You are on page 1of 30

LAPORAN JURNAL READING

“Penyakit Gastroesofageal dan Kaitannya dengan Keluhan Telinga, Hidung,


Tenggorokan”

Disusun oleh :
Kelompok 5
Wulan Maulidatul Hasanah (210701110005)
Sabrina Intan Puspitasari (210701110010)
Muhammad Wildan Wijaya (210701110015)
Arief Aziz Al Malik Falsafi (210701110020)
Fayza Cinta Ramadina Putri (210701110025)
Muhammad Syahraffi Nur Dewanto (210701110030)
Muhammad Iqbal Firdaus (210701110035)
Alifia Ryan Putri Susilo (210701110040)
Almas Tsaqvi Hanina Haq (210701110047)
Lutfi Daro'atul U'la (210701110050)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS


KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Masalah Penelitian..................................................................................................................3
B. Tujuan Penelitian....................................................................................................................3
D. Hasil Penlitian........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
Metodologi Penelitian.....................................................................................................................5
A. Desain Penelitian...................................................................................................................5
B. Populasi..................................................................................................................................5
C. Inklusi dan Ekslusi..................................................................................................................5
D. Teknik Pengambilan Sampel..................................................................................................5
E. Besar Sampel..........................................................................................................................6
F. Parameter................................................................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................7
HASIL PENELITIAN.....................................................................................................................7
BAB IV......................................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN........................................................................................................................... 10
A. Pembahasan 341................................................................................................................. 10
B. Pembahasan 342................................................................................................................. 11
BAB V.......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan...........................................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Masalah Penelitian
Penyakit refluks gastroesofagus (GERD) adalah kondisi dimana
kontraksi otot lambung berbalik arah sehingga isi lambung dan cairan asam
lambung naik ke esofagus. GERD paling umum diderita saat masa kanak-
kanak. Secara umum, terdapat dua macam gejala GERD, yaitu gejala
gastrointestinal (mual, muntal, sulit menelan) dan extra-esofagus/non-
gastrointestinal (batuk, mengi, suara serak yang sering mengakibatkan batuk
dan suara serak). Skrining sangat penting dilakukan pada pasien yang pernah
mengalami silent GERD dengan gejala pernapasan karena kondisi ini dapat
menyebabkan berbagai komplikasi, seperti laryngitis. Refluks asam lambung
dapat mempengaruhi nasofaring yang menyebabkan edema dan sakit pada
telinga.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki hubungan antara GERD dan


manifestasi penyakit pada telinga, hidung dan tenggorokan.

3
D. Hasil Penlitian
Riwayat keluarga penyakit refluks gastroesofageal dilaporkan negatif
pada 78% anak-anak. Pada 70% kasus ranitidin, pada 47,5% kasus
metoclopramide, pada 32,5% kasus omeprazole dan pada 38,5% kasus
domperidone digunakan untuk pengobatan. 15% gejala gastrointestinal dan
40% gejala THT sembuh total. 5% gejala gastrointestinal dan 7,5% gejala
THT tidak membaik.

Enam bulan setelah pengobatan, 1% gejala gastrointestinal dan 3%


gejala THT tidak membaik. 35,13% gejala gastrointestinal dan 27% gejala
THT menunjukkan perbaikan relatif. 72% gejala gastrointestinal dan 70%
gejala THT sembuh total. Dari 38 kasus ini, 2 memiliki cerebral palsy, tanpa
hubungan yang signifikan antara penyakit dan gejala yang mendasarinya,
dan respons yang berhasil terhadap terapi obat.
Kesimpulan

Penelitian ini menunjukan bahwa indikasi penyakit gastroesofageal


harus diperlakukan dengan penuh pertimbangan, diagnosis dan pengobatan
yang spesifik pada semua anak dengan gejala telinga, hidung dan
tenggorokan yang refrakter.

4
BAB II
Metodologi Penelitian
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif cross-sectional dan populasi statistiknya meliputi anak-anak
dengan penyakit refluks gastroesofageal selama 18 bulanyang mengunjungi
Kompleks Medis Salmaniya. Diagnosis GERD (Gastroesophageal reflux
disease) dicatat berdasarkan gejala,

temuan radiologis dan endoskopi serta pedoman ESPGHAN. Telinga, hidung


dan tenggorokan diperiksa dan masalah dicatat diikuti dengan inisiasi
perawatan medis. Setelah satu dan enam bulan masa tindak lanjut pasca
perawatan, semua temuan klinis dicatat.

.
B. Populasi
Penelitian ini menggunakan Tiga puluh delapan anak berusia enam
bulan hingga enam tahun.

C. Inklusi dan Ekslusi


a. Inklusi
Inklusi dari penelitian ini yaitu Anak berusia 6 bulan hingga 6 tahun
b. Eksklusi
Ekslusi dari penelitian ini Anak berusia kurang dari 6 bulan dan anak yang
berusia lebih dari 6 tahun

Variabel demografi dan gejala gastrointestinal, gejala telinga, hidung


dan tenggorokan, obat yang digunakan untuk merawat pasien, perbaikan dari
gejala gastrointestinal dan gejala telinga, hidung dan tenggorokan.

D. Teknik Pengambilan Sampel

5
Sebelum memulai pengobatan dan temuan klinis dan laboratorium pasien
di masukkan ke dalam kuesioner yang di rancang untuk penelitian tersebut, diikuti
dengan inisiasi pengobatan GERD oleh konsultan gastroenterology anak dan
telinga, hidung. Sedangkan, masalah tenggorokan oleh konsultan ahli bedah THT.
Satu dan enam bulan setelah perawatan, telinga,,hidung dan tenggorokan di periksa
kembali dan hasilnya dibandingkan. Variabel demografi dan gejala gastrointestinal,
gejala telinga, hidung,dan tenggorokan, obat yang digunakan untuk merawat pasien,
perbaikan dari gejala gastrointestinal dan gejala telinga, hidung dan tenggorokan
dikumpulkan satu dan enam bulan setelah perawatan.
Data di atas dicatat dan informasi yang di peroleh dianalisis menggunakan
perangkat lunak analisis statistic SPSS ver .26.

E. Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan adalah tiga puluh delapan anak berusis enam
bulan sampai enam tahun (18 perempuan dan 20 laki-laki) dengan penyakit refluks
gasteroesofal selama delapan belas bulan yang mengunjungi Kompleks Medis
Salmaniya, Kerajaan Bahrain.

F. Parameter
Parameter yang digunakan adalah gejala, temuan radiologis dan endoskopi
serta pedoman ESPGHAN.

6
BAB III
HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini, 38 anak (18 perempuan dan 20 laki-laki) dari 6 bulan sampai 6
tahun penyakit refluks gastroesofageal diikuti selama 18 bulan dengan komplikasi THT. 26,4%
anak-anak berusia di bawah 1 tahun dapat dilihat di tabel 1.

Berat minimum dilaporkan 6 kg, berat maksimum dilaporkan 27 kg, dan berat rata-rata 11 kg.
Riwayat keluarga penyakit refluks gastroesofageal dilaporkan negatif pada 78% anak-anak. Dua
belas persen pasien dengan riwayat keluarga positif penyakit refluks gastroesofageal dilaporkan
sebagai ayah, 3% ibu, dan 3,5% saudara kandung.

Batuk, mendengkur di malam hari, sakit tenggorokan dan keluarnya nanah dari hidung dengan
47,3%, 42%, 31,2%, dan 18,4% adalah keluhan klinis yang paling umum dapat dilihat di tabel 2-
4. Pada 70% kasus ranitidin, pada 47,5% kasus metoclopramide, pada 32,5% kasus omeprazole
dan pada 38,5% kasus domperidone digunakan untuk pengobatan. Satu bulan setelah
pengobatan: 80% gejala gastrointestinal dan 52,5% gejala THT relatif membaik. 15% gejala
gastrointestinal dan 40% gejala THT sembuh total. 5% gejala gastrointestinal dan 7,5% gejala
THT tidak membaik. Enam bulan setelah pengobatan, 1% gejala gastrointestinal dan 3% gejala
THT tidak membaik. 35,13% gejala gastrointestinal dan 27% gejala THT menunjukkan
perbaikan relatif. 72% gejala gastrointestinal dan 70% gejala THT sembuh total. Dari 38 kasus
ini, 2 memiliki cerebral palsy, tanpa hubungan yang signifikan antara penyakit dan gejala yang
mendasarinya, dan respons yang berhasil terhadap terapi obat.

7
8
9
BAB IV
PEMBAHASAN

Gastroesophageal refluks telah diidentifikasi sebagai faktor kuat dalam gangguan


pada laring dan supralaring. Namun mekanisme pasti dari patologi ini masih
dipertanyakan. Surgawi dkk. dari Rumah Sakit Universitas Carolina di Amerika Serikat
menemukan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) sebagai temuan umum pada bayi
dan anak-anak prematur, dan juga merupakan faktor yang mempengaruhi peradangan
sementara serta disfungsi pada tuba eustachius.

Junqueira dkk.(2007) dari Federal University of Rio de Janeiro di Brazil mensurvei 38


anak usia 14 sampai 16 bulan pada tahun 2007 dan menemukan efek yang signifikan dari
GERD atau refluks gastroesophageal pada penyakit telinga, hidung, tenggorokan dan
penyakit pernapasan termasuk asma.

38 anak yang mengidap refluks gastroesofageal telah didiagnosis dan dilakukan


pemeriksaan pada saluran cerna bagian atas menggunakan USG atau endoskopi. Selain
itu juga dilakukan pemeriksaan komplikasi telinga, hidung dan tenggorokan.
Terkonfirmasi bahwa keluhan yang paling umum adalah batuk pada 18 kasus dengan
presentase (47,3%), pembesaran amandel yang diamati pada 20 kasus (53%). sedangkan
pada satu pasien mengalami otitis media atau infeksi telinga tengah. Dalam sebuah studi
oleh Megale dkk.(2006) berkaitan dengan komplikasi GERD, batuk kronis adalah keluhan
yang paling umum, dan temuan umum dari pemeriksaan dalam penelitian ini adalah
infeksi telinga tengah.

Dalam studi Bouchard S. (2007) menjelaskan bahwa komplikasi GERD ekstra-esofagus 


adalah disfonia, peningkatan air liur, laringospasme, dan serangan apnea nokturnal.
Gejala-gejala pada telinga, tenggorokan, dan hidung antara lain  batuk terus-menerus,
sakit telinga, dan nyeri saat menelan. Dalam penelitian ini, pasien dirawat selama satu
bulan dengan inhibitor asam dan prokinetik. Satu bulan setelah memulai pengobatan,
40% gejala telinga, hidung dan tenggorokan sembuh total. Kemudian 52,5% mengalami
perbaikan dan 7,5% pasien tidak sembuh. Serta dalam kasus gejala gastrointestinal
dengan pengobatan lanjutan selama 6 bulan ternyata gejala yang dimiliki masih tetap ada
meskipun dengan persentase yang sangat kecil, yaitu gejala THT 3% dan gejala
gastrointestinal 1%.

10
Dalam penelitian Bouchard et al., pasien dengan GERD yang diobati
dengan antasida dan prokinetik selama 8 minggu, yang berhasil diperbaikidari
gejala adalah telinga, hidung dan gejala tenggorokan.
Megale dkk. Dalam sebuah penelitian terhadap 45 anak berusia 3 bulan hingga 12
tahun dengan GERD menunjukkan bahwa otitis media serosa resisten dapat
diobati dengan pengobatan GERD. Dalam studi Wong et al., Laringitis adalah
komplikasi umum karena refluks dan telah terbukti bahwa refluks dapat
dipertimbangkan sebagai faktor untuk menyebabkan beberapa komplikasi
simultan pada saluran pernapasan bagian atas.
Halstea dkk. mampu mengurangi kebutuhan untuk operasi stenosis
subglotis dengan 35% dengan terapi obat GERD agresif.
Bothwell dkk. menunjukkan bahwa pengobatan agresif GERD pada anak-anak
dengan sinusitis kronis mencegah operasi sinus pada sebagian besar pasien.
Pada dasarnya, rinosinusitis dan otitis media serosa dianggap sebagai manifestasi
utama GERD dan meskipun mekanisme pasti rinosinusitis karena refluks tidak
diketahui, tetapi sebagai penyebab resistensi dalam pengobatan biasa sinusitis
pediatrik harus dipertimbangkan. Karena fakta bahwa gastroesophageal reflux
sering diabaikan dan karena itu memainkan peran penting dalam menyebabkan
banyak komplikasi pada telinga, hidung dan tenggorokan, perlu sangat hati-hati
dan sensitif dalam mendiagnosis dan mengobati penyakit ini. Dalam penelitian
Bouchard et al., pasien dengan GERD yang diobati dengan antasida dan
prokinetik selama 8 minggu, yang berhasil diperbaiki dari gejala adalah telinga,
hidung dan gejala tenggorokan.
Megale dkk. Dalam sebuah penelitian terhadap 45 anak berusia 3 bulan
hingga 12 tahun dengan GERD menunjukkan bahwa otitis media serosa resisten
dapat diobati dengan pengobatan GERD. Dalam studi Wong et al., Laringitis
adalah komplikasi umum karena refluks dan telah terbukti bahwa refluks dapat
dipertimbangkan sebagai faktor untuk menyebabkan beberapa komplikasi
simultan pada saluran pernapasan bagian atas. Halstea dkk. mampu mengurangi
kebutuhan untuk operasi stenosis subglotis dengan 35% dengan terapi obat GERD
agresif. Bothwell dkk. menunjukkan bahwa pengobatan agresif GERD pada anak-

11
anak dengan sinusitis kronis mencegah operasi sinus pada sebagian besar pasien.
Pada dasarnya, rinosinusitis dan otitis media serosa dianggap sebagai
manifestasi utama GERD dan meskipun mekanisme pasti rinosinusitis karena
refluks tidak diketahui, tetapi sebagai penyebab resistensi dalam pengobatan biasa
sinusitispediatrik harus dipertimbangkan. Karena fakta bahwa gastroesophageal
reflux sering diabaikan dan karena itu memainkan peran penting dalam
menyebabkan banyak komplikasi pada telinga, hidung dan tenggorokan, perlu
sangat hati-hati dan sensitif dalam mendiagnosis dan mengobati penyakit ini.
Dalam kebanyakan kasus, dasar pengobatan pada kelompok usia anak-
anak adalah pengobatan medis yang dengan diagnosis dini dan pengobatan dini,
kita dapat mengharapkan respon yang tepat seperti dalam penelitian ini, di
sebagian besar pasien, dengan tepat waktu inisiasi pengobatan dan tindak lanjut
dalam satu bulan dan enam bulan kemudian, gejala gastrointestinal dan telinga,
hidung dan tenggorokan utama menghilang dan memiliki efek positif pada
kehidupan dan aktivitas

12
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari respon terapeutik pada penelitian ini, apabila dteksi dini dan pengobatan
GERD dilakukan dengan tepat pd kelompok usia muda, maka kita juga dapat
mencegah manifestasi telinga, hidung dan tenggorokan yang berhubungan dengan
GERD serta dapat menekan penerkembangan GERD pada anak dengan keterkaitan
pernapasan kronis.

13
LAMPIRAN

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

You might also like