You are on page 1of 27

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE

PADA NY. R UMUR 37 TAHUN P1A0


DI PUSKESMAS TELUK SASAH
TAHUN 2021

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT TUGAS


PRAKTIK KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :

NAIDIAN
NIM: PO7224219 1932

PEMBIMBING AKADEMIK
NURNIATI TIANASTIA RULLYNI, M. KEB
NIP. 19791003 200501 2 002

CI LAPANGAN
RENTIANA ERNAWATI PURBA AMD.KEB
NIP. 19770320 200604 2 024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
PRODI DIII KEBIDANAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL LAPORAN : ASUHAN KEBIDANAN POSTENATAL CARE


PADA NY. R UMUR 37 TAHUN P1A0 DI
PUSKESMAS SASAH TAHUN 2021

NAMA MAHASISWA : NAIDIAN

NIM : P07224219 1932

JURUSAN : D-III KEBIDANAN

TELUK SASAH, 12 OKTOBER 2021

MAHASISWA

NAIDIAN

NIM PO7224219 1932

DOSEN PEMBIMBING CI LAPANGAN

NURNIATI TIANASTIA R, M. KEB RENTIANA ERNAWATI P, AMD.KEB


NIP. 19791003 200501 2 002 NIP. 19680725199203 2 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa


memberikan petunjuk dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus yang berjudul ‘’LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN
POSTNATAL CARE PADA NY. R UMUR 37 TAHUN P 1A0 DENGAN
HIPERTENSI DI PUSKESMAS TELUK SASAH TAHUN 2021’’

Penulisan laporan kasus ini sebagai salah satu syarat Menyelesaikan mata
kuliah Tugas Akhir PKK II. Pembuatan laporan kasus ini tidak akan terlaksana
tanpa adanya kerjasama, bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada Yth :

Ibu Rahmadona., M.Keb selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang.

Ibu Nurniati Tianastia R, M. Keb selaku Dosen pembimbing yang telah


memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk dalam penyusunan laporan ini.

Ibu Rentiana Ernawati P, Amd. Keb selaku CI Lapangan yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini serta pelaksanaan
dalam memberikan asuhan.

NY. “R “yang bersedia menjadi klien dalam pembuatan laporan tugas ini.

Penulis menyadari Laporan Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan.


Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Teluk Sasah, 12 Oktober 2021

Naidian

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………… i


KATA PENGANTAR ……………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………… 1
1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum ……………………………… 2
1.2.2. Tujuan Khusus ……………………………... 2
1.3.Manfaat
1.3.1. Teoritis ……………………………………... 2
1.3.2. Praktis ………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1.Definisi Asuhan Ibu ……………………………….. 3
2.2.Definisi Masa Nifas ……………………………….. 3
2.3.Tujuan Asuhan Masa Nifas ……………………….. 5
2.4.Pelayanan Asuhan Masa Nifas ……………………. 6
2.5.Peran dan Tanggung Jawab dalam Masa Nifas …... 6
2.6.Tahapan Masa Nifas ………………………………. 8
2.7.Kebijakan Program Nasional Masa Nifas ………… 9
2.8.Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas ………………….. 14
2.9.Keluarga Berencana ……………………………….. 15
BAB III TINJAUAN KASUS ……………………………………. 16
BAB IV PEMBAHASAN KASUS ………………………………. 21
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ………………………………………… 22
5.2. Saran ……………………………………………….. 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna
menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dari berbagai
pengalaman dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi di banyak negara,
para pakar kesehatan menganjurkan upaya pertolongan di fokuskan pada
periode intrapartum (Saleha, 2009).
Masa nifas ini berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa nifas
ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis maupun psikologis, yaitu perubahan
fisik, involusiuterus, dan pengeluaran lokhia, laktasi pengeluaran air susu ibu,
perubahan sistem tubuh lainnya dan perubahan psikis. Karena pada masa nifas
ini ibu yang baru melahirkan mengalami berbagai kejadian yang sangat
kompleks baik fisiologis maupun psikologis, maka bidan dan perawat
berperan penting dalam membantu ibu sebagai orang tua baru dan
memberikan support kepada ibu serta keluarga untuk mengahadapi kehadiran
buah hati yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang sehingga
dapat memulai menjalani kehidupan sebagai keluarga baru (Marsudiningsih,
2003). Alasan saya memilih ruangan tersebut karena banyak fasilitas untuk
ibu nifas yang belum saya ketahui atau saya lakukan
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membahas kasus
Ny.A dengan judul “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Postnatal Care Pada
Ny. R Umur 37 Tahun P1A0 Dengan Hipertensi Di Puskesmas Teluk Sasah
Tahun 2021.

1
1.2 Tujuan penulisan
1.2.1 Tujuan umum
Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Postnatal Care Pada Ny.R
Umur 37 Tahun P1A0 Di Puskesmas Teluk Sasah Tahun 2021 dan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny.R di
Puskesmas Teluk Sasah.
2. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny.R
3. Mampu melakukan assessment secara lengkap, mengantisipasi
masalah yang dapat timbul dari diagnosa utama, dan mampu
mengidentifikasi kebutuhan Ny.R Mampu merencanakan planning
yang diberikan pada Ny.R

1.3 Manfaat
1.3.1 Teoritis
Diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
mendapatkan pengalaman yang nyata bagi penulis dalam memberi
asuhan kebidanan pada ibu nifas.
1.3.2 Praktis
Bagi Klien
Diharapkan dapat menerima asuhan kebidanan nifas normal yang
bersih dan aman
Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dengan ada nya puskesmas teluk sasah ini dapat
mempermudah pengobatan warga sekitar sehingga dapat
meningkatkan kesehatan bagi warganya.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bermanfaat sebagai sumber ilmu tambahan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan dan khususnya dalam
pemberian asuhan kebidanan ibu nifas

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Definisi Asuhan Ibu Postpartum


Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan
yang dilakukan pada ibu nifas di masyarakat. Pemberian asuhan secara
menyeluruh, tidak hanya kepada ibu nitas, tetapi pemberian asuhan
melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat di sekitarnya (Dainty,
dkk, 2017).

2.2. Definisi Masa Nifas


Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya
placenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Dalam bahasa latin,
waktu mulai tertentu setalah melahirkan anak ini disebut Puerperium yaitu
kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi, puerperium berarti
masa setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali.
Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum
sehingga pelayanan pascapersalinan yang berkualitas harus terselenggara
pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Pitriani, 2014).
1. Masa Nifas dimulai beberapa jam setelah lahirnya placenta dan
mencakup enam minggu berikutnya (Pusdiknakes 2003)
2. Masa Nifas (Puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan
berakhir ketika alat kandungan kembali sepeti keadaan sebelum hamil
(Sarwono P, 2001)
3. Masa nifas adalah akhir dari periode intrapartum yang ditandai dengan
lahirnya selaput dan placenta dan berlangsung sekitar 6 minggu
(Varney's, 1997).

3
4. Masa nifas (puerperium) adalah masa mulai pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai ala-alat kandungan kembali pra-hamil,lama
nifas 6-8 minggu (Wulandari&Ambarwati, 2008).
5. Masa nifas (puerperium) adalah massa setelah placenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan seperti keaadaan sebelum hamil,
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009).
6. Masa nifas (puerperium) adalah masa yang di mulai 2 jam setelah
persalinan dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
7. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa
nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010)
8. Periode post natal adalah waktu penyerahan dari selaput dan plasenta
(menandai akhir dari periode intrapartum) menjadi kembali ke saluran
reproduktif wanita pada masa sebelum hamil. Periode ini juga disebut
puerperium (Varney, 1997).
9. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu (Saleha, 2009).
10. Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai
pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya
masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, 2011).
11. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan,
pemulihan, penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan.
Proses masa nifas berkisar antara 6 minggu atau 40 hari (Jenny Sr,
2006).
12. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
placenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin,
2009).

4
13. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam lahirmya plasenta sampai
6minggu sesudah setelah Melahirkan (Pusdiknakes, 2003).
14. Masa nifas dimulai setelah Kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat Kandungankembali seperti keadaan sebelum Hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. (AbdulBari, 2000).
15. Masa nifas merupakan masa selama Persalinan dan segera setelah
Kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu
Saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak Hamil yang Normal (F.
Gary cunningham, Mac Donald, 1995).
16. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu Melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6-12 minggu. (Ibrahim C, 1998).
(sumber: Pitriani, 2014)

2.3. Tujuan Asuhan Masa Nifas


Dalam masa nifas ini, ibu memerlukan perawatan dan pengawasan
yang dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah keluar
dari rumah sakit (Pitriani, 2014). Adapun tujuan dari perawatan masa nifas
adalah:
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia
melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang
khusus.
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang berencana, menyusui,
pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
5. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
6. Mempercepat involusi alat kandungan.
7. Melancarkan fungsi perkemihan.

5
8. Melancarkan pengeluaran lochea.
9. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat
fungsi hati dan pengeluaran sisa gastrointestisinal atau metabolisme.
(Sumber: Pitriani, 2014)

2.4. Pelayanan Asuhan Masa Nifas


Pengertian nifas menurut Prof. DR. Rustam, MPH adalah masa setelah
seorang ibu melahirkan bayi, yang digunakan untuk memulihkan kese
hatannya selama 6-8 minggu (Syafrudin, 2009).
Nifas menurut midwife rules UKCC adalah suatu periode yang
berlangsung tidak kurang dari sepuluh hari dan tidak melebihi 28 hari
setelah berakhirnya masa persalinan yang masih memer- lukan dukungan
dan pendampingan terhadap bayi dan ibu. Perawatan yang dibutuhkan ibu
dan bayinya selama puerperium sebaiknyá didasari pada prinsip
meningkatkan kesejahteraan ibu, membentuk "Good Mater- nal Child
Relationship, mendukung atau memperketat kepercayaan ibu, serta
membantu ibu agar mampu memenuhi tugas atau tanggung jawab sebagai
seorang ibu (Syafrudin, 2009).

2.5. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas


Bidan memiliki peran yang sangat penting dalam pemberian asuhan
post partum. Adapun peran bidan pada masa nifas menurut Saleha (2009)
adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan merespon kebutuhan dan komplikasi pada saat :
a. 6-8 jam setelah persalinan
b. 6 hari setelah persalinan
c. 2 minggu setelah persalinan
d. 6 minggu setelah persalinan
2. Mengidentifikasi Memberi dukungan terus-menerus selama masa
nifas yang baik dan sesuai dnegan kebutuhan ibu agar mengurangi
ketegangan fisik dan psiologis selama masa nifas

6
3. Sebagai promoter hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik
dan psikologis
4. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara menciptakan
rasa nyaman.
5. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan
dengan ibu dan anak, serta mampu melakukan kegiatan administrasi.
6. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
7. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan
data, menetapkan diagnosa, dan rencana tindakan, serta
melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode
nifas.
8. Memberikan asuhan kebidanan secara professional. Asuhan ibu nifas
oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan melaksanakannya untuk mempercepat
proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan
ibu dan bayi selama periode nifas.
(Sumber: Pitriani, 2014)

Persyaratan :
1. Bidan memiliki kemampuan untuk memberikan asuhan ibu nifas
secara professional
2. Tersedianya alat dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan
3. Lingkungan yang mendukung keamanan dan kenyamanan ibu selama
dilakukan pemeriksaan dan pemberian asuhan.
(Sumber: Pitriani, 2014)
Pengkajian Data:
1. Dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah-maslah yang terjadi, paling sedikt
dilakukan 4 kali kunjungan nifas, lama hari rawat 24 jam

7
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan tujuan
asuhan dari setiap waktu kunjungan yang dilakukan
(Sumber: Pitriani, 2014)
Peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas menurut Syafrudin, 2009:
1. Menyediakan dukungan secara konsisten
2. Ramah dan relevan untuk membantu agar ibu dapat pulih dari stres
fisik persalinan dan mengembangkan kepercayaan diri saat merawat
bayinya.
3. Menjalankan fungsinya sebagai advicer dan councelor.
4. Mengunjungi ibu dan bayi.
5. Meningkatkan, memperlancar menyusui ASI jika memungkinkan,
atau memberi nasihat mengenai pemberian makanan tambahan.
6. Mencegah terjadinya infeksi dan mempertahankan higyene individu.
Kebijakan program nasional masa nifas adalah minimal 4 kali
kunjungan, minimal ibu dan bayi baru lahir mencegah, mendeteksi, dan
menangani masalah-masalah yang terjadi (Syafrudin, 2009).
Pemberian imunisasi bertujuan mencegah terjadinya penyakit tertentu
dan menghilangkan penyakit tertentu pada masyarakat. Imunisasi itu antara
lain BCG, hepatitis B, polio, DPT, dan campak (Syafrudin, 2009).

2.6. Tahapan Masa Nifas


Tahapan masa nifas menurut Reva Rubin :
1. Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
a. Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain · Perhatian ibu
tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya
b. Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu
melahirkan
c. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan
keadaan tubuh ke kondisi normal

8
d. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan
peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan
proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal
2. Periode Taking On/Taking Hold (hari ke 2-4 setelah melahirkan)
a. Ibu menfokiusakan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh,
BAK, BAB dan daya tahan tubuh
b. Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi
seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti
popok
c. Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan
pribadi
d. Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa
tidak mampu membesarkan bayinya.
3. Periode Letting Go
a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh
dukungan serta perhatian keluarga
b. Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan
memahami kebituhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu
dalam kebebasan dan hubungna sosial
c. Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini
(Sumber: Pitriani, 2014)

2.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas


Berdasarkan Program dan kebijakan teknis masa nifas, paling sedikit
dilakukan 3 kali kunjungan masa nifas, dengan tujuan yaitu :
1. Memelihara kondisi kesehatan ibu dan bayi
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan- kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa
nifas

9
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan menggangu
kesehatan ibu dan bayi.
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1. Kunjungan I (6 – 8 jam setelah persalinan) Tujuan Kunjungan:
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk jika
perdarahan belanjut
c. Memberikan konseling pada ibuatau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah pedarahan masa nifas karena atonia uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan normal.
Semua ibu memerlukan pengamatan yang cermat dan penilaian
dalam awal masa pasca salin. Sebelum ibu dipulangkan dari klinik
atau sebelum bidan meninggalkan rumah ibu, proses
penatalaksanaan kebidanan selalu dipakai untuk:
g. Mendeteksi komplikasi dan perlunya perujukan.
h. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
i. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu-bayi.
j. Memulai dan mendorong pemberian ASI

Parameter Penemuan Waktu Penemuan Abnormal


Normal Pemeriksaan
Kesehatan Letih Setiap Terlalu letih, lemah
umum melakukan
pemeriksaan

10
Tekanan TD <140/90 mmHg Setiap 2 jam TD > 140/90 mmHg
darah
Pulse/nadi 60-100 kali/menit Setiap 2 jam Jika <60 atau >100
kali/menit
Suhu <38oC Suatu waktu Jika >38oC
Fundus 1. Kuat, Setiap jam 1. lembek
berkontraksi 2. Berada diatas pusat
baik
2. Berada
dibawah
umbilicus
Lokia/ 1. Lokia rubra Setiap jam 1. Merah terang
perdarahan 2. Bau biasa 2. Bau busuk
3. Tidak ada 3. Mengeluarkan
gumpalan darah gumpalan darah
atau butir-butir 4. Perdarahan berat
darah beku
4. Jumlah
perdarahan
yang ringan
atau sedikit
Kandung 1. Bisa berkemih Setiap jam 1. Tak bisa berkemih
kemih 2. Kandung kemih 2. Jika vesikaurinaria dapat
tidak dapat dirasa
dirasa
Menyusui 1. Terbina Dimulai sejak 1. Bayi tidak dapat
hubungan yang baru lahir dan menyusu dengan efektif
baik antara ibu setiap jam 2. Ibu dan bayi dalam
dan bayi menyusui posisi yang tidak benar
2. Bayi dapat dalam menyusui
menyusui

11
dengan benar
3. Ibu dan bayi
dalam keadaan
atau posisi yang
benar

2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)


Tujuan kunjungan:
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal yaitu uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
3. Kunjungan IlI (2 minggu setelah persalinan)
Tujuan kunjungan:
Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
4. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
Tujuan kunjungan:
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit - penyulit yang ia atau
bayi alami
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini
(Sumber: Pitriani, 2014)

Paling sedikit empat kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk


mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah yang terjadi. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan Tabel 1-1.

12
Kunjunga Waktu Tujuan
n
I 6-8 jam 1. Mencegah perdarahan masa nifas akibat
setelah atonia uteri
persalinan 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan dan rujuk jika perdarahan
berlanjut
3. Memberi konseling pada ibu atau salah
satu anggota keluarga mengenai cara
mencegah perdarahan masa nifas akibat
atonia uteri
4. Pemberian ASl awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah
hipotermia
7. Petugas kesehatan yang menolong
persalinan harus mendampingi ibu dan
bayi lahir selama 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil
II 6 hari 1. Memastikan involusi uterus berjalan
setelah normal, uterus berkontraksi, fundus di
persalinan bawah umbilikus, tidak ada per- darahan
abnormal, tidak ada bau
2. Menilai adanya demam
3. Memastikan agar ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan, dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik

13
dan tidak memperlihatkan tanda penyulit
5. Memberi konseling pada ibu tentang
asuhan pada bayi, perawatan tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan
bayi sehari-hari
III 2 minggu Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
setelah
persalinan
IV 6 minggu 1. Mengkaji tentang kemungkinan penyulit
setelah pada ibu
persalinan 2. Memberi konseling keluarga berencana
(KB) secara dini
(Sumber: Bahiyatun, 2009)

2.8. Tanda-tanda bahaya masa nifas


Tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu:
1. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba
(melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih
dari 2 pembalut saniter dalam waktu setengah jam)
2. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras
3. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung
4. Sakit Kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau, masalah
penglihatan
5. Pembengkakan pada wajah dan tangan Deman, muntah, rasa sakit
sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak badan
6. Payudara yang memerah, panas, dan/atau sakit
7. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan
8. Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan/atau pembengkakan pada
kaki
9. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri-sendiri atau bayi
10. Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah

14
(Sumber: Pitriani, 2014)

2.9 Keluarga berencana


Idealnya pasangan suami-istri menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum hamil kembali. Pada umumnya, sebagian besar metode KB dapat
dimulai setelah melahirkan (Syafrudin, 2009).
Jelaskan kepada ibu tentang keefektifan alat kontrasepsi yang dipilih
dalam mencegah kehamilan, keuntungan dan kerugian efek samping, cara
penggunaan, kapan dapat mulai digunakan, khususnya kepada wanita pasca-
persalinan (Syafrudin, 2009).

BAB III
TINJAUAN KASUS

15
Tanggal Periksa : 08 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian : 08 Oktober 2021
Pukul : 10.20 WIB
Ruangan : KIA
Pengkaji : Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny.R Nama Suami : Tn. A
Umur : 37 th Umur : 39 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Melayu Suku : Jawa
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : I.R.T Pekerjaan : Buruh
Alamat : LMA R.47
2. Keluhan Utama : Nyeri kepala
3. Riwayat haid
Menarche : 13 tahun Masalah : tidak ada
Siklus hari : 28 hari Disminorhea : tidak ada
Teratur/tidak : teratur Lama haid : ±7 hari
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Hamil Tahun Usia Jenis Tempat Penolong Komplikasi JK/PB/BB Nifas
ke Persalinan Persalinan

Hamil 2021 2mg 2hr Normal PMB Bidan Tidak Ada PR/50/3700 baik
ini

5. Riwayat Kehamilan Saat Ini


Jumlah ANC : 8x TM I : 2x

16
Masalah yang pernah dialami : tidak ada TM II : 1x
Imunisasi TT : lengkap TM III: 4x
6. Riwayat Persalinan Saat Ini
a. Ibu
Tanggal/pukul : 01-10-2021/ 07.00 WIB
Jenis persalinan : Spontan Perdarahan
Penolong : Bidan Kala III : ± 250 cc
Komplikasi : tidak ada Kala IV : ± 50 cc
b. Bayi
JK : Perempuan LK : 33 cm
HR : 136 x/i S : 36,6 C
BB/PB : 3700 gram/50 cm
Kelainan kongenital : tidak ada
c. Plasenta, selaput ketuban
Plasenta : lengkap Tali pusat : normal
Selaput : utuh Laserasi : derajat 2
d. Riwayat penyakit yang di derita sekarang
Jantung : tidak ada malaria : tidak ada
Dm : tidak ada asma : tidak ada
Ginjal : tidak ada pre-eklamsia : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
e. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi : Ada
Asma : tidak ada
TBC : tidak ada
f. Riwayat perkawinan
Perkawinan ke :1
Status perkawinan : sah
Umur waktu kawin : 26 tahun
Berapa lama kawin baru hamil : 10 tahun
g. Riwayat kontrasepsi

17
Rencana penggunaan KB : Ada
Jenis KB yang akan digunakan : Suntik
Jens KB yang pernah di gunakan : Suntik
Masalah penggunaan KB : tidak ada
7. Pemenuhan Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
1) Makan
Jenis : nasi, lauk pauk, sayuran
Frekuensi : 3x/hari
Masalah : tidak ada
2) Minum
Jenis : air putih, susu
Frekuensi : 7-8 gelas/hari, 2 gelas/hari
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi : 5-6x/hari
Warna : kuning jernih
2) BAB
Frekuensi : 1-2x/hari
Konsistensi : lunak
c. Istirahat
Tidur siang : 1-2 jam/hari
Tidur malam : 6-7 jam/hari
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi : 3x/hari
Ganti pakaian dalam : 3-4x/hari
e. Aktifitas sehari-hari
Seksualitas : ada
Olahraga : jalan pagi
f. Data Psikososial

18
Pandangan ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayi : senang

OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Suhu : 36,80C
Kesadaran : Composmentis Pernafasan : 24x/i
Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 80x/i
LILA : 24 cm

2. PemeriksaanFisik
a. Kepala : rambut lurus, bersih, serta tidak rontok dan tidak ada
kelainan
b. Muka : tidak ada oedema, tidak pucat, tidak ada choloasma
gravidarum
c. Mata : simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda
d. Hidung : bersih, tidak ada polip
e. Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada caries dan gigi tidak
berlubang
f. Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran
g. Leher : tidak ada pembengkakkan dan pembesaran kelenjar tyroid
dan vena jugularis
h. Payudara : pembesaran mamae normal, areola menghitam, puting
susu menonjol, pengeluaran ASI dan tidak ada kelainan
i. Paru-paru : bunyi nafas bersih tidak ada wheezing dan ronchi
j. Jantung : lup-dup, teratur
k. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, kontraksi baik, TFU 2 jari
dibawah pusat
l. Genitalia : lochea rubra,perdarahan normal 5-10 cc
m. Ekstremitas: tidak ada oedema pada ekstermitas atas dan bawah

ASSESMENT

19
Diagnosis : Ny.R umur 37 tahun pospartum keadaan
ibu dan bayi baik
Masalah : Ibu mengatakan kurang pemahaman bagaimana
cara mencegah hipertensi
Kebutuhan : Memberikan penkes bagaimana mencegah
hipertensi
Diagnosis Potensial : Ibu pernah memilik riwayat hipertensi
Identifikasi tindakan segera : Tidak ada

PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu sudah membaik. Dan menilai Tekanan darah 110/80
mmHg, Suhu 36,8°C, Pernapasan 24 kali/menit, Nadi 80 kali/menit.
2. Memberikan KIE tentang KB, dan memperjelas alat kontrasepsi yang
tidak menyebabkan tekanan darah naik seperti AKDR dan MOW.
3. Memberikan KIE tentang nutrisi ibu nifas, menjelaskan pada ibu untuk
mengkonsumsi cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam secukupnya.
Bila mengkonsumsi garam hendak dibatasi, diimbangi dengan konsumsi cairan yang
banyak, berupa susu atau air buah.
4. Menginformasikan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu minimal 8
jam/hari. (ibu mengerti dan bersedia melakukan).
5. Menganjurkan ibu untuk meminum obat yang diberikan meliputi:
Amoxillin 1 x 500 mg, Asam Mefenamat 1 x 500 mg dan bersedia
untuk meminumnya dirumah sampai habis.

BAB IV
PEMBAHASAN

20
Pengkajian pada ibu nifas dengan hipertensi dilakukan dengan pengumpulan
data subyektif dan obyektif. Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), gejala
hipertensi yaitu tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, nyeri kepala, kadang-
kadang disertai mual dan muntah, penglihatan kabur.
Pada kasus ibu nifas Ny. R P 1A0 umur 37 tahun dengan hipertensi didapatkan
data subyektif ibu mengatakan pandangan nyeri kepala. Sedangkan data obyektif
diperoleh keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80
mmHg, suhu 36,8°C, nadi 80 x/menit, pernapasan 24 x/menit.
Diagnosa Kebidanan Ny. R P1A0 umur 37 tahun dengan hipertensi.
Masalah yang muncul pada ibu nifas dengan hipertensi yaitu ibu mengatakan
nyeri kepala, kadang-kadang disertai mual muntah. Kebutuhan pada ibu nifas
dengan hipertensi adalah informasi, dukungan dan support mental (Rukiyah dan
Yulianti, 2010).
Diagnosa potensial pada ibu nifas dengan hipertensi adalah terjadi preeklamsi
(Prawirohardjo, 2011). Pada kasus ibu nifas Ny. R P 1A0 umur 37 tahun dengan
hipertensi adalah preeklamsia masa nifas, tetapi tidak terjadi diagnosa potensial
karena ibu sudah mendapatkan antisipasi dan penanganan secara tepat. Jadi pada
langkah diagnosa potensial ini tidak terdapat adanya kesenjangan antara teori dan
kasus dilapangan.

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

21
Setelah dilakukan pengkajian data baik data  subjektif yang didapat
melalui anamnesa secara lengkap dan menyeluruh, maupun data objektif yang
didapat dengan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan dan
penunjang kepada Ny “R”. Maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
1. Dari data tersebut didapat data subjektif Ny “R” umur 37 Tahun memiliki
keluhan nyeri kepala
2. Dari data Ny “R”  didapat data objektif dengan Keadaan umum: baik,
Kesadaran: composmentis, suhu tubuh: 36,8˚C, Tekanan darah:
110/80mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 24x/menit, Tinggi badan: 141cm,
Berat badan: 45 kg. Dari pengkajian yang dilakukan terhadap  Ny “R”.
3. Asuhan kebidanan terhadap Ny “R” yaitu melakukan pemeriksaan kepada
pasien, Memberitahukan kepada ibu bahwa keadaan ibu sekarang sudah
baik
5.2 Saran
1.  Bagi Puskesmas Teluk Sasah
Dengan adanya presentasi kasus ini dapat meningkatkan pelayanan
kebidanan tentang asuhan nifas hipertensi serta meningkatkan
kesejahteraan ibu dan bayinya.
2. Bagi pasien
Diharapkan pasien segera memeriksakan keadaan yang dialami
pada masa nifas agar segera bisa ditangani.
3. Bagi bidan/petugas kesehatan
Dalam setiap penanganan pasien, hendaknya bidan selalu
menerapkan konsep asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan sesuai dengan kondisi pasien.

22
DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Dainty, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: KDT
Pitriani. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (ASKEB
III). Yogyakarta: Deepublish
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

You might also like