You are on page 1of 37

Kesetimbangan asam basa

(larutan air)

Bacaan lanjut:
James E. Brady, Neil D. Jespersen, Alison Hyslop. Chemistry 7 th Ed. Wiley
Raymond Chang, Kenneth A. Glodsby. Chemistry 10 th Ed. Mc Graw Hill
Pengantar
Sebelum melanjutkan bab ini, anda harus meninjau ulang
pemahaman anda mengenai:
1. Apakah yang dimaksud kesetimbangan?
2. Spesi yang terlibat dalam persamaan kesetimbangan
3. Definisi asam dan basa
4. Apakah yang dimaksud dengan asam kuat, asam lemah, basa
kuat dan basa lemah?

Pada bab ini, fokus pembahasan adalah senyawa asam dan basa
yang larut di dalam pelarut air.

O O
+ O O
+
+ –
O O
Air, pH dan notasi “p”
Fakta:
Air murni ternyata memiliki kemampuan yang lemah
untuk menghantarkan listrik. Hal ini tentu tidak mungkin
jika tidak terdapat ion di dalam air.

Siapakah ion tersebut?


Ternyata air dapat bereaksi dengan sesamanya
(autoionisasi) menghasilkan ion H3O+ dan OH¯. Adanya
ion-ion ini lah yang menyebabkan air murni mampu
menghantarkan listrik.

+
O + O O + –
O
Secara umum, persamaan reaksi adalah:
H2O(l) + H2O(l) → H3O+ (aq) + OH¯(aq)
atau
H2O(l) → H+(aq) + OH¯(aq)

Berdasarkan reaksi tersebut, maka dapat dituliskan


persamaan kesetimbangan sebagai berikut:
[ H 3 O ][OH ]
+ - [H + ][OH - ]
Kw = atau K w=
[H 2 O ]
[H 2 O ]
Pada bab sebelumnya, telah diketahui konsentrasi
air tetap sebesar ~55,6 M, maka persamaan di
atas
K = [ H O ] [ OH ]
w 3
+
atau
-
K w = [ H ] [ OH ] + -
Seperti tetapan kesetimbangan (K) yang lainnya,
nilai Kw tergantung kepada temperatur.

Larutan dikatakan netral ketika [H3O+] = [OH-],


sedangkan ketika [H3O+] > [OH-] bersifat asam dan
ketika [H3O+] < [OH-] bersifat basa

Pada 25 ºC Kw air adalah 1,0 x 10-14 sehingga


pada saat netral [H3O+] = [OH-] = 1,0 x 10-7M

Sistem penulisan konsentrasi ini, tentu tidak


mudah, sehingga digunakan istilah baru yaitu pH,
yang didefinisikan pH = - log [H+]
Temperatur Kw Berdasarkan data Kw air pada
(ºC)
berbagai temperatur di sebelah,
tentukan Benar/Salah
0 1,5 x 10-15
penyataan berikut:
10 3,0 x 10-15 1.Semakin tinggi temperatur,
maka pH netral air semakin
20 6,8 x 10-15 mengecil
25 1,0 x 10-14 Benar
2. Proses pemanasan akan
30 1,5 x 10-14 mengakibatkan air menjadi
semakin asam
37 2,5 x 10-14 Salah. Ingat pH menunjukkan
40 3,0 x 10-14 konsentrasi H+, bukan sifat
keasaman
50 5,5 x 10-14 3. pH netral selalu 7 pada
temperatur berapapun
60 9,5 x 10-14
Salah
Pertanyaan
1. Apakah penggunaan notasi p hanya ada pada pH?
Tentu tidak, notasi p dapat digunakan pada seluruh
perhitungan konsentrasi dan nilai tetapan
kesetimbangan. Sebagai contoh
pOH = -log [OH-] dan pKw = - log Kw
2. Apakah terdapat hubungan antara pH, pOH dan
pKw? Buktikan! Tiap ruas dikali -log
Iya.
Kw = [H3O+] [OH-] -log Kw = -log [OH-] + -log[H+]

pKw = pH + pOH 14 = pH + pOH (pada 25 ºC)


Asam dan basa kuat
Asam dan basa kuat akan terionisasi 100% di dalam
larutan, sehingga dapat dituliskan persamaan reaksi
sebagai berikut:
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl¯(aq)
atau secara singkat dapat dituliskan,
HCl(aq) → H+(aq) + Cl¯(aq) .......................(1)
sedangkan untuk basa adalah
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH¯(aq) ...............(2)
Untuk asam atau basa yang memiliki H+ atau OH¯ lebih
dari 1 dapat dituliskan
Ba(OH)2(aq) → Ba2+(aq) + 2 OH¯(aq) .......(3)
Untuk reaksi (1) dan (2) konsentrasi H+ atau OH¯ sama
dengan konsentrasi HCl dan NaOH, sedangkan untuk
Pertanyaan
Jika HCl(aq) memiliki konsentrasi 0,01 M, maka tentu saja
konsentrasi H+ adalah 0,01 M. Bagaimana dengan H+ yang
berasal dari air?
Apakah pOH dapat dihitung?

[H+] yang dihitung adalah konsentrasi total, sehingga dapat


dituliskan sebagai
[H+]total = [H+]HCl + [H+]air .........................(1)
Asumsi [H+]HCl jauh lebih besar dibandingkan, maka [H+]air
dapat diabaikan. Berdasarkan persamaan Kw air pada 25
ºC akan didapatkan [OH¯]air sebesar 1x10-12 M. Karena
[H+]air = [OH¯]air, maka [H+]air akan didapatkan sebesar 1x10-
12
M. Ketika nilai ini dimasukkan dalam persamaan (1),
maka akan didapatkan [H+]total sebesar 0,01 M, sehingga
asumsi ini benar. pOH tentu dapat dihitung menggunakan
Pertanyaan
Bagaimana jika konsentrasi HCl yang ada sangat encer,
misal 1x10-8 M pada temperatur 25 ºC?

Jika menggunakan cara sebelumnya, akan didapatkan pH 8.


Hal ini tentu tidak wajar karena HCl adalah asam, tidak
mungkin memiliki pH di atas 7 pada temperatur 25 ºC. Untuk
menyelesaikan masalah ini, maka kita perlu menggunakan
persamaan kesetimbangan untuk air
H2O(l) ⇌ H+(aq) + OH¯(aq)
m 1x10-8 -
r x x x
s 1x10-8+x x
Dengan memasukan nilai tersebut pada persamaan Kw air,
akan didapatkan nilai x = 9,5x10-8, sehingga [H+]total adalah
10,5x10-8 dan didapatkan pH = 6,98. Nilai ini masuk akal
karena lebih kecil dari 7 (nilai pH netral pada temperatur 25
Asam dan basa lemah monoprotik
Asam dan basa lemah tidak terionisasi sempurna di dalam
air, sehingga terjadi suatu reaksi kesetimbangan. Adanya
reaksi kesetimbangan tentu akan menyebabkan munculnya
tetapan kesetimbangan. Tetapan kesetimbangan yang ada
adalah Ka (asam) dan Kb (basa). Persamaan reaksi umum
dan tetapan kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan
sebagai
HA(aq) + H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + A¯(aq) asam
CH3COOH(aq) + H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + CH3COO¯(aq)
K a=[ H 3 O ][A ]
+ - + -
[BH ][OH ]
K b=
[ HA ] [ B]
B(aq) + H2O(l) ⇌ BH+(aq) + OH¯(aq) basa
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH¯(aq)
Pertanyaan
Apakah terdapat hubungan antara Ka dan Kb?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita tinjau reaksi
b [ 4 ] [ ]
+ -
kesetimbangan antara NH3 dan air. K = NH OH
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH¯(aq) [ NH 3 ]
3 3] [ H3O ]
NH4+ yang merupakan asam konjugasi dari NH [ NH juga akan +

bereaksi dengan air menurut reaksi K a=


NH4+(aq) + H2O(l) ⇌ NH3(aq) + H3O+(aq) [ 4]
NH
+

Bila kedua tetapan kesetimbangan dikalikan,


K b × K a =[NH 4 + ][OH - ] [NH 3 ][H 3 O + ]
× Semakin kuat suatu asam
[ 3]
NH [NH 4 ]
+
(nilai Ka yang besar), maka
akan lemah basa
K b× K a= [ OH - ] [ H 3 O + ] =K w konjugasinya (nilai Kb yang
kecil) dan sebaliknya.
Pertanyaan
Apakah terdapat hubungan antara persen ionisasi dan
nilai tetapan kesetimbangan asam dan basa?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami yang
dimaksud dengan persen ionisasi, persen ionisasi dapat dituliskan
dalam persamaan
mol terionisasi
×100 Jika volume sama menjadi %ionisasi= mol awal
mol terionisasi per liter ×100
%ionisasi=
mol awal per liter
Menggunakan definisi diatas, maka dapat dibuat stoikiometri reaksi
HA(aq) + H2O(l) ⇌ H3O+(aq) + A¯(aq) [ x ] ×[ x ]
K a=
m a - - [ a− x ] %ionisasi= x ×100
r -x -x +x +x Molar a
s a-x +x +x
Jika % ionisasi ≤ 5%, maka dapat diasumsikan [a-x]~[a] dan tetapan
[ x ] ×[ x ]
kesetimbangan dapat diserdehanakan menjadi K a=
[a]
dan %
ionisasi menjadi %ionisasi= √ K a ×[ a ]
×100 .
[a]

Ingat pendekatan di atas hanya bisa jika % ionisasi ≤ 5%, jika tidak
maka harus menggunakan penyelesaian persamaan kuadrat. Asumsi
di atas berlaku jika [HA]awal ≥ 100 x Ka, begitu juga dengan basa lemah.
Reaksi asam - basa
Mol Asam lemah (HA) Asam Lemah (HA)

Asam kuat > basa kuat Asam lemah > basa kuat
[H]+sisa = [HA]sisa [H ]=
+
mol HA
×K BUFFER

sisa
a
sisa
mol A
Asam kuat = basa kuat Asam lemah = basa kuat
Basa Kuat (BOH)

[H]+sisa = [OH]-sisa [OH − ]=



Kw
Ka
× [A − ]sisa

pH = 7 pada 25 oC Asam lemah < basa kuat


Asam kuat < basa kuat [OH]-sisa = [BOH]sisa
[OH]-sisa = [BOH]sisa
Asam kuat > basa lemah Asam lemah > basa lemah
[H]+sisa = [HA]sisa Bersifat asam
Asam kuat = basa lemah Asam lemah = basa lemah

sa Lemah (BOH)

[H + ]=
K w
× [B + ]sisa Tergantung nilai Ka dan Kb
Kb
Asam lemah < basa lemah
Bersifat basa
Asam kuat < basa
mollemah
BO H Nilai pH tidak dibahas pada
[ OH − ] = +
sisa
×K b
bab ini
BUFFER
sisa
mol B
Buffer/Penyangga
Apakah yang dimaksud dengan buffer?
Buffer adalah larutan yang mengandung asam dan basa
konjugasi yang mampu menjaga pH ketika sedikit asam atau
basa kuat ditambahkan.

Bagaimana cara membuat buffer?


Terdapat 2 cara membuat buffer
1. Mencampurkan asam/basa lemah berlebih dan basa/asam
kuat
2. Mencampurkan asam/basa lemah dan basa/asam konjugasi

Bagaimana cara buffer bekerja?


Buffer bekerja dengan menjaga perbandingan asam dan basa
konjugasi dalam larutan ketika terjadi penambahan sedikit
asam/basa kuat. Penambahan dalam jumlah kecil tidak akan
terlalu mempengaruhi perbandingan asam dan basa konjugasi
penyusun buffer.
Apakah yang dimaksud dengan kapasitas buffer?
Kapasitas buffer adalah kemampuan buffer untuk
mempertahankan pH larutan. Kapasitas buffer dihitung
dengan menjumlahkan konsentrasi asam dan basa
konjugasi.

Bagaimana memilih buffer untuk pH tertentu?


Perbandingan konsentrasi antara asam dan basa konjugasi
disarankan berada pada rentang 0,1-10 untuk
menghasilkan buffer yang baik. Pada perbandingan
dibawah 0,1 dan diatas 10, maka sedikit penambahan
asam/basa kuat akan mengubah pH secara drastis. Buffer
yang paling efektif memiliki perbandingan asam dan basa
konjugasi sebesar 1. Pada kondisi ini pH = pKa, sehingga
dapat disimpulkan buffer yang dipilih tergantung pada pH
yang diinginkan. Buffer yang dipilih haruslah memiliki nilai
pKa yang sedekat mungkin dengan pH yang diinginkan.
Dari manakah persamaan buffer didapat?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita fokus pada pembuatan buffer dengan cara 1 dan reaksi
antara asam lemah (CH3COOH) dan basa kuat (NaOH). Diketahui nilai K a CH3COOH adalah
1,8 x 10-5. CH 3 COO − ][H + ]
Reaksi yang terjadi adalah K a=
[
CH3COOH(aq) + OH-(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H2O(aq) [CH 3 COOH ]
Kita misalkan pada akhir reaksi [CH3COOH] = a M, sedangkan [CH3COO-] = b M untuk
menghasilkan buffer yang baik dengan kekuatan buffer a+b M. Di dalam air akan terjadi reaksi
ionisasi
K a [CH 3 COOH ] (1,8 x 10 -5 )(a− x )
[H ]=
+
=
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H+(aq) ......(1) [CH 3 COO− ] (b+x )
m a b -
mol HA sisa (a )
r -x +x +x [ H ]+ = -
× K a=
(b )
×K a
mol A
s a-x b+x x sisa

Ketika a > 100 Ka dan b > 100 Ka serta volume total sama, maka dapat diserdehanakan menjadi

Pada penambahan sedikit asam kuat, maka akan terjadi reaksi


CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
Pada penambahan sedikit basa kuat, maka akan terjadi reaksi
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(aq)
Pada penambahan x M asam kuat (y <<< b), maka+ reaksi adalah
mol HA sisa (a+y )
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq) [H ] = mol A -sisa × K a = (b− y )× K a
m b y a
r -y -y +y
s b-y - a+y
Kemudian terjadi reaksi kesetimbangan ionisasi CH 3COOH dalam air dan pendekatan yang
Contoh soal
Sebanyak 50 mL larutan asam asetat, CH3COOH 0,1 M (Ka = 1,8 x 10-5) direaksikan dengan
20 mL larutan NaOH 0,12 M.
a. Hitung pH larutan.
b. Hitung pH larutan ketika ditambahkan 0,5 mL NaOH 0,1 M
c. Hitung pH larutan ketika ditambahkan 0,1 mL HCl 0,1 M
Jumlah CH3COOH = 50 mL x 0,1 M = 5 mmol molCH 3 COOH × K a 2,6×1,8 x 10 -5
[ H ]=
+
=
Jumlah NaOH = 15 mL x 0,12 M = 2,4 mmol molCH 3 COO− 2,4
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(aq)
[ H + ] = 1,95 x 10 -5 M ;p H = 4,71
m 5 mmol 2,4 mmol - -
r - 2,4 mmol - 2,4 mmol + 2,4 mmol + 2,4 mmol
s 2,6 mmol - + 2,4 mmol + 2,4 mmol

[CH3COOH] = 2,6 mmol / 70 mL = 0,037 M


[CH3COO-] = 2,4 mmol / 70 mL = 0,034 M
[CH 3 COOH ]× K a (0,037 − x )×1,8 x 10 -5
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H+(aq) [......(1)
H + ]= =
m 0,037 0,034 - [CH 3 COO

] (0,034 +x )
r -x +x +x
s 0,037 - x 0,034 + x + x

Asumsi x diabaikan (karena 0,037 dan 0,034 > 100 K a) maka didapatkan [H+] = 1,96 x 10-5 M
(1,9588 x 10-5 M), pH = 4,71
Tanpa pengabaian maka didapatkan [H+] = 1,96 x 10-5 M (1,9589 x 10-5 M), pH = 4,71
Dari data yang dihasilkan dapat disimpulkan pengabaian tidak memberikan hasil yang
berbeda, sehingga pengabaian dapat dilakukan. Selain itu perhitungan langsung dari mol
Penambahan 0,5 mL NaOH 0,1 M akan menggeser pH larutan ke basa. NaOH yang bersifat
basa akan bereaksi dengan CH3COOH yang ada di larutan dan menggeser kesetimbangan
menurut reaksi
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(aq)
M 2,6 mmol 0,05 mmol 2,4 mmol -
R - 0,05 mmol - 0,05 mmol + 0,05 mmol + 0,05 mmol
s 2,55 mmol - + 2,45 mmol + 0,05 mmol
molCH 3 COOH × K a 2,55×1,8 x 10 -5
[H + ]= = [H + ]= 1,87 x 10 -5 M ;pH = 4,73
molCH 3 COO− 2,45

Penambahan 0,5 mL HCl 0,1 M akan menggeser pH larutan ke asam. HCl yang bersifat basa
akan bereaksi dengan CH3COO- yang ada di larutan dan menggeser kesetimbangan menurut
reaksi
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
M 2,4 mmol 0,05 mmol 2,6 mmol
R - 0,05 mmol - 0,05 mmol + 0,05 mmol
s 2,35 mmol - + 2,65 mmol
molCH 3 COOH × K a 2,65×1,8 x 10 -5 [H + ]= 2,03 x 10 -5 M ;pH = 4,69
[H + ]= −
=
molCH 3 COO 2,35

Hasil perhitungan menunjukkan tidak terdapat perubahan yang signifikan ketika dilakukan
sedikit penambahan asam atau basa kuat ke larutan buffer. Buffer di atas memiliki kekuatan
buffer sebesar 0,071.

Tugas : 1. Buktikan bahwa kekuatan buffer tersebut adalah 0,071.


2. Buktikan bahwa ketika ratio asam-basa konjugasi 0,1-10, maka pKa ± 1.
Garam lemah - kuat
Garam lemah - kuat terjadi jika garam yang ada
berasal dari asam/basa kuat dan basa/asam lemah
seperti NH4Cl yang terbentuk dari reaksi antara
basa sangat lemah (Cl-) dan asam lemah (NH4+).
Ketika garam ini dilarutkan ke dalam air maka akan
terjadi reaksi ionisasi
NH4Cl(s) → NH4+(aq) + Cl-(aq)
NH4+ yang merupakan basa lemah akan bereaksi[NH ][H O ]
3 3
+
K =
lebih lanjut dengan air menurut reaksi a
[ NH ]
4
+

NH4+(aq) + H2O(l) ⇌ NH3(aq) + H3O+(aq)


Karena Ka X Kb = Kw, maka nilai Ka pada reaksi
tersebut dapat dihitung, dan pH larutan dapat
ditentukan.
Pertanyaan
Untuk pasangan garam yang berasal dari asam kuat dan
basa lemah buktikan bahwa pH dapat dihitung berdasarkan

persamaan [H ] = K × [ B ]
+ w
Kb
+
sisa

Menggunakan persamaan yang telah didapatkan sebelumnya


dan persamaan reaksi
[ NH ] [ H O ] +

NH4 (aq) + H2O(l) ⇌ NH3(aq) + H3O (aq)


3 3
+ + K =
[ NH ]
a +
4

m a
r -x -x +x +x
s a-x +x +x

maka akan didapatkan [NH3] = [H+] sehingga tetapan


kesetimbangan dapat dituliskan[H ]= √K × [N H ]
+
a 4
+

Kemudian adanya hubungan antara Ka dan Kb, dan


melakukan subsitusi Ka, maka akan dapat dibutikan
persamaan perhitungan [H+] seperti rumus di atas.
Asam dan basa poliprotik
Pada bagian sebelumnya, kita fokus membahas
mengenai molekul asam atau basa yang hanya mampu
melepaskan satu H+ atau OH-. Tipikal asam atau basa ini
disebut sebagai asam atau basa monoprotik. Pada
kenyataannya, terdapat asam atau basa yang mampu
melepaskan dua H+ atau OH- (diprotik) ataupun tiga
(triprotik) bahkan lebih.

Asam sulfat Asam karbonat Asam askorbat Dopamin

Ingat, konsep asam-basa konjugasi memungkinkan asam poliprotik sekaligus


dapat berfungsi sebagai basa poliprotik
Pertanyaan
Kita sering menuliskan reaksi ionisasi H2CO3 menurut
persamaan reaksi kesetimbangan berikut:
H2CO3(aq) ⇌ 2 H+(aq) + CO32-(aq)
Apakah persamaan reaksi ini benar? Apakah jika direaksikan
dengan NaOH akan memberikan produk Na2CO3?
Jawaban untuk kedua pertanyaan di atas bisa benar dan bisa
salah, tergantung sistem yang diamati. Untuk pertanyaan
pertama, reaksi tersebut benar jika yang dimaksud adalah
reaksi total, tetapi jika yang dimaksud adalah reaksi asam-
basa konjugasi, maka jawabannya adalah salah. Reaksi
tersebut bukanlah pasangan reaksi asam-basa konjugasi.
Ingat pasangan asam-basa konjugasi haruslah terpisah oleh
sebuah asam atau basa.
Reaksi yang benar untuk pasangan asam basa konjugasi
adalah K =
[H ][HCO ]
+
3

[ H ] [ CO ]
a1
[H CO ] + 2-

H2CO3(aq) ⇌ H (aq) + HCO3 (aq)


+ - 2 3 3
K =
[ HCO ]
a2 −
3

- + 2-
Reaksi antara H2CO3 dan NaOH dapat menghasilkan Na2CO3 ketika perbandingan mol
antara NaOH dan H2CO3 > 1. Ketika perbandingannya ≤ 1, maka tidak akan diamati
terbentuknya Na2CO3.
Hal yang perlu diperhatikan adalah asam akan bereaksi terlebih dahulu dengan basa
terkuat, ketika seluruh basa terkuat telah habis bereaksi dan masih terdapat sisa asam,
maka asam tersebut akan bereaksi dengan basa terkuat berikutnya. Hal ini akan terus
berlangsung hingga tidak terdapat sisa basa yang dapat bereaksi dengan sisa asam. Hal
ini juga berlaku sebaliknya untuk basa berlebih.
Menggunakan informasi di atas, maka dapat dituliskan reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
H2CO3(aq) + NaOH → NaHCO3(aq) + H2O(l) Tahap 1
NaHCO3(aq) + NaOH → Na2CO3(aq) + H2O(l) Tahap 2
Sebagai akibat dari tahapan di atas, akan diamati beberapa kondisi yaitu:
1. Sebelum penambahan NaOH, pH larutan hanya ditentukan oleh ionisasi H 2CO3 (Ka1
dan Ka2)
2. Saat penambahan sedikit NaOH, maka akan diamati sistem buffer H2CO3 dan
NaHCO3
3. Pada titik ekivalen 1 (mol H2CO3 = mol NaOH), maka pH ditentukan oleh ionisasi
NaHCO3
4. Pada penambahan NaOH setelah titik ekivalen 1, maka akan diamati sistem buffer
NaHCO3 dan Na2CO3
5. Pada titik ekivalen 2 (mol NaHCO3 = mol NaOH), maka pH ditentukan oleh ionisasi
Na2CO3
6. Pada penambahan NaOH setelah titik ekivalen 2, maka pH ditentukan oleh NaOH
Kondisi 1
Pada kondisi ini, H2CO3 akan melepaskan ion H+ sebanyak 2
tahap menurut reaksi
H2CO3(aq) ⇌ H+(aq) + HCO3-(aq) Ka1 = 4,3 x 10-7
HCO3-(aq) ⇌ H+(aq) + CO32-(aq) Ka2 = 5,6 x 10-11
 [H+]equi = [H+]tahap 1 + [H+]tahap 2
Oleh karena Ka1 >> Ka2, maka dapat diasumsikan [H+]tahap 2 <<
[H+]tahap 1, sehingga [H+]equi ≈ [H+]tahap 1
 [H2CO3]equi = [H2CO3]awal - [HCO3-]equi - [CO32-]tahap 2
 [HCO3-]equi = [HCO3-]tahap 1 - [CO32-]tahap 2
Oleh karena [H+]tahap 2 << [H+]tahap 1 dan [CO32-]tahap 2 = [H+]tahap 2, maka
dapat diasumsikan [CO32-]tahap 2 << [HCO3-]tahap 1, sehingga
[HCO3-]equi ≈ [HCO3-]tahap 1
 [CO32-]equi =[CO32-]tahap 2
Akibat lebih lanjut adalah [HCO3-]equi = [H+]equi dan Ka2 = [CO32-]equi
Ingat, pada bagian sebelumnya, kita telah membuktikan
bahwa asumsi tersebut akan berlaku ketika [HA] > 100 x K
Kondisi 2
Pada kondisi ini akan terjadi reaksi
H2CO3(aq) + NaOH → NaHCO3(aq) + H2O(l)
m a y
r -y -y +y +y
s a-y - +y +y
Reaksi lebih lanjut adalah reaksi pada kondisi 1.
Menggunakan asumsi-asumsi pada kondisi 1
yang telah dibahas sebelumnya dan asumsi pada
sistem buffer, maka dapat disimpulkan bahwa
[ H 2 CO 3 ]
[ H + ]= ×Ka1
[ HCO 3 −
]

Ingat asumsi ini harus didukung oleh [H2CO3] dan


[HCO3-] > 100 x Ka1
Kondisi 3
Pada kondisi 3 akan terjadi 2 macam reaksi yaitu
HCO3-(aq) ⇌ H+(aq) + CO32-(aq) Ka2
HCO3-(aq) + H2O (l) ⇌ H2CO3(aq) + OH-(aq) Kb1
Mentotalkan kedua reaksi di atas akan didapatkan
2 HCO3-(aq) ⇌ H2CO3(aq) + CO32-(aq) K = Ka2 x Kb1
Pada reaksi tersebut terlihat bahwa [HCO3-] pada
kedua reaksi sama. [ ][
[
K a1 =
]
] [ ][
H + HCO 3−
[ ]
H 2 CO 3
] K a2 =
H + CO3 2-
HCO 3−

Menggunakan definisi dan


kemudian melakukan K = subsitusi [HCO -], maka
+ 2
[ CO ] [ H ] 3
2-

K [ H CO ]
a1
a2 2 3 3

akan didapatkan [H + ]=
; selain
√K a1× K a2itu [H 2CO3]
= [CO32-] maka didapatkan
Definisi di atas hanya berlaku jika [HCO3-] tidak
Kondisi 4
Pada kondisi ini akan terjadi reaksi
NaHCO3(aq) + NaOH → Na2CO3(aq) + H2O(l)
m a y
r -y -y +y +y
s a-y - +y +y
Reaksi lebih lanjut adalah reaksi pada kondisi 1.
Menggunakan asumsi-asumsi pada kondisi 1
yang telah dibahas sebelumnya dan asumsi pada
sistem buffer, maka dapat disimpulkan[ HCObahwa
] −
[ H ]=
+ 3
× Ka2
[ CO 3 2- ]
Ingat asumsi ini harus didukung oleh [HCO3-] dan
[CO3-] > 100 x Ka2
Kondisi 5
Kondisi 5 merupakan kebalikan dari kondisi 1. Pada kondisi
ini, CO32- akan bereaksi menurut reaksi
CO32-(aq) + H2O(l) ⇌ OH-(aq) + HCO3-(aq) Kb1 = 1,8 x 10-4
HCO3-(aq) + H2O(l) ⇌ OH-(aq) + H2CO3(aq) Kb2 = 2,3 x 10-8
 [OH-]equi = [OH-]tahap 1 + [OH-]tahap 2
Oleh karena Kb1>>Kb2, maka dapat diasumsikan
[OH-]tahap 2<<[OH-]tahap 1, sehingga [OH-]equi ≈ [OH-]tahap 1
 [CO32-]equi = [CO32-]awal - [HCO3-]equi - [H2CO3]tahap 2
 [HCO3-]equi = [HCO3-]tahap 1 - [H2CO3]tahap 2
Oleh karena [OH-]tahap 2 << [OH-]tahap 1 dan [H2CO3]tahap 2 = [OH-]tahap 2,
maka dapat diasumsikan [H2CO3]tahap 2 << [HCO3-]tahap 1, sehingga
[HCO3-]equi ≈ [HCO3-]tahap 1
 [H2CO3]equi =[H2CO3]tahap 2
Akibat lebih lanjut adalah [HCO3-]equi = [OH-]equi dan Kb2 = [H2CO3]equi
Ingat, pada bagian sebelumnya, kita telah membuktikan
bahwa asumsi tersebut akan berlaku ketika [BOH] > 100 x
Kondisi 6
Penambahan NaOH setelah melewati titik ekivalen 2,
mengakibatkan kelebihan NaOH tidak dapat bereaksi
dengan asam sehingga hanya akan menaikkan pH
larutan.
NaOH merupakan basa kuat (terionisasi sempurna di
dalam air), sehinggal [OH]tidak bereaksi = [OH]equi , dan pH
dapat dihitung seperti perhitungan basa kuat.
Hal yang perlu diperhatikan adalah volume larutan
adalah volume total larutan (volume H2CO3 + volume
NaOH). Penambahan NaOH akan menyebabkan pH
larutan akan naik dari waktu ke waktu. Jika perhitungan
menunjukkan terjadinya penurunan pH, maka hal ini
mengindikasikan pengabaian yang tidak boleh
dilakukan.
Titrasi dan indikator
Pada semester lalu, kita telah membahas tentang titrasi.
Pada titrasi dikenal 2 istilah yaitu titik akhir titrasi dan titik
ekivalen. Titik ekivalen adalah titik (volume) ketika mol
titran dan mol titer ekivalen sama. Titik akhir adalah titik
ketika titrasi dihentikan. Pada aplikasinya, titik akhir
diusahakan sedekat mungkin dengan titik ekivalen.

Ketika mol titran ekivalen dengan mol titer, maka pada


kesetimbangan mol kedua senyawa ini akan ≈ 0.
Menggunakan asumsi ini, maka titik ekivalen dapat
diperkirakan. Pengamatan titik akhir terkadang
membutuhkan bantuan indikator. Umumnya indikator
yang digunakan adalah indikator warna. Pada titrasi
asam basa, indikator yang dipilih haruslah memiliki
perubahan warna yang mencolok pada daerah sekitar
titik ekivalen.
Apakah kita dapat memilih indikator lain misal metil jingga yang
memiliki rentang pH 3,2-4,4?

Pada pH < 3,2 berwarna merah sedangkan pH > 4,4 berwarna


jingga. Jawaban untuk pertanyaan ini adalah tentu saja dapat,
karena tidak ada larangan untuk memilih indikator ini. Tetapi, kita
harus ingat bahwa titik ekivalen yang kita inginkan memiliki pH 7.

Jika menggunakan indikator metil jingga tentu kita tidak dapat


mengamati perubahan warna ketika pH ini dicapai. Kita maksimal
hanya bisa mengamati perubahan warna pada pH 4,4, sehingga
pemilihan indikator ini tidak baik.

Indikator asam basa pada umumnya adalah suatu senyawa asam


lemah organik yang memiliki perbedaan warna dalam bentuk asam
dan basa konjugasinya. Oleh karena itu, tentu saja setiap indikator
memiliki nilai Kindikator. Hubungan antara indikator dan pH adalah
HIn(aq) ⇌ H+(aq) + In-(aq)
warna asam warna basa
Titrasi asam kuat – basa kuat
Gambarkan sketsa kurva titrasi antara HCl dan NaOH.
Untuk menjawab soal ini, kita asumsikan titer adalah 25 mL HCl 0,1 M dan titran NaOH
0,1 M. Reaksi yang terjadi adalah
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Terdapat 4 keadaan yang akan diamati yaitu:
1. Sebelum titrasi dimulai
Pada kondisi ini, hanya ada HCl 0,1 M. Karena HCl adalah asam kuat maka [H +] =
[HCl], sehingga pH = 1
2. Penambahan titran tetapi sebelum ekivalen
Misalkan yang ditambahkan adalah 15 mL larutan NaOH 0,1 M, sehingga akan
didapatkan +
-3
1 x 10 mol
[ H ]= =0,025 M
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) -3
(25+15) x 10 liter
m 2,5 mmol 1,5 mmol
r 1,5 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol pH = 1,6
s 1,0 mmol - 1,5 mmol 1,5 mmol
3. Penambahan titran hingga titik ekivalen
Titik ekivalen akan tercapai ketika volume NaOH adalah 25 mL sehingga pH = 7
4. Penambahan titran melewati titik ekivalen
Misalkan yang ditambahkan adalah 30 mL larutan NaOH 0,1 M, sehingga akan
-3
didapatkan [OH - ]=
0,5 x 10 mol
=9,09110 -3 M
-3
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) (25+30) x 10 liter
m 2,5 mmol 3,0 mmol
r 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol pH = 11,96
s - 0,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
Titrasi asam lemah dan basa kuat
Gambarkan sketsa kurva titrasi antara CH 3COOH dan NaOH.
Untuk menjawab soal ini, kita asumsikan titer adalah 25 mL CH 3COOH (Ka = 1,8x10-5) 0,1 M dan
titran NaOH 0,1 M. Reaksi yang terjadi adalah
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Terdapat 4 keadaan yang akan diamati yaitu:
1. Sebelum titrasi dimulai
Pada kondisi ini, hanya ada CH3COOH 0,1 M. Menggunakan perhitungan dan asumsi pada asam
lemah, maka [H+] = 1,34x10-3, sehingga pH = 2,87
2. Penambahan titran tetapi sebelum ekivalen
Misalkan yang ditambahkan adalah 15 mL larutan NaOH 0,1 M, sehingga akan didapatkan
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Sistem buffer
m 2,5 mmol 1,5 mmol [H+] = 1,2x10-5 M
r 1,5 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol pH = 4,92 [ H + ]= 1 mmol ×1,8 x 10 -5
s 1,0 mmol - 1,5 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol
3. Penambahan titran hingga titik ekivalen
Titik ekivalen akan tercapai ketika volume NaOH adalah 25 mL,
[OH sehingga
-
] = 5,27x10akan didapatkan
-6
M
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l) pH = 8,72


m 2,5 mmol 2,5 mmol 1 x 10
-14
2,5 mmol
-
r 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol [OH ]= ×
1,8 x 10
-5
50 mL
s - - 2,5 mmol 2,5 mmol
4. Penambahan titran melewati titik ekivalen
-3
Misalkan yang ditambahkan adalah 30 mL larutan NaOH 0,1 M, sehingga akan
0,5 x 10 moldidapatkan
[OH - ]= =9,09110-3 M
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l) -3
(25+30) x 10 liter
m 2,5 mmol 3,0 mmol
r 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol pH = 11,96
s - 0,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
Titrasi asam kuat dan basa lemah
Gambarkan sketsa kurva titrasi antara NH 3 dan HCl.
Untuk menjawab soal ini, kita asumsikan titer adalah 25 mL NH 3 (Kb = 1,8x10-5) 0,1 M dan titran HCl
0,1 M. Reaksi yang terjadi adalah
NH3(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq)
Terdapat 4 keadaan yang akan diamati yaitu:
1. Sebelum titrasi dimulai
Pada kondisi ini, hanya ada NH3 0,1 M. Menggunakan perhitungan dan asumsi pada asam lemah,
maka [OH-] = 1,34x10-3, sehingga pH = 11,13
2. Penambahan titran tetapi sebelum ekivalen
Misalkan yang ditambahkan adalah 15 mL larutan HCl 0,1 M, sehingga akan didapatkan
NH3(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq)
Sistem buffer
m 2,5 mmol 1,5 mmol [OH-] = 1,2x10-5 M
r 1,5 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol pH = 9,08 [OH - ]= 1 mmol ×1,8 x 10 -5
s 1,0 mmol - 1,5 mmol 1,5 mmol
3. Penambahan titran hingga titik ekivalen
Titik ekivalen akan tercapai ketika volume NaOH adalah 25 mL,
[Hsehingga
+
] = 5,27x10akan-6didapatkan
M
NH3(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq) pH = 5,28


m 2,5 mmol 2,5 mmol 1 x 10
-14
2,5 mmol
+
r 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol [ H ]= ×
1,8 x 10 50 mL
-5
s - - 2,5 mmol
4. Penambahan titran melewati titik ekivalen -3
Misalkan yang ditambahkan adalah 30 mL larutan NaOH 0,1 M, 0,5 x 10akan
sehingga
+ mol didapatkan
[ H ]= -3
=9,091 10-3 M
NH3(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq) (25+30) x 10 liter
m 2,5 mmol 3,0 mmol pH = 2,04
r 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
s - 0,5 mmol 2,5 mmol
Titrasi asam diprotik – basa kuat
Titrasi asam diprotik akan memberikan 2 titik
ekivalen sehingga dapat digambarkan sebagai
berikut

Untuk asam dan basa poliprotik lainnya, akan


mengikuti pola yang sama.
Terimakasih

You might also like