Professional Documents
Culture Documents
(Andreas Kevin Butarbutar-Proposal Penelitian) Revisi
(Andreas Kevin Butarbutar-Proposal Penelitian) Revisi
PROPOSAL PENELITIAN
SKRIPSI
MEDAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Maloklusi menempati posisi ketiga yang terjadi pada gigi dan mulut setelah
karies gigi dan penyakit periodontal sehingga maloklusi telah menjadi prioritas ketiga
pada masalah kesehatan mulut di seluruh dunia. Maloklusi sering sekali
mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal dan menyebabkan peningkatan
insidensi karies gigi dan permasalahan sendi temporomandibular. Pada dasarnya,
maloklusi bukan suatu penyakit, melainkan suatu keadaan abnormal. Maloklusi telah
diabaikan oleh sebagian masyarakat karena maloklusi tidak menimbulkan simtom
atau gejala, tidak seperti karies dan penyakit periodontal yang dapat menimbulkan
gejala dan rasa tidak nyaman. (Yuanisa et al. 2016).
Penggunaan radiografi gigi atau yang biasa disebut dengan radiografi dental
telah lama dikenal sebagai sarana penunjang pemeriksaan dalam kedokteran gigi.
Dental radiography adalah suatu teknik pengambilan radiograf dari
dentomaxillofacial dan jaringan sekitarnya. Radiograf banyak digunakan dalam
pemeriksaan penunjang yang dapat membantu dokter gigi untuk melihat kondisi
rongga mulut yang lebih rinci, namun banyak dokter gigi belum dapat
mengaplikasikan radiograf sebagai pemeriksaan penunjang dalam praktik mereka
(Raidha dkk., 2019).
Radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi berdasarkan dari
teknik pencitraan dan penempatan film, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu teknik
radiografi ekstra oral yang berarti melalui luar mulut pasien, dan teknik radiografi
intraoral yang berarti pengambilan radiografi melalui dalam mulut pasien. Contoh
teknik radiografi ekstraoral adalah radiografi panoramik, proyeksi lateral sefalometri.
Teknik radiografi intraoral merupakan teknik pencitraan radiografi dari gigi geligi
dan jaringan disekitarnya, contoh dari radiografi intraoral seperti radiografi
periapical, radiografi bitewing dan radiografi oklusal. (Heryanto dan Nehemia, 2013).
Di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prima Medan terdapat beberapa kasus
maloklusi sehingga berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan suatu penelitian terkait dengan penggunaan radiograf sefalometri
sebagai pemeriksaan penunjang dalam menentukan diagnosis maloklusi dengan judul,
“Prevalensi Klasifikasi Skeletal dan Inklinasi Gigi Insisivus Rahang Atas dengan
Metode Steiner yang Ditinjau dari Radiograf Sefalometri di Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Prima Medan.”
BAB II
METODE PENELITIAN
N
n= 2
1+ Ne
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi (50 foto radiograf sefalometri)
e = presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel,
dengan e = 3% atau e=0,03
Survey Lokasi
Penyajian Data