You are on page 1of 5

RINGKASAN DAN REFLEKSI DIRI

PRAKTIK APN

Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Maternitas
Dosen Pengampu : Ns. Made Ririn Sri Wulandari S.Kep., M.Kep

OLEH :
PUTU NILA SEPTIA
C1120072

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021
➢ Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37 -42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2005).

➢ Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan
persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai dengan kala empat dan upaya pencegahan
komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi serta asfiksia pada bayi baru
lahir.

➢ Tujuan Asuhan Persalinan Normal


Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya terintegrasi dan
lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).
Setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus
mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi
kemajuan dan keberhasilan proses persalinan.

➢ Fase/kala persalinan :
1. Kala I (kala pembukaan)
Pematangan dam pembukaan seviks sampai lengkap (1 cm – 10 cm)
2. Kala II (kala pengeluaran)
Pembukaan lengkap hingga lahirnya bayi
3. Kala III (kala uri)
Setelah lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta
4. Kala IV (kala observasi)
Masa 2 jam setelah plasenta lahir

➢ Ada 7 gerakan cardinal, yaitu :


1. Engagement
Masuknya bagian terbesar kepala ke dalam pintu atas panggul
2. Penurunan
Turunnya kepala janin di jalan lahir
3. Fleksi
Karena penurunan kepala menemukan tahanan dari serviks, dinding panggul dan
dasar panggul
4. Putar paksi dalam
Diameter terpanjang kepala janin akan bersesuaian dengan diameter terpanjang
rongga panggul
5. Ekstensi
Gerakan kepala janin yang berlawanan dengan Gerakan fleksi sehingga suboksiput
sebagai hipomokhlion.
6. Putar paksi luar
7. Ekspulsi
Yang saya dapatkan saat praktik membantu persalinan secara normal adalah, beliau
pertama-tama menjelaskan dan memperkenalkan alat-alat yang digunakan saat melakukan
persalinan normal, seperti menjelaskan jenis-jenis klem yang akan digunakan saat melakukan
persalinan, kocher yang gunanya untuk membantu pemecahan ketuban, beliau juga menjelaskan
pentingnya menggunakan APD(Alat Pelindung Diri) secara lengkap, kemudian beliau
mempraktikkan dan menjelaskan proses bayi yang akan lahir, mulai dari cara mengecek
pembukaan serviks, kemudian pemeriksaan DJJ(Denyut Jantung Janin), kemudian pemeriksaan
posisi bayi di dalam kandungan ibu, kemudian jika posisi bayi sudah kepala berada di bawah dan
kepala sudah mulai kelihatan, itu tandanya bayi sudah bisa dilahirkan secara normal, jika kepala
bayi sudah mulai keluar, bantu ibu untuk merangsang kontraksi, dengan cara bantuan dari
suami(puting ibu di plintir-plintir) atau dengan pemberian oksitosin, karena oksitosin ini bisa
membantu perangsangan kontraksi uterus dan merangsang munculnya asi, bisa juga dengan cara
lakukan massage pada perut ibu, jika perut ibu sudah melembek(tidak kontraksi) beri waktu untuk
ibu beristirahat sejenak, sambil dibantu kembali merangsang kontraksinya, jika kepala bayi sudah
keluar sepenuhnya dan sudah terlihat bagian wajah, maka secepatnya dibersihkan lendir-lendir
darah yang ada di sekitar wajah bayi, kemudian bayi akan melakukan putaran paksi dari dalam,
kemudian untuk melahirkan bahu, kita harus mengecek apakah ada lilitan tali pusat atau tidak, jika
ada lilitan tali pusat melilit bayi dengan erat, maka tali pusat harus segera di potong, namun jika
tali pusat tidak melilit bayi dengan erat maka proses melahirkan bahu bisa dilanjutkan, melahirkan
bahu ini dilakukan dengan kedua tangan memegang sisi muka bayi, kemudian dengan lembut tarik
kearah bawah dan kearah luar sampai bahu pada bayi muncul kemudian tarik kearah atas dan
kearah luar untuk melahirkan bahu sebelahnya, setelah kedua bahu dilahirkan dilanjutkan dengan
melahirkan badan dan tungkai, proses ini dilakukan dengan cara meluruskan tangan mulai kepala
bayi yang berada dibagian bawah kearah pirenium tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior
lahir, kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum gunakan lengan bagian bawah untuk
menyangga tubuh bayi saat dilahirkan, setelah tubuh bayi lahir dengan sempurna, dilanjutkan
dengan membersihkan bayi dari lendir-lendir darah dan memeriksa jalan nafas pada bayi, jika ada
sumbatan maka harus dibersihkan terlebih dahulu, agar bayi bisa bernafas, kemudian dilanjutkan
dengan meng-klem tali pusat, dengan menggunakan 2 klem, klem 1 diletakkan di kira-kira 3cm
dari pusat bayi, kelm 2 diletakkan di kira-kira 2cm dari klem 1 dengan kondisi tali pusatnya
kosong, kemudian setelah denyut pada tali pusat telah berhenti maka tali pusat dapat di potong
diantara 2 klem tersebut, kemudian selimuti bayi dengan kain atau handuk bersih dengan menutupi
bagian kepala, kemudian bayi kepada ibunya agar bayi dapat meraba-raba dan mulai mencari
puting ibu dan anjurkan ibu untuk memberikan ASI, setelah dirasa cukup bayi di ambil untuk
dilanjutkan dengan pemberian salep pada kedua mata bayi, kemudian disuntikkan Vitamin K dan
Vaksin Hepatitis B pada bagian paha bayi, kemudian dilanjutkan ke proses melahirkan plasenta
dengan cara mengikuti jalan lahir bayi, tali pusatnya di arahkan naik turun, naik turun sambil
menarik plasenta ke arah luar mengikuti jalan lahir, setelah plasenta terlihat lakukan perkusi dari
luar(sama saat melahirkan janin), sambil di tarik ke arah luar, setelah keluar, letakkan plasenta dan
tali pusat pada kendi yang sudah disediakan, kemudian di lanjutkan dengan memeriksa dan
memastikan bahwa di dalam perut ibu sudah tidak ada yang tertinggal, dengan cara memasukkan
tangan dengan menggunakan sarung tangan panjang, kemudian di periksa apakah ada yang
tertinggal, jika tidak ada, dilanjutkan dengan menjahit bagian laserasi pada vagina. Kemudian di
lanjutkan dengan pemantauan kontraksi uterus, tanda pendarahan, dan tanda-tanda vital ibu. Beliau
juga mengajarkan bagaimana cara mengisi Partograf dengan diberikan contoh soal, kemudian diisi
bersama-sama, mulai dari DJJ(Denyut Jantung Janin), air ketuban dengan beberapa jenis, yaitu:
D: air ketuban yang disertai dengan darah, K: air ketuban yang kering, U: air ketuban yang utuh,
M: air ketuban yang berisi mekonium(feses bayi), kemudian dilanjutkan dengan pembukaan
serviks yang diberi tanda X dan turunnya kepala janin diberi tanda O pada kotak yang ada, dan
sesuai dengan jam pemeriksaan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian tanda skala pada saat
kontraksi, tanda kotak-kotak berarti kontraksi terjadi kurang dari 20x/detik, tanda garis miring
berarti kontraksi terjadi 20-40x/detik, tanda di blok hitam berarti kontraksi terjadi lebih dari
40x/detik, kemudian dilanjutkan dengan mengisi tabel hasil pemeriksaan Nadi(dilakukan tiap 30-
60 menit), Tekanan Darah(dilakukan tiap 4 jam), Suhu(dilakukan tiap 2 jam), kemudian dilakukan
pengecekan jumlah urine yang dikeluarkan oleh ibu, kemudian jika dari data partograf tersebut
bayi dapat dilahirkan secara normal, maka dilanjutkan dengan mengisi catatan persalinan.

You might also like