You are on page 1of 29

i

DAFTAR ISI

Halaman
Abstrak.....................................................................................................................1
Pendahuluan.............................................................................................................2
Metode.....................................................................................................................4
Hasil dan Pembahasan.............................................................................................4
Kesimpulan............................................................................................................10
Ucapan terima kasih...............................................................................................10
Daftar pustaka........................................................................................................10
Lampiran 1.Biodata Ketua dan Anggota...............................................................12
Lampiran 2. Biodata Anggota................................................................................13
Lampiran 2. Biodata Anggota................................................................................14
Lampiran 3. Biodata Dosen Pendamping..............................................................15
Lampiran 4. Kontribusi anggota tim......................................................................26
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Tim.............................................................27
Lampiran 6. Pernyataan Sumber Tulisan...............................................................28

i
1

PENGARUH PUBLIC HEARING DAN TALKSHOW TERHADAP


PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA SMP NEGERI 1 MAYANG
TERKAIT PENCEGAHAN PERNIKAHAN DINI

Ibtihal Haniyah Irbah1*, Jihan Muna Salma1, Fiskan Adi Santro Mulya1, Iva Nuril
Ma’rifa1

Program Studi Kesehatan Masyarkat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,


Universitas Jember

Corresponding author : Ibtihal Haniyah Irbah, Ibtihalhaniyah22@gmail.com

Abstrak

Latar belakang: Pernikahan dini menjadi fokus dan tantangan pemerintah


Indonesia yang termasuk ke dalam tujuan pembangunan berkelanjutan pada
tahun 2030. Prevalensi pernikahan anak di Indonesia tahun 2018 sebesar
11,21%. Fenomena pernikahan dini disebabkan berbagai faktor seperti sosial
budaya, ekonomi, pendidikan, dan agama. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan talkshow dan public hearing dengan peningkatan
pengetahuan siswa SMPN 1 Mayang terkait pencegahan pernikahan dini.
Metode: Metode yang digunakan dalam program ini adalah quasi eksperimental
dengan desain one group pre test dan post test. Data diolah menggunakan
aplikasi SPSS dengan teknik uji dua sampel berpasangan dan tingkat
kepercayaan sebesar 95%. Data yang digunakan adalah data primer dengan
pemberian kuesioner secara langsung pada sasaran primer. Hasil: Pada
perbandingan hasil pre test dan post test terdapat peningkatan pengetahuan
sasaran primer mengenai pernikahan anak sebesar 0.37 dengan nilai rata-rata
sebelumnya 5.86 menjadi 6.23. Setelah dilakukan uji statistik T berpasangan
didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan tentang
pencegahan pernikahan dini sebelum dan sesudah intervensi/kegiatan (p value =
0,236 > 0,05). Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan pada
siswa SMPN 1 Mayang melalui talkshow dan public hearing serta pembangkitan
organisasi PIK-R SMPN 1 Mayang. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan
pengetahuan tentang pencegahan pernikahan dini sebelum dan sesudah
intervensi/kegiatan.

Kata - kata kunci: talkshow, public hearing, SMPN 1 Mayang, pengetahuan,


pernikahan dini

Abstract

Background: Early marriage is the focus and challenge of the Indonesian


government which is included in the sustainable development goals by 2030. The
2

prevalence of child marriage in Indonesia in 2018 was 11.21%. The phenomenon


of early marriage is caused by various factors such as socio-cultural, economic,
educational, and religious. Objective: This study aims to determine the
relationship between talk shows and public hearings with increasing knowledge of
SMPN 1 Mayang students regarding the prevention of early marriage. Methods:
The method used in this program is a quasi-experimental design with one group
pre-test and post-test. The data was processed using the SPSS application with a
two-sample paired test technique and a 95% confidence level. The data used is
primary data by giving a questionnaire directly to the primary target. Results: In
the comparison of pre test and post test results, there was an increase in primary
target knowledge about child marriage by 0.37 with the previous average value of
5.86 to 6.23. After the paired T statistical test was carried out, it was found that
there was no difference in knowledge about preventing early marriage before and
after the intervention/activity (p value = 0.236 > 0.05). The result of this activity
is the increase in knowledge of SMPN 1 Mayang students through talk shows and
public hearings as well as the establishment of the PIK-R organization at SMPN 1
Mayang. Conclusion: There is no difference in knowledge about the prevention of
early marriage before and after the intervention/activity.

Keywords: talk show, public hearing, SMPN 1 Mayang, knowledge, early


marriage

Pendahuluan

Pernikahan anak menjadi fokus dan tantangan pemerintah Indonesia saat


ini, dimana penghapusan praktik berbahaya (perkawinan anak) pada tahun 2030
juga termasuk dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (Nandini, 2018).
Perkawinan anak menjadi tantangan terbesar bagi pemerintah Indonesia karena
perkawinan anak memiliki dampak yang sangat besar bagi masa depan pasangan
tersebut, dan saat ini pernikahan anak menjadi hal yang lumrah di masyarakat.
Padahal menurut undang-undang yang berlaku, pria dan wanita diizinkan
melakukan perkawinan apabila sudah mencapai usia 19 tahun (Pemerintah
Republik Indonesia, 2019). Akan tetapi, saat ini sudah banyak anak sekolah di
bawah 19 tahun sudah melangsungkan perkawinan anak, dan bahkan sudah
memiliki anak. Maraknya pernikahan anak dewasa ini karena banyak influencer
dan role model melangsungkan pernikahan dan memamerkannya di sosial media.
Hal tersebut memotivasi anak yang menonton untuk melakukan hal yang sama
dengan harapan memiliki kehidupan pasca nikah yang sama seperti influencer
yang diikutinya. Tidak hanya itu, promo berbagai jasa wedding organizer
menawarkan harga yang murah dengan paket yang lengkap, sehingga keinginan
menikah dengan harga murah dapat terwujud.
3

Prevalensi pernikahan anak di Indonesia mengalami penurunan selama


satu dekade, akan tetapi hanya menurun sebesar 3,5% dari tahun 2008 (14,67%)
hingga tahun 2018 (11,21%) (Badan Pusat Statistika, 2017). Jawa tengah menjadi
provinsi dengan angka pernikahan dini tertinggi yaitu sebesar 27,84%. Angka
pernikahan anak di perkotaan lebih rendah daripada di pedesaan, dengan
perbedaan yang cuku tinggi yaitu 5,28% perkotaan dan 11,88% pedesaan
(Fadlyana & Larasaty, 2016). Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa pwanita
muda di pedesaan lebih banyak melangsungkan pernikahan daripada wanita muda
di perkotaan. Pada tahun 2020, angka pernikahan anak mengalai pelonjakan kasus
yang tinggi akibat pandemi Covid-19. Hal ini dibuktikan dengan adanya 97%
permohonan dispensasi kawin yang dikabulkan dari total keseluruhan 34.000
permohonan (Andina, 2021). Tingginya kasus pelonjakan pernikahan anak ini
terjadi karena penutupan sekolah selama pandemi covid-19 menyebabkan anak
memilih untuk menikah dan mencukupi kebutuhan ekonomi daripada bersekolah
tetapi hanya dari rumah. Peningkatan angka pernikahan anak yang terjadi
dikhawatirkan menambah risiko terjadinya kekerasan dan gangguan mental pada
anak.
Penyebab pernikahan anak dikalangan masyarakat Indonesia, khususnya
remaja dapat disebabkan oleh adanya berbagai faktor seperti faktor sosial budaya,
ekonomi, pendidikan, agama, sulit mendapatkan pekerjaan, media massa,
pandangan dan kepercayaan, dan orang tua (Mubasyaroh, 2016). Pernikahan yang
dilangsungkan pada usia remaja pada umumnya akan menimbulkan masalah
seperti fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi. Dampak pernikahan usia dini
lebih tampak nyata pada remaja putri dibandingkan remaja laki-laki. Dampak
nyata pernikahan dini adalah terjadinya BBLR, abortus atau keguguran karena
secara fisiologis organ reproduksi (khususnya rahim) belum sempurna (Ma’rifah
& Muhaimin, 2019)
Fenomena pernikahan dini (early marriage) masih menjadi masalah yang
serius, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar dalam Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) 2012, Indonesia menempati urutan ke 37 di antara
negara-negara yang memiliki jumlah pernikahan dini tertinggi di dunia, bahkan
Indonesia menempati urutan ke 2 tertinggi di ASEAN, setelah Kamboja.
Menurut Hollean (I Nyoman Adi et al., 2018)perkawinan di usia muda
terjadi karena berbagai faktor diantarnya:
1. Masalah ekonomi keluarga terutama di keluarga si gadis
2. Orang tuanya meminta keluarga lakilaki untuk mengawinkan anak gadisnya
sehingga dalam keluarga gadis akan berkurang satu anggota keluarga yang
jadi tanggung jawab seperti makanan, pakaian, pendidikan dan sebagainya.
Jadi Menikah dini terjadi karena faktor adat istiadat, diperdesaan banyak
orang tua yang menikahkan anaknya diusia muda, karena orang perdesaan
menganggap bahwa anak perempuan yang sudah berumur 17 tahun dianggap
sebagai perawan tua, hal tersebutlah para orang tua menikahkan anaknya pada
4

usia muda. Selain itu faktor ekonomi, jika oarang tua yang tidak mampu
menyekolahkan anaknya mereka akan menikahkan anaknya secara terpaksa agar
orangtua tidak memikul beban anaknya lagi.
Dampak Pernikahan Dini Dampak Positif dan Negatif pernikahan dini atau
pernikahan muda (Mubasyaroh, 2016):
1. Dari segi Psikologis Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang
hubungan seks, sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan
dalam jiwa anak yang sulit disebuhkan. Selain itu, ikatan perkawinan akan
menghilangkan hak anak untuk memperoleh pendidikan (Wajib belajar 9
Tahun), hak bermain dan menikmati waktu luangnya serta hakhak lainnya
yang melekat dalam diri anak.
2. Dari Segi Sosial Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya
dalam masyarakat yang menempatkan perempuan pada posisi yang rendah
dan hanya diangggap pelengkap seks laki-laki saja (Deputi, 2008).
3. Dari Segi biologis Perempuan terlalu muda untuk menikah di bawah umur 20
tahun beresiko terkena kanker rahim. Sebab pada usia remaja, sel-sel leher
rahim belum matang (Fadlyana & Larasaty, 2016)
Metode

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimental yaitu
suatu metode yang menggunakan desain one grup pre-test dan post-test. Data
dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer yang diperoleh langsung
dari sasaran dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan secara langsung
kepada responden. Data yang telah ada akan di proses dengan aplikasi SPSS versi
25 yang menggunakan teknik uji dua sampel berpasangan (wilcoxon atau uji T)
dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Kegiatan Perencanaan Evaluasi Promosi Kesehatan 2021 yang kami


lakukan berupa talkshow yang membahas tentang pernikahan anak. Hasil atau
output kegiatan dari program promosi kesehatan yang kami laksanakan dapat
dilihat dari penyerapan informasi atau pengetahuan dari sasaran primer (siswa-
siswi SMPN 1 Mayang). Kami mengukur tingkat keberhasilan dan ketercapaian
program promosi kesehatan melalui hasil pre-test dan post-test yang berisi
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pernikahan anak. Pre-test dilakukan sesaat
sebelum kegiatan talkshow berlangsung dan post-test dilakukan sesaat setelah
kegiatan talkshow selesai. Dari hasil pengukuran pre-test dan post-test tersebut
dapat diketahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan sasaran primer mengenai
pernikahan anak ketika sebelum dilakukan dan setelah dilakukan promosi
kesehatan mengenai pernikahan anak. Berdasarkan perhitungan statistik dengan
5

menggunakan aplikasi SPSS Versi 25 didapatkan hasil dari perhitungan skor pre-
test dan post test sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil uji statistik deskriptif nilai pre-test dan post-test responden

Statistics
Nilai_Pre-test Nilai_Post-test
N Valid 22 22
Missing 0 0
Mean 5.86 6.23
Median 6.00 6.00
Mode 5 6
Minimum 3 2
Maximum 9 10
Sum 129 137

Tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata, median, dan modus serta jumlah
total skor dari pre-test dan post-test. Jumlah responden yang mengikuti pre-test
dan post-test adalah sebanyak 22 siswa. Rata-rata atau mean dari nilai pre-test
adalah sebesar 5.86 dan rata-rata dari nilai post-test adalah sebesar 6.23. Hasil
tersebut menunjukan bahwa nilai post-test memiliki rata-rata lebih besar
dibandingkan dengan nilai pre-test. Nilai pre-test dan post-test memiliki nilai
median yang sama yaitu 6. Besar nilai yang paling banyak didapatkan peserta
pada sesi pre-test adalah 5 sedangkan untuk sesi post-test adalah 6. Nilai tertinggi
yang didapatkan pada sesi pre-test adalah 9 sedangkan nilai tertinggi yang
didapatkan pada sesi post-test adalah 10. Dari tabel pre-test dan post-test tersebut
dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sasaran primer
mengenai pernikahan anak setalah dilakukan talksohw yaitu dari nilai rata-rata
5.86 menjadi 6.23.
Berikut merupakan grafik dari hasil pre-test dan post-test yang
membuktikan adanya peningkatan pengetahuan sasaran primer mengenai
pernikahan anak :

Gambar 1. Grafik hasil pre-test dan post-test responden


6

Uji Normalitas 

Tabel 2. Hasil uji normalitas nilai pre-test dan post-test responden

Berdasarkan hasil uji normalitas pada hasil pre-test dan post-test 22


responden, didapatkan hasil bahwa data berdistribusi normal. hal ini dapat dilihat
dari p value di bagian kolom shapiro-wilk yang menunjukkan hasil 0,136 dan
0,081. keduanya memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan alpha yang
digunakan yaitu 0,05. oleh karena itu, uji statistik yang digunakan adalah uji T
berpasangan. 

Uji T Berpasangan 

Tabel 3. Hasil uji T-berpasangan nilai pre-test dan post-test responden

Pada uji T berpasangan, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat


perbedaan antara hasil pre test dan post test setelah dilakukan intervensi. berikut
merupakan hipotesis yang digunakan: 
H0 : tidak ada perbedaan pengetahuan tentang pencegahan pernikahan dini
sebelum dan sesudah intervensi/kegiatan 
H1 : ada perbedaan pengetahuan tentang pencegahan pernikahan dini sebelum
dan sesudah intervensi/kegiatan 
Berdasarkan hasil uji, didapatkan p value sebesar 0,236 dengan alpha  0,05. dapat
diketahui bahwa H0 diterima dan disimpulkan bahwa  tidak terdapat perbedaan
pengetahuan tentang pencegahan pernikahan dini sebelum dan sesudah
intervensi/kegiatan.

Pembahasan
Kegiatan Perencanaan Evaluasi Promosi Kesehatan yang dilakukan
talkshow dan public hearing dengan sasaran siswa-siswa kelas 8 SMPN 1
Mayang. Pada kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan sasaran siswa-siswi kelas 8 SMPN 1 Mayang dengan jumlah 22 anak
melalui pre-test dan post-test. Pada tes awal disebut dengan pre-test dan tes akhir
7

disebut post-test dengan tujuan sebagai media ukur perkembangan khususnya


pengetahuan dari siswa siswi kelas 8 SMPN 1 Mayang. Pelaksanaan ini
dilaksanakan karena dinilai praktis dan efisien dalam meningkatkan hasil belajar
siswa-siswi serta pre-test juga bermanfaat karena mendorong siswa-siswa untuk
lebih aktif belajar dan mengukur tingkay penguasaan siswa-siswi terhadap
pernikahan dini (Falah et al., 2020).
Pret-est dan post-test diberikan oleh panitia acara dalam selembaran kertas
yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pernikahan anak. pre-test
dilakukan kegiatan talkshow dan post-test dilaksanakan sesudah kegiatan dengan
10 pertanyaan. Pertanyaan yang dilampirkan merupakan pengetahuan pernikahan
anak mencangkup dampak sistem reproduksi dan faktor yang mempengaruhi
terjadinya pernikahan anak. Pada aspek pengetahuan batas usia diwujudkan dalam
pertanyaan “Pernikahan anak adalah pernikahan yang terjadi pada seseorang
yang berusia kurang dari 19 tahun”,dampak dari pernikahan baik pada anak yang
dilahirkan ataupun ibu dari hamil yang beresiko “Anak yang lahir dari ibu yang
menikah pada dini memiliki risiko lebih rendah untuk stunting sera wanita hamil
akibat pernikahan anak memiliki resiko terhadap keguguran dan gangguan
kesehatan termasuk resiko Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB)”. Pada pre-test juga mengetahui dampak sistem reproduksi remaja pada
remaja dalam “Belum siapnya organ reproduksi remaja perempuan dalam
menerima kehamilan” dan mengenai faktor yang umum mendorong terjadinya
pernikahan anak seperti pengetahuan orang tua dan kondisi ekonomi sosial.
Berdasarkan hasil yang didapatkan setelah pelaksanaan di dapatkan hasil
rata-rata sebesar 5.86 dengan hasil paling rendah mendapatkan skor 3 dan paling
tinggi mendapatkan skor 9. berdasarkan data tersebut dapat dikatakan
ketidakmertaan pengetahuan mengenai pernikahan anak oleh siswa-siswi SMPN 1
Mayang dan perubahan penigkatan pengetahuan akan diketahui berdasarkan hasil
post-test yang mana siswa-siswi telah diberikan pemaparan materi.
Keberhasilan suatu kegiatan dilihat berdasarkan hasil post-test yang diisi
oleh partisipan, yakni siswa-siswa SMPN 1 Mayang. Dalam post-test kegiatan
yang dibagikan memiliki bobot dan jenis pertanyaan yang sama dengan pre-test,
berisi tentang kuesioner yang dapat mengidentifikasi tingkat pengetahuan
partisipan terkait pernikahan anak setelah mendapatkan intervensi berupa
Talkshow and Public Hearing. Selain itu, adanya pengisian post-test dapat
mengukur kompetensi peserta terhadap materi pernikahan anak yang dibagikan.
Terdapat peningkatan pengetahuan sasaran primer mengenai pernikahan anak
sebesar 0.37, yaitu dengan nilai rata-rata 5.86 menjadi 6.23. Perubahan
pengetahuan ini akan berdampak pada perubahan perilaku baru yang diharapkan,
yaitu menurunnya perilaku pernikahan anak pada sasaran primer.
Dengan adanya pengisian post-test dapat diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tindakan atau perilaku sasaran primer yang berumur kisaran 12
hingga 15 tahun. Masyarakat akan bertindak sesuai dengan tingkatan umur, di
8

mana dangat melekatnya asumsi bahwa semakin lama hidup maka semakin
banyak pengalaman dan pengetahuannya. Berdasarkan teori Lawrence Green,
faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat adalah faktor perilaku dan
faktor yang berasal dari luar perilaku masyarakat. Faktor perilaku ini dipengaruhi
oleh adanya faktor predisposisi yang meliputi pendidikan dan pengetahuan.
Semakin tinggi pendidikan, maka semakin tinggi pula informasi kesehatan yang
dapat dipahami siswa-siswi SMPN 1 Mayang. Sedangkan tingkat pendidikan
rendah berhubungan erat dengan tingkat pengetahuan dan didikan orang tua. Hal
ini mempengaruhi terbentuknya perilaku baru untuk tidak melakukan pernikahan
anak.
Faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan sasaran primer dapat berupa
rasa ingin tahu remaja yang sangat tinggi. Perwujudan rasa ingin tahu remaja
dipengaruhi oleh adanya idealisme remaja yang mulai terbentuk dari angan-angan
atau keinginan setelah melihat sesuatu hal yang memicu terjadinya pernikahan
anak. Rasa ingin tahu ini dapat membuat remaja ingin mencoba apa yang
dilakukan orang dewasa. Hal ini berdampak pada jangka pendek maupun panjang.
Selain itu, faktor ini juga didukung oleh adanya tingkat sosial ekonomi sasaran.
Pernikahan usia muda dapat terjadi karena keadaan ekonomi orang tua yang tidak
mencukupi untuk kehidupan sehari-hari dan perencanaan masa depan anak-
anaknya. Banyak kejadian pernikahan anak yang terjadi di Mayang yang
didominasi oleh keluarga miskin.
Di samping itu, faktor perilaku juga dikaitkan dengan adanya faktor
penguat. Beberapa faktor penguat ini berupa dukungan yang diberikan oleh
keluarga atau pun orang-orang yang berada di sekitarnya yang didukung oleh
adanya budaya masyarakat. Yang kedua adalah terpaparnya informasi pernikahan
anak yang diterima sasaran primer, baik dari media cetak maupun elektronik
(didominasi oleh sosial media), baik secara langsung maupun tidak langsung oleh
tenaga kesehatan.
Faktor-faktor tersebut dapat terjadi apabila ketersediaan sarana prasarana
kesehatan di sekitar tempat tinggal sasaran tidak memberikan intervensi atau pun
pelayanan peduli remaja yang dapat membuat remaja dapat terhindar dari
pernikahan anak. Ditambah dengan adanya undang-undang atau pun peraturan-
peraturan. seperti UU No. 16 tahun 2019 perubahan atas Pasal 7 ayat (1)
Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 yang mengatakan bahwa “Perkawinan
hanya diizinkan jika pihak pria dan wanita sudah mencapai usia 19 tahun”
(Republik Indonesia, 2019). Peraturan ini sejalan dengan adanya dispensasi umur
pernikahan anak yang terjadi karena kehamilan yang tidak diharapkan.

Peningkatan Pengetahuan Siswa SMPA 1 Mayang Melalui Talk show and


Public Hearing
Kegiatan Talk show and Public Hearing yang telah dilakukan di SMPN 1
Mayang berdampak positif terhadap peningkatan pengetahuan siswa. Hal ini
9

ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata nilai pretest dan posttest. Metode yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah dan diskusi. Penyampaian
informasi dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi efektif dalam
meningkatkan pengetahuan siswa. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian
(Devis & ZA, 2017) bahwa pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
ceramah dan diskusi efektif dilakukan dibandingkan dengan pendidikan kesehatan
menggunakan metode ceramah saja. Pendidikan kesehatan menggunakan metode
ceramah tanpa diskusi dinilai kurang efektif karena tidak ada interaksi dua arah
antara sasaran dengan pemateri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(Kurniawan et al., 2017) bahwa metode ceramah dan diskusi efektif dalam
meningkatkan pengetahuan kader kesehatan tentang kesehatan ibu dan anak serta
implementasi promosi kesehatan ibu dan anak di wilayah Puskesmas I Baturaden.
Penelitian lain oleh (Fitriyani & Oktanasari, 2019) menyatakan bahwa metode
ceramah dan diskusi dapat menurunkan tingkat kesalahpahaman dalam
penyerapan informasi yang disampaikan, sehingga output yang diharapkan dapat
tercapai. Upaya promosi kesehatan dikatakan efektif apabila terjadi peningkatkan
pengetahuan yang disertai dengan implementasi dalam bentuk sikap dan
perubahan perilaku ke arah yang lebih positif. Implementasi kegiatan berdasarkan
pengetahuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, dan perilaku akan bertahan
lama karena adanya kesadaran akan pentingnya sesuatu yang dilakukannya
(Suryani, 2020).

Pembangkitan PIK-R SMPN 1 Mayang


SMPN 1 Mayang memiliki organisasi PIK-R yang dikelola dilaksanakan
dengan cara bekerja sama antar komponen meliputi siswa, guru, dan kepala
sekolah. PIK-R adalah kepanjangan dari pusat informasi dan konseling remaja.
PIK-R merupakan wadah untuk siswa yang dikembangkan oleh program GenRe
dengan dikelola dari, oleh, dan untuk remaja. Adanya PIK-R bertujuan untuk
memberikan informasi seputar kesehatan berkaitan dengan kesehatan dalam upaya
peningakatan pemahaman, sikap, dan perilaku remaja terhadap kesehatan
reproduksi. Pelatihan life skills dan pelayanan koseling juga diberikan untuk
menunjang kompetensi remaja dalam implementasi program yang dilakukan.
PIK-R di SMPN Mayang pernah didirikan dan berhenti karena adanya
pandemi Covid-19. Kegiatan talk show and public hearing yang dilakukan di
SMPN 1 Mayang bertujuan untuk menurunkan angka pernikahan dini dengan cara
membentuk konselor remaja yang terbentuk dalam organisasi PIK-R. Antusiasme
siswa SMPN 1 Mayang dalam pembangkitan PIK-R sangat tinggi. Hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang mendaftarkan diri sebagai anggota
PIK-R tanpa adanya paksaab dari pihak manapun. Pembangkitan PIK-R SMPN 1
Mayang juga disetujui oleh Kepala Sekolah dan diresmikan dalam kegiatan talk
show and public hearing. Keberadaan PIK-R SMPN 1 Mayang juga mendapatkan
dukungan penuh dari Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Keluarga
10

Berencana (DP3AKB) baik dalam bentuk pendampingan dan pelatihan terkait


upaya pencegahan dini pada remaja di SMPN 1 Mayang.

Kesimpulan

Berdasarkan temuan, disimpulkan bahwa :

1. Kegiatan Perencanaan Evaluasi Promosi Kesehatan 2021 yang kami lakukan


berupa talkshow yang membahas tentang pernikahan anak. Hasil atau Output
kegiatan dari program promosi kesehatan yang kami laksanakan dapat dilihat
dari penyerapan informasi atau pengetahuan dari sasaran primer (siswa-siswi
SMPN 1 Mayang).
2. Jumlah responden yang mengikuti pre-test dan post-test adalah sebanyak 22
siswa. Rata-rata atau mean dari nilai pre-test adalah sebesar 5.86 dan rata-rata
dari nilai post-test adalah sebesar 6.23. Hasil tersebut menunjukan bahwa
nilai post-test memiliki rata-rata lebih besar dibandingkan dengan nilai pre-
test
3. Kegiatan Talk show and Public Hearing yang telah dilakukan di SMPN 1
Mayang berdampak positif terhadap peningkatan pengetahuan siswa. Hal ini
ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata nilai pretest dan posttest. Metode
yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah dan diskusi yang
diniai efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa.
4. Salah satu output dari kegiatan talk show and public hearing yang dilakukan
di SMPN 1 Mayang yaitu dapat membangkitkan kembali organisasi PIK-R di
SMPN 1 Mayang. Antusiasme siswa SMPN 1 Mayang dalam pembangkitan
PIK-R sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang
mendaftarkan diri sebagai anggota PIK-R tanpa adanya paksaan dari pihak
manapun.
5. Kegiatan pengalaman belajar lapang yang dilakukan penulis dapat
memberikan pemahaman secara nyata terkait promosi kesehatan secara
langsung kepada masyarakat.
Ucapan terima kasih

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang secara
aktif terlibat dalam penyusunan penelitian ini. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang senantiasa membimbing dan memberikan
dukungan sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu.

Daftar pustaka

Andina, E. (2021). Meningkatnya Angka Perkawinan Anak Saat Pandemi Covid-


19. INFO Singkat, 13(4), 13–18.

Badan Pusat Statistika. (2017). Pencegahan Perkawinan Anak.


11

Fadlyana, E., & Larasaty, S. (2016). Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya.
Sari Pediatri, 11(2), 136. https://doi.org/10.14238/sp11.2.2009.136-41

I Nyoman Adi, P., Warjiman, & Luckyta Ibna, P. (2018). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pernikahan Usia Dini Pada Remaja Wanita. Jurnal
Keperawatan Suaka Insan (Jksi), Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Keperawatan
Suaka Insan (JKSI), 1–14.
http://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/jksi/article/view/109

Ma’rifah, S., & Muhaimin, T. (2019). Dampak Pernikaha Usia Dini di Wilayah
Pedesaan A Systematic Review. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada:
Health Sciences Journal, 10(1), 18–27.
https://doi.org/10.34305/jikbh.v10i1.79

Mubasyaroh. (2016). Analisis Faktor Penyebab Pernikahan Dini dan Dampaknya


Bagi Pelakunya. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosial Keagamaan, 7(2),
385–411.

Nandini, W. (2018). Perkawinan Anak di Indonesia Mengkhawatirkan. Katadata,


2030.

Pemerintah Republik Indonesia. (2019). Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 42.

Republik Indonesia (2019) ‘Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16


Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun T974
tentang Perkawinan’, in Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16.
Indonesia. doi: 10.31219/osf.io/8e6an.
12

Lampiran 1.Biodata Ketua dan Anggota


13

Lampiran 2. Biodata Anggota


14

Lampiran 2. Biodata Anggota


15

Lampiran 2. Biodata Anggota


16
17

Lampiran 3. Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Erwin Nur Rif’ah,S.Sos.,M.A.,Ph.D
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
4 NIP/NIDN 0701127807
5 Tempat dan Tanggal Jember,01Desember197
6 Lahir E-mail
Alamat erwinnur.fkm@unej.ac.
7 Nomor Telepon/HP 0811370031
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S
-
Nama Universitas Jember, Universiteit Van Victoria University,
Perguruan Indonesia Amsterdam, Belanda Australia
Tinggi
Bidang Ilmu Sosial dan School of Social School of Social
Ilmu Ilmu and Behavioral Science and
Politik/Hubungan Sciences / Psychology/Gen
Internasional Medical der Studies
anthropology
Tahun 1997-2001 2003-2004 2007-2014
Masuk-
Lulus
Judul Pengaruh “Macak, Masak, Women Under
Skripsi/ Personality Politik Manak”: Javanese Sharia: Case
Tesis/Di Presiden Muslim Women’s Studies
sertasi Abdurrahman Wahid experience of in the
terhadap Politik Domestic Violence Implementation of
Luar Sharia-Influenced
Negeri Indonesia Regional
Regulations
(Perda Sharia) in
Indonesia

Nama Habiburrahman, Dr. Diana Gibson Dr. Richard


Pembimbin Chauvel
g/Pr
omotor
C.
18
19

D. Rekam Jejak Tri Dharma PT Pendidikan/Pengajaran


No Nama Mata Kuliah Wajib/ SKS
1 Pilihan
Wajib 2
Sosiologi dan Antropologi Kesehatan
2 Komunikasi Kesehatan Wajib 2
3 Pengorganisasian dan Pengembangan Wajib 2
Masyarakat
4 Metodologi Penelitian Wajib 3
5 Sosiologi antropologi Gizi Pilihan 2
6 Ilmu Sosial dan Perilaku Kesehatan Pilihan 2
7 Dasar Promosi Kesehatan dan Ilmu Wajib 2
8 Perilaku Pilihan 2
Psikologi Kesehatan
9 Penulisan Ilmiah Wajib 2
Penelitian
No. Tahun Judul Penelitian Sumber
Pendanaan
Fenomena Pernikahan Anak di Hibah BOPTN
masa Pandemi Berdasarkan
1 2021 Kajian sosial, Hukum dan
Kesehatan

Studi Kebutuhan Masyarakat Hibah Penelitian


terhadap Produk Bioteknolologi Islamic Development
Bidang Kesehatan : Studi Kasus Bank (IsDB)
Penerimaan Masyarakat
2 2020 Bondowoso terhadap Vaksin
Dengue berbasis Social and
Cutural
EvaluasiCharacteristics
Kemapuan Anti Diabetik Hibah Penelitian
Dan Antioxidant Tanaman Obat Islamic Development
3 2019 Suku Tengger Bank (IsDB)

Standarisasi Minimal Hibah KeRis/BOPTN


Penentuan Kabupaten/Kota
Layak Anak Di Kabupaten
4 2019 Jember, Kabupaten
Bondowoso Dan Kabupaten
Banyuwangi
20

Analisis Penerimaan Islamic


Masyarakat Terhadap Development Bank
Bioteknologi Kesehatan
Penggunaan Vaksin Human
5 2019 Papillomavirus (HPV) Pada
Remaja Putri Dengan
Kualitas Kelekatan Anak Hibah KeRis/BOPTN
Terhadap Orang Tua Dengan
Status Cerai Ditinjau Dari 3k
Untuk Membangun
Keterbukaan Gejala Sakit
6 2019 Sebagai Upaya Pencegahan
Penyakit Di Wilayah Pesisir
Puger Kabupaten
Standarisasi Jember
Minimal Pemprov Jatim
Penentuan Kabupaten/Kota
Layak Anak Di Kabupaten
7 2018 Jember, Kabupaten
Bondowoso Dan Kabupaten
Banyuwangi
Kondisi Sosial Dan Lingkungan Pemkab Banyuwangi
Masyarakat Sekitar Hutan Dalam
Konflik Tanah Di Desa Grajagan,
8 2018 Kecamatan Purwohardjo,
Kabupaten Banyuwangi

Etnofarmakologi Masyarakat Hibah Penelitian


Suku Tengger: Pemetaan Islamic
9 2017 Tanaman Obat dan Pengobatan Development Bank
Tradisional

10 2017/2018 Kondisi Anak Buruh Migran di 4 Tanoker/ The


Desa Asia Foundation
Dampingan Tanoker
di Kecamatan Ledokombo

11 2016-2017 Etnofarmakologi Masyarakat IDB (Islamic


Suku Tengger: Inventarisasi Development
Kegunaan dan Kajian Bank)
Pemanfaatan Tanaman Obat
21

10 2015-2016 Persepsi Pelajar SMA di Ristek Dikti


Lingkungan Pesantren terhadap
Tes Keperawanan (Studi Kasus
Wacana Tes Keperawanan oleh
DPRD Kabupaten Jember)

12 2015 Hubungan Pengetahuan Kesehatan Institute for


Reproduksi dengan Sikap dan Social
Perilaku Seks Bebas Pelajar SMA Research and
di Jember Empowerment
(ISRE)

13 2012 Konflik Aliran Keagamaan di Komnas


Jember dan Dampaknya terhadap Perempuan
Perempuan melalui AMAN
Indonesia

14 2012 Literasi perempuan usia produktif ISRE

15 2012 “Makani Manuk”: Fenomena dan ISRE


Permasalahan, Serta Upaya
Pemberdayaan Tenaga Kerja
Wanita (TKW) Daerah Perkebunan,
Kabupaten Jember

16 2005 ‘Knowledge, attitude and practices Ministry of Health


(KAP) study about health and and
culture in Papua’, European Union

Pengabdian Kepada Masyarakat


Judul Pengabdian Sumber
No. Tahun Kepada Pendanaan Tempat
Masyarakat
Holistic Premarital
Class: Pemberdayaan
22

Remaja Putri Mts Hibah


1 2021 Unggulan Nuris Pengabdian Jember
Secara Partisipatif Kemitraan (PPK)
Dalam Perencanaan
Kehidupan
Berkeluarga
Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit
Tidak Menular
(POSBINDU PTM): Hibah
Program Pengabdian Desa Panti, Jember
2 2020 Pemberdayaan dan Binaan
Kemitraan dalam
Gerakan Masyarakat
Sehat (GERMAS) di
Desa Glagahwero
Kecamatan Panti
Peningkatan
Kualitas Hidup Hibah Pakusari,
3 2020 Mitra Desa Pengabdian Jember
Sumberpinang Kemitraan (PPK)
Kecamatan
Pakusari Melalui
Program Social
Enterpreneur
Stbm Desa Sucolor
Kecamatan Maesan:
Sanitasi Total Hibah
Berbasis Masyarakat Pengabdian Desa Maesan,
4 2020 Sebagai Binaan Bondowoso
Upaya Desa Bebas
Buang Hajat
Sembarangan (Odf) Di
Desa Sucolor
Kecamatan Maesan
Pendampingan Curah Cotok,
pengolahan situbondo
pangan berbahan
dasar asam
5 2019 jawa (tamarindus Mandiri
indica) dalam
rangka meningkatkan
23

derajat
kesehatan masyarakat
Desa
Curah Cottok,
Situbondo
Peran Perempuan
dalam Kampanye
6 2017 Kesehatan dalam Mandiri Jember
Keluarga
2018/ Pemberdayaan Yayasan
2019 Remaja Putri: Pendidikan dan
Intervensi Melalui Sosial
Program Salafiyah
7 Pendewasaan Usia BOPTN Syafi’iyah,
Perkawinan Guna Tempurejo
Pencegahan Stunting Jember
di Desa Tempurejo,
Kecamatan Tempurejo,
Kabupaten Jember

8 2017/ Pemberdayaan Pusat BOPTN Pesantrena Ar


2018 Kesehatan Pesantren Roudhoh
(Poskestren) Untuk Patrang,
9 Meningkatkan
Peran Perempuan dalam Perilaku Mandiri Pesantren
Jember
Kampanye Kesehatan dalam
Keluarga
10 2017 Talkshow: Upaya Mandiri Radio
Pencegahan Prosalina
TB di Keluarga
11 2016 Talkshow: Peran Mandiri Radio
Perempuan Dalam Prosalina
Upaya Promosi
12 2015 Kesehatan
PendidikanDi
Kespro Ford Foundation UIJ dan
Remaja dan PP
Bahaya Narkoba ASHRI
13 2014 Pendidikan hak-hak ISRE dan Radio Radio Prosalina
Kesehatan Prosalina
Reproduksi
14 2013 Pelatihan US Aid (program Yayasan Alfikri
Kewirausahaan JABAT/ProRep)
terhadap Pemuda,
Remaja usia
24

15 2012 Pelatihan Koperasi ISRE dan Balai Desa


dan Pendampingan Dinas Koperasi Panti
Pendirian Bank Gakin Kab. Jember
16 2012 Pelatihan US-Aid (program TPI Puger
Kemandirian dan JABAT/ProRep)
keselamatan
17 2012 Nelayan
Pelatihan US-Aid melalui Aula
Kewirausahaan dan program UNMUH
Pendampingan JABAT/ProRep Jember
Semua data yang terhadap Usahadan
saya isikan Kecil
tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian
hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-AI.

Jember, 12-12-2021
Dosen Pendamping

Erwin Nur Rif’ah,


M.A., Ph.D
25

Lampiran 4. Kontribusi anggota tim

No Nama Posisi Bidang Kontribusi


penulis Ilmu
1 Ibtihal Haniyah Penulis Ilmu Menyusun latar
Irbah pertama/ Kesehatan belakang artikel
korespondensi Masyaraka
t

2 Jihan Muna Penulis kedua Ilmu Menguji dan


Salma Kesehatan menganalisis hasil pre-
Masyaraka test dan post-test
t
3 Fiskan Adi Penulis ketiga Ilmu Menyusun abstrak
Santro Mulya Kesehatan artikel
Masyaraka
t
4 Iva Nuril Penulis Ilmu Menyusun pembahasan
Ma’rifa keempat Kesehatan berdasarkan hasil uji
Masyaraka yang telah didapatkan
t
5 Erwin Nur Dosen Ilmu Membimbing kegiatan
Rif’ah, S.Sos. pendamping Kesehatan dan proses penyusunan
Masyaraka artikel
t
26

Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Tim


27

Lampiran 6. Pernyataan Sumber Tulisan

You might also like