You are on page 1of 9

MAKALAH

KESULITAN PEMBELAJARAN STATISTIK


PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN JENJANG SMA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan


Matematika Sekolah Menengah
Dosen pengampu : Drs. Asep Nursangaji, M.Pd

Disusun Oleh:
Mahmuda Sumarno F1041191025
Hafidzo Aulia F1041191026
Emilia F1041191036
Shiva Chairunnisa F1041191039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
A. Latar Belakang
Matematika adalah mata pelajaran yang selalu dijumpai disetiap jenjang
pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Hal tersebut
tidak terlepas dari pentingnya matematika dalam berbagai aspek kehidupan
manusia sehingga sangat penting untuk dikuasai oleh peserta didik. Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi masalah pengaturan suatu obyek
yang terdiri dari beberapa unsur, baik yang disusun dengan mempertimbangkan
urutan sesuai dengan posisi yang diinginkan maupun yang tidak. Salah satu
materi matematika yang berkaitan dengan hal itu yaitu materi kaidah pencacahan
yang wajib dipelajari pada kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA) Semester
2.
Berdasarkan kurikulum 2013 edisi revisi 2017 dalam materi kaidah
pencacahan peserta didik dituntut untuk menguasai dua kompetensi dasar, antara
lain:
3.3 4.3
Menganalisis aturan pencacahan Menyelesaikan masalah kotekstual
(aturan penjumlahan, aturan perkalian, yang berkaitan dengan kaidah
permutasi, dan kombinasi) melalui pencacahan (aturan penjumlahan,
masalah kontekstual aturan perkalian, permutasi, dan
kombinasi)

Dalam proses pembelajaran materi kaidah pencacahan seringkali dijumpai


banyak siswa yang kurang bahkan tidak paham dengan materi yang disampaikan
guru dan pada akhirnya menyebabkan kurang optimalnya suatu informasi yang
diserap sering di istilahkan dengan kesulitan belajar. Hal ini dapat diketahui dari
hasil pembelajaran peserta didik terhadap materi kaidah pencacahan yang masih
rendah karena masih banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan ketika
menyelesaikan soal.
Mulyono Abdurrahman(2012 : 9) mengatakan definisi tentang kesulitan
belajar secara umum dapat dikemukakan dalam 4 kriteria, (1) kemungkinan
adanya disfungsi otak ; (2) kesulitan dalam tugas-tugas akademik; (3) prestasi
belajar yang rendah jauh di bawah kapasitas inteligensi yang dimiliki ; dan (4)
tidak memasukkan sebab-sebab lain seperti karena tunagrahita (keterbelakangan
mental), gangguan emosional, hambatan sensori, ketidaak tepatan pembelajaran,
atau karena kemiskinan budaya.
Adanya kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika perlu
mendapat perhatian lebih. Dalam proses pembelajaran perlu juga dilihat,
dievaluasi, dan diperbaiki bahkan ditingkatkan tentang kualitas proses dan hasil
pembelajaran matematika, sehingga kesulitan belajar matematika yang terjadi
dan dialami mahasiswa pada materi dan topik bahasan tertentu dapat dianalisis
dan diberikan solusi atau pemecahannya, sehingga diharapkan akan terjadi
perubahan perilaku dan prestasi belajar matematika peserta didik (Ronald,
2014). Pada kompetensi dasar mengenai menganalisis aturan pencacahan (aturan
penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi) melalui masalah
kontekstual, kesulitan yang biasa dialami adalah kesulitan memahami konsep,
kesulitan memahami prosedur dan kesulitan pemodelan ke dalam bentuk
matematika.
Kesulitan-kesulitan siswa tersebut dapat mengakibatkan kesalahan dalam
menyelesaikan permasalahan kaidah pencacahan. Oleh karena itu, penulisan
makalah ini mencoba merincikan kesulitan yang dialami pada saat mempelajari
atau mengerjakan soal materi kaidah pencacahan.

B. Kajian Teori
Dari beberapa kesulitan yang mungkin bisa dialami pada latar belakang saat
mengerjakan materi kaidah pencacahan, maka pada kajian teori ini memuat
representasi materi kaidah pencacahan, penyebab kesulitan dan alternatif
pemecahan yang didapat untuk mengatasi kesulitan yang ada.
Kaidah pencacahan adalah suatu aturan yang digunakan untuk menghitung
atau menentukan banyaknya hasil yang memungkinkan dari suatu percobaan
tertentu atau suatu peristiwa tertentu. Kaidah pencacahan adalah prinsip dasar
dari menghitung atau biasa disebut kaidah penggandaan atau menggandakan.
Kaidah pencacahan secara umum memiliki prinsip dasar yaitu jika suatu
fenomena dapat terjadi dengan 𝑥 cara yang berbeda dan fenomena ini diikuti
oleh fenomena lain sebanyak 𝑦 cara, maka kedua kejadian tersebut dapat terjadi
sebanyak 𝑥 × 𝑦 cara. Terdapat beberapa metode dalam kaidah pencacahan di
antaranya aturan pengisian tempat (Filling Slots), permutasi dan kombinasi.
1) Aturan Pengisian Tempat
Jika suatu kejadian pertama dapat terjadi dalam 𝑚 cara dan kejadian kedua
dapat terjadi dalam 𝑛 cara, maka pasangan kejadian dapat terjadi dalam 𝑚𝑛
cara. Prinsip ini dapat digeneralisasikan untuk memasukan banyak kejadian
yang dapat terjadi dalam 𝑛1 , 𝑛2 , 𝑛3 , … , 𝑛𝑘 cara. Banyak 𝑘 kejadian dapat
terjadi dalam 𝑛1 , 𝑛2 , 𝑛3 , … , 𝑛𝑘 cara.
2) Permutasi
Permutasi 𝑟 unsur dari 𝑛 unsur yang berbeda (𝑟 ≤ 𝑛) adalah banyak susunan
yang berbeda dari 𝑟 unsur yang diambil dari 𝑛 unsur berbeda dengan
memperhatikan urutannya. Permutasi 𝑟 unsur dari 𝑛 unsur (𝑟 ≤ 𝑛)
dinotasikan dengan nPr, P(n, r), 𝑃𝑟𝑛 , 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝑛,𝑟 . Dan dirumuskan dengan
𝑛!
P(n, r) = (𝑛−1)! , dengan 𝑛 dan 𝑟 bilangan bulat.

Jika 𝑟 = 𝑛, rumus permutasi dia atas menjadi P(n, n) = 𝑛!.


Selain permutasi tersebut, dikenal juga beberapa permutasi khusus sebagai
berikut.
a. Permutasi dengan beberapa unsur yang sama
Permutasi dari 𝑛 unsur yang memuat 𝑘1 unsur yang sama dari jenis ke-
1, 𝑘2 unsur yang sama dari jenis ke-2, …, 𝑘𝑟 unsur yang sama dari jenis
ke-𝑟 (𝑘1 + 𝑘2 + ⋯ + 𝑘𝑟 ≤ 𝑛) dirumuskan dengan
𝑛!
𝑃= , dengan 𝑛 dan 𝑟 bilangan asli
𝑘1 !×𝑘2 !×…×𝑘𝑟 !

b. Permutasi siklis
Permutasi siklis adalah susunan terurut unsur-unsur yang membentuk
lingkaran (kurva tertutup). Secara umum permutasi siklis dari 𝑛 unsur
dirumuskan
𝑃 = (𝑛 − 1)! , dengan 𝑛 bilangan asli.

Notasi Faktorial
Untuk masing-masing bilangan bulat positif 𝑛, didefinisikan sebagai berikut
𝑛! = 𝑛 × (𝑛 − 1) × (𝑛 − 2) × (𝑛 − 3) × … .× 3 × 2 × 1
Untuk 𝑛 = 0 didefinisikan sebagai berikut
0! = 1

3) Kombinasi
Kombinasi 𝑟 unsur dari 𝑛 unsur yang berbeda (𝑟 ≤ 𝑛) adalah banyak
susunan berbeda dari 𝑟 unsur berbeda yang diambil dari 𝑛 unsur berbeda
tanpa memperhatikan urutan. Kombinasi 𝑟 unsur dari 𝑛 unsur (𝑟 ≤ 𝑛)
dinotasikan dengan nCr, C(n, r), 𝐶𝑟𝑛 , 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐶𝑛,𝑟 . Dan dirumuskan dengan
𝑛!
𝐶𝑟𝑛 =
𝑟! × (𝑛 − 𝑟)!
Hubungan permutasi dan kombinasi:
𝑃𝑟𝑛
𝑃𝑟𝑛 = 𝐶𝑟𝑛 × 𝑟! 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐶𝑟𝑛 = , dengan 𝑛 da 𝑟 bilangan asli.
𝑟!

Kesulitan yang sering dialami peserta didik dalam pembelajaran materi


kaidah pencacahan, antara lain
1. Kesulitan Memahami Konsep
Kesulitan dalam memahami konsep mengakibatkan kesalahan pada cara
menyelesaikan soal yang seharusnya menggunakan permutasi tetapi
dikerjakan dengan cara kombinasi atau bahkan sebaliknya. Selain itu, dalam
menggunakan rumus permutasi atau kombinasi kadang-kadang masih
terbalik. Kesulitan ini terjadi karena penyampaian materi ataupun proses
pembelajaran yang kurang tepat, sehingga menimbulkan kesulitan bagi
peserta didik untuk memahami setiap rumus-rumus yang diberikan. Hal ini
dikarenakan penjelasan langsung oleh guru maupun informasi tertulis di
dalam buku teks matematika sekolah kurang memfasilitasi pemaparan materi
yang rinci dan peserta didik cenderung menghafal rumus-rumus tanpa
pemahaman konsep secara jelas. Hal ini sejalan dengan penelitian Fakhrul
Jamal (2014: 18) kesulitan siswa dalam materi peluang adalah kurangnya
pemahaman siswa dalam memahami konsep peluang, sering salah
menggunakan rumus dalam menyelesaikan soal, juga kebiasaan guru dalam
belajar matematika hanya dengan cara mencatat saja di papan tulis. Contoh
kesalahan yang diakibatkan karena kurang memahami konsep
2. Kesulitan Menentukan Prosedur Yang Tepat dalam Menyelesaikan Soal
Hal ini mengakibatkan kesalahan prosedur yang sering dilakukan peserta
didik diantaranya kurang menuliskan tanda faktorial pada operasi permutasi
atau kombinasi, sehingga diperoleh hasil akhir salah. Kesulitan ini dapat
terjadi disebabkan peserta didik kurang memahami konsep pada materi
kaidah pencacahan, peserta didik kurang teliti dalam mengerjakan soal
terutama dalam perhitungan.
Contoh kesalahan prosedur dalam menyelesaikan soal

3. Kesulitan dalam membuat model matematika dari soal yang diberikan


Peserta didik bingung dalam menterjemhakan soal terkait materi kaidah
pencacahan ke dalam bentuk matematika, sehingga mengakibatkan
kesulitan dalam mengerjakan langkah berikutnya. Kesulitan ini dapat
disebabkan oleh faktor pengajaran dari guru yang kurang mengaitkan materi
kaidah pencacahan ke dalam permasalahan-permasalahan nyata dan dapat
disebabkan dari buku teks matematika sekolah yang juga memiliki
kandungan matematis cukup rendah dalam mengaitkan materi dengan cerita
kontekstual sehingga peserta didik tidak terbiasa mengerjakan soal-soal
tersebut.
Contoh kesalahan dalam membuat model matematika.
Alternatif pemecahan yang dapat dilakukan yaitu:
1. Meningkatkan pemahaman konseptual dan prosedural yang benar, karena
merupakan landasan yang memungkinkan terbentuknya pemahaman yang
benar terhadap konsep-konsep lain yang berhubungan, konsep yang lebih
kompleks, fakta, hukum, prinsip dan teori-teori dalam matematika. Terlebih
lagi jika diingat bahwa salah satu karakteristik dari konsep matematika
adalah adanya saling keterkaitan dan perkembangan dari konsep yang
sederhana menuju konsep yang lebih kompleks (Middlecamp dan Kean,
1989; Sastrawijaya, 1988). Pemahaman suatu konsep yang tidak benar
memungkinkan terbentuknya konsepkonsep lain berkaitan yang tidak benar
pula.
2. Guru dapat memberikan stimulus berupa tanya jawab kepada siswa. Solusi
ini mengakibatkan siswa terbiasa untuk bertanya kepada guru dan membuat
siswa mengungkapkan apa yang ia tidak pahami sehingga dapat
meningkatkan rasa ingin tahu pada siswa.
3. Mengulang kembali materi yang telah diajarkan oleh guru, dapat dilakukan
dengan belajar secara kelompok ataupun secara mandiri dengan
memanfaatkan bahan-bahan ajar selain yang digunakan di sekolah ataupun
media belajar berbasis teknologi
4. Siswa harus menguasai terlebih dahulu materi-materi dasar yang berkaitan
dengan materi kaidah pencacahan.

C. Kesimpulan
Kesulitan – kesulitan yang dialami dalam pembelajaran matematika materi
kaidah pencacahan, antara lain
1. Kesulitan memahami konsep,
• Cara menyelesaikan soal yang seharusnya menggunakan permutasi
tetapi dikerjakan dengan cara kombinasi atau bahkan sebaliknya.
• Penggunaan rumus permutasi atau kombinasi kadang-kadang masih
terbalik
2. Kesulitan memahami prosedur
• Peserta didik diantaranya kurang menuliskan tanda faktorial pada
operasi permutasi atau kombinasi, sehingga diperoleh hasil akhir salah.
3. Kesulitan dalam membuat model matematika dari soal yang diberikan
• Peserta didik bingung dalam menterjemhakan soal terkait materi kaidah
pencacahan ke dalam bentuk matematika.

Penyebab kesulitan dalam pembelajaran matematika ,ateri kaidah pencacahan,


antara lain:
1. Penyampaian materi ataupun proses pembelajaran yang kurang tepat,
sehingga menimbulkan kesulitan bagi peserta didik untuk memahami setiap
rumus-rumus yang diberikan.
2. Peserta didik kurang memahami konsep pada materi kaidah pencacahan,
peserta didik kurang teliti dalam mengerjakan soal terutama dalam
perhitungan.
3. Faktor pengajaran dari guru yang kurang mengaitkan materi kaidah
pencacahan ke dalam permasalahan-permasalahan nyata
4. Buku teks matematika sekolah yang memiliki kandungan matematis cukup
rendah dalam mengaitkan materi dengan cerita kontekstual

Solusi yang dapat dilakukan, antara lain:


1. Meningkatkan pemahaman konseptual dan prosedural yang benar
2. Guru memberikan stimulus berupa tanya jawab kepada peserta diidk
3. Peserta didik mengulang kembali materi yang telah diajarkan oleh guru,
dapat dilakukan dengan belajar secara kelompok ataupun secara mandiri
4. Peserta didik harus menguasai terlebih dahulu materi-materi dasar yang
berkaitan dengan materi kaidah pencacahan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka


Cipta.
Masykur, Moch dan Fathani, Abdul Halim. 2017. Mathematical Intelligence :
Cara Cerdas Melatih Otak Dan Menanggulangi Kesulitan Belajar.
Yogyakarta : Ar- Ruzzy Media.
Middlecamp, C. & Kean, E. 1985. Panduan Belajar Matematika Dasar. Jakarta:
Gramedia.
Ronald M, Mardiyana, Dewi R. 2014. Analisis Kesalahan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Persamaan Kuadrat Berdasarkan Taksonomi
Solopada Kelas X SMA Negeri 1 Plus Di Kabupaten Nabire Papua.
Diunduh dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id pada 10 Mei 2016.

You might also like