You are on page 1of 15

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

FIQH Dr. AZNI, M.Ag

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

OLEH :

KELOMPOK 10

TAUFIQUR ROHMAN (11940211850)

GUNAWAN SAPUTRA (11940211797)

LOKAL 3C
BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah subhanahu wata’ala, yang telah
memberikan kekuatan dan petunjuk kepada kami. Sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah ini. Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, Rasul suri
tauladan umat manusia hingga akhir zaman.

Makalah ini merupakan tugas kelompok untuk mata kuliah Fiqh yang di berikan oleh
dosen mata kuliah yang bersangkutan. Makalah dengan judul “hak dan kewajiban suami istri”.

Kami berharap, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan di jadikan acuan dalam
perkuliahan Fiqh. Di balik itu semua tentunya kami sadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna, baik dari segi tulisan maupun dari segi bobot dan isinya, oleh karena itu kami
berharap ada kritikan dan saran demi kebaikan kami semua.

Siak, 13 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHALUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
1. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI...................................................4
2. HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTRI................................................................4
3. HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI TERHADAP SUAMI................................................................6
4. HAK DAN KEWAJIBAN BERSAMA SUAMI DAN ISTRI.........................................................7
BAB III......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

iii
iv
BAB I

PENDAHALUAN

A. Latar Belakang

Islam memandang hubungan antara suami dan istri bukan hanya sekedar kebutuhan
semata. Tetapi lebih dari itu Islam telah mengatur dengan jelas bagaimana sebuah hubungan agar
dibangun atas dasar cinta kepada Allah Swt. Oleh karena itu untuk memwujudkan keluarga yang
diliputi oleh ketenangan, diselimuti cinta kasih dan jalinan yang diberkahi. Islam telah
mengajarkan kepada Nabi bagaimana jalinan antara suami dan istri ini bisa sejalan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hak dan kewajiban serta apa yang menimbulkan terjadinya hak dan
kewajiban ?
2. Apa saja hak dan kewajiban suami terhadap istri ?
3. Apa saja hak dan kewajiban istri kepada suami ?
4. Apa saja hak dan kewajiban bersama antara suami dan istri ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui apa saja hak dan kewajiban serta apa yang menimbulkan terjadinya hak
dan kewajiban !
2. Mengetahui apa saja hak dan kewajiban suami terhadap istri !
3. Mengetahui apa saja hak dan kewajiban istri kepada suami !
4. Mengetahui apa saja hak dan kewajiban bersama antara suami dan istri !
2
3
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI

Hak adalah kekuasaan seseorang untuk melakukan sesuatu sedangkan kewajiban sesuatu
yang harus di kerjakan. Berbicara tentang kewajiban suami dan hak suami istri alangkah baiknya
kita mengetahui apakah sebenarnya kewajiban dan hak itu. Drs.H.Sidi Nazar Bakry dalam buku
karanganya yaitu “kunci keutuhan rumah tangga yang Sakinah” mendefenisikan bahwa
kewajiban dengan sesuatu harus dipenuhi dan dilaksanakan dengan baik. Sedangkan hak adalah
sesuatu yang harus diterima.
Dari defenisi di atas dapat kita simpulkan bahwa kewajiban suami istri adalah sesuatu
yang harus suami laksanakan dan penuhi untuk istrinya. Sedangkan kewajiban istri adalah
sesuatu yang harus istri laksanakan dan lakukan untuk suaminya. Begitu juga dengan pengertian
hak suami adalah sesuatu yang harus diterima suami dari istrinya. Sedangkan hak isteri adalah
sesuatu yang harus di terima isteri dari suaminya. Dengan demikian kewajiban yang dilakukan
oleh suami merupakan upaya untuk memenuhi hak isteri. Demikain juga kewajiban yang
dilakukan istri merupakan upaya untuk memenuhi hak suami, sebagaimana yang di jelaskan
Rasulullah SAW:

‫اﻻ إن ﻟﮝﻢ ﻋﻠﻰ ﻧﺴﺎﺋﮝﻢ ﺣﻗﺎ ﻮﻟﻨﺴﺎﺋﮝﻢﻋﻠﻴﮑﻢ ﺣﻗﺎ‬

Artinya : “ketahuilah, sesungguhnya kalian mempunyai hak yang harus (wajib) ditunaikan oleh
isteri kalian dan kalianpun memiliki hak yang harus (wajib) kalian tunaikan” (HR; Shahil ibnu
Majh no.1501, Tirmidzi II 315 no.1173 den Ibnu Majah I 594 no.1815).

2. HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTRI

Hak-hak dalam perkawinan itu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: hak bersama, hak isteri
yang menjadi kewajiban suaminya dan hak suami yang menjadi kewajiban isteri.

4
1. Hak bersama-sama

Hak bersama-sama antara suami dan isteri adalah sebagai berikut:

a. Halal bergaul antara suami isteri dan masing masing dapat bersenang-senang
antara satu sama lain.

b. Terjadi mahram semenda : isteri menjadi mahram ayah suami, kakeknya, dan
seterunya ke atas, demikian pula suami menjadi mahram ibu isteri, neneknya,
dan seterusnya ke atas.

c. Terjadi hubungan waris-mewaris antara suami dan isteri sejak akad nikah di
laksanakan. Isteri berhak menerima waris atas peninggalan suami. Demikian
pula, suami berhak waris atas peninggalan isteri, meskipun mereka belum
pernah melakukan pergaulan suami isteri.

d. Anak yang lahir dari isteri bernasab pada suaminya (apabila pembuahan
terjadi sebagai hasil hubungan setelah menikah).

e. Bergaul dengan baik antara suamidan isteri sehingga tercipta kehidupan yang
harmonis dan damai. Hal ini telah di jelaskan dalam Al-quran surah An.nisa
ayat 19 yang memerintahkan:

ِ ْ‫َوعَا ِش ُر ه َُّن بِ ْال َم ْعرُو‬


‘…………… ) ‫ف … (النسا‬

dan gaulilah isteri-isterimu itu dengan baik”

Mengenai hak dan kewajiban bersama suami isteri, Undang-Undang Perkawinan


menyabutkan dalam Pasal 33 sebagai berikut, “Suami isteri wajib cinta-mencintai, hormat-
menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain”.

5
3. HAK DAN KEWAJIBAN ISTRI TERHADAP SUAMI

Hak- hak isteri yang menjadi kewajiban suami dapat di bagi menjadi dua, yaitu : hak- hak
kebendaan, yaitu mahar (maskawin) serta nafkah, dan hak-hak bukan bendaan, misalnya berbuat
adil di antara para isteri (dalam perkawanan poligami), tidak berbuat hal-hal yang merugikan
isteri dan sebagianya.

a. hak-hak kebendaan

a) Mahar (maskawin)

QS. An-Nisa ayat 24 memerintahkan, “dan berikanlah maskawin kepada


perempuan-perempuan (yang kamu nikahi ) sebagai pemberian wajib. Apabila
mereka dengan senang hati memberikan berbagia maskawin kepadamu. Ambillah
dia sebagai makanan sedap lagi baik akibatnya.
Dari ayat Al-Qur’an tersebut dapat di peroreh suatu pengertian bahwa
maskawin itu adalah harta pemberian wajib dari suami terhadap istri, dan
merupakan hak penuh bagi isteri yang tidak boleh diganggu oleh suami, suami
hanya di benarkan ikut makan maskawin apabila diberikan oleh isteri dengan
sukarela.

b) Nafkah

Nafkah adalah mencukupkan segala keperluan isteri, meliputi makan,


pakaian, tempat tinggal, pembantu rumah tangga, dan pengobatan, meskipun isteri
tergolong kaya. QS. Ath-Thalaq ayat 6 menyatakan “tempatkanlah isteri-isteri
dimana kamu tinggal menurut kemampuanmu; jangalah kamu menyusahkan
isteri-isteri untuk menyempitkan hati mereka. Apabila isteri-isteri yang kamu
talak itu dalam keadaan hamil, berikanlah nafkah kepada mereka hingga
bersalin….”
Dari ayat di atas dapat di simpulkan pula bahwa nafkah merupakan

6
kewajiban suami dalam membahagiakan isterinya baik lahir maupun batin dengan
cara mencukupkan kebutuhan yang dapat memcukupkan segala kekurangannya
dengan maksud meringankan beban padanya.

b. Hak-hak bukan kebendaan

Hak- hak bukan kebendaan yang wajib ditunaikan suami terhadap isterinya, disimpulkan
dalam perintah QS. An-Nisa ayat 19 agar para suami menggaui isterinya dengan makruf dan
bersabar terhadap hal-ahal yang tidak disayangi, yang terdapat pada isteri. Menggauli isteri
dengan makruf dapat mencakup:

a) Sikap menghargai, menghormati, dan perlakuan-perlakuan yang baik, serta meningkatkan


taraf hidupnaya dalam bidang-bidang agama, akhlak, dan ilmu pengetahuan yang di perlukan.

b) Melindungi dan menjaga nama baik isteri.


Suami berkewajiban melindungi isteri serta menjaga nama baiknya. Hal ini tidak berarti bahwa
suami tidak harus menutup-nutupi kesalahan yang memang terdapat pada isteri. Namun, adalah
sebuah kewajiban suami agar tidak membeberkan kesalahan-kesalahan isteri kepada orang lain.

c) Memenuhi kebutuhan kodrat (hajat) biologis isteri


Hajat biologis adalah kodrat pembawaan hidup. Oleh karena itu, suami wajib memperhatikan
hak isteri dalam hal ini. Ketentraman dan keserasian hidup perkawinan antara lain ditentukan
oleh faktor hajat biologis ini. Kekecewaan yang dialami dalam masalah ini dapat menimbulkan
keretakan dalam hidup perkawinan, bahkan tidak jarang terjadi penyelewengan isteri disebabkan
adanya perasaan kecewa dalam hal ini.

4. HAK DAN KEWAJIBAN BERSAMA SUAMI DAN ISTRI

7
Hak-hak suami yang wajib dipenuhi isteri hanya merupakan hak-hak bukan kebendaan
sebab menurut hukum Islam isteri tidak dibebani kewajiban kebendaan yang diperlukan untuk
mencukupkan kebutuhan hidup keluarga. Bahkan, lebih diutamakan isteri tidak usah ikut bekerja
mencari nafkah jika suami memang mampu memenuhi kewajiban nafkah keluarga dengan baik.
Hal ini dimaksudkan agar isteri dapat mencurahkan perhatiannya untuk melaksanakan kewajiban
membina keluarga yang sehat dan mempersiapkan generasi yang saleh. Kewajiban ini cukup
berat bagi isteri yang memang benar-benar akan melaksanakan dengan baik.
Namun, tidak dapat dipahamkan bahwa Islam dengan demikian menghendaki agar isteri tidak
pernah melihat dunia luar, agar isteri selalu berada di rumah saja. Yang dimaksud ialah agar
isteri jangan sampai ditambah beban kewajibannya yang telah berat itu dengan ikut mencari
nafkah keluarga. Berbeda halnya apabila keadaan memang mendesak, usaha suami tidak dapat
menghasilkan kecukupan nafkah keluarga. Dalam batas-batas yang tidak memberatkan, isteri
dapat diajak ikut berusaha mencari nafkah yang diperlukan itu.
Hak-hak suami dapat disebutkan pada pokoknya ialah hak ditaati mengenai hal-hal yang
menyangkut hidup perkawinan dan hak memberi pelajaran kepada isteri dengan cara yang baik
dan layak dengan kedudukan suami isteri.
1) Hak di taati
Q.S. An-Nisa : 34 mengajarkan bahwa kaum laki-laki (suami) berkewajiban memimpin kaum
perempuan (isteri) karena laki-laki mempunyai kelebihan atas kaum perempuan (dari segi kodrat
kejadiannya), dan adanya kewajiban laki-laki memberi nafkah untuk keperluan keluarganya.
Isteri-isteri yang saleh adalah yang patuh kepada Allah dan kepada suami-suami mereka serta
memelihara harta benda dan hak-hak suami,meskipun suami-suami mereka dalam keadaan tidak
hadir, sebagai hasil pemeliharaan Allah serta taufik-Nya kepada isteri-isteri itu. Hakim
meriwayatkan dari ‘Aisyah r.a. :

َ َ‫اس َأ ْعظَ ُم َحقَّا َعلَى ْال َمرْ َأ ِة ؟ ق‬


ْ َ‫ قَال‬.‫ زَ وْ ُجهَا‬: ‫ال‬
:‫ت‬ ِ َّ‫ اَىُّ الن‬: ‫ت رسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم‬
ُ ‫ َس ْأل‬: ‫ت‬
ْ َ‫ع َْن عَاِئ َشةَ قَال‬
)‫ اُ ُّمهُ (رواه الحا كم‬: ‫ال‬ ِ َّ‫فََأ ىُّ الن‬
َ َ‫اس اَ ْعظَ ُم َحقَّا عَل َى ال َّر ُج ِل ؟ ق‬
Artinya:“Dari Aisyah, ia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah SAW : Siapakah
orang yang paling besar haknya terhadap perempuan? Jawabnya : Suaminya. Lalu
saya bertanya lagi: Siapakah orang yang paling besar haknya terhadap laki-laki?
Jawabannya:

8
Ibunya.”
Dari bagian pertama ayat 34 Q.S. : An-Nisa tersebut dapat diperoleh ketentuan bahwa
kewajiban suami memimpin isteri itu tidak akan terselenggara dengan baik apabila
isteri tidak taat kepada pimpinan suami. Isi dari pengertian taat adalah :
1. Isteri supaya bertempat tinggal bersama suami di rumah yang telah disediakan
2. Taat kepada perintah-perintah suami, kecuali apabila melanggar larangannya
3. Berdiam di rumah, tidak keluar kecuali dengan izin suami
4. Tidak menerima masuknya seseorang tanpa izin suami
2) Hak memberi pelajaran
Bagian kedua dari ayat 34 Q.S. An-Nisa mengajarkan, apabila terjadi kekhwatiran
suami bahwa isterinya bersikap membangkang (nusyus), hendaklah nasihat secara
baik-baik. Apabila dengan nasihat, pihak isteri belum juga mau taat, hendaklah suami
berpisah tidur dengan isteri. Apabila masih belum juga kembali taat, suami
dibenarkan member pelajaran dengan jalan memukul (yang tidak melukai dan tidak
pada bagian muka).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewajiban suami istri adalah sesuatu yang harus suami laksanakan dan penuhi untuk istrinya.
Sedangkan kewajiban istri adalah sesuatu yang harus istri laksanakan dan lakukan untuk
suaminya. Begitu juga dengan pengertian hak suami adalah sesuatu yang harus diterima suami
dari istrinya. Sedangkan hak isteri adalah sesuatu yang harus di terima isteri dari suaminya.
Dengan demikian kewajiban yang dilakukan oleh suami merupakan upaya untuk memenuhi hak
isteri.
Hak-hak dalam perkawinan itu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: hak bersama, hak isteri yang
menjadi kewajiban suaminya dan hak suami yang menjadi kewajiban isteri.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya. Apabila dalam penulisan makalah ini
ada kesalahan, kami atas nama penulis memohon untuk memberikan kritik, saran dan
masukannya untuk membangun agar menuju kesempurnaan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Audah, Abdul Qadir. Tanpa tahun. At-Tasyri’ Al-Jina’iy Al-Islamy. Beirut: Dar Al-Kitab
Al-‘Araby.
Basyir, Ahmad Azhar, H., 2007. Hukum Perkawinan Islam. Cet. 11 Yogyakarta: UII Press.
Furqan, H. Arif, dkk. 2002. Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum. Jakarta: Departemen Agama RI,
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Ghozali, Abdul Rahman, Prof., DR., M.A., 2008. Fiqih Munakahat. Cet. 3 Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup.
Hanafi, Ahmad. 1990. Asas-Asas Hukum Pidana Islam Cet. 4. Jakarta: Bulan Bintang.
Kumpulan Hadits Riwayat Bukhary dan Muslim. 2002.
Prof. Dr. H.M.A Tihami, M.A., M.M , Drs. Sohari Sahrani, M.M., M.H. Fiqh Munakahat (kajian
Fiqh Nikah Lengkap). Jakarta: Rajawali Pers, 2010, cet. ke-2.

11

You might also like