam buku Theory of Economic Development yang terbit di Jerman

tahun 1911, yang kemudian diuraikan dan direvisi dalam Business Cycles tahun

1939 dan Capitalism, Sosialicism, and Democracy pada tahun 1942 tanpa ada

perubahan yang berarti.

Menurut Schumpeter perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang

harmonis ataupun gradual, tetapi merupakan perubahan spontan dan terputus-

putus (discontinous), yaitu merupakan gangguan-gangguan terSadap

keseimbangan yang telah ada. Perkembangan ekonomi disebabkan oleh adanya

perubahan-perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan.

D. Aliran Neo Klasik

Sekitar pada tahun 1870 an pergeseran dalam aliran ekonomi, dimana aliran

ekonomi yang baru ini menggantikan aliran ekonomi klasik. Alasan adanya

pergeseran ini disamping pada waktu itu nampak pentingnya kemajuan teknologi

dan adanya penemuan-penemuan sumber produksi baru, juga ada kemungkinan-

kemungkinan untuk perkembangan lebih lanjut di bawah kemajuan teknologi.

Aliran baru ini disebut dengan aliran Neo-Klasik.

Kaum Neo-Klasik banyak menyumbangkan pendapatnya terhadap teori tingkat

suku bunga dan dengan demikian banyak membahas masalah akumulasi kapital.

Menurutnya perkembangan ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Adanya akumulasi kapital merupakan faktor penting dalam perkembangan


ekonomi.

2. Perkembangan itu merupakan proses yang gradual.

3. Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif.

4. Aliran Neo-Klasik merasa optimis terhadap perkembangan.

5. Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut.

15
E. Teori Keynes

Teori keynes ini lebih banyak ditujukan untuk negara kapitalis maju dari pada

negara berkembang. Adapun ringkasan teori dari Keynes ini dapat dijelaskan bahwa

pendapatan total merupakan fungsi dari pekerjaan total dalam suatu negara.

Semakin besar pendapatan nasional, semakin besar volume pekerjaan yang

dihasilkannya demikian pula sebaliknya. Volume pekerjaan tergantung pada

permintaan efektif. Permintaan efektif tergantung pada pertemuan antara barang

permintaan dan penawaran yang terjadi. Permintaan efektif ini terdiri dari

permintaan untuk konsumsi dan investasi. Sedang permintaan konsumsi sangat

tergantung pada kecenderungan untuk berkonsumsi (MPC) yang kenaikannya tidak

secepat kenaikan pendapatan.

F. Teori Post Keynesian

Teori-teori yang dikemukan sejak Perang Dunia II pada umumnya mengacu pada

teori yang dikemukakan oleh Keynes. Pemikiran Keynes ini ditandai dengan adanya

unsur-unsur dinamika dalam sistem analisis tentang proses dan perkembangan

ekonomi sehingga teori Keynes ini dapat terus berlangsung dan berkembang.

Sebagai salah satu contoh teori yang bersumber dari Keynes ini adalah teori yang

dikemukakan oleh Harrod yang mengacu pada kerangka analisis Keynes, baik

dalam konsepsinya maupun perincian modelnya.

G. Teori Harrod

Kondisi dasar ini yang menjadi batas maksimal bagi laju pertumbuhan produksi

(dan pendapatan riel). Menurut pendapat Harrod, pertumbuhan yang stabil dan

kontinu (pendapatan dan kesempatan kerja penuh) hanya bisa dicapai jika dipenuhi

kedua syarat tersebut di atas, yaitu berlangsungnya laju pertumbuhan yang

warranted maupun laju pertumbuhan yang natural. Dengan kata lain laju

pertumbuhan yang warranted adalah sama dengan laju pertumbuhan yang natural.

Akan tetapi faktor-faktor yang mempengaruhi laju kedua pertumbuhan tersebut

16
berlainan. Oleh sebab itu jarang sekali terjadi bahwa laju pertumbuhan warranted

sama dengan laju pertumbuhan natural.

H. Analisa Harrod-Domar

Apabila membicarakan teori Harrod pasti akan dikaitkan dengan teori dari Domar

sehingga secara implisit kedua teori ini seperti satu. Pada intinya analisanya

berpusat pada penentuan keadaan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

pendapatan riil yang terus menerus tanpa ada suatu gangguan apa-apa. Harrod dan

Domar menakankan pada pentingnya peranan akumulasi kapital dalam proses

pertumbuhan. Bahwa akumulasi kapital akan menimbulkan pendapatan dan di

samping itu akan menaikkan kapasitas produksi dengan cara memperbesar

persediaan kapital.

BAB IV INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN EKONOMI

A. Syarat-syarat Pembangunan Ekonomi

Dalam melaksanakan pembangunan ekonomi tidak begitu saja dapat dilaksanakan,

akan tetapi diperlukan beberapa syarat-syarat yang mendukung. Syarat utama

dalam pembangunan adalah adanya pemerintahan dan rakyat. pembangunan

tergantung pada pemerintah dan rakyat. Pembangunan tidak dapat berjalan apabila

hanya salah satu yang menjalankan. Sehingga pembangunan pada dasarnya adalah

dari rakyat untuk rakyat. Rakyat yang berdaulat, maka sudah sewajarnya rakyat

pulalah yang menikmati hasil-hasil pembangunan.

B. Paradigma Pembangunan Ekonomi

Paradigma pembangunan ekonomi konvensional mengartikan pembangunan

ekonomi hanya sekedar kenaikan pendapatan perkapita, sehingga tidaklah

mengherankan jika pembangunan ekonomi identik dengan pertumbuhan ekonomi.

Negara-negara sedang berkembang banyak yang terjebak oleh paradigma ini. Hal

ini ditandai dengan target pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang harus dicapai

oleh setiap negara sedang berkembang untuk keluar dari kesengsaraan. Namun
17
dalam kenyatannya paradigma pembangunan ekonomi yang hanya menekankan

pada pertumbuhan ekonomi memberikan dampak tidak seperti yang diharapkan.

C. Indikator Keberhasilan Pembangunan

Pendekatan model pembangunan yang lebih mengutamakan pendekatan kuatitatif

(seperti, pertumbuhan ekonomi) ternyata sangatlah berbahaya dan menyesatkan.

Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan peningkatan pendapatan perkapita

bukanlah sesuatu yang harus dikejar tetapi lebih dari sekedar itu adalah makna atau

arti dari pencapaian tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pendapatan

perkapita yang selalu meningkat merupakan indikator yang yang bersifat kuantitatif

dan paling mudah untuk dilakukan. Padahal pembangunan tidak cukup dengan

menggunakan pendekatan kuatitatif saja tetapi juga diperlukan pendekatan-

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang relative

rumit dan sulit untuk mengukurnya.

Terdapat 5 (lima) strategi baru dalam pembangunan ekonomi, yaitu strategi

pertumbuhan dengan distribusi, strategi kebutuhan pokok, strategi pembangunan

mandiri, strategi pembangunan berkelanjutan, dan strategi pembangunan

berdimensi etnik.

BAB V MASALAH UTAMA DALAM PEMBANGUNAN

Proses pembangunan yang dilakukan di negara sedang berkembang membutuhkan

waktu yang panjang. Pembangunan tidaklah terjadi begitu saja tetapi secara

bertahap dan berkelanjutan. Model pembangunan di negara sedang berkembang

lebih banyak berkiblat pada negara maju terutama negara Eropa dan Amerika

Serikat. Namun demikian hasil yang diperoleh tidaklah sama. Bagi negara sedang

berkembang kemajuan yang pesat di Eropa dan Amerika menginspirasi untuk

mengikuti apa-apa yang dilakukan pada negara tersebut.

Faktor penghambat pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu penghambat dari dalam negeri dan dari luar negeri.

18
A. Faktor dalam Negeri

Faktor dalam negeri merupakan faktor penghambat pembangunan yang bersumber

dari negara sedang berkembang itu sendiri. Faktor ini disadari sangat berpengaruh

terhadap proses pembangunan. Faktor-faktor dalam negara yang dapat menjadi

penghambat pembangunan antara lain penduduk, dualisme, dan lingkaran

perangkap.

B. Faktor Luar Negeri

Faktor luar negeri juga dapat menyebabkan hambatan dalam proses pembangunan

di negara sedang berkembang. Faktor luar negeri merupakan hubungan dengan

dunia internasional. Hubungan ini dapat berupa hubungan politik maupun

ekonomi. Faktor-faktor luar negeri yang menjadi penghambat pembangunan di

negara sedang berkembang adalah perdagangan luar negeri dan proses sebab akibat

kumulatif.

BAB VI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN SUMBER DAYA ALAM

Sumber daya dalam pengertian ekonomi adalah suatu "input" dalam suatu proses

produksi. Defenisi lain dikatakan sumber alam adalah unsur-unsur lingkungan

alam, baik fisik maupun hayati, yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi

kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya.

Salah satu kelemahan dari pengelolaan sumber daya alam di negara-negara

berkembang barangkali adalah usaha mengejar pertumbuhan ekonomi dengan cara

menguras secara besar- besaran dari sumber daya alamnya tanpa memperhatikan

akibat sampingan. Akibatnya mereka harus membayar mahal dengan semakin

rusaknya lingkungan. Misalnya untuk membuat tambang suatu sumber daya alam

yang berada di hutan, banyak hutan dan susunan tanahnya menjadi rusak akibat

dipangkasnya tanah yang menutupi bahan tambang dan setelah itu hasil

19
tambangnya diambil lokasi tempat penebangan tadi sampai berhektar-hektar dapat

kita bayangkan apa yang akan terjadi. Dalam pembangunan memang selalu timbul

apa yang disebut dengan "backwash effect" dimana akibatnya dari adanya

pembangunan pada suatu tempat akan terjadi akibat negatif, tapi dalam hal ini

usaha kita adalah meminimalkan efek negatif tersebut. Dibangunnya waduk-waduk

juga dapat menimbulkan efek yang negatif misalnya dalam bidang kesehatan dapat

meledaknya jumlah hewan tempat hidup dari penyebab penyakit yang kita kenal

dengan penyakit schistomiasis, dimana cacing-cacing ini bertambah penyebarannya

dengan bertambahnya populasi dari siput-siput.

Pentingnya peranan sumber daya alam dalam pembangunan berkelanjutan, tanpa

menghindari kepunahan dari sumber daya alam itu sendiri. Oleh karena itu perlu

adanya pengelolaan dan pengendalian melalui berbagai usaha antara lain:

1. Pengambilan sumber daya alam tidak boleh melebihi tingkat pertumbuhan.

2. Kapasitas lingkungan dalam menyerap pencemaran tidak boleh berkurang.

3. Melestarikan fungsi lingkungan baik sebagai sumber bahan mentah maupun

sebagai penampung limbah.

4. Menyatukan pemikiran ekonomi dengan ekologi.

5. Peran serta masyarakat setempat dalam pengelolaan sumber daya lingkungan

ditingkatkan melalui penyuluhan-penyuluhan.

BAB VII KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

DAN LINGKUNGAN

Kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam

kehidupan bermasyarakat di suatu tempat atau daerah. Jadi merujuk pada lokalitas

dan komunitas tertentu. Menurut Ngakan dalam Akhmar dan Syarifudin (2007)

kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyar akat lokal dalam

berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. Maka dari itu kearifan

20
lokal tidaklah sama pada tempat dan waktu yang berbeda dan suku yang berbeda.

Perbedaan ini disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan hidupnya berbeda-

beda, sehingga pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubungan dengan

lingkungan maupun sosial. Sebagai salah satu bentuk perilaku manusia, kearifan

lokal bukanlah suatu hal yang statis melainkan berubah sejalan dengan waktu,

tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di masyarakat.

Sementara itu Keraf (2002) menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk

pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wa wasan serta adat kebiasaan atau etika

yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis.

Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajar kan dan diwariskan

dari generasi ke generasi sekaligus membentuk pola perilaku manusia te rhadap

sesama manusia, alam maupun gaib.

Perilaku manusia terhadap lingkungan disebabkan karena perilaku manusia

dipengaruhi oleh beberapa faktor dasar, pendukung, pendorong dan persepsi, serta

faktor lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Faktor yang

berpengaruh adalah faktor dasar, yang meliputi pandangan hidup, adat istiadat,

kepercayaan dan kebiasaan masyarakat. Faktor pendukung meliputi pendidikan,

pekerjaan, budaya dan strata sosial. Sebagai faktor pendorong meliputi sentuhan

media massa baik elektronik maupun tertulis, penyuluhan, tokoh-tokoh agama dan

masyarakat. Sejauh mana penyerapan informasi oleh seseorang tergantung dimensi

kejiw aan dan persepsi terhadap lingkungan, untuk selanjutnya akan direfleksikan

pada tatanan perilakunya (Ritohardoyo, 2006:51). Selanjutnya tatanan perilaku

seseorang dapat digambarkan dalam suatu daur bagan, yaitu rangkaian unsur

hubungan interpersonal, sistem ni lai, pola pikir, sikap, perilaku dan norma (Ronald,

1988 dalam Su Ritohardoyo, 2006:52). Pada dasarnya manusia sebagai anggota

masyarakat sangat tergantung pada lahan dan tempat tinggalnya.

Di sini terdapat perbedaan antara lahan dan tempat tinggal. Lahan merupakan

21
lingkungan alamiah sedangkan tempat tinggal adalah lingkungan buatan (binaan).

Lingkungan binaan dipengaruhi oleh daur pelaku dan sebaliknya.

Tantangan terahadap kearifan lokal meliputi:

1. Jumlah Penduduk
2. Teknologi Modern dan Budaya
3. Modal Besar
4. Kemiskinan dan Kesenjangan

BAB VIII PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan

masyarakatnya mengelola sumber daya – sumber daya yang ada dan membentuk

suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk

menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999 : 108).

Pembangunan regional pada dasarnya adalah berkenaan dengan tingkat dan

perubahan selama kurun waktu tertentu suatu set (gugus) variabel- variabel, seperti

produksi, penduduk, angkatan kerja, rasio modal tenaga, dan imbalan bagi faktor

(factor returns) dalam daerah di batasi secara jelas. Laju pertumbuhan dari daerah -

daerah biasanya di ukur menurut output atau tingkat pendapatan.

BAB IX PRINSIP DASAR PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

Keinginan kuat dari pemerintah daerah untuk membuat strategi pengembangan

ekonomi daerah dapat membuat masyarakat ikut serta membentuk bangun

ekonomi daerah yang dicita-citakan. Dengan pembangunan ekonomi daerah yang

terencana, pembayar pajak dan penanam modal juga dapat tergerak untuk

mengupayakan peningkatan ekonomi. Kebijakan pertanian yang mantap, misalnya,

22
akan membuat pengusaha dapat melihat ada peluang untuk peningkatan produksi

pertanian dan perluasan ekspor. Dengan peningkatan efisiensi pola kerja

pemerintahan dalam pembangunan, sebagai bagian dari perencanaan

pembangunan, pengusaha dapat mengantisipasi bahwa pajak dan retribusi tidak

naik, sehingga tersedia lebih banyak modal bagi pembangunan ekonomi daerah

pada tahun depan.

Pembangunan ekonomi daerah perlu memberikan solusi jangka pendek dan jangka

panjang terhadap isu-isu ekonomi daerah yang dihadapi, dan perlu mengkoreksi

kebijakan yang keliru. Pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian dari

pembangunan daerah secara menyeluruh. Dua prinsip dasar pengembangan

ekonomi daerah yang perlu diperhatikan adalah (1) mengenali ekonomi wilayah

dan (2) merumuskan manajemen pembangunan daerah yang pro-bisnis.

BAB X STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH DALAM

MENINGKATKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI

Awal tahun 1960-an Raul Prebisch berhasil membangun dan menyebarkan konsep

Strategi Substitusi Impor. Strategi ini diilhami oleh suatu kondisi

ketidakseimbangan antara negara maju (centre) dengan negara berkembang

(periphery). Pola hubungan antara kedua kelompok negara ini adalah hubungan

dominan-tergantung, dimana negara maju pada posisi dominan dan negara

berkembang pada posisi tergantung. Pola hubungan semacam ini lebih

menguntungkan negara maju, yang pada gilirannya semakin memperlebar

kesenjangan ekonomi antara kedua negara. Untuk mempersempit kesenjangan

ekonomi antara negara berkembang dan negara maju, Prebish menganjurkan agar

negara berkembang menerapkan strategi substitusi impor. Substansi utama dari

strategi ini adalah mengembangkan industri manufaktur untuk kebutuhan pasar

domestik dan melindungi barang-barang hasil produksi dalam negeri dengan

berbagai hambatan.

23
BAB XI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: SUATU PENGANTAR

Pemberdayaan yang diadaptasikan dari istilah empowerment berkembang di Eropa

mulai abad pertengahan, terus berkembang hingga diakhir 70-an, 80-an, dan awal

90-an. Konsep pemberdayaan tersebut kemudian mempengaruhi teori-teori yang

berkembang belakangan.Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide

pemberdayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain: pertama, kecenderungan

primer, yaitu kecenderungan proses yang memberikan atau mengalihkan sebagian

kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atau individu

menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun

asset material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui

organisasi; dan kedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang

menekankan pada proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi

individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa

yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.

BAB XII PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment, sedang memberdayakan

adalah terjemahan dari empower. Menurut Merriam Webster dan Oxford English

Dictionary, kata empower mengandung dua pengertian, yaitu: (1) to give power

atau authority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau

mendelegasikan otoritas ke pihak lain; (2) to give ability to atau enable atau usaha

untuk memberi kemampuan atau keperdayaan.

BAB XIII PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Model pembangunan ortodok yaitu suatu formula dan kebijakan yang disusun dan

didesakkan oleh korporasi internasional dari negara-negara industri untuk

dilaksanakan oleh negara-negara miskin melalui apa yang diesebut “menghapuskan

kemiskinan” melalui “pembangunan ekonomi” dengan strategi “pertumbuhan

24
ekonomi”. Yang mereka anggap sebagai kemiskinan dan keterbelakangan adalah

“rendahnya pendapatan perkapita”. Jika pendapatan perkapita dapat ditingkatkan,

menurut mereka masalah kemiskinan dan keterbelakangan akan terpecahkan.

Menurut formula tersebut, pertumbuhan ekonomi diramu dengan beberapa

komponen inti yakni: industrialisasi, peningkatan produktivitas pertanian melalui

revolusi hijau, investasi modal lebih besar, kenaikan GNP, dan ”trickle down effect”.

Begitulah rumus Kuznets.

BAB XIV SOCIAL CAPITAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat (ekonominya) di banyak negara

termasuk di Indonesia terlalu menekankan pentingnya peranan modal alam (natural

capital)dan modal ekonomi (economic capital) modern seperti barang-barang modal

buatan manusia, teknologi dan menejemen, dan sering mengabaikan pentingnya

modal sosial seperti kelembagaan lokal, kearifan lokal, norma-norma dan kebiasaan

lokal.

BAB XV PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

Pendekatan pembangunan berorientasi pertumbuhan yang selama ini menjadi

“credo” negara-negara berkembang dalam mengejar ketertinggalannya dari negara-

negara kapitalis maju, atau yang lebih dikenal dengan paradigma pertumbuhan,

telah membawa sejumlah perubahan penting. Disamping berbagai prestasi yang

berhasil dicapainya, tercatat sederatan persoalan pelik yang turut memperburuk

citra pembangunan dengan orientasi di atas. Diantaranya adalah semakin

panjangnya barisan kemiskinan, meningkatnya pengangguran, semakin beratnya

beban hutang luar negeri yang harus ditanggung, masifikasi, undimendionalisasi,

degradasi kualitas lingkungan hidup secara terus menerus, proses dehumanisasi

tersamar yang nyaris tak terkontrol, dan masih banyak lagi.

25
BAB XVI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA EKONOMI LOKAL

Beberapa hal penting dalam upaya pengembangan ekonomi lokal adalah bagaimana

menjadikan produk ekonomi yang ada di suatu wilayah agar supaya memiliki nilai

jual, mampu bersaing dengan wilayah lain dan memiliki jaringan pemasaran yang

baik. Permasalahannya adalah bagaimana upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh

masing-masing daerah sehingga dapat mencapai hal tersebut? Sumberdaya dalam

hal ini meliputi sumber daya alam (natural resources), sumberdaya manusia (human

resources). Sumberdaya alam (natural resources) merupakan komponen-komponen

dari unit lahan yang penggunaan secara ekonomi digunakan untuk tempat tinggal

yang dengan keadaan iklim, tanah, hidrologi tertentu akan menghasilkan

produksi tertentu (FAO, 1995). Sumberdaya manusia (human resources) dapat

meliputi entrepreneurs dan tenaga kerja (skilled labour), sumberdaya

kelembagaan (institutional resources) (IHS, 2006).

26
BAB. III

PEMBAHASAN

3.1 Buku Utama


Kelebihan dan Kekurangan Buku
Kelebihan Buku
o Materi yang terdapat di buku ini sangat jelas beserta dengan sumbernya
o Tanda baca dan penulisan pun sudah sangat sesuai dengan EYD
o Kalimat yang digunakan sudah sangat efektif

Kekurangan Buku

o Buku ini tidak memiliki soal – soal Latihan sehingga kurang


o Isi nya masih tulisan semua tidak ada gambar, sehingga kurang menarik

27
3.2 Buku Pembanding
Kelebihan dan Kekurangan Buku
Kelebihan Buku

o Bahasa yang digunakan tidak sulit sehingga mudah dimengerti oleh pembaca

o Keterkaitan materi antara paragraf satu dengan yang lainnya saling berkaitan

o Memaparkan secara jelas pembahasan yang ada di dalam buku

o -Isi yang disajikan tergolong lengkap

o Penyusunan materi yang rapi dan saling terkait materinya.

Kekurangan Buku

o Penyampaian materi yang terkadang berbelit dan berulang kali membuat

pembaca kurang paham

o Tidak terdapat rangkuman/ringkasan dalam setiap akhir bab

o Pada buku ini juga tidak mencantumkan banyak latihan-latihan sehingga para

pembaca dapat mengetahui kemampuannya dalam menjawab soal soal yang

telah ada.

28
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan

penduduk suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada kesejahteran rakyat

banyak. Penguatan peran dan kelembagaan pemerintah sangat penting untuk

mendukung keberhasilan kebijakan investasi. Daya tarik investasi bisa dilakukan

dengan berbagai cara antara lain meningkatkan pelayanan perijinan, meningkatkan

kepastian hukum,meningkatkan diversifikasi pasar dan mendorong komoditi lokal

yang bernilai tambah tinggi. Investasi didorong dengan meningkatkan akses UKM

pada sumberdaya produktivitas. Tanpa lembaga dan kapasitas yang siap maka

kebijakan tidak bisa terealisasi secara maksimal. Tujuan dan prospek yang ingin

dicapai sulit untuk dicapai dan kemungkinannya malah akan hilang. Pemerintah

perlu menata kembali fungsi organisasi dan manajemen yang ada saat ini.

Pengaturan tentang kegiatan penanaman modal di Indonesia diatur dalamUU

No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a,

disebutkan bahwa kegiatan penanaman modal diselenggarakanberdasarkan asas

kepastian hukum. Sementara itu yang dimaksud dengan“asas kepastian hukum”

adalah asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan

perundang-undangan sebagai dasar dalamsetiap kebijakan dan tindakan dalam

bidang penanaman modal.

4.2 Saran

Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik,

dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan ekonomi.

29
Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin terciptanya keamanan dan

ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam negeri. Ini sangat

diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan motor

pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi yang

dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan produktivitas

perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila tidak didukung oleh

adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial seperti sanitasi dan program

pelayanan kesehatan dasr masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan

jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program latihan dan keterampilan,

dan program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.

30
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Lincolin.2010.Ekonomi Pembangunan.Yogyakarta.UPP ATIM YKPN

Hassan Muhammad,Azis Muhammad.2018.Pembangunan Ekonomi dan

Pemberdayaan Masyarakat.Malang.CV.Nur Lina.

31

You might also like