You are on page 1of 4

KEPERAWATAN GERONTIK

SEKSUALITAS PADA LANSIA

Disusun oleh : Kelompok 4

Anggota :

Arifa Izzatunisa 18100036


Evi Yanuar 18100049
Isabela 18100066
Leo Saputra 1970071P
Selly Weliyani 18100057
Yulianda Sari 18100034

Dosen Pengampu : Ns. Arjuna M. Kep., Sp. Kom

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG
TAHUN AKADEMIS 2021

Kasus :
Tn. A berusia 65 tahun. Sejak 3 bulan terakhir Tn. A tidak aktif bekerja karena sudah pensiun.
Pekerjaan Tn. Aa sebelumny adalah guru. Tn. A mempunyai istri bernama Ny. S berusia 60
tahun. Ny. S menderita penyakit Gagal jantung sejak 3 tahun terakhir dan telah mengalami
menopause. Tn. A memiliki kebiasaan gaya hidup yang baik. Ia rajin berolahraga seperti bermain
bulu tangkis, senam dan lari pagi sejak masih menjadi mahasiswa. Gaya hidup tersebut tidak lagi
dia jalani sekarang. Ny. S jarang melakukan olahraga, dikarenakan mudah mengalami sesak
nafas dan pusing. Tn. A merasa memiliki hasrat seksual yang sangat tinggi. Tetapi saat
melakukan hubungan seksual dengan istrinya ia merasa tidak puas dan sulit mencapai orgasme.
Ny. S juga sering menolak dan mengatakan ia mudah lelah, sesak dan pusing. Ny. S juga takut
merasakan sakit saat melakukan hubungan seksual, ia juga mengatkan khawatir akan mengalami
sesak nafas saat melakukan hubungan seksual dan mengatakan tidak mungkin untuk melakukan
hubungan seksual seperti saat masih muda. Penolakan yang berulang-ulang dari Ny. S membuat
Tn. A marah-marah, bahkan Tn. A memiliki keinginan untuk menikah lagi. Hal ini menyebabkan
Tn. Aa dan Ny. S sering bertengkar bahkan saling tak bertegur sapa.

ANALISIS DATA

Sign/symptom Etiologi Problem


Ds : Tn A mengatakan saat Hubungan seksual tidak Disfungsi seksual
melakukan hubungan seksual memuaskan
susah mencapai orgasme dan
tidak merasa puas.
Ds : Ny. S mengatakan takut Ansietas Pola seksual tidak efektif
nyeri saat melakukan
hubungan seksual dan
khawatir akan mengalami
sesak nafas saat melakukan
hubungan seksual.
Do : Ny. S menderita penyakit
gagal jantung dan sudah
menopause
Ds : Ny. S mengatakan bahwa Kondisi penyakit terkait yaitu Resiko disfungsi seksual
ia dan suaminya sering gagal jantung dan menopause
bertengkar dan saling tidak
bertegur sapa.
Ds : Ny. S mengatakan Gangguan dalam pola Ketidakefektifan koping
suaminya sering marah-marah melepaskan tekanan
jika dia menolak untuk
melakukan hubungna seksual
dan sering mengatakan ingin
menikah lagi.
Do : Tn. A mengatakan ingin
menikah lagi
Diagnosis Keperawatan (sesuai prioritas masalah)
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan dan hubungan seksual yang tidak memuaskan
ditandai dengan sulit orgasme.
2. Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan ansietas ditandai dengan penyakit
kronis, kekhawatiran terhadap rasa sakit saat melakukan hubungan seksual
3. Resiko disfungsi seksual berhubungan dengan kondisi penyakit terkait ditandai dengan
jarang melakukan hubungan seksual dan konflik antar pasangan
4. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan gangguan dalam pola melepasakan tekanan
ditandai dengan pertengkaran dengan pasangan dan keinginan untuk menikah lagi.

Prioritas Masalah Keperawatan :


1. Disfungsi seksual berhubungan dengan dan hubungan seksual yang tidak memuaskan
ditandai dengan sulit orgasme.
2. Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan ansietas ditandai dengan penyakit kronis,
kekhawatiran terhadap rasa sakit saat melakukan hubungan seksual
3. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan gangguan dalam pola melepasakan tekanan
ditandai dengan pertengkaran dengan pasangan dan keinginan untuk menikah lagi.

PERENCANAAN
Perencanaan
No Diagnosis
SLKI SIKI
1. Disfungsi seksual berhubungan Tujuan : Setelah Intervensi utama :
dengan dan hubungan seksual yang dilakukan tindakan 1. Edukasi seksualitas
tidak memuaskan ditandai dengan keperawatan 1 x 24 jam Intervensi pendukung
sulit orgasme. diharapkan kepuasaan 1. Edukasi manajemen
hubungan seksual stress
membaik. 2. Latihan otot
Kriteria hasil : panggul
1. Hasrat seksual 3. Manajemen
sedang perilaku seksual
2. Kepuasan hubungan
seksual sedang
3. Mencapai kepuasan
seksual sedang
2. Ketidakefektifan pola seksual Tujuan : setelah Intervensi utama :
berhubungan dengan ansietas ditandai dilakukan tindakan Edukasi seksualitas
dengan penyakit kronis, kekhawatiran keperawatan 1 x 24 jam 1. Identifikasi
terhadap rasa sakit saat melakukan diharapkan identitas kesiapan dan
hubungan seksual seksual membaik. kemampuan
Kriteria Hasil : menerima
1. Kontrol resiko baik informasi
2. Kesadaran diri 2. Jelaskan
sedang perkembangan
3. Fungsi seksual seksualitas
cukup baik sepanjang siklus
kehidupan
Intervensi pendukung
:
1. Sediakan materi
dan media
pendidikan
kesehatan
2. Berikan kesempatan
untuk bertanya
3. Fasilitasi kesadaran
keluarga antara istri
dan suami

3. Ketidakefektifan koping berhubungan Tujuan : setelah Intervensi utama :


dengan gangguan dalam pola dilakukan tindakan 1. Edukasi Jelaskan
melepasakan tekanan ditandai dengan keperawatan 1 x 24 mengenai
pertengkaran dengan pasangan dan jam diharapkan koping manajemen koping
keinginan untuk menikah lagi. pasien efektif. Kriteria 2. Jelasakn cara
hasil : menyalurkan stress
1. Mampu melalui media yang
mengidentifikasi aman dan tidak
pola koping yang merugikan orang
efektif berfokus lain, misalnya
pada penyelesain olahraga,
masalah bersosialisasi
2. Dapat beradaptasi Intervensi
dengan pendukung
perkembangna :
perubahan 1. Membuat hubungan
seksualitas yang pasien dengan orang
terjadi lain lebih baik
terutama
dengan istri
2. Membantu
menunjukkan
perhatian kepada
istrinya
3. Menejemen koping

You might also like