Professional Documents
Culture Documents
Bahan Makalah Komunikasi Endah Elina Elva
Bahan Makalah Komunikasi Endah Elina Elva
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain. Seringkali
orang salah berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah
proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan
individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Untuk dapat
melakukan komunikasi, diperlukan indera untuk menyampaikan dan menerima pesan yang
disampaikan.
Pada klien yang mengalami gangguan penglihatan, pendengaran dan wicara, komunikasi
yang dilakukan pasti akan berbeda dengan klien yang tidak mengalami gangguan terutama pada
media penyampaian pesan. Sebagai seorang perawat, diperlukan pemahaman dan strategi untuk
berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan tersebut. Tujuannya adalah pesan yang
disampaikan perawat dapat dipahami oleh klien, dan sebaliknya pesan dari klien bisa dipahami
oleh perawat. Berdasarkan masalah tersebut, pada makalah ini kami akan membahas mengenai
cara berkomunikasi pada klien dengan gangguan penglihatan, pendengaran dan gangguan
wicara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan
menjadi empat pertanyaan.
1. Bagaimana cara berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan penglihatan?
2. Bagaimana cara berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan pendengaran?
3. Bagaimana cara berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara?
4. Bagaimana contoh penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada klien dengan
gangguan fisik?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang, tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. cara berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan penglihatan;
2. cara berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan pendengaran;
3. cara berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara;
4. penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada klien.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan adik hari ini? Apakah adik ayu bisa tidur dengan nyenyak?”
c. Kontrak
1) Topik: “Bagimana kalau kita berbincang-bincang tentang penyakit yang adik alami ini? Dan
akibat adik merasa takut dan khwatir?”
2) Tempat : “Di mana kita akan berbicara dik ayu? Di ruangan ini?”
3) Waktu : “Baiklah, kita akan berdiskusi selama kurang lebih 30 menit ya dik ayu.”
Fase kerja:
“Nah dik ayu belum mengetahui tentang penyebab buta yang dialami dik ayu kan?, baiklah saya
akan menjelaskan tentang penyebab buta yang dik ayu alami sekarang, karena kepala dik ayu
dulu waktu kecelakaan itu terkena benturan selain itu gangguan penglihatan dapat terjadi karena
kerusakan organ misalnya kornea, lensa mata, kekeruhan humoris viterius, serta kerusakan
saraf penghantar impuls menuju otak. Semua ini mengakibatkan penurunan visus hingga
dapat menyebabkan kebutaan. Apakah dik ayu sudah paham dengan penjelasan saya? Bagus
sekali, tapi sekarang dik ayu sudah mendapatkan pendonor mata, sebentar lagi dik ayu bisa
melihat. Disini dokter anastesi sudah menjadwalkan operasi dik ayu, dik ayu tidak usah khwatir.
Karena operasi ini jalan terbaik untuk dik ayu dan pastinya operasinya akan berjalan lancar. Oh
iya, sebelum dilakukan operasi, saya akan mengambil sample darah dik ayu untuk pemeriksaan
laboratorium ya? Nah sudah selesai, sekarang saya akan memeriksa tanda-tanda vital dik ayu.
Permisa ya dik? Dik ayu, bagaimana perasaan dik ayu sekarang? Kenapa? Masih takut? Iya nanti
sebelum operasi dik ayu ingat berdoa ya, semoga operasinya berjalan dengan lancar.”
Fase terminasi:
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi subyektif:
“Bagaimana perasaan adik ayu setelah berbincang-bincang tentang penyakit yang adik rasakan?
Apakah adik ayu bisa menjelaskan kembali? Nah betul sekali.”
2) Evaluasi obyektif:
“Nah adik ayu hasil lab dik ayu baik jadi adik ayu bisa cepat dioperasinya, dan hasil ttv tekanan
darah 120/80mmHg. Suhu 36,8°C, nadi 88x/mnt, dan respirasi 20x/menit. Karena dik ay sudah
mengetahui penyebab tentang penyakit dik ayu sekarang jadi adik tidak oleh khwatir lagi.
b. Tindak lanjut klien
“Jadi, dik ayu sekarang boleh beristirahat dulu sambil menunggu perawat anastesi menjemput
adik untuk operasi.”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik: “nah dik ayu, nanti saya akan kesini lagi untuk melihat keadaan adik ayu ya?”
2) Tempat: “kita akan bertemu lagi ditempat ini?”
3) Waktu: “baiklah dik ayu, kita akan berbincang-bincang lagi sekitar 30 menit. Saya perisi dulu
ya, sampai jumpa”
Narasi
1 tahun berlalu setelah kejadian tragis yang menimpa gadis berusia 17 tahun yang
mengakibatkan kebutaan pada gadis itu. Pada tanggal 24 November 2015 di pagi yang cerah
keluarga bapak Muhammad telah mendapatkan kabar gembira dari pihak Rumah Sakit Mounth
Elisabeth bahwa sudah ada pendonor mata untuk putrinya. Bapak muhammad masih
menyembunyikan kabar tersebut dari putrinya. Bapak muhammad mengatakan ke putrinya akan
berlibur ke luar negeri.
(Percakapan di dalam pesawat)
Anak : “Ayah, kita mau berlibur kemana?”
Ayah : “Kita akan pergi ke suatu tempat. Dimana tempat itu akan memberikan perububahan
untuk keluarga kita.nak?
Anak : “ Hah perubahan? Perubahan apa ayah? ( terheran)
Ayah : “ Nanti ayah kasih tahu kalau kita sudah sampai. Bersabarlah!
(Tiba di Rumah Sakit Mounth Elisabeth)
Anak : “ ayah kita ada dimana sekarang?
Ayah :” Inilah tempatnya nak, bahwa disini kamu sudah mendapatkan pendonor mata yang cocok
untuk kamu. Jadi kamu sekarang akan dilakukan operasi mata.”
Anak : “ Hah,,, yang benar ayah? Makasih ayah. (Dengan penuh bahagia dan berdoa) “Terimakasih
tuhan. Sekian lama aku menunggu adanya pendonor mata yang cocok untukku. Akhirnya
engkau telah mengabulkannya dan sebentar lagi aku bisa melihat”
Ayah : “Iya nak. Ayah juga ikut bahagia”.
Setelah beberapa jam menunggu akhirnya perawat mempersilahkan bapak muhammad dan
putrinya masuk keruangan perawat.
FASE ORIENTASI
Perawat : “selamat pagi pak, saya perawat suci yang bertugas pada pagi ini. Bapak dengan bapak
muhammad yang berasal dari surabaya indonesia? (teknik broad opening)
Ayah : “iya sus, saya sendiri dan ini putri saya ayu.
Perawat : “info dari pihak rumah sakit, bahwa anak bapak akan dilakukan operasi mata besok pukul 09.00
pagi. Sebelumnya, ini ada beberapa formulir persetujuan dan syarat untuk dilakukan tindakan
operasi kepada putri bapak, silahkan bapak bisa baca dahulu dan bisa diisi. (teknik informing)
Ayah :“iya sus, (bapak sedang membaca dan mengisi formulir yang telah tersedia) “Ini sus sudah selesai,
terimakasih sus. Sus, kenapa ya anak saya bisa buta, padahal waktu kecelakaan dia hanya
terbentur sus.”
Perawat : “baik saya akan jelaskan, gangguan penglihatan dapat terjadi karena kerusakan organ misalnya
kornea, lensa mata, kekeruhan humoris viterius, serta kerusakan saraf penghantar impuls menuju
otak. Semua ini mengakibatkan penurunan visus hingga dapat menyebabkan kebutaan, akibatnya
kemampuan menangkap rangsang ketika berkomunikasi sangat bergantung pada pendengaran
dan sentuhan. (teknik informing)
Ayah : “oh seperti itu ya sus? Jadi disaat saya berkomunikasi dengan anak saya, saya harus
menggunakan teknik mendengar dan sentuhan. Iya sus terimakasih.
Perawat : “iya pak sama-sama.
Perawat berkomunikasi dengan putri bapak Muhammad dan duduk di depan putri bapak
muhammad.
Perawat : “selamat pagi dik? Perkenalkan saya dengan perawat sucilatul, adik bisa panggil saya suster suci.
Adik dengan adik siapa? (Sambil menggenggam tangan anak tersebut)
(teknik broad opening)
Anak : “pagi juga suster suci, saya dengan ayu avitha.”
Perawat : “adik suka dipanggil dengan nama siapa?”(teknik broad opening)
Anak : “ayu saja sus.”
Perawat : “wahh nama yang cantik seperti orangnya.”
Anak : “ah suster suci bisa saja.”
Perawat : “adik ayu, bagaimana keadaan adik ayu sekarang?” (teknik broad opening)
Anak : “ya beginilah sus.”
Perawat : “Maaf adik ayu, keadaan seperti apa yang adik ayu maksud?” (teknik focussing)
Anak : “sebenarnya saya merasa bahagia, namun disisi lain saya juga merasa sedih.”
Perawat : (teknik diam)
Anak :”saya kesal dengan teman-teman saya sus, semenjak kecelakaan yang menimpa saya, teman-
teman saya berubah. Mereka menjauhi saya, mungkin mereka malu berteman dengan saya
apalagi dengan kondisi saya sepeti ini.”
Perawat: “oh........lalu? (mendengarkan)
Anak : “jadi saya merasa tidak mempunyai teman, sampai-sampai saya berfikir untuk berhenti
kuliah sus, tapi untungnya ayah selalu menyemangati dan mendukung saya sus.”
Perawat : “iya adik ayu, meskipun keadaan adik ayu seperti ini tapi adik ayu tidak boleh putus asa dan
pesimis dan selalu optimis untuk menjalani hidup ini. Adik ayu tenang saja, operasi ini adalah
jalan terbaik untuk adik ayu.” (teknik saran)
Ayah : “nah dengerin itu nak, apa yang dikatakan suster suci itu benar. Kamu jangan merasa minder
ataupun putus asa.”
Anak : “iya ayah.”
Perawat : “dik ayu apa yang sedang adik pikirkan? Saya lihat dari ekspresi wajah adik sepertinya adik
marah dengan saya.” (teknik membagi persepsi)
Anak : “tidak sus, saya hanya merasa bersalah dengan diri saya dan ayah saya.”
Ayah : “iya anakku, jangan merasa salah sendiri.”
Anak : “iya ayah.”
Perawat : “nah adik ayu sekarang saya akan melakukan pengambilan sample darah untuk pemeriksaan
laboratorium, untuk persyaratan sebelum dilakukan tindakan operasi besok pagi.”(teknik
informing)
Anak: “iya sus.”
Perawat : “perawat meninggalkan pasien untuk mengambil alat pengambilan darah.”
FASE KERJA
Perawat : “permisi dik ayu, saya kembali lagi untuk mengambil darah dik ayu, apakah dik ayu
bersedia?”(teknik broad opening)
Anak : “iya sus, silahkan.”
Perawat : “Adik nanti akan terasa sedikit sakit, tetapi saya akan melakukannya dengan cepat adik”(teknik
refleksi)
Anak : “Iya suster”
Perawat : (perawat mengambil sample darah)
“Nah sudah selesai dik, apa yang adik pikirkan sekarang? Kenapa adik ayu saya lihat cemas?”
Anak : “saya takut sus, ini adalah operasi pertama saya. Saya benar-benar takut.”
Perawat : “dik ayu tenang saja, jangan takut, semua tim yang ikut dalam operasi nanti adalah tim yang sudah
professional dan sering menangani masalah seperti dik ayu. Sebaiknya dik ayu sekarang rileks
dan tetap berdoa ya, agar operasi ini berjalan lancar.”(teknik refleksi)
Anak : “iya suster.”
Ayah : “sus, kapan hasil labnya keluar?”
Perawat : “mungkin nanti sore pak, jika sudah keluar saya akan memberi tahu bapak.”(teknik informing)
Ayah : “iya sus terimakasih.”
FASE TERMINASI
Perawat : “Bagaimana perasaannya adik ayu sekarang?”(teknik broad opening)
Anak : “Saya sudah lebih tenang sekarang setelah suster tadi memberi penjelasan”
Perawat : “ Iya dik, dik ayu, karena saya sudah selesai mengambil sample darah dik ayu, saya tinggal dulu
ya. Besok sekitar jam 06.00 saya akan kembali lagi di tempat ini, nanti akan ada suster lain yang
akan memeriksa dik ayu. Sebelum saya tinggalkan,apakah ada dik ayu tanyakan?”
Anak : “tidak sus.”
Perawat : “iya adik ayu sekarang bisa beristirahat.” Bapak muhammad juga bisa beristirahat disini,
sampai jumpa.
Ayah : “iya suster.”
Keesokan harinya, pagi yang cerah di rumah sakit mounth elizabet singapura.
FASE ORIENTASI
Perawat : “selamat pagi dik ayu? Apakah masih ingat dengan saya?(teknik broad opening)
(sambil memegang tangan pasien dan tersenyum)
Anak : “pagi juga, ini dengan, dengan.. suster suci iya?
Perawat : “betul sekali, bagaimana dik ayu apakah bisa tidur nyenyak?
Anak : “tidak sus, saya tidak bisa tidur karena saya kepikiran dengan operasinya.
Perawat : “oh jadi dik ayu tidak bisa tidur karena kepikiran dengan operasi?
(teknik restarting)
Anak : “iya sus, saya benar-benar takut.”
Perawat : “nah dik ayu, jangan takut, katanya pingin sembuh, nanti sebelum operasi adik bisa berdoa
ya?”(teknik saran)
Anak : “iya suster.”
FASE KERJA
Perawat : “dik ayu saya kesini untuk memeriksa suhu dan tensi dik ayu untuk mengetahui keadaan dik ayu
sekarang agar nanti operasinya bisa berjalan lancar.(teknik inforing)
Anak : “iya suster, silahkan.”
Perawat : (melakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi). Nah sudah selesai dik ayu,
sekarang adik ayu bisa beristirahat dan menunggu jadwal operasinya ya?
Ayah : “sus, hasil lab yang kemarin bagaimana?
Perawat : “oh iya pak, hasilnya bagus, jadi putri bapak bisa segera dilakukan operasi.
Ayah : “iya sus, kalau hasil pemeriksaannya tadi sus, apakah baik-baik saja?
Perawat : “dari pemeriksaan saya tadi didapatkan tekanan darahnya 120/80 mmHg, suhunya 36,8° C, Nadi
88x/menit, dan Respirasinya 20x/menit pak, semua dalam batas normal, jadi bapak tidak perlu
khawatir.
Ayah : “iya sus terimakasih.”
FASE TERMINASI
Perawat : “bapak, apakah bapak masih ingat kenapa putri bapak bisa buta?
(teknik klarifikasi)
Ayah : “iya sus, masih. Selain terbentur, gangguan penglihatan dapat terjadi karena kerusakan organ
misalnya kornea, lensa mata, kekeruhan humoris viterius, serta kerusakan saraf penghantar
impuls menuju otak. Semua ini mengakibatkan penurunan visus hingga dapat menyebabkan
kebutaan, akibatnya kemampuan menangkap rangsang ketika berkomunikasi sangat bergantung
pada pendengaran dan sentuhan
Perawat : “betul sekali, nah pak saya pamit permisi dulu ya pak? Bapak bisa menemani putri bapak disini
sambil menunggu perawat ruang operasi menjumput putri bapak kesini.
Ayah : “baiklah sus.”
Perawat : “adik, suster tinggal dulu ya, adik istirahat dulu disini sambil menunggu operasinya, ingat adik
ayu berdoa agar nanti operasinya berjalan lancar dan cepat selesai. (teknik saran)
Anak : “iya sus, terimakasih banyak suster suci.”
Perawat : “sama-sama dik ayu.”
Sembari menunggu operasi, bapak muhammad dan putrinya beristirahat diruangan tersebut.