You are on page 1of 17

A.

Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin
(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel
darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 1$ g/dl dan eritrosit kurang dari $1& pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar
hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37&, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan
pen*erminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan +ungsi tubuh. Se*ara
+isiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia dide+inisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb
sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala
dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak
adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)
Anemia gravis / Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah sehingga
terjadi gangguan per+usi O2 ke jaringan tubuh. Disebut Anemia gravis yang artinya
berat dan nilai Hb di bawah 7 g/dl sehingga memerlukan tambahan umumnya
melalui trans+usi. Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel
darah merah, kualitas hemoglobin dan volume pa*ked red bloods *ells (hematokrit)
per 100 ml darah (Pri*e, 2006 1 256).
B. Etiologi
1. Hemolisis (eritrosit mudah pe*ah)3
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. De+isiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi de+isiensi besi, +oli* a*id,
piridoksin, vitamin 4 dan *opper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu1
1. 5urang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
asam +olat, vitamin 4, dan unsur/unsur yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. 7anita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak
dan dia tidak memiliki *ukup persediaan zat besi.
3. 5ehamilan. 7anita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap
zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
$. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus/menerus di
saluran pen*ernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat
menyebabkan anemia.
5. Obat/obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan
lambung (aspirin, anti in+l amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil 5B, antiarthritis,
dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). 8ni dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin
B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya
dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel
darah merah.
9. Pada anak/anak, anemia dapat terjadi karena in+eksi *a*ing tambang, malaria,
atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
C. Manifestasi Klinik
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang/kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
pu*at. Pu*at oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
$. <akikardi dan bising jantung (peningkatan ke*epatan aliran darah) Angina (sakit
dada)
5. Dispnea, na+as pendek, *epat *apek saat akti+itas (pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan G8 dan 4HF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)

D. Patofisiologi
Adanya suatu anemia men*erminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. 5egagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,
invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel +agositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera dire+leksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal > 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
s*lera).
Apabila sel darah merah mengalami penghan*uran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan mun*ul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin
plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdi+usi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria).
5esimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghan*uran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak men*ukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar11. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.
derajat proli+erasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan *ara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
E. Klasifikasi Anemia
5lasi+ikasi berdasarkan pendekatan +isiologis1
1. Anemia hipoproli+erati+, yaitu anemia de+isiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh de+ek produksi sel darah merah, meliputi1
a. Anemia aplastik
Penyebab1
1) Agen neoplastik/sitoplastik
2) <erapi radiasi
3) Antibioti* tertentu
$) Obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, +enilbutason
5) Benzene
6) 8n+eksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala/gejala1
1) Gejala anemia se*ara umum (pu*at, lemah, dll)
2) De+isiensi trombosit1 ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran
*erna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan sara+ pusat.
3) Mor+ologis1 anemia normositik normokromik

b. Anemia pada penyakit ginjal 1


Gejala/gejala1
1) @itrogen urea darah (BU@) lebih dari 10 mg/dl
2) Hematokrit turun 20/30&
3) Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi

*. Anemia pada penyakit kronis


Berbagai penyakit in+lamasi kronis yang berhubungan dengan anemia
jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna
yang normal). 5elainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru,
osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan

d. Anemia de+isiensi besi


Penyebab1
1) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
menstruasi
2) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
3) 5ehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)
Gejala/gejalanya1
1) Atropi papilla lidah
2) Lidah pucat, merah, meradang
3) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
4) Morfologi: anemia mikrositik hipokromik

e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
1) Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
2) Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor
3) Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik,
infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.

2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan
oleh destruksi sel darah merah:
a. Pengaruh obat-obatan tertentu
b. Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik
kronik
c. Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
d. Proses autoimun
e. Reaksi transfusi
f. Malaria

Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
DERAJAT WHO NCI
Derajat 0 (nilai normal) >11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL
Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL
Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/dL < 6.5 g/dL

F. Komplikasi
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. Gagal jantung
2. Kejang.
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. 5emampuan mengolah in+ormasi yang didengar menurun

G. Pemeriksaan Pen)n*ang
1. 5adar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar
Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar +olat, vitamin B12, hitung
trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin
parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron/binding *apa*ity serum
3. Pemeriksaan diagnosti* untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta
sumber kehilangan darah kronis.

H. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk men*ari penyebab dan mengganti darah
yang hilang1
1. Anemia aplastik1
a. <ransplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresi+ dengan globolin antitimosit(A<G)
2. Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam +olat
b. 5etersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis3
5ebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya,
besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb
meningkat.
$. Anemia pada de+isiensi besi
a. Di*ari penyebab de+isiensi besi
b. Menggunakan preparat besi oral1 sul+at +eros, glukonat +erosus dan +umarat
+erosus.
5. Anemia megaloblastik
a. De+isiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
di+isiensi disebabkan oleh de+ekabsorbsi atau tidak tersedianya +aktor intrinsik
dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi 8M.
b. Untuk men*egah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
*. Anemia de+isiensi asam +olat penanganannya dengan diet dan penambahan
asam +olat 1 mg/hari, se*ara 8M pada pasien dengan gangguan absorbsi.

I. Diagnosa Ke&erawatan
1. Per+usi jaringan tidak e+ekti+ b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
2. De+isit perawatan diri b.d kelemahan
3. Resiko in+eksi
$. 8ntoleransi akti+itas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
5. Resiko Jatuh
6. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi per+usi
7. 5etidake+ekti+an pola na+as b.d keletihan
9. 5eletihan b.d anemia
J. Intervensi Keperawatan

TUJUAN
DIANGOSA
N DAN
KEPERAW INTERVENSI
O KRITERIA
ATAN
HASIL
1 Per+usi Setelah Peripheral Sensation
jaringan dilakukan Management (Manajemen
tidak e+ekti+ tindakan sensasi perifer)
b/d keperawatan 1. Monitor adanya daerah tertentu
penurunan selama FFF yang hanya peka terhadap
konsentrasi jam per+usi panas/dingin/tajam/tumpul
Hb dan jaringan klien 2. Monitor adanya paretese
darah, adekuat dengan 3. 8nstruksikan keluarga untuk
suplai kriteria 1 mengobservasi kulit jika ada lesi
oksigen 1. Membran atau laserasi
berkurang mukosa $. Gunakan sarun tangan untuk proteksi
merah 5. Batasi gerakan pada kepala, leher dan
2. 5onjungti punggung
va tidak 6. Monitor kemampuan BAB
anemis 7. 5olaborasi pemberian analgetik
3. Akral 9. Monitor adanya tromboplebitis
hangat D. Diskusikan menganai
$. <anda/ penyebab perubahan sensasi
tanda vital
dalam
rentang
normal

2 De+isit
perawatan Setelah NIC :
diri b/d dilakukan Self Care assistane : ADLs
kelemahan tindakan 1. Monitor kemempuan klien untuk
+isik keperawatan perawatan diri yang mandiri.
selama FFF. 2. Monitor kebutuhan klien untuk alat/alat
jam kebutuhan bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
mandiri klien berhias, toileting dan makan.
terpenuhi 3. Sediakan bantuan sampai klien mampu
dengan kriteria secara utuh untuk melakukan self-care.
1. Klien 4. Dorong klien untuk melakukan aktivitas
terbebas sehari-hari yang normal sesuai
dari bau kemampuan yang dimiliki.
badan 5. Dorong untuk melakukan secara mandiri,
2. Menyatakan tapi beri bantuan ketika klien tidak
kenyamana mampu melakukannya.
n terhadap 6. Ajarkan klien/ keluarga untuk
kemampuan mendorong kemandirian, untuk
untuk memberikan bantuan hanya jika pasien
melakukan tidak mampu untuk melakukannya.
ADLs 7. Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai
3. Dapat kemampuan.
melakukan 8. Pertimbangkan usia klien jika
ADLS mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-
dengan hari.
bantuan

3 Resiko Setelah NIC 5


infeksi dilakukan Infection Control (Kontrol infeksi)
tindakan 1.Bersihkanlingkungansetelahdipakaip
keperawatan asienlain
selama ………. 2. Pertahankanteknikisolasi
jam status 3. Batasipengunjung bila perlu
imun klien 4.Instruksikan pada pengunjung untuk
meningkat mencuci tangan saat berkunjung dan
dengan kriteria setelah berkunjung meninggalkan
1. Klien pasien
bebas dari 5.Gunakan sabun antimikrobia untuk
tanda dan cuci tangan
gejala 6.Cuci tangan setiap sebelum dan
infeksi sesudah tindakan kperawtan
2. Menunjuk 7.Gunakan baju, sarung tangan sebagai
kan alat pelindung
kemampua 8.Pertahankan lingkungan aseptik
n untuk selama pemasangan alat
mencegah 9.Ganti letak IV perifer dan line central
timbulnya dan dressing sesuai dengan petunjuk
infeksi umum
3. Jumlah 10. Gunakan kateter intermiten untuk
leukosit menurunkan infeksi kandung kencing
dalam 11. Tingktkan intake nutrisi
batas 12. Berikan terapi antibiotik bila perlu
normal
4. Menunjuk Infection Protection (&roteksi terhada&
kan infeksi)
perilaku 1.Monitor tanda dan gejala infeksi
hidup sistemik dan lokal
sehat 2. Monitor hitung granulosit, WBC
3. Monitor kerentanan terhadap infeksi
4. Batasi pengunjung
5.Saring pengunjung terhadap penyakit
menular
6.Partahankan teknik aspesis pada pasien
yang beresiko
7. Pertahankan teknik isolasi k/p
8.Berikan perawatan kuliat pada area
epidema
9.Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
10. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
11. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
12. Dorong masukan cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
16. Ajarkan cara menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan infeksi
18. Laporkan kultur positif

4 Intoleransi Setelah Toleransi aktivitasi 5


aktifitas b.d dilakukan 1. Menentukan penyebab intoleransi
ketidakseimb tindakan aktivitas&menentukan apakah penyebab
angan suplai keperawatan dari fisik, psikis/motivasi
dan selama …….. 2. Observasi adanya pembatasan klien
kebutuhan klien dapat dalam beraktifitas.
oksigen beraktivitas 3. Kaji kesesuaian aktivitas&istirahat klien
dengan kriteria sehari-hari
a. Berpartisipa 4. ↑ aktivitas secara bertahap, biarkan
si dalam klien berpartisipasi dapat perubahan
aktivitas posisi, berpindah & perawatan diri
fisik dgn 5. Pastikan klien mengubah posisi secara
TD, HR, bertahap. Monitor gejala intoleransi
RR yang aktivitas
sesuai
2. / 6. 5etika membantu klien berdiri, observasi
Menyatakan gejala intoleransi spt mual, pu*at,
gejala pusing, gangguan kesadarantanda vital
memburukn 7. Lakukan latihan ROM jika klien tidak
ya e+ek dari dapat menoleransi aktivitas
ORmenya 9. Bantu klien memilih akti+itas yang
takan mampu untuk dilakukan
onsetnya
segera
3. /7arna kulit
normal,han
gatkering
$. Memverbali
sa/sikan
pentingnya
aktivitasse*
a/ra
bertahap
5. Mengekspre
sikan
pengertian
pentingnya
keseimbang
an
latihanisti
rat
6. Peningkatan
toleransi
aktivitas

5 Gangguan Setelah Tera&i Oksigen


pertukaran dilakukan 1. Bersihkan mulut, hidung dan se*ret
gas b.d tindakan trakea
ventilasi/ keperawatan 2. Pertahankan jalan na+as yang paten
per+usi selama FF.. 3. Atur peralatan oksigenasi
status $. Monitor aliran oksigen
respirasi 1 5. Pertahankan posisi pasien
pertukaran gas 6. Onservasi adanya tanda tanda
membaik hipoventilasi
dengan 7. Monitor adanya ke*emasan pasien
kriteria 1 terhadap oksigenasi
1. Mendemons
trasikan Vital sign Monitoring
peningkatan 1. Monitor <D, nadi, suhu, dan RR
ventilasi 2. 4atat adanya +luktuasi tekanan darah
dan 3. Monitor GS saat pasien berbaring,
oksigenasi duduk, atau berdiri
yang $. Auskultasi <D pada kedua lengan
adekuat dan bandingkan
2. Memelihara 5. Monitor <D, nadi, RR, sebelum,
kebersihan selama, dan setelah aktivitas
paru paru 6. Monitor kualitas dari nadi
dan bebas 7. Monitor +rekuensi dan irama
dari tanda pernapasan
tanda 9. Monitor suara paru
distress D. Monitor pola pernapasan abnormal
perna+asan 10. Monitor suhu, warna, dan
3. Mendemons kelembaban kulit
trasikan 11. Monitor sianosis peri+er
batuk 12. Monitor adanya *ushing triad
e+ekti+ dan (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
suara na+as peningkatan sistolik)
yang bersih, 13. 8denti+ikasi penyebab dari perubahan
tidak vital sign
ada sianosis
dan dyspneu
(mampu
mengeluark
an sputum,
mampu
berna+as
dengan
mudah,
tidak
ada pursed
lips)
$. <anda tanda
vital dalam
rentang
6 5etidake+ekt normal Airway Management
i+an pola Setelah 1. Buka jalan na+as, guanakan teknik
na+as b.d dilakukan *hin li+t atau jaw thrust bila perlu
tindakan 2.Posisikan pasien untuk
keperawatan memaksimalkan ventilasi
selama FF.F 3.8denti+ikasipasienperlunyapemasanga
status respirasi nalatjalanna+asbuatan
klien membaik $. Pasang mayo bila perlu
dengan kriteria
1. Mendemonst 5. Lakukan+isioterapi dada jikaperlu
rasikan 6.5eluarkansekretdenganbatukatausu*t
batuk e+ekti+ ion
dan suara 7. Auskultasisuarana+as,
na+as yang *atatadanyasuaratambahan
bersih, tidak 9. Lakukansu*tionpada mayo
ada sianosis D. Berikanbronkodilator bila perlu
dan dyspneu 10. Berikanpelembabudara5assabasah@a
(mampu 4lLembab
mengeluarka 11. Aturintakeuntuk*airanmengoptimalk
n sputum, ankeseimbangan.
mampu
berna+as
dengan
mudah, tidak
ada pursed
lips)
2. Menunjukka
n jalan na+as
yang paten
(klien tidak
merasa
ter*ekik,
irama na+as,
+rekuensi
perna+asan
dalam
rentang
normal,
tidak ada
suara na+as
abnormal)
3. <anda <anda
vital dalam
rentang
normal
(tekanan
darah, nadi,
perna+asan)
Setelah
7 5eletihan b.d Energi mana*emen
anemia dilakukan 1. Monitor respon klien terhadap aktivitas
tindakan takikardi, disritmia, dispneu, pu*at, dan
keperawatan jumlah respirasi
selama 2. Monitor dan *atat jumlah tidur klien
FF.. 3. Monitor ketidaknyamanan atauu nyeri
.keletihan klien selama bergerak dan aktivitas
teratasi dengan $. Monitor intake nutrisi
kriteria 1 5. 8nstruksikan klien untuk men*atat tanda/
1. 5emampua tanda dan gejala kelelahan
n aktivitas 6. Jelakan kepada klien hubungan kelelahan
adekuat dengan proses penyakit
2. Mempertah 7. 4atat aktivitas yang dapat meningkatkan
ankan kelelahan
nutrisi 9. Anjurkan klien melakukan yang
adekuat meningkatkan relaksasi
3. 5eseimbang D. <ingkatkan pembatasan bedrest dan
an aktivitas aktivitas
dan istirahat
$. Menggunak
an teknik
energi
konservasi
5. Mempertah
ankan
interaksi
sosial
6. Mengidenti+
ikasi +aktor/
+aktor +isik
dan
psikologis
yang
menyebabk
an
kelelahan
7. Mempertah
ankan
kemampuan
untuk
konsentrasi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6.
Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing $utcomes Classification (N$C) (econd )dition.
New Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. *encana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) (econd
)dition. New Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA +005-+006. Jakarta:
Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan /edikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku (aku Diagnosis Keperawatan, edisi 0. EGC :
Jakarta

You might also like