You are on page 1of 4

PERAN INTERNATIONAL ORGANIZATION OF MIGRATION ( IOM ) BERSAMA

INDONESIA DALAM PERMASALAHAN IMIGRAN GELAP DI INDONESIA

Yuniati Ningsih, Karina Salsa Fitria, Muhammad Risky Arisandi


Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Maritim Raja Ali Haji

PENDAHULUAN
Indonesia menjadi salah satu tempat transit bagi para imigran dari berbagai negara
seperti Afghanistan, Srilangka, Pakistan, Iran, Myanmar dan lain-lain. Secara umum wilayah
yang ingin dituju para imigran adalah Australia yang memiliki kehidupan yang layak secara
ekonomi dan politik dibanding dengan negara asalnya. Tetapi dengan posisi geografis yang
dimiliki Indonesia yang strategis sebagai penghubung antar kawasan Asia Tengah dan Timur
Tengah dengan Australia dalam pergerakan arus migrasi ini menyebabkan Indonesia menjadi
wilayah transit yang dilalui oleh imigran gelap tersebut. Indonesia yang bentuk negaranya
kepulauan secara geografis memiliki banyak pintu masuk diantaranya bandara, pelabuhan, darat,
perairan. Selain itu Indonesia juga memiliki garis pantai yang sangat panjang dan merupakan
wilayah yang terletak pada posisi silar jalur lalu lintas dengan dunia yang menyebabkan
Indonesia menjadi faktor utama yang berpotensi sebagai wilayah transit bagi para imigran gelap.
Pemerintah Indonesia memnadang perlu adanya kerjasama dengan IOM dalam
menangani imigran dan pengungsi di Indonesia . Yang dimana IOM adalah organisasi antar
pemerintah utama di bidang migrasi yang manusiawi dan teratur dalam kepentingan bersama
yang dibentuk pada tahun 1951 dengan tujuan untuk membantu pemerintah dalam menangani
permasalahan yang terkait dengan migrasi yang merupakan salah satu misi inti dari
International Organization For Migration ( IOM ). Komitmen IOM dalam meningkatkan
kualitas layanan yang diberikan oleh badan-badan pemerintah, IOM juga memfalitasi pelatihan
dibidang HAM dan perpolisian masyarakat ( polmas ), dan membantu mendirikan forum dimana
para anggota polri dan masyarakat bersama-sama mencari solusi dalam mengatasi permasalahan
yang ada.
PENDEKATAN TEORITIS
Konsep Bantuan Kemanusia ( Humanitarian Assistance )
Disini kami menggunakan konsep Bantuan Kemanusiaan yakni ini menjadi simbol
nasionalisme baru antar bangsa-bangsa di dunia. Pemikiran tentang pemberian bantuan
kemanusia yang melintasi batas-batas territorial dan ideologi ini berpangkal pada konsep
Humanitarian Assitance yang sudah lama muncul dalam hubungan internasional. Humanitarian
Assitance berkaitan erat dengan kebijakan negara yang dibuat untuk kepentingan masyarakatnya.
Dalam pembahasan ini upaya IOM dapat dikatagorikan sebagai salah satu bentuk bantuan
kemanusia yang dilakukan suatu organisasi internasional terhadap suatu negara. IOM adalah
organisasi atau lembaga yang melakukan serangkaian upaya dalam mencari, memberikan,
menyalurkan dan mempertanggung jawabkan sumber daya dalam bentuk sarana, tenaga , uang ,
dan bentuk lainnya.

PEMBAHASAN
Arus migrasi gelap merupakan suatu masalah utama dalam penanganan migrasi di
Indonesia. Pencarian kehidupan yang lebih baik telah berujung pada peningkatan jumlah migran
gelap secara dramatis. Ribuan migran khususnya dari Asia Tengah telah di tangkap atau
terdampar di Indonesia ketika ingin melakukan perjalanan menuju Australia. Dan IOM telah
memberikan konseling, perawatan medis, makanan dan pemukiman kepada ribuan manusia yang
terdampar di Indonesia serta juga memberikan bantuan kepada mereka yang bersedia pulang
secara sukarela. International Organization For Migration (IOM) bekerjasama secara erat
dengan pihak berwenang dari Indonesia dan Australia guna mendukung upaya mereka untuk
mengatur lalu lintas migran gelap melalui Indonesia.
Sebuah kesepakatan Model Kerjasama Regional (Regional Coorperation Model)
Tripartit ditandatangani di tahun 2001 oleh Pemerintah Australia, Pemerintah RI dan IOM.
Tujuannya adalah untuk membantu para migran gelap untuk pulang secara sukarela atau
menempatkan mereka di negara ketiga, dan guna mencegah Indonesia dan Australia dijadikan
negara sasaran bagi penyelundup manusia. Pihak berwajib Indonesia bertanggung jawab untuk
menentukan niat dari para migrant gelap yang ditangkap. Mereka yang dilihat melakukan transit
melalui Indonesia untuk pergi ke Australia atau Selandia Baru dirujuk ke IOM untuk penanganan
lebih lanjut, penanganan kasus dan perawatan.
IOM membantu upaya pemerintah RI dan Australia dalam mengatur pergerakan
migran gelap melalui Indonesia melalui penyediaan layanan bantuan kemanusiaan bagi orang
yang ditangkap dalam perjalanan mereka oleh pihak yang berwajib. Layanan-layanan tersebut
meliputi bimbingan/konseling, perawatan medis, makanan, penampungan, pelatihan
keterampilan dasar dan bantuan dalam mengajukan permohonan suaka atau pemulangan
sukarela. Upaya IOM selanjutnya meliputi pendeteksian dan monitoring pola arus imigrasi gelap
melalui kampanye informasi yang menargetkan baik pejabat pemerintah terkait maupun
masyarakat setempat, dan pemberian pelatihan bagi pejabat penegak hukum yang terkait pada
tingkat lokal maupun propinsi. Serangkaian lokakarya pelatihan bagi semua daerah sasaran di
Indonesia dilaksanakan mengikuti suatu jadwal yang disusun bersama oleh IOM, Direktorat
Jendral imigrasi, dan Kepolisian Nasional Republik Indonesia. IOM telah mendirikan 11 kantor
satelit dibeberapa lokasi strategis dari ujung timur nusantara hingga di barat, dengan kantor-
kantor di Medan, Batam, Lampung, Pontianak, Surabaya, Makasar, Ambon, Kupang dan
Merauke. Jaringan kantor IOM telah menunjukkan pemenuhan secara penuh maupun sebagian
atas tujuan-tujuan program, mengumpulkan informasi mengenai kedatangan migran dan melalui
wawancara intensif di lokasi, memperoleh profil migran untuk dibagi dengan para pejabat yang
terkait.
Meningkatnya arus pergerakan perpindahan manusia melintasi kepulauan di Indonesia
telah menambah jumlah tantangan bagi pemerintah Indonesia serta para aparat penegak
hukumnya. Luasnya kepulauan yang tersebar tidak sebanding dengan tingkat kecukupan sumber
daya manusia dan fasilitas untuk mengawasi semua titik-titik perbatasan. Keadaan ini semakin
Problematic mengingat Indonesia terletak pada titik persimpangan rute perdagangan
internasional. Sebagai sebuah organisasi IOM memberikan dukungan dan bantuannya bagi
lembaga-lembaga negara untuk memastikan kelangsungan usaha penanganan penyelundupan
manusia pada tempatnya dan mengapai setiap unsur pemerintah dan lembaga di setiap lapisan
masyarakat, beragam kerjasama telah dilangsungkan termasuk sosialisasi. Hingga saat ini
fasilitas yang telah dilakukan dan diberikan IOM tetap terlaksana dan terus diberikan pada
pengungsi yang ditangani IOM. Implementasi dari pihak IOM hanya sebatas kebutuhan dasar
mereka, seperti sandang, pangan, kesehatan dan kebutuhan sehari-hari hingga tiket pulang ke
negara asal.
KESIMPULAN
Penanganan persoalan pengungsi dapat dilakukan dengan cara memberikan bantuan
dan pertolongan. Pemberian bantuan berupa penampungan dan fasilitas makanan serta kesehatan.
Pemberian pertolongan dapat berupa pemberian status yang jelas tentang identitas pengungsi,
misalnya dengan membantu persoalan kewarganegaraa. IOM bekerjasama dengan pemerintah
Indonesia dalam melengkapi dan merenovasi fasilitas-fasilitas pusat detensi di Indonesia untuk
para imigran gelap dalam melakukan perawatan secara berkala dan melakukan perbaikan.
Layanan-layanan tersebut meliputi bimbingan/konseling, perawatan medis, makanan,
penampungan, pelatihan keterampilan dasar dan bantuan dalam mengajukan permohonan suaka
atau pemulangan sukarela. Pihak IOM bersama Indonesia akan terus memfasilitasi kebutuhan
sehari-hari sampai pengungsi tersebut ditempatkan di negara ketiga atau kembali ke negara
asalnya.

REFERENSI

Kuswardini, S., & Auliyah, U. A. (2021). Peran Organisasi Non-Pemerintah ( NGO )


Dalam Menangani Pencari Suaka di Indonesia. Dauliyah Journal of Islamic and
International Affairs, 6(1), 191–220.

Marlina, L., & Iskandar, I. (2019). Peran International Organization For Migration
(IOM) Dalam Menangani Pengungsi di Kepulauan Riau Tahun 2017-2019. JOM FISIP,
6(1), 1–11.

Mallisa, C. L. P. (2018). Kerjasama Pemerintah Indonesia Dengan International


Organization For Migration (IOM) Dalam Menangani Imigran Gelap Asal Afganistan Di
Sulawesi Selatan. UPN Veteran Yogyakarta.

Domloboy, E. N. N. (2017). Peranan International Organization for Migration ( IOM )


Dalam Menangani Permasalahan Refugees ( Pengungsi ) Rohingya Di Indonesia. Jurnal
PIR, 2(1), 70–81.

You might also like