You are on page 1of 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

A DENGAN PENYAKIT
DISPEPSIA DI PADANG UTARA
KAPUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

DISUSUN OLEH :

RHOYFATUL RIZQY D. A. (A.19.11.061)

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBAA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

KELAS DOMISILI SELAYAR

T.A. 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan keperawatan Home Care pada Tn. A dengan penyakit
Dispepsia “Diwilayah Kerja Puskesmas Bontosunggu Dusun Padang Utara”

Nama : RHOYFATUL RIZQY D. A.

Nim : A.19.11.061

Asuhan Keperawatan ini telah disetujui dan disahkan oleh

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa

RHOYFATUL RIZQY D. A.

Mengetahui

Pembimbing akademik Pembimbing lahan

( JULIANTI, S.Kep, Ns ) (SABRI S.Kep.Ners)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mah Kuasa,berkat limpahan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Askep ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PENYAKIT CHF (CONGGESTIVE HEART FAILURE) PADA PASIEN K DI
KAPUPATEN KEPULAUAN SELAYAR”

Dalam penilisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan
baik dalam pembuatan asuhan keperawatan ini. Namun berkat bimbingan dan arahan serta bantuan
berbagai pihak Asuhan keperawatan ini dapat diselesaikan.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
:

1. Ibu Dr. Muriyati, S.Kep.,M.Kes Selaku Ketua Stikes Panrita Husada Bulukumba
2. Ibu Julianti, S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing institusi
3. selaku dosen pembimbing lahan dipuskesmas bontosunggu
4. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan moral maupun material, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penusunan makalah ini
5. Rekan – rekan mahasiswa/i yang telah memberikan bantuan dalam rangka penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa penulis Asuhan keperwatan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan tenaga keperawatan pada
khususnya dalam meningkatkan perawatan pada pasien.

Selayar,21 desember 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................
A. DEFINISI...............................................................................................................................
B. ETIOLOGI.............................................................................................................................
C. PATOFISIOLOGI....................................................................................................................
D. MANIFESTASI KLINIS...........................................................................................................
E. KOMPLIKASI........................................................................................................................
G. PENATALAKSANAAN MEDIS................................................................................................

H. PATHWAY ........................................................................................................................
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................................... …….........

A. PENGKAJIAN........................................................................................................................
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................................................................................
C. INTERVENSI KEPERAWATAN...............................................................................................
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN..........................................................................................
E. EVALUASI............................................................................................................................
F. PATHWAY............................................................................................................................
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................................
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................
B. SARAN.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 yang diterbitkan DepKes RI
pada tahun 2012, dispepsia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di Rumah
Sakit tahun 2010. Pada urutan ke-5 dengan angka kejadian kasus sebesar 9594 kasus
pada pria dan 15122 kasus pada wanita. Sedangkan untuk 10 besar penyakit rawat jalan
di Rumah Sakit tahun 2010, dispepsia berada pada urutan ke-6 dengan angka kejadian
kasus sebesar 34981 kasus pada pria dan 53618 kasus pada wanita. Jumlah kasus baru
sebesar 88599 kasus. (DepKes RI, 2012) Dispepsia merupakan salah satu gangguan
yang diderita oleh hampir seperempat populasi umum dinegara industri dan merupakan
salah satu alasan orang melakukan konsultasi ke dokter .

Dispepsia berasal dari bahasa yunani yaitu duis bad (buruk) dan peptin
(pencernaan). Dispepsia merupakan istilah yang digunkan untu8 k suatu sindrom
atau kumpulan gejala / keluhan yang terdiri dari rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di
ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, perut terasa cepat
penuh / begah. Secara garis besar, penyebab sindrom dispepsia ini dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok penyakit organik seperti (tukak peptik, gastritis, batu
kandung empedu dan lain-lain ) dan kelompok dimana sarana penunjang diagnostik
yang konvensional atau baku (radiologi, endoskopi, laboratorium) tidak dapat
memperlihatkan adanya gannguan patologis struktural atau biokimiawi, disebut
gangguan fungsional. Dispepsia fungsional dibagi menjadi 2 kelompok, yakni
postprandial distress syndrome dan epigastric pain syndrome.
Pasien yang mengalami penyakit dispepsia sering disertai dengan rasa nyeri
atau rasa tidak nyaman dibagian perut. Nyeri merupakan bentuk ketidaknyamanan
yang dapat dialami oleh setiap orang. Rasa nyeri dapat menjadi peringatan terhadap
adanya ancaman yang bersifat aktual maupun potensian. Namun, nyeri bersifat
subjektif dan sangat idividual. Respons seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh
faktor jenis
B.RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang didapatkan antara lain;
1. Apa definisi dari dispepsia?
2 .Apa etiologidari dispepsia?
3. Apa patofisiologi dispepsia?
4. Bagaimana menufertasi klinis dari dispepsia?
5. Apa komplikasi dari dyspepsia?
6. Apa pemeriksaan diagnose untuk dispepsia ?
7. bagaimana penatalaksanaan medis untuk dyspepsia ?
8.bagaimana asuhan keperawatan untuk didpepsia?

B. Tujuan:
a. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada Tn. A Dengan Gangguan


Sistem Pencernaan : Dispepsia Di UPT. Puskesmas bontosunggu

b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada TN. A Dengan
Gangguan Sistem Pencernaan : Dispepsia Di UPT. Puskesmas bontosunggu .
2. Mahasiswa mampu melakukan perumusan diagnosa keperawatan pada TN.A
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Dispepsia Di UPT. Puskesmas
bontosunggu
3. Mahasiswa mampu melakukan intervensi keperawatan pada TN.A Dengan
Gangguan Sistem Pencernaan : Dispepsia Di UPT. Puskesmas bontosunggu
4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada TN.A Dengan
Gangguan Sistem Pencernaan : Dispepsia Di UPT. Puskesmas bontosunggu
5. Mahasiswa mampu melakukan eva sia Di UPT. Puskesmas bontosunggu
BAB II
PEMBAHASAN

1. KOSEP MEDIS
A. Pengertian Definisi

Dispepsia berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata (dys) buruk dan peptei
(pencernaan). Secara lebih jelas, arti kata dispepsia adalah sekumpulan gejala nyeri,
perasaan tidak enak pada perut bagian atas yang menetap, atau berulang disertai dengan
gejala lainnya seperti rasa penuh saat makan, cepat kenyang, kembung, bersendawa,
nafsu makan menurun, mual, muntah, dan dada terasa panas, yang berlangsung sejak 3
bulan terakhir, dengan awal gejala timbul 6 bulan sebelumnya.

B. EtiologI
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama
3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Stres
5. Tumor atau kanker saluran pencernaan

C. Patofisiologi

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan
menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,
kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan
maupun cairan.

D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis pada sindrom dispepsia antara lain rasa nyeri atau
ketidaknyamanan di perut, rasa penuh di perut setelah makan, kembung, rasa
kenyang lebih awal, mual, muntah, atau bersendawa. Pada dispepsia organik,
kecenderungkan keluhan tersebut menentap, disertai rasa kesakitan dan jarang
memiliki riwayat psikiatri sebelumnya. Sedangkan pada dispepsia fungsional
terdapat dua pola yang telah ditentukan adalah: a) postprandial distres syndrome,dan b)
epigastric pain syndrome (Drug & Stanciu, 2007).
Kriteria Roma III menjelaskan dua pola dispepsia yang berbeda tergantung
pada apakah gejala tersebut terutama berkaitan dengan asupan makanan dan atau
berkaitan dengan ketidakmampuan untuk menyelesaikan makan (postprandial
distres syndrome) atau lebih didominasi oleh rasa sakit (epigastric pain syndrome)
(Abdullah & Gunawan, 2012).
Sementara pola ini dikembangkan lebih berdasarkan kepada pendapat ahli
daripada bukti klinis, beberapa data yang mendukung relevansi klinis untuk
perbedaan ini mulai muncul dengan satu penelitian misalnya, menunjukkan bahwa
kecemasan berhubungan dengan postprandial distres syndrome tetapi tidak
berhubungan dengan epigastric pain syndrome dan yang lain menunjukkan bahwa
genetik berhubungan dengan epigastric pain syndrome dan tidak berhubungan
dengan postprandial distres syndrome (Abdullah & Gunawan, 2012)

E. Komplikasi
 yaitu luka pada lambung yang dalam atau melebar tergantung berapa lama lambung
terpapar oleh asam lambung dan dapat mengakibatkan kanker pada lambung
(Djojoningrat, 2009).
F. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik adalah untuk mengeksklusi gangguan organik atau biokimiawi.
Pemeriksaan laboratorium (gula darah, fungsi tiroid, fungsi pankreas, dll), radiologi
(barium meal, USG) dan endoskopi merupakan langkah paling penting untuk ekslusi
penyebab organik maupun biokimiawi.
Esofagogastroduoendoskopi dapat dilakukan bila sulit membedakan antara dispepsia
fungsional dan organik, terutama bila gejala yang timbul tidak khas, dan menjadi indikasi
mutlak bila pasien berusia lebih dari 55 tahun dan didapatkan tanda-tanda bahaya (alarm
symptoms yaituperdarahan dari rektal dan melena, penurunan berat badan >10%,
anoreksia, muntah yang persisten, anemia, massa di abdomen atau limfadenopati,
disfagia yang progresif atau odinofagia, riwayat keluarga keganasan saluran cerna bagian
atas, riwayat keganasan atau operasi saluran cerna sebelumnya, riwayat ulkus peptikum,
kuning/jaundice).
G. Penatalaksanaan
Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori
1996,ditetapkanskema penatalaksanaan dispepsia, yang dibedakan bagi sentra kesehatan
dengantenaga ahli(gastroenterolog atau internis) yang disertai fasilitas endoskopi
denganpenatalaksanaandispepsia di masyarakat.Pengobatan dispepsia mengenal
beberapa golongan obat, yaitu:
a. Antasid
Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresiasam
lambung. Antasid biasanya mengandungi Na bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan
Mgtriksilat. Pemberian antasid jangan terus- menerus, sifatnya hanya simtomatis,
untuk mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama,
juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis
besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2. Sering digunakan
adalah gabungan Aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Aluminum
hidroksida boleh menyebabkan konstipasidan penurunan fosfat; magnesium
hidroksida bisa menyebabkan BAB encer. Antacid yangsering digunakan adalah
seperti Mylanta, Maalox, merupakan kombinasi Aluminium hidroksida dan
magnesium hidroksida. Magnesium kontraindikasi kepada pasiengagal ginjal kronik
karena bisa menyebabkan hipermagnesemia, dan aluminium bias menyebabkan
kronik neurotoksik pada pasien tersebut.
b. Antikolinergik 
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu
pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan seks
resiasam lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.
c. Antagonis reseptor H2Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati
dispepsia organik atau esensial sepertitukak peptik. Obat yang termasuk golongan
antagonis reseptor H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin.
d. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI).
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses
sekresiasam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol,
lansoprazol, dan pantoprazol. Waktu paruh PPI adalah ~18jam ; jadi, bisa dimakan
antara 2dan 5 hari supaya sekresi asid gastrik kembali kepada ukuran normal. Supaya
terjadi penghasilan maksimal, digunakan sebelum makan yaitu sebelum sarapan pagi
kecuali omeprazol.
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN

Nama Preceptee : RHOYFATUL RIZQY D.A NIM : A. 19.11.061

No. RM :

Tanggal :

Ruangan :

DATA UMUM

1. Identitas Klien

Nama : TN.A Umur : 53 th

Tempat/Tanggal lahir : padang 04 juli 1968 Jenis kelamin : L

Status perkawinan : M Agama : islam

Pendidikan terakhir : sd Suku : selayar

Pekerjaan : nelayan Alamat :padang tengah

Telp. : Tanggal masuk RS:

Golongan darah :

Sumber info :

Penanggung jawab / pengantar

Nama : Umur :

Pendidikan terakhir : Pekerjaan :

Hubungan dengan klien : Alamat :

Telp. ………………...
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

1. Keluhan utama : klaen mengatakan bahwa ia sering mengalami nyeri pada bagian
perut

2. Alasan masuk RS : klan masuk karna sering mengalami nyeri

3. Riwayat Penyakit :

Provocative/Palliative

Quality : Klien merasakan mual pada bagian perut

Region : Klien merasakan mual pada bagian perut dan menyebar

Severity : Klien mengatakan penyakitnya tidak begitu berat dengan

skla keparahan 2 (sedang)

ket : 0 = tidak ada nyeri

1. Nyeri ringan

2. Nyeri sedang

3. Nyeri berat

4. Nyri berat sampai pinsang

Timing : Klien mengatakan ingin munta ketika makanan dan

minuman di masukkan dalam perut

1. Data Medik

A. Dikirim oleh : UGD Dokter Praktek

B. Diagnosa Medik

o Saat masuk :

o Saat pengkajian :
II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

1. Penyakit yang pernah dialami

Saat kecil / kanak-kanak : klaen mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalani

penyakit saat kecil

Penyebab : -

Riwayat perawatan : klaen mengatakan bahwa ia pernah dirawat dirumah sakit

Riwayat operasi : klaen mengatakan tidak ada riwayat penyakit

Riwayat pengobatan : klaen mengatakan ia sering mengkomsumsi obat magh

Riwayat alergi : klaen mengatakan tidak ada riwayat alergi

Riwayat immunisasi : klaen mengatakan tidak pernah mendapatkan imunisasi

lengkap

Lain-lain :

VI.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


(Genogram, dengan mencantumkan keterangan tentang kondisi kesehatan anggota
keluarga saat ini, nama penyakit yang diderita, penyebab meninggal dan usia. Genogram
sekurang-kurangnya mencakup kakek, nenek, orangtua, bibi, paman dan saudara
kandung klien, anak dan cucu jika ada. Singkatan harus diberikan keterangan)

Simbol genogram :

: Laki-laki : Cerai : diadopsi: kembar


non

identik

: Perempuan : Berpisah

X : Meninggal dunia tidak kawin, : kembar identik : abortus

: Klien ------ : hidup bersama

: lahir
mati

III. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL

1. Pola koping : klien mengatakan bahwa penyakitnya sering

mengalami sakit sakitan di bagian perut

2. Harapan klien thd keadaan peny.-nya : klien mengatakakan ia berharap penyakinya

kembali normal

3. Faktor stressor : klien Nampak cemas terhadap penyakinya

4. Konsep diri : klien tidak merasa harga dirinya rendah

5. Pengetahuan klien ttg penyakitnya : klien mengatakan tidak mengerti dengan

penyakinya

6. Adaptasi : klien mampu beradaptasi dengan

lingkunganya

7. Hubungan dengan anggota keluarga : klien mengatakan hubungan keluarga baik


8. Hubungan dengan masyarakat : klien sangan dekat dengan masyarakat

9. Perhatian thd org lain & lawan bicara : klien dan keluarga sangat terbuka dengan

lingkungan sekitar

10. Aktifitas sosial : klien masih mampu beraktifitas dengan baik

11. Bahasa yang sering digunakan : klien seringmengunakan bahasa selayar

12. Keadaan lingkungan : lingkungan klien tidak dapat di kaji

13. Kegiatan keagamaan / pola ibadah : klien sangan rajin beribada

14. Keyakinan tentang kesehatan : -

IV. KEBUTUHAN DASAR / POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1. Makan

Sebelum MRS : klien mengatakan bahwa ia makan 2 kali sehari

Setelah MRS : klien mengatakan setelah masuk rumah sakit porsi makanya

menambah 3 kali sehari

2. Minum

Setelah MRS : klien mengkomsumsi air 5 – 7 gelas / hari dengan jumlah 1,5

-2 liter / hari minum air putih

Sebelum MRS : klien mengkomsumsi air 7 – 8 gelas / hari dengan jumlah 1,5

liter / hari

3. Eliminasi fekal/BAB

Sebelum MRS : klien mengatakan bahwa BAB lancer kurang lebih 1 kali

sehari dengan konsistensi padat dan berwarna kuning

Setelah MRS : klien mengatakan ia BAB 3 – 5 kali /hari dengan konsentensi


cair dan warna kuning

4. Eliminasi urine/BAK

Sebelum MRS : klien mengatakan bahwa BAK baik

Setelah MRS :-

5. Aktifitas dan latihan


Sebelum MRS : klien beraktefitas dengan baik secara mandiri

Setelah MRS : klien masih mampu beraktefitas

6. Personal hygiene

Sebelum MRS : klien madi 2 kali sehari Nampak bersih


Setelah MRS : klien mandi bersih

V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kehilangan BB : 50 kg
Kelemahan : klien tidak mengalami kelemahan
Vital sign : 120/80
Tingkat kesadaran : -
2. Head to toe
o Kulit/integumen : sawo matang
o Kepala & rambut : bentuk kepala bulat, rambut hitam
o Kuku : : tidak ada tanda implasi pada kuku
o Mata/penglihatan : simetris, tidak ada secret, konjungtiva merah muda,
sclera putih, mata cowong
o Hidung/penghiduan : simetris, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada polip
o Telinga/pendengaran : simetris, tidak ada benjolan , lubang telinga bersih,
tidak ada serumen
o Mulut dan gigi : mukosa bibir kering, tidak ada stomatis, lidahbersih
o Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tyroid, limphe, tidak ada
bendungan vena jugularis,tidak ada kaku kuduk
o Dada : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding
dada simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan
o Abdomen : simetris, peristaltic meningkat 40x/mnt, hipertimban,
Perut kembung
o Perineum & genitalia : jenis kelamin laki-laki, tidak odem, tidak ada kelainan,
Kulit perineal kemerahan
o Extremitas atas & bawah : lengan bergerak bebas, kedua kaki bergerak bebas,
tidak ada odem
3. Pemeriksaan diagnostik (meliputi no, tanggal , hasil pemeriksaan, Nilai normal)

4. Penatalaksanaan Medis/Terapi (uraikan sesuai dengan anjuran medis)

VI. PATHWAY (rangkum dalam bentuk skematis)

………………., ……………………………

Yang mengkaji,

………………………………………………
NIM :

SKRINING NYERI

Berapa skala nyeri anda

Tidak nyeri Nyeri kronis Nyeri Akut, Skala


nyeri,......................................................... Lokasi : .................................................

Nyeri hilang bila :

Minum obat Mendengar musik Istirahat Berubah Posisi/Tidur


Lain-lain

Sebutkan, ...........................................................

PENGKAJIAN LUKA

a. Tipe luka
Akut kronik
b. Tipe penyembuhan
Primary Intention Healing
Delayed Primary Intention Healing
Secondary Intention Healing
c. Kehilangan jaringan
Superficial Thickness Partial Thickness Full Thickness
d. Penampilan klinis
Necrotic atau hitam Sloughy atau Kuning Granulating atau
merah
Epitheliating atau pink
e. Lokasi luka : menyebar dari mandibula, clavicula sampai pada mammae
f. Pengukuran luka
Two dimensional assesment
g. Faktor-fktor yang mempengaruhi atau menghambat penyembuhan
Diabetes Anemia Rhematoid Arthritis Smooking
IBD Keganasan Gangguan Pembuluh darah Benda asing pada luka
Infeksi Immobilitas Radiotherapi Perilaku pasien Faktor tak
diketahui dll
h. Pengobatan yang berpengaruh pada pelayanan

Steroid Sitotoksin Immuno Suppressants NSAIDS

Antibiotik TT dll

i. Status nutrisi
Baik NGT Berat dibawah rata-rata dibanding tinggi badan
Sedang suplemen Nutrisi Berat diatas rata-rata dibanding tinggi badan

Jelek IV/TPN Berat rata-rata sesuai dengan tinggi badan

BB turun : Kg Berat badan saat ini

Posisi Luka Depan Belakang

Penanganan Medis

Checklist bila
dibutuhkan
Decubitus-care
Dressing – simple
Dressing – sterile
Kateter
Monitor tanda vital
Oksigen
Pemeriksaan darah/gula darah
Latihan kemandirian
Fisioterapi
Latihan fisik
FORMAT KLASIFIKASI DATA

Nama / umur :

Ruang / kamar :

Karegori dan Subkategori Data Subjektif dan Objektif

Fisiologis Respirasi

Sirkulasi

Nutrisi dan Cairan Gangguan nutrisi

DS:

- Nafsu makan menurun

- Kram/nyeri abdomen

- cepat kenyang setelah makan

DO:

- Bising usus hiperaktif

- Membran mukosa pucat

- Otot menelan lemah

Gangguang keseimbangan

cairan

DS:

-klien mengatakan sakit pada


bagian ulu hati

DO:

- Turgor kulit menurun

- Malas makan

- Mulut kering

Eliminasi

Aktivitas dan Istirahat

Neorosensori

Reprodukdi dan Seksualitas

Psikologis Nyeri dan Kenyamanan DS:

Mengeluh nyeri

DO:

- Tampak meringis

- Gelisah

- Sulit tidur

- Nafsu makan berubah

Gangguan kenyamanan
DS:

- Merasa bingung

- Merasa khawatir dengan

akibat dari kondisi yang

dihadapi

- Sulit berkonstrasi

- Merasa tidak berdaya

DO:

-Tampak gelisah

- Tampak tegang

- Sering berkemih

- Kontak mata buruk

- Frekuensi nadi meningkat

- Muka tampak pucat

Integritas Ego

Pertumbuhan dan Perkembangan

Perilaku Kebersihan Diri

Penyuluhan dan Pembelajaran

Relasional Interaksi Sosial


Lingkungan Keamanan dan Proteksi

FORMAT ANALISA DATA

Nama / umur :

Ruang / kamar :

Tanda dan Gejala Penyebab Masalah

DS : Pasien mengatakan Iritasi mukosa Gangguan rasa

nyeri ulu hati lambung nyaman nyeri

DO : -Wajah pasien terlihat

meringis menahan sakitnya-

TD :110/70 mmHg-s : 37,5 C-

RR :20x/menit-HR :80/ menit

DS :Pasien mengatakan mulai Peningkatan asam Gangguan

daripertama kali masuk lambung pemenuhan nutrisi

puskesmastidak nafsu makan kurang dari

kebutuhan tubuh
DO :

-Keadaan umum pasien

lemah,bibir kerning,dan pecah-

pecah
-Porsi makan tidak habis

-Tampah mual

DS:Klienmenyatakan susah tidur Perubahan Status Ansietas

Kesehatan
DO:

-K/ulemah-Tampakkondisi

kamarkurang mendukung-

klientampakgelisah

FORMAT DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama / umur :

Ruang / kamar :

Diagnosis Keperawatan Tgl Ditemukan Tgl Teratasi

Gangguan rasa nyaman nyeri


berhubungan dengan iritasi 23 Desember 2021

pada mukosa lambung.


Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
23 Desember 2021
berhubungan dengan
peningkatan asam lambung
Ansietas berhubungan dengan
23 Desember 2021
perubahan kesehatan
Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan iritasi 23 Desember 2021

pada mukosa lambung.


Gangguan pemenuhan nutrisi 23 Desember 2021
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
peningkatan asam lambunng
Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan iritasi 23 Desember 2021

pada mukosa lambung.


Gangguan pemenuhan nutsi
kurang dari kebutuhan tubuh
23 Desember 2021
berhubungan dengan
peningkatan asam lambung
FORMAT INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama / umur :

Ruangan :

Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


N
Diagnosa keperawatan
O Ekspektasi :

Kriteria Hasil Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi

1 Nyeri akut  Identifikasi lokasi, local  Berikan teknik non  Jelaskan penyebab,  Kolaborasi
karakteristik durasi, farmakologis untuk periode, dan pemicu pemberian
frekuensi, kualitas, mengurangi rasa nyeri nyeri
analgetik jika
intensitas nyeri (mis. TENS, hipnosis,  Jelaskan strategi
 Identifikasi skala nyeri akupresus, terapi musik, meradahkan nyeri perlu
 Identifikasi respon nyeri biofeedback, terapi pijat,  Anjurkan memonitor
nonverbal aroma terapi, teknik nyeri secara mandiri
 Identifikasi faktor yang imajinasi terbimbing,  Anjurkan
memperberat dan kompres hangat atau menggunakan analgetik
memperingan nyeri dingin, terapi bermain) secara tepat
 Identifikasi pengetahuan  Kontrol lingkungan yang  Ajarkan teknik non
dan keyakinan tentang memperberat rasa nyeri farmakologis untuk
nyeri (mis. Ruangam, mengurangi rasa nyeri
 Identifikasi pengaruh pencahayaan, kebisingan)
budaya terhadap respon  Fasilitas istirahat dan tidur
nyeri  Pertimbangan jenis dan
 Identifikasi pengaruh nyeri sumber nyeri dalam
pada kualitas hidup pembilihan strategi
 Monitor keberhasilan terapi meredahkan nyeri
komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping
pengguanaan anal getik

Ketidak  Identifikasi kebiasaan  Bina hubungan terapeutik  Informasikan perlunya  Rujuk pada
seimbangan nutrisi makan dan perilaku makan  Sepakati lama waktu modifikasi diet (mis. ahli gizi, jika
yang akan di ubah pemberian konselin Penurunan atau perlu
 Identifikasi kemajuan  Tetapkan tujuan janka penambahan berat
modifikasi diet secara pendek dan jangka panjang badan pembatasan
regular yang realities natrium atau cairan,
 Monitor intake dan output  Gunakan standar nutrisi pengurangan
cairan, nilai hemoglobin, sesuai program diet dalam kolesterol)
2
tekanan darah, kenaikan mengevaluasi kecukupan  Jelaskan program gizi
berat badang dan kebiasaan asupan makanan dan presepsi pasien
membeli makanan  Pertimbangkan factor – terhadap diet yang

factor yang mempengaruhi diprogramkan

pemenuhan kebutuhan gizi


(mis, usia, tahap
pertumbuhan dan
perkembangan, penyakit)
3 Kekurangan volume  Identifikasi pengalaman  Kendalikan factor  Anjurkan istirahat dan  Kolaborasi
cairan mual lingkungan penyebat mual tidur yang cukup pemberian
 Identifikasi isyarat (mis.bau tak sedap, suara  Anjurkan sering antermetik
nonverbal dan rangsangan visual yang membersihkan mulut jika perlu
ketidaknyamanan (mis. tidak menyenangkan) kecuali jika
Bayi, anak anak dan  Kurangi atau hilangkan merangsang mual
mereka yang tidak dapat keadaan penyebat mual  Anjurkan makanan
berkumunikasi secara (mis. Kecemasan, tinggi karbohidrat dan
efektif) ketakutan, kelelahan) rendah lemak
 Identifikasi dampak mual  Berikan makanan dalam  Ajarkan pengunaan
terhadap kualitas hidup jumlah kecil dan menarik teknik nonfarmakologis
(mis. Nafsu makan,  Berikan makanan dingin, untuk mengatasi mual
aktivitas, kinerja, tanggung cairan bening, tidak berbau (mis. Biofeedback,
jawab peran, dan tidur) dan tidak berwarna, jika hypnosis, hypnosis,
 Identifikaasi factor perlu relaksi, tetapi music,
penyebab mual (mis. akupresur)
Pengobatan dan prosedur)
 Identifikasi antiemetic
untuk mencegah mual
(kecuali mual pada
kehamilan)
 Monitor mual(mis.
Frekuensi, durasi, dan
tingkat keparahn)
 Minitor asupan nutrisi dan
kalori
Ansietas  Identifikasi kesiapan dan  Sediakan materi dan mrdia  Jelaskan factor resiko
kemampuan menerima pendidikan keehatan yang dapat
informasi mempengaruhi kesehatan
 Jadwalkan pendidikan
 Identifikasi factor factor kesehatan sesuai  Ajarkan perilaku hidup
4
yang dapat meningkatakan kesepakatan bersih dan sehat
dan menurunkan motivasi
 Berikan kesempatan untuk  Ajarakan strategi yang
perilaku hidup bersih dan
bertanya dapat digunakan untuk
sehat
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
5 Kurang pengetahuan  Identifikasi kemampuan  Persiapkan materi, media  Jelaskan tujuan  Rujuk ke ahli
pasien dan keluarga dan alat peraga kepatuhan diet terhadap gizi dan
menerima informasi  Jadikan waktu yang tepat kesehatan sertakan
 Identifikasi tingkata untuk memberikan  Informasikan makanan keluarga, jika
pengetahuan saat ini pendidikan kesehatan yang diperbolehkan dan perlu
 Identifikasi kebiasaan pola  Berikan kesempatan pasien dilarang
makan saat ini dan masa dan keluarga bertanya  Informasikan
lalu  Sediakan rencana makan kemingkinan interaksi
 Identifikasi persiapan tertulis, jika perlu obat dan makanan, jika
pasien dan keluarga tentang perlu
diet yang diprogramkan  Anjurrkan
mempertahankan posisi
 Identifikasi keterbatasan semi fowier (30-45
financial untuk derajat) 20-30 menit
menyediakan makanan setelah makan
 Anjurkan menganti
bahan makanan sesuai
dengan diet yang
diprogramkan
 Anjurkan melakukan
olahraga sesuai
toleransi
 Ajarakan cara
membaca label dan
memilih makanan yang
sesuai
 Ajarkan cara
merencanakan makanan
yang sesuai program
 Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai
dengan diet, jikaperlu
FORM MONITORING

Tanggal/Jam Kunjungan Catatan mahasiswa TTD


B. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditunjukkan
pada perawat untuk membuat klien dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh karena
itu rencan tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari pelaksaan adalah membantu klien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pemulihan (Nursalam,2001).
C. Evaluasi
Evaluasia dalah proses keperawatan mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Carnevari &
Thomas,1993; dikutip dari Potter, 2005).
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

You might also like