You are on page 1of 8

PUISI

A. Pengertian Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang
terikat irama, ritme, rima, penyusunan larik dan bait, serta penuh makna. Puisi mengungkaan pikiran
dan perasaan penyair secara imajiinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan kekuatan bahasa
dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang
ingin disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam
dengan memadatkan segala unsur bahasa. Puisi merupakan seni tertulis menggunakan bahasa
sebagai kualitas estetiknya (keindahan).
Berikut hal-hal penting yang berkaitan dengan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair :
1. Menentukan suasana, yaitu kedaan jiwa pembaca setelah membaca puisi
2. Menemukan tema, yaitu ide dasar yang mendasari sebuah tulisan, termasuk puisi. Tema puisi
menjadi inti dari makna atau pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.
3. Menemukan makna. Makna dalam puisi, yang berkaitn erat dengan amanat yang hendak
disampaikan oleh penyair, dapat ditelaah setelah memahami tema, rasa, dan nada puisi itu.

Unsur-unsur Pembangun Puisi


1. Struktur Fisik Puisi
1) Tipografi (Perwajahan Puisi)
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi, prosa dan drama. Dalam kaitannya
dengan tipografi, larik-larik puisi tidak berbentuk paragraf, tetapi bait.
2) Diksi (Pilihan Kata)
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Kata-kata yang
digunakan dalam puisi merupakan hasil pemilihan yang sangat cermat, dengan
mempertimbangkan segi makna, susunan bunyi, atau hubungan kata tersebut dengan kata-
kata lainnya dalam baris dan baitnya. Oleh karena itulah, kedudukan kata-kata dalam puisi
sangat penting.
Adapun diksi muncul karena adanya makna kias, lambang, dan persamaan bunyi atau rima :
1) Makna Kias (Konotatif)
Perhatikan puisi berikut !
AKU
Karya : Chairil Anwar

Aku ini binatang jalang


Dari kumpulannya terbuang
..........................................
Larik binatang jalang dari kumpulannya terbuang dapat diartikan orang yang selalu bersikap
memberintak dan berada di luar organisasi formal. Penyair memilih kata “binatang jalang”
untuk menggambarkan bahwa “aku” adalah orang yang tidak bisa mengikuti aturan atau
norma sosial yang berlaku. Dalam kehidupan nyata, orang-orang seperti ini menjadi orang
terbuang, tidak diakui keberadaannya.
2) Lambang (Simbol)
Dalam puisi, banyak digunakan lambang yaitu penggantian suatu hal/benda dengan benda
lain. Ada lambang yang bersifat lokal, kedaerahan, nasional, ada juga yang bersifat
universal (berlakuuntuk semua manusia). Misalnya, bendera adalah lambang identitas
negara dan bersalaman adalah lambang persahabatan, pertemuan, atau perpisahan.
3) Persamaan bunyi atau Rima
Pemilihan kata di dalam sebuah baris puisi maupun dari satu baris ke baris lain
mempertimbangkan kata-kata yang mempunyai persamaan bunyi yang harmonis.
Berdasarkan jenis-jenis rima :
1. Dilihat secara vertikal (persamaan bunyi pada akhir baris dalam satu bait).
Jenis-jenisnya :
a. Rima sejajar berpola : a-a-a-a
b. Rima kembar berpola : a-a-b-b
c. Rima berpeluk berpola : a-b-b-a
d. Rima bersilang berpola : a-b-a-b
2. Dilihat secara horizontal (persamaan bunyi pada setiap kata dalam satu baris), yiatu :
a. Aliterasi yaitu persamaan bunyi konsonan pada setiap kata dalam satu baris.
b. Asonansi yaitu persamaan vokal pada akhir kata dalam satu baris.
3) Imaji
Imaji merupakan kata atau susunan kata-kata yang dapat menimbulkan khyalan atau
imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasakan,mendengar,
atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.
Imaji terbagi atas tiga yakni
1. Imaji visual (pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan seolah-
olah objek yang dicitrakan dapat dilihat)
Contoh :
Gadis Peminta-minta
Karya : Toto S. Bachtiar

Setiapkita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil


Senyummu terlalukekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
..........................................................
2. Imaji auditif (pengimajian dengan menggunakan kata-kata ungkapan seolah-olah objek
yang dicitrakan sungguh-sungguh didengar oleh pembaca).
Contoh :
Asmarandana
Karya : Geonawan Mohmad

Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun
karena angin pada kemuning
Ia dengar resah kuda serta langkah pedati
Ketika langit bersih menampakan bima sakti
...............................................................
3. Imaji taktil (pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang mampu memengaruhi
perasaan pembaca sehingga ikutterpengaruh perasaannya).
Contoh :
Yang Terampas dan yang Putus
Karya : Chairil Anwar

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku


Menggigit juga ruang di mana dia yang kuinginkan,
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
Di karet, di karet (daerahku yang akan datang)
sampai juga deru angin

4) Kata Konkret
Kata konkret adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji karena dapat ditangkap indra
yang mana kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang.
Seperti kata konkret “salju” melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, sedangkan
kata konkret “rawa-rawa” melabangkan tempat kotor, tempat hidup,bumi, kehidupan dll.
5) Gaya Bahasa (Majas)
Gaya bahasa / bahasa figuratif adalah penggunaan bahasa dengan menghidupkan atau
meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu dengan figuratif yang menyebabkan
puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya makna.
Macam-macam Majas :
1. Majas Perbandingan
1) Personifikasi
2) Metafora
3) Asosiasi/perumpamaan/simile
4) Alegori
2. Majas Pertentangan
1) Hiperbola
2) Litotes
3) Paradoks
4) Antitesis
5) Ironi
6) Sinisme
7) Sarkasme
3. Majas Pertautan
1) Metonimia
2) Ausio
3) Eponim
4) Klimaks
5) Anti klimaks
6) Sinekdok Pas Pro Toto dan Totem Pro arte
4. Majas Penegasan/Repetisi
1) Pleonasme
2) Eufimisme
3) Repetisi
4) Paralelisme
5) Anafora
6) Efifora
6) Rima/Irama (Persajakan)
Rima adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait.
Sementara itu, Irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras
lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-
turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait),
tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan
vokal), atau panjang pendek kata.
Dengan kata lain, rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya
dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama dapat menciptakan efek musikalisasi pada puisi,
membuat puisi menjadi indah,dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.
Berdasarkan jenis bunyi yang diulang,ada 8 jenis rima yaitu :
1. Rima sempurna, yaitu persamaan bunyi pada suku-suku kata terakhir.
2. Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir
3. Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak
(suku kata sebunyi)
4. Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata akhir terbuka atau
dengan vokal sama.
5. Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
6. Rima aliiterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang
sama atau baris yang berlainan.
7. Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata
8. Rima disonansi, yaitu persmaan bunyi yang terdapat pada huruf-huruf mati/konsonan.

2. Struktur Batin Puisi


1) Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam puisinya. Tema berfungsi
sebagai landasan utama penyair dalam puisinya. Tema itulah yang menjadi kerangka
pengembangan sebuah puisi.
2) Rasa (Feeling)
Rasa adalah sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psokologi
penyair. Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili perasaan penyair. Bentuk ekpresi
itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau kekaguman pada alam. Jika penyair hendak
mengagumi keindahan alam sebagai sarana ekspresinya, ia akan memanfaatkan majas dan
diksi yang mewakili dan memancarkan makna keindahan alam. Jika ekspresinya merupakan
kegelisahan dan perasaan lainnya, pilihan kata yang digunakan akan menggambarkan
perasaan gelisah dan yang lainnya secara langsung dan tidak langsung.
3) Nada (Tone) dan Suasana
Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya: apakah dia ingin menggurui, menasihati,
mengejek, menyindir, atau hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Adapun suasana
adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu. Nada puisi menimbulkan suasana
tertentu terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan
suasana iba di hati pembaca, nada kritik dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan,
dan nadareligius dapat menimbulkan suasana khusyuk.
4) Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca/penonton/
pendengar. terdapat beberapa cara mengungkapkan pesan, yaitu secara eksplisit dan implisit.
Secara eksplisit, yaitu .pengarang mengemukakan pesannya secara langsung (tertera dalam
cerita). secara implisit, yaitu pengarang mengemukakan pesannya secara tidak langsung
sehingga pembaca sendiri yang harus mencarinya (tersirat).

B. Mendemontrasikan Puisi
Ada dua cara mendemonstrassikan puisi, yaitu :
1. Melagukan Puisi atau Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi adalah puisi yang dinyanyikan dengan iringan musik. Tujuan musikalisasi
adalah memudahkan pendengar memahami makna puisi yang ingin disampaikan penyairnya.
Jadi dengan dijadikan nyanyian, sebuah puisi akan lebih mudah diingat oleh pendengarnya.
Selain disajikan secara utuh sebagai sebuah lagu, ada juga yang berpendapat bahwa
musikalisasi puisi adalah pembacaan puisi diiringi musik atau gabungan antara keduanya.
2. Membacakan Puisi
Seorang pembaca puisi yang bagus harus mampu menjiwai puisi yang akan dibacakannya
dengan baik. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan ketika akan membacakan puisi :
1) Rima dan irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
2) Artikulasi atau kejelasan suara, artinya suara kita dalam membaca puisi harus jelas,
misalnya saja dalam mengucapkan huruf-huruf vokal /a/,/i/,/u/, /e/, /o/, /ai/,/au/.
3) Ekspresi mimik wajah, artinya ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi puisi.
Ketika puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimik wajah kitapun harus
bisa menggambarkan isi puisisedih tersebut.
4) Mengatur pernapasan, artinya pernapasan harus diatur jangan tergesa-gesa sehingga
tidak akan terganggu ketika membaca puisi .
5) Penampilan, artinya kepribadian atau sikap kita saat di panggung usahakanharus tenang,
tidak gelisah, tidak gugup, berwibawa, dan meyakinkan (tidak demam panggung).
6) Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan membacakan
puisi, yaitu :
a. Vokal
Lafal/vokal yang dihasilkan harus benar dan jelas.
b. Ekspresi/Mimik
Ekspresi merupakan perubahan tampilan wajah yang dipengaruhi pemahaman isi puisi.
Ekapresi mimik atau perubahan raut muka harus ada, namun hatus proporsional, sesuai
dengan kebutuhan menampilkan gagasan puisi secara tepat.
c. Intonasi (Tekanan dinamik dan tekanan tempo)
Intonasi adalah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapaan
suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua, yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata
yang dianggap penting) dan tekanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau
kata).

Teknik-teknik mendemonstrasikan puisi :


1. Membaca dalam hati puisi tersebut berulang-ulang
2. Memberikan ciri pada bagian-bagian tertentu, misalnya tanda jeda. Jeda pendek dengan tanda
(/) dan jeda panjang dengan tanda (//). Penjedaan pendek diberikan pada frase sedangkan
penjedaan panjang diberikan pada akhir klausa atau kalimat.
3. Memahami suasana, tama dan makna puisi
4. Menghayati suasana, tema, dan makna puisi untuk mengekspresikan puisi yang kita baca.

Langka-langkah mendemonstrasikan puisi:


1. Memilih puisi yang hendak didemonstrasikan
2. Membaca puisi yang hendak didemonstrasikan
3. Memahami/menghayati suasana, tema dan makna puisi yang dipilih
4. Mempelajari gerakan-gerakan yang sesuai dengan suasana puisi yang hendak
didemonstrasikan
5. Mengulang-ulang gerakan dan isi puisi yang dibaca
6. Mendemonstasikan puisi.

C. Menulis Puisi
Teknik menulis puisi :
1. Menentukan tema, misalnya, tema tentang kritik soaial, cinta da lainnya;
2. Mencari pilihan kata yang tepat. Cara ini dapat terasah dengan sering membaca contoh puisi
yang ada.
3. Membangun suasana. Hal ini perlu dilakukan agar sebuah puisi memiliki daya imajinasi
berkaitan dengan tema yang sudahditentukan

Teknik replikasi dalam pembuatan puisi :


1. Carilah sebuah puisi yang sesuai dengan tema yang akan ditulis.
2. Penggal beberapa baris puisi tersebut berdasarkan kalimat yang berkaitan. Selanjutnya,
kosongkan beberapa baris.
Contoh :
Hujan yang berwarna hitam
Adalah hantu yang bersedih
______________________
______________________

3. Isi bagian yang kosong (garis) dengan kata-kata sendiri.


Contoh :
Hujan yang berwarna hitam
Adalah hantu yang bersedih
------------------------------------- (dilanjutkan dengan kata-kata sendiri)
------------------------------------- (dilanujtkan dengan kata-kata sendiri)
4. Jika bagian-bagian yang kosong (garis) sudah diisi dengankata-kata sendiri, hapus bagian
puisi yang asli. Dengan demikian, hanya ada bagian puisi dengan kata-kata sendiri.
5. Periksa puisi yang telah ditulis, dan
6. Beri judul

D. Puisi Lama dan Puisi Baru


1) Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu sebagai berikut :
a. Jumlah kata dalam satu baris
b. Jumlah baris dalam 1 bait
c. Persajakan (rima)
d. Banyak suku kata di tiap baris
e. Irama

Ciri-ciri puisi lama


a. Tidak diketahui nama pengarangnya
b. Penyampaian dari mulut ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan
c. Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya mengenai jumlah baris tiap bai, jumlah suku
kata maupun rima
Jenis-jenis Puisi Lama :
a. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap mempunyai kekuatan gaib.
Contoh : mantra untuk mengobati orang dari pengaruh mahluk halus.
Sihir lontar pinang lontar
Terletak di ujung bumi
Setan buta jembalang buta
Aku sapa tidak berbunyi

b. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, yang setiap bait terdiri dari 4
baris.dan di tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan
untuk 2 baris berikutnya sebagai isi.
Prmbagian pantun menurut isinya terdiri atas pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat,
teka-teki, jenaka
Contoh :
Sungguh elok emas permata
Lagi elok intan berduri
Sungguh elok budi bahasa
Jika dihias akhlak terpuji

c. Seloka adalah pantun yang berkait. Uniknya seloka mempunyai beberaapa bait yang saling
berhubungan. Baris kedua di bait pertama akan menjadi baris pertama di bait selanjutnya,
sedangkan baris keempat di bait pertama akan menjadi baris ketiga di bait selanjutnya.
Contoh :
Cendawan berduri robekkan kain
Ambil tambang diikat sebelah
Pikirkan diri yang belum kawin
Adakah kumbang bersedia singgah

Ambil tambang diikat sebelah


Robek menganga si kain perca
Adakah kumbang bersedia singgah
Taman bunga amekar ceria

Robek menganga si kain perca


Buat tambalan kain pengganti
Taman bunga amekar ceria
Sudah tentukan si hari jadi

d. Talibun adalah pantun genap yang disetiap baitnya terdiri dari 6, 8 ataupun 10 baris.
Contoh :
Anak orang di padang tarap
Pergi berjalan ke kebun bunga
Hendak ke pekan hari telah senja
Di sana sirih kami kerekap
Meskipun daunnya berupa
Namun rasanya berlain juga

e. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris yang bersajak
a-a-a-a dengan berisi nasihat atau cerita.
Contoh :
Berpikirlah secara sehat
Berucap tentang taubat dan solawat
Berkarya dalam hidup dan manfaat
Berprasangka yang baik dan tepat

f. Karmina adalah pantun kilat yakni pantun yang hanya terdiri dari 2 baris dan bersajak a-a,
baris pertama merupakan sampiran sedangkan baris kedua adalah isi.
Contoh :
Buah ranum kulitnya luka
Bibir tersenyum banyak yang suka

Kura-kura dalam perahu


Pura-pura tidak tahu

g. Gurindam adalah puisi yang terdiri dari dua baris per bait dan bersajak sama. Baris
pertama dari gurindam adalah baris dari syarat, masalah, persoalan, atau perjanjian dan
baris kedua adalah jawaban atau hasil dari masalah atau hal-hal yang terjadi pada baris
pertama.
Dalam gurindam, kalimat larik/baris saling barkaitan. Pada kenyataannya, gurindam adalah
kalimat majemuk utuh dengan hubungan sebab akibat dan berisi nasihat.
Contoh :
Barang siapa tiada memegang agama (a)
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama (a)

Barang siapa mengenal yang empat (b)


Maka ia itulah orang yang ma’arifat (b)

Gendang gendut tali kecapi (c)


Kenyang perut senang hari (c)

2) Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas
dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata maupun rima.

Ciri-ciri puisi baru :


1. Memiliki bentuk yang rapi, simetris
2. Persajakan akhir yang teratur
3. Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
4. Umumnya puisi empat seuntai
5. Di setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
6. Di tiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku kata

Jenis-jenis puisi baru :


Puisi baru dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :
1. Puisi baru berdasarkan isinya :
a. Balada adalah puisi yang berisi kisah atau cerita. puisi jenis ini terdiri atas 3 bait, yang
setiap 8 larik dengan sksema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu skema berubah menjadi a-b-a-
b-b-c-b-c. larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refrenpada bait-bait
berikutnya. Contohnya pada puisi karya Sapardi Joko Damono berjudul “Balada
Matinya Seorang Pemberontak”.
b. Himne adalah puisi pujaan kepada Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-ciri himne
adalah lagu pujian yang menghormati seorang dewa, Tuhan, pahlawan, tanah air,
almamater (pemandu di dunia sastra). Semakin berkembangnya zaman, arti himne
berubah yang mana pengertian himne sekaarang adalah sebagai puisi yang
dinyanyikan, berisi pujian terhadap yang dihormati seperti guru, pahlawan, dewa,
Tuhan yang bernafaskan ketuhanan.
c. Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Arti romansa berarti
keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra.
d. Ode adalah puisi yang berisi sanjungan untuk orang yang telah berjasa. Nada dan
gayanya sangat resmi, bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat
menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
e. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup. Epigram berarti unsur
pengajaran; didaktik, nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman,
ikhtiar, ada teladan.
f. Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis atau kesedihan yang berisi sajak atau lagu
dengan mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama
karena kematian/kepergian seseorang.
g. Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik terhadap suatu keadaan/fenomena; tidak
puas hati satu golongan (kepada pimpinan yang pura-pura, rasuah, alim, dsb). Satire
biasanya disampaikan dalambentuk ironi, sarkasme atau parodi.

2. Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya :


a. Distikon adalah puisi yang terdiri dari dua baris setiap baitnya (puisi dua seuntai)
b. Terzina adalah puisi yang terdiri dari tiga baris setiap baitnya (puisi tiga seuntai)
c. Kuatrain adalah puisi yang terdiri dari empat baris setiap baitnya (puisi empat seuntai)
d. Kuin adalah puisi yang terdiri dari lima baris setiap baitnya (puisi lima seuntai)
e. Sektet adalah puisi yang terdiri dari enam baris setiap baitnya (puisi enam seuntai)
f. Septime adalah puisi yang terdiri dari tujuh baris setiap baitnya (puisi tujuh seuntai)
g. Oktaf adalah puisi yang terdiri dari delapan baris setiap baitnya (puisi delapan seuntai)
h. Soneta adalah puisi yag terdiri dari empat belas baris yang terbagi dalam dua, dimana
dua bait pertama masing-masing empat baris dan pada dua bait kedua masing-masing
tiga baris. Kata soneta berasal dari bahasa Italia yaitu Sonneto. Kata Sono artinya
suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Puisi soneta diperkenalkan oleh
Muhammad Yamin dan Roestam Effendi yang diambil dari negara Belanda, sehingga
mengapa kedua nama tersebut sebagai “Pelopor/Bapak Soneta Indonesia.” Bentuk
soneta Indonesia taklagi patuh pada syarat-syarat soneta yang ada di Italia atau Inggris
namun soneta Indonesia memiliki kebebasan baik dalam segi isi maupun rimanya.
Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).

You might also like