Professional Documents
Culture Documents
Analisis Laju Pertumbuhan Ekono Indonesia Di Masa Pendemi
Analisis Laju Pertumbuhan Ekono Indonesia Di Masa Pendemi
JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
Diusulkan oleh
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
SURABAYA
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… iii
BAB 1. PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………... 2
1.4 Luaran…………………………………………………………... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA………………………………...………… 3
BAB 3. METODE RISET…………………………………………………. 11
3.1 Metode Penelitian………………………………...…………….. 11
3.2 Jenis dan Sumber Data…………………………..……………… 11
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN…………………………… 11
4.1 Anggaran Biaya…………………………………………………. 11
4.2 Jadwal Kegiatan ………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 13
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………… 14
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping……. 14
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan………………………………… 20
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas……. 22
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana……………………………. 23
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi atau perekonomian adalah serangkaian besar kegiatan produksi dan konsumsi
yang salin terkait yang membantu dalam menentukan bagaimana sumber daya yang langka
dialokasikan. Produksi dan konsumsi barang dan jasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
mereka yang hidup dan beroperasi dalam perekonomian, yang juga disebut sebagai system
ekonomi.
Ekonomi berbasis pasar memungkinkan barang mengalir dengan bebas melalui pasar,
sesuai dengan penawaran dan permintaan. Indonesia bisa dianggap sebagai ekonomi pasar,
dimana konsumen dan produsen menentukan apa yang dijual dan diproduksi. Produsen
memiliki apa yang mereka buat dan menentukan harga mereka sendiri, sementara konsumen
memiliki apa yang mereka beli dan memutuskan berapa banyak yang bersedia mereka bayar.
Namun hokum penawaran dan permintaan dapat mempengaruhi harga dan produksi.
Jika permintaan konsumen untuk branag tertentu meningkat dan terjadi kekurangan pasokan,
harga cenderung naik karena konsumen bersedia membayar lebih untuk barang itu. Pada
gilirannya, produksi cenderung meningkat untuk memenuhi permintaan karena produksi
didorong oleh keuntungan. Akibatnya, ekonomi pasar memiliki kecenderungan untuk
menyeimbangkan dirinya secara alami. Ketika harga di satu sector untuk suatu industry naik
yang diperlukan untuk memenuhi permintaan itu bergeser ke tempat-tempat dimana mereka
dibutuhkan.
Ekonomi berbasis perintah bergantung pada agen politik pusat, yang mengontrol harga
dan distribusi barang. Penawaran dan permintaan tidak dapat berjalan secara alami dalam
system ini karena direncanakan secara terpusat, sehingga ketidakseimbangan sering terjadi.
Ekonomi hijau bergantung pada bentuk energy terbarukan dan berkelanjutan. Sitem ini
beroperasi dengan tujuan akhir untuk memangkas emisi karbon, memulihkan keanekaragaman
hayati, mengandalkan sumber energy alternative, dan secara umum melestarikan lingkungan.
Ekonomi hijau cenderung berfokus pada inovasi teknologi yang meningkatkan efisiensi
energy. Tujuan dari ekonomi hijau adalah untuk men yediakan konsumsi dan prosuksi sambil
mengurangi atau menghilangkan dampak buruk pada bumi dan sumber dayanya.
Sementara, disiplin ekonomi dapat dibagi menjadi dua bidang fokus utama, ekonomi
mikro dan ekonomi makro.
Ekonomi makro, di sisi lain, mempelajari seluruh ekonomi, dengan fokus pada
keputusan dan masalah skala besar. Makroekonomi mencakup studi tentang faktor-faktor
ekonomi secara luas seperti pengaruh kenaikan harga atau inflasi pada perekonomian.
Makroekonomi juga berfokus pada laju pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto
(PDB), yang merepresentasikan jumlah total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
perekonomian. Perubahan pengangguran dan pendapatan nasional juga dipelajari. Singkatnya,
ekonomi makro mempelajari bagaimana ekonomi agregat berperilaku.
Pandemi sendiri merupakan sebuah epidemi yang telah menyebar ke berbagai benua
dan negara, umumnya menyerang banyak orang. Sementara epidemi sendiri adalah sebuah
istilah yang telah digunakan untuk mengetahui peningkatan jumlah kasus penyakit secara tiba-
tiba pada suatu populasi area tertentu. Pandemi mempengaruhi beberapa aspek terutama laju
perekonomian Indonesia saat ini.
B. Tujuan Riset
D. Luaran
1. laporan kemajuan
2. Laporan akhir
3. Artikel ilmiah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output per kapita dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang
apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, dan
apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak. Dalam pelaksanaan pembangunan
pertumbuhan yang tinggi merupakan sasaran utama bagi negara berkembang, namun dengan
terjadinya hal tersebutmasih meninggalkan permasalahan yang harus dihadapi dalam
pembangunan suatu daerah.Salah satu realitas pembangunan adalah terciptanya kesenjangan
pembangunan yaitu terjadinya perbedaaan laju pertumbuhan antar daerah dan antar kawasan
yang menyebabkan terjadinya kesenjangan kemakmuran dan kemajuan antar daerah serta
pertumbuhan ekonomi yang cepat akan menimbulkan ketimpangan.
Dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi tidak lepas akan kebutuhan penanaman modal
atau investasi, karena investasi adalah kebutuhan utama dalam pembangunan yang
menghendaki adanya tingkat pertumbuhan. Menyadari pentingya investasi dalam
pembangunan ekonomi maka pemerintah berusaha meningkatkan pengeluaran serta
kebijaksanaan guna mendorong sektor-sektor untuk ikut dalam memperkuat tumbuhnya
perekonomian. Investasi di Jawa Tengah terdiri dari dua jenis investasi yaitu, investasi yang
dilakukan oleh swasta atau pemerintah dan investasi oleh pihak luar negeri. Terdapat dua jenis
investasi sebagai sumber pembiayaan yaitu PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan
PMA (Penanaman Modal Asing). Indikator penting lainnya adalah tenaga kerja. Tenaga kerja
ini akan bertambah apabila suatu daerah mempunyai jumlah penduduk yang bertambahpula,
penambahan tersebut memungkinkan suatu daerah untuk menambah produksi. Namun di sisi
lain, dari penambahan penduduk yang tidak diimbangi oleh kesempatan kerja akan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak sejalan dengan peningkatan kemakmuran
penduduk, serta akan menimbulkan semakin banyaknya pengangguran. Sumber daya manusia
merupakan salah satu pemicu untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara, yang nantinya
diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik. Investasi sumber daya
manusia ini sangat penting khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia yang
memiliki pertumbuhan ekonomi cukup rendah dibanding negara-nagara lain. Salah satu faktor
utama yang menentukan PDRB adalah tingkat pelatihan faktor input tenaga kerja (human
capital). Maka dari itu apabila sumber daya manusia dikelola dengan baik yaitu melalui
pendidikan yang tinggi maka diharapkan akan menghasilkan produktivitas tinggi pula,
sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
Salah satu capaian Pemerintah dalam dua tahun terakhir di bidang ekonomi adalah berhasil
menahan kontraksi ekonomi di tahun 2020 yang hanya sebesar -2,07% year on year (yoy) dan
ini menjadikan Indonesia menempati peringkat ke-4 di antara negara G20. Capaian tersebut
tentunya tidak terlepas dari keberhasilan upaya Pemerintah dalam pengendalian pandemi
Covid-19.
Terjaganya daya beli masyarakat selama pandemi dapat terwujud karena inflasi yang
terjaga dengan stabil di level rendah. Upaya pengendalian inflasi yang melibatkan Pemerintah
dan seluruh stakeholder terkait berhasil menjaga inflasi di level 1,68% (yoy) pada tahun 2020.
Hingga September 2021, inflasi juga masih terjaga rendah dan stabil di level 1,60% (yoy).
Jika menilik 5 tahun ke belakang, capaian inflasi Indonesia konsisten dalam tren menurun.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari komitmen Pemerintah dalam membenahi fundamental
ekonomi antara lain melalui perbaikan infrastruktur.
Sementara dalam hal investasi, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan
Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami kenaikan. “PMDN dan PMA semester I tahun
2021 masing-masing bisa naik 3,5% dan 16,8%. Ini tentu akibat transformasi perekonomian
melalui Undang Undang Cipta Kerja,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Airlangga Hartarto dalam wawancara dengan Berita Satu di program Hot Economy pada Rabu
(20/10).
Menjelang akhir Q3-2021, berbagai leading indicator menunjukkan prospek yang baik.
Dampak lonjakan kasus varian delta berhasil dimitigasi sehingga aktivitas ekonomi kembali
menguat yang tercermin dari Indeks PMI Manufaktur Indonesia yang kembali di level
ekspansif dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga kembali meningkat di bulan September
2021.
Dari sisi kemiskinan dan pengangguran yang sempat meningkat akibat Covid-19 juga telah
berhasil diturunkan. Angka kemiskinan menurun dari 10,19% pada September 2020 menjadi
10,14% pada Maret 2021. Sedangkan angka pengangguran turun dari 9,77 juta orang atau
7,07% pada Agustus 2020 menjadi 8,75 juta orang atau 6,26% pada Februari 2021.
Sementara itu, peningkatan harga komoditas global dan pemulihan permintaan global turut
mendorong komponen ekspor dan impor untuk tumbuh signifikan. Upaya Pemerintah dalam
meningkatkan aktivitas ekspor impor telah membantu industri berorientasi ekspor untuk
memanfaatkan peluang peningkatan harga komoditas global selama pandemi. Hal ini membuat
kinerja neraca perdagangan Indonesia berhasil mencatatkan surplus selama 17 bulan berturut-
turut.
Kinerja yang impresif dari neraca perdagangan ini menjadi penopang kinerja transaksi
berjalan Indonesia. Defisit transaksi berjalan di tahun 2020 dan Semester I-2021 berhasil dijaga
di level rendah, yakni dibawah 1% PDB.
Dari sektor keuangan pun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami
rebound ke level yang lebih tinggi dibandingkan level pra-pandemi. Di saat yang sama, nilai
tukar mengalami tren apresiasi menuju level pra-pandemi. Upaya Pemerintah dalam menjaga
optimisme investor juga berhasil membuat aliran modal kembali masuk ke Indonesia sehingga
membantu memperkuat fundamental pasar modal Indonesia.
Perbaikan di sisi ekonomi terus diiringi dengan perbaikan di sisi kesehatan. Upaya
penguatan dari sisi hulu hingga hilir telah berhasil menekan laju penyebaran virus Covid-19.
Terlihat dari turunnya kasus aktif di Indonesia menjadi sebesar 16.697 per 19 Oktober 2021.
Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan India, AS, Brazil, Jerman, Perancis, dan
Inggris.
Disaat yang sama, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia telah mencapai
96,2%, lebih tinggi dibandingkan tingkat kesembuhan global yang sebesar 90,6%. Adapun
angka positivity rate Indonesia berada di bawah 0,5% dengan reproduction rate di bawah 1%.
Selain melalui strategi pembatasan mobilitas masyarakat, akselerasi vaksinasi juga menjadi
kunci dalam menekan laju penyebaran virus Covid-19. Per 19 Oktober 2021, total dosis
vaksinasi yang telah dilakukan di Indonesia telah mencapai 174 juta dosis sehingga menjadikan
Indonesia berada di posisi ke-5 di dunia.
Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa syarat mutlak agar ekonomi Indonesia dapat
pulih yakni dalam penanganan pandemi Covid-19 dijaga agar tidak terjadi gelombang ketiga
Covid-19. “Diharapkan sudah 80 persen masyarakat sudah divaksinasi pada akhir tahun ini dan
dosis kedua bisa diselesaikan pada kuartal pertama tahun depan. Untuk pemulihan ekonomi
tetap dilanjutkan pada tahun depan terutama untuk sektor kesehatan dan perlindungan sosial,”
pungkas Menko Airlangga.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II-2021
mengalami peningkatan hingga 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy). Lebih lanjut,
ekonomi Indonesia triwulan II-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 3,31 persen (quartal-to-
quartal) dari triwulan sebelumnya. Peningkatan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021
terutama didorong oleh peningkatan kinerja ekspor, konsumsi rumah tangga, investasi, dan
konsumsi pemerintah. Perbaikan ekonomi ini menunjukkan bahwa Indonesia berhasil bangkit
setelah mengalami tekanan selama beberapa triwulan terakhir akibat Covid-19.
Peningkatan ekonomi tersebut memang menjadi pertanda yang baik, namun tetap penting
untuk memastikan bahwa tidak akan terjadi penurunan kembali pada triwulan berikutnya.
Salah satu hal yang cukup berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah investasi.
Kinerja investasi sebagai salah satu mesin pertumbuhan mulai mengalami peningkatan, yaitu
sebesar 7,54% (year on year/yoy).
Sejak diberlakukan Undang-Undang Cipta Kerja No.11 Tahun 2020 dan petunjuk
operasionalnya yaitu PP No.5 Tahun 2021 tentang Penyelanggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko telah memberikan sentiment positif pada para investor untuk tetap
merealisasikan investasinya baik yang sedang dalam masa persiapan, konstruksi maupun masa
produksi. Pada periode April-Juni 2021 investasi berjalan dengan baik dimana beberapa
perusahaan besar telah melakukan groundbreaking.
b. Realisasi Investasi atau Penanaman Modal
Capaian investasi pada periode Januari – Juni menyumbang 49,2% terhadap target
tahun 2021, yaitu Rp 900 triliun. Jika dilihat capaian triwulan II dibandingkan dengan periode
yang sama pada tahun sebelumnya, Penanaman Modal Asing (PMA) tumbuh sebesar 19,6%
dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 12,7%. Capaian PMA di triwulan II
meningkat sebesar 4,5% dibandingkan dengan capaian pada triwulan I-2021.
Kontribusi yang cukup signifikan dari PMDN terlihat sebesar Rp 106,2 atau 47,6% dari
total capaian dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 165.684 orang atau 53,1%
dari total penyerapan tenaga kerja terjadi. Sektor penyumbang terbesar berasal dari sektor
perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (19,3%) sedangkan untuk lokasi proyek dengan
realisasi investasi terbesar (13,1%) berada di Jawa Timur.
Realisasi PMA pada periode yang sama adalah sebesar RP 97,6 triliun atau 50,9% dari
total capaian dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 117.798 orang.
Sektor penyumbang realisasi PMA terbesar berasal dari sektor listrik, das, dan air, yaitu sebesar
21,6%. Lokasi proyek dengan realisasi investasi terbesar berada di Jawa Barat (19,9%). PMA
yang menyumbangkan realisasi terbesar berasal dari negara Singapura, yaitu sebesar 28,8%.
D. Upaya pemerintah
Pandemi Covid-19 telah melanda Indonesia selama sekitar 1,5 tahun ini. Penanganan
dampak Covid-19 harus dilakukan dengan cermat dan mempertimbangkan berbagai aspek.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19
dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengatakan, “Pemerintah
harus melihat situasi ini secara helicopter view, tidak bisa melihat secara parsial. Jika hanya
dilihat dari sisi kesehatan, kebijakan terkesan kurang tegas. Namun jika dilihat dari sisi
ekonomi saja, kebijakannya terkesan terlalu membatasi. Ini harus dilakukan secara hati-hati
dan dihitung dengan cermat, karena Pemerintah harus mempertimbangkan berbagai aspek ini.”
Saat ini, angka kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia tercatat mengalami
peningkatan, terutama karena adanya varian Delta. Pemerintah terus melakukan berbagai
upaya menangani kasus Covid-19 agar tidak terjadi lonjakan dan peningkatan kasus.
Pemerintah mengakselerasi program vaksinasi agar segera tercapai kekebalan komunal atau
herd immunity, karena meyakini bahwa vaksinasi memiliki peran sentral dalam penanganan
Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Saat ini, program vaksinasi telah mencapai 66,5 juta vaksinasi, yang terdiri dari dosis
pertama sejumlah 46,7 juta dan dosis kedua sebanyak 19,8 juta dosis. Menko Airlangga
menerangkan, “Tahun depan akan ditambahkan anggaran untuk memperbaiki fasilitas
kesehatan, dan juga mendorong pengembangan vaksin dalam negeri dengan mengerahkan
universitas atau perguruan tinggi tanah air untuk melakukan riset dan pengembangan untuk
vaksin dan obat-obatan.”
Pemerintah juga terus menggenjot Testing, Tracing, dan Treatment (3T) dan menambah
ketersediaan fasilitas layanan kesehatan serta menjaga ketersediaan oksigen dan
memperbanyak persediaan obat-obatan. Untuk memperkuat 3T, utamanya dalam
meningkatkan Tracing, Pemerintah mendorong penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk
pelaksanaan Digital Tracing,dan penggunaan Aplikasi Silacak untuk meningkatkan Tracing
yang akan dilakukan para Tracer di daerah, terutama dari Babhinsa dan Bhabinkamtibmas.
Digital tracing atau pelacakan digital adalah upaya pemerintah untuk mengidentifikasi dan
mendeteksi masyarakat melalui lacak data lokasi dan informasi secara digital. Aplikasi ini
dihubungkan dan terintegrasi dengan sistem dan database yang ada di Kementerian Kesehatan
(Kemenkes), dan dengan menggunakan QR Code akan bisa melacak data masyarakat yang
sudah tervaksinasi dan hasil Testing (Tes PCR atau Swab Antigen).
“Hasil Tracing dengan aplikasi PeduliLindungi akan memudahkan masyarakat dalam
mendapatkan Treatment atau penanganan jika diperlukan. Penanganan ini tentunya dapat
membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” kata Menko Airlangga.
Masyarakat dapat mengunduh aplikasi PeduliLindungi di App Store atau Google Play dan
kemudian harus mengaktifkan data lokasi (karena aplikasi ini berbasis GPS), sehingga secara
berkala dapat melakukan identifikasi lokasi serta memberikan informasi terkait dengan tingkat
risiko lokasi dan zonasi penyebaran Covid-19.
Selain itu, Aplikasi PeduliLindungi juga akan terus didorong untuk digunakan sebagai alat
dalam melakukan screening bagi masyarakat yang akan melakukan mobilitas (perjalanan
udara, kereta api dll), dan akan digunakan sebagai Venue Check-in untuk masyarakat yang
akan melakukan aktivitas atau memasuki tempat-tempat umum (mal, restoran, toko, bandara,
stasiun, tempat wisata, dll.).
Berdasarkan sejumlah indikator kasus Covid-19 yang dilihat dari jumlah kasus aktif,
konfirmasi harian, tingkat kematian, positivity rate dan Bed Occupancy Rate (BOR), sejumlah
wilayah di luar Jawa dan Bali masih belum menunjukkan tren penurunan atau perbaikan.
Pemerintah pun terus meningkatkan berbagai upaya untuk mengendalikan laju lonjakan kasus
aktif, antara lain dengan:
Pertama, upaya di hulu yaitu Peningkatan 3M, terutama memakai masker perlu terus
digalakkan, dan didukung dengan Program Pembagian Masker. Kedua, untuk mendorong
percepatan vaksinasi di daerah-daerah dengan Kasus Aktif tertinggi, Kemenkes akan
mendorong distribusi dan suplai vaksin ke daerah. Ketiga, dalam pelaksanaan 3T, Testing perlu
ditingkatkan (sesuai target dalam InMendagri), Tracing dengan peningkatan Tracer dan Digital
Tracing. Dan, keempat adalah upaya di hilir dengan mengendalikan BOR, kemudian daerah
dengan BOR tinggi harus meningkatkan konversi TT untuk Covid-19, serta meningkatkan
fasilitas isolasi.
“Untuk di daerah dengan angka kasus tinggi, akan dilakukan percepatan vaksinasi, dan
peningkatan kapasitas TT untuk Covid-19 melalui konversi TT di RS, serta penyediaan fasilitas
isolasi. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan obat-obatan, Pemerintah melakukan
penanganan terkoordinasi melalui Satgas dan juga telah mempermudah importasinya apabila
diperlukan,” ujar Menko Airlangga.
Para Kepala Daerah dan Forkopimda (KaPolda, Pangdam, Kajati) juga diminta secara aktif
untuk terus bersama-sama mengkoordinasikan berbagai upaya dan langkah konkret di daerah
untuk mengendalikan laju kasus Covid-19.
Di sisi lain, Pemerintah juga terus mengeluarkan sejumlah program dalam upaya
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan memberikan berbagai program tambahan kepada
masyarakat, UMKM dan dunia usaha, terutama pada masa penerapan PPKM Level 4 ini.
Beberapa bantuan tambahan untuk masyarakat tersebut disalurkan melalui program-program:
(1) Kartu Sembako sebesar untuk 18,8 juta KPM; (2) Kartu Sembako PPKM untuk 5,9 juta
KPM Usulan Daerah; (3) Perpanjangan Bantuan Sosial Tunai (BST) selama 2 bulan untuk 10
j uta KPM; (4) Subsidi Kuota Internet 5 bulan (Agustus – Desember 2021) untuk 38,1 juta
Penerima; (5) Diskon Listrik selama 3 bulan (Oktober – Desember 2021) untuk 32,6 juta
pelanggan; (6) Bantuan Rekening Minimum Biaya Beban/Abonemen selama 3 bulan (Oktober
– Desember 2021) untuk 1,14 juta pelanggan; (7) Tambahan Kartu Prakerja dan Bantuan
Subsidi Upah; dan (8) Bantuan Beras @10 kg untuk 28,8 juta KPM.
Sedangkan, bantuan yang akan diberikan untuk usaha mikro dan kecil (UMK) selama
penerapan PPKM Level 4 ini antara lain adalah penambahan Bantuan Produktif Usaha Mikro
(BPUM) untuk usaha mikro yang ada di daerah PPKM Level 4 yang akan diberikan untuk 3
juta penerima baru sebesar @ Rp1,2 Juta, serta pemberian Bantuan untuk PKL dan Warung
yang akan disalurkan secara langsung oleh TNI/ POLRI, untuk 1 juta penerima baru sebesar
@ Rp1,2 juta. Sementara, untuk dunia usaha, Pemerintah mendorong pemberian Insentif Fiskal
selama PPKM Level 4, berupa pemberian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang akan
Ditanggung Pemerintah (DTP) atas Sewa Toko atau Outlet di Pusat Perbelanjaan atau Mal,
untuk masa pajak Juni – Agustus 2021, dan juga mendorong pemberian Insentif Fiskal untuk
beberapa sektor lain yang terdampak, misalnya sektor transportasi, Horeka, pariwisata dll.
BAB III
METODE RISET
A. Metode Penelitian
Penelitian dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis
deskriptif disusun berdasarkan data sekunder, jurnal, artikel, dan hasil-hasil penelitian yang
berhubungan dengan topik yang diangkat. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan model
ekonometrika untuk mencerminkan hasil dan pembahasan yang dinyatakan dalam angka dan
untuk mendukung analisis tersebut digunakan software komputer Microsoft Excel dan Eviews
9 untuk mempermudah perhitungan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data panel (pooling data) atau data
longitudinal. Data panel adalah sekelompok data individu yang diteliti selama rentang waktu
tertentu.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
diperoleh berdasarkan informasi yang telah disusun dan dipublikasikan oleh intansi
tertentu.Penelitian ini dilakukan secara sensus dengan data sekunder berbentuk time series dari
tahun 2019 sampai dengan 2021, dan data cross section yang terdiri atas 27 Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Barat. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi
Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) dan intansi terkait lainnya.Data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Investasi (INV), Tenaga Kerja (TK), Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), dan Pertumbuhan Ekonomi (LPE).
BAB IV
A. Anggaran Biaya
2. Penyusunan instrument
3. Pelaksanaan tindakan
4. Pengumpulan data
5. Analisis data
6. Pembuatan laporan
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Bambang Kustianto dan Istikomah. 2007. Peranan Modal Asing Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol (14) (2) : 25-36.
Isnowati, Sri. 2014. Kajian Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja, dan
Keterbukaan ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi di propinsi jawa tengah. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi. Vol (21) (1): 43-57.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Katholik St. SMP Negeri 4 SMA Negeri 21
Vincentius 3 Surabaya Surabaya
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2008-2014 2014-2017 2017-2020
Lulus
E. Identitas Diri
F. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Gandungan 2 SMP Negeri 2 SMA Negeri 1
Gandungan Garum
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2007-2013 2013-2016 2016-2019
Lulus
I. Identitas Diri
J. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 2 Nabire SMP Negeri 1 SMA Negeri 2
Nabire Nabire
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2006-2012 2012-2015 2015-2018
Lulus
N. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya siap menerikam sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi salah
satu syarat dalam pengajuan PKM-RSH
Lampiran 1.2 Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
Judul Artikel
No. Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Waktu dan Tempat
Ilmiah
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya siap menerikam sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi salah
satu syarat dalam pengajuan PKM-RSH
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
A. Peralatan penunjang
D. Lain-lain
UNIVERSITAS BHAYANGKARA