You are on page 1of 16

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Ejournal of industrial system portal (Kementerian Perindustrian)

85

EKSPLORASI PEWARNAAN TEKNIK SMOCK KOMBINASI TRITIK JUMPUTAN


UNTUK PRODUK FASHION
Exploration Staining Techniques Tritik Jumputan Smock Combination for Fashion
Products

*Suryawati Ristiani, Irianti Nugrahani


Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta, Indonesia
Email: ristianijogja@gmail.com

Tanggal Masuk: 12 September 2014


Tanggal Revisi: 27 Oktober 2014
Tanggal Disetujui: 5 November 2014

ABSTRAK
Kain tritik jumputan merupakan salah satu jenis kerajinan tekstil dari Jawa. Jumlah industri pembuat
kain tritik jumputan semakin berkurang, sehingga perlu dilakukan pengembangan motif pada tritik
jumputan agar lebih menarik. Smock adalah salah satu teknik keterampilan menjahit dan menyulam
tangan, yaitu teknik tusukan menjahit untuk membuat kerutan-kerutan yang menghasilkan motif
menarik sesuai pola tertentu. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan pengembangan teknik smock
sebagai teknik dalam pewarnaan yang dikombinasikan dengan teknik tritik jumputan sehingga dapat
meningkatkan daya saing produk fashion tritik jumputan. Metode dalam kegiatan ini adalah
melakukan survey langsung ke industri tritik jumputan serta eksplorasi literatur. Data-data yang
diperoleh kemudian dianalisa dari segi proses maupun desain motifnya. Tahap berikutnya dilakukan
ujicoba pewarnaan dengan mengkombinasikan dua teknik yaitu teknik smock dan teknik tritik
jumputan. Ujicoba yang dilakukan tercipta desain motif baru yang indah. Hasil kegiatan diperoleh 23
desain motif baru. Pengamatan visual menunjukkan hasil pewarnaan yang paling optimal adalah pada
kain mori Primissima. Berdasarkan hasil uji labolatorium, tekstil kerajinan ini mempunyai ketahanan
luntur warna terhadap pencucian, keringat, dan sinar yang bagus, dengan nilai hasil uji 4 – 5.
Sedangkan nilai ketahanan luntur warna terhadap gosokan, adalah 3. Dapat dikatakan hasil pewarnaan
dengan mengkombinasikan dua teknik ini memenuhi standar kualitas sebagai produk bahan sandang.
Ujicoba pasar yang dilakukan menunjukkan bahwa ternyata respon masyarakat sangat bagus. Hasil uji
kesukaan responden mendapatkan nilai sangat bagus sebanyak 55%, dan bagus sebanyak 45%.Teknik
pewarnaan smock kombinasi tritik jumputan ini prosesnya sederhana, tidak memerlukan alat khusus,
sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber daya ekonomi yang signifikan.

Kata kunci: Teknik jumputan, teknik Smock, kain tritik jumputan, fashion

ABSTRACT
Tritik jumputan is one kind of craft textile from Java. The number of craftsmen in this
industrial craft is diminishing from time to time. Therefore it is necessary to execute
improvement on its motive so that it will be more attractive. Smock is one technique in hand-
sewing and embroidery. It is a needling technique to create wrinkles stitches that produce
attractive motive in accordance with certain pattern. The objective of this research is to carry
out an expansion on smock technique as a technique in coloring method that is combined
with tritik jumputan technique so that it can enhance its commercial value as a fashion
product. The method of this research is by direct surveys on the industry and also by literary
exploration. Then, the data are analyzed from the process and motive design point of view.
The next stage is executing an experiment in coloring process by combining two techniques
namely smock technique and tritik jumputan technique. From the result of the experiment, it
creates new beautiful motive design. From this research it creates 23 new motive designs.
Visual observation shows that the most optimal result of coloring process is on primissima
86 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , Vol. 31, No. 2, Desember 2014, 85-100

cloth. Based on the laboratory test, this textile craft has resistance of color fastness toward
washing, perspiration and fine light with the test result 4-5. While, the grade of color fastness
toward ribbing is 3. Thus, it can be said that the result of coloring process that combines
these two techniques accomplish quality standard as clothing material product. The market
trial shows that the people respond toward this product is apparently excellent. The result of
the respondent keen test derives very good grade 55% and good grade 45%. The process of
smock coloring technique combined with tritik jumputan is simple and does not need specific
tools so that it is potential to develop becoming significant economical source.
Key words: jumputan technique, smock technique, kain tritik jumputan, fashion

PENDAHULUAN tangan, yaitu teknik tusukan menjahit untuk


Kain tritik jumputan merupakan salah membuat kerutan-kerutan yang
satu kerajinan tekstil dari Jawa. Motif tritik menghasilkan motif menarik, sesuai pola
jumputan selain ada di Jawa juga terdapat tertentu (Haswadi, 2010).
di daerah Palembang, Banjarmasin, Lombok, Biasanya bahan yang yang telah diberi
Sulawesi dan Bali. (Handoyo, 2008). Di motif smock dapat langsung dibuat untuk
daerah Banjarmasin, teknik pewarnaan ini berbagai jenis produk misalnya baju, tas,
lebih dikenal dengan istilah Sasirangan. sarung bantal, selop dan lain sebagainya.
Berbeda dengan batik yang sudah Dalam kegiatan ini teknik smock digunakan
memasyarakat, tritik jumputan masih kurang untuk teknik pewarnaan. Bentuk kegiatan
dikenal masyarakat luas, dilihat dari masih program ini adalah melakukan eksplorasi
sangat jarang bahan tritik jumputan dibuat pewarnaan teknik smock yang
produk busana. Bahkan di Jawa, jumlah dikombinasikan dengan teknik tritik
Industri Kecil Menengah pembuat tritik jumputan dan membuat prototif produknya.
jumputan juga semakin berkurang.
Sebagai salah satu sumber daya budaya, Teknologi Smock
tritik jumputan apabila dikembangkan maka Teknik smock adalah teknik menghias
akan menjadi sumber daya ekonomi yang kain dengan cara mengerut yang dikerjakan
signifikan. Teknik tritik jumputan dapat pada kain yang dapat dibagi (kain motif
dikombinasikan dengan teknik lain, atau kotak, garis atau motif titik-titik). Bila
dapat juga dilakukan pengembangan dalam smock dikerjakan diatas kain polos maka
segi desain motifnya. Oleh karena itu perlu pada kain tersebut harus diberi tanda-tanda
dilakukan upaya-upaya untuk titik atau garis. Smock Jepang adalah smock
memasyarakatkan tritik jumputan secara yang bentuknya gelembung-gelembung atau
nasional, terutama untuk produk fashion, cekungan-cekungan. Bentuknya demikian
antara lain dengan melakukan maka bahan yang digunakan hendaklah
pengembangan teknik tritik jumputan. yang lunak serta tidak mudah kusut
Diminatinya tritik jumputan diharapkan (Susilowati, 2011). Gelembung atau
dapat menumbuhkan kembali industri cekungan terbentuk oleh beberapa bagian
kerajinan tritik jumputan yang sekarang ini (sudut-sudut) tertentu yang dihubungkan
sudah sangat jarang. dengan dimatikan, maka perlu pertolongan
Smock merupakan salah satu teknik garis-garis pada bagian buruk/belakang
keterampilan menjahit dan menyulam bahan, sehingga bahan yang dismock harus
E k s p l o r a s i P e w a r n a a n T e k n i k S m o c k . . , R i s t i a n i | 87

polos. Desain smock Jepang berupa kotak- - Indigosol Yellow IGK : kuning
kotak selebar satu atau dua cm yang - Indigosol Green IB : hijau
langsung dibuat pada bagian buruk kain - Indigosol Blue O4B : biru muda
dengan pensil. Smock Jepang banyak - Indigosol Grey IBL : abu-abu
digunakan untuk menghiasi pakaian, tas, - Indigosol Brown IRRD : coklat
sarung bantal kursi, sprei, dekorasi pada - Indigosol Pink R : merah muda
kursi pengantin dan lain-lain. - Indigosol Orange HR : orange
- Indigosol Violet 2 K : ungu
Teknologi Tritik Jumputan Zat pembantu pencelupan menggunakan
Kain tritik jumputan dan sasirangan natrium nitrit dan asam klorida/HCl.
adalah kain yang didapat dari proses
pewarnaan rintang dengan menggunakan Standar resep pencelupan zat warna
bahan perintang seperti tali, benang atau Indigosol
sejenisnya menurut corak-corak tertentu. - Zat warna Indigosol 4 – 6 g/l
Pada dasarnya teknik pewarnaan rintang - Natrium nitrit 2 kali jumlah zat warna
mengakibatkan tempat-tempat tertentu akan - Untuk proses fiksasi yaitu HCl 10-15
terhalang atau tidak tembus oleh penetrasi cc/l
larutan zat warna. Bahan baku dalam
pembuatan tekstil kerajinan tritik jumputan Contoh resep : untuk kain 2,5 m
dapat digolongkan dalam: bahan baku kain, - Indigosol Brown IRRD : 12 g
bahan perintang dan bahan pewarna. - Natrium nitrit : 24 g
Teknik perintangan pada dasarnya ada - Air mendidih : 0,5 l
dua yaitu teknik jahit jelujur dan teknik ikat. - Air dingin : 2,5 l
Teknik jahit jelujur: kain dibuka lebar, (BBKB, 2012).
ditritik (dijahit jelujur) menurut motif
tertentu, kemudian di tarik. Teknik ikat: Jenis Bahan Baku Kain
selain dengan ikatan, untuk mendapatkan Kain sebagai bahan baku utama produk
variasi motif, biasanya digunakan jenis biji- tritik jumputan, pada umumnya berupa mori
bijian atau benda lainnya seperti: kacang dengan berbagai kualitas. Adapun jenis-
hijau, kedelai, manik-manik, dan lain- lain jenis bahan baku kain adalah sebagai berikut:
(BBKB, 1989). 1. Kain katun : mori Primissima, mori
Prima, mori Biru, kain Blaco, mori
Teknologi Pewarnaan Zat Warna Voiliissima, kain Bercolin, kain Paris.
Indigosol (Balai Besar Kerajinan dan Batik, 1989)
Zat warna Indigosol merupakan zat 2. Kain Sutra: kain Sutra Lokal Sulawesi
warna sintetis (buatan) golongan bejana Selatan, kain Sutra Lokal Garut, kain
yang mudah larut. Sifat-sifat dari pewarna Sutra Impor T 54, kain Sutra Impor T
sintetis Indigosol adalah mudah larut dalam 56, kain Sutra Impor Crinkle, kain Sutra
air panas, ketahanan luntur warnanya baik, Impor Sifon, kain Sutra Organdi, kain
dan cara pemakaiannya cukup mudah dan Sutra Crep.
praktis. Terdapat berbagai jenis zat pewarna 3. Kain sintetis: kain Polyester (Pujiati,
sintetis Indigosol. Berikut ini adalah 2005)
beberapa jenis zat pewarna Indigosol yang
umum ditemui di pasaran yaitu :
88 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , Vol. 31, No. 2, Desember 2014, 85-100

Lebih lanjut Pujiati (2005) menuliskan, bahan sandang diambil sampelnya untuk di
sifat-sifat bahan (kain) yang kurang padat, uji laboratorium, untuk mengetahui tingkat
baik dari kontruksi anyaman maupun dari kelayakan sebagai bahan sandang.
Twist benang yang rendah akan mudah
menyerap zat warna, sehingga motif/desain Alat dan bahan
yang dihasilkan akan kurang baik (tidak Bahan baku dan pembantu meliputi:
jelas). kain mori Primissima, kain sutra Alat
Maksud dan tujuan mengembangkan Tenun Mesin (ATM), kain sutra Alat Tenun
teknik smock sebagai teknik dalam Bukan Mesin (ATBM), kain Sifon sutra,
pewarnaan, diversifikasi produk tritik kain Paris, benang jahit jenis katun, benang
jumputan agar diminati masyarakat jins jenis katun, tali rafia, kertas pola/kertas
sehingga dapat meningkatkan daya saing irsat, pensil 8B, spidol hitam, manik-manik,
produk fashion tritik jumputan. zat warna Indigosol, Natrium nitrit, HCl,
Hasil yang diharapkan kombinasi TRO.
teknik smock dan teknik jumputan dapat Peralatan yang dibutuhkan : kompor gas,
disebut sebagai teknik baru dalam timbangan neraca, panci plastik, ember
pewarnaan yang diharapkan menghasilkan besar, beker glass/gelas ukur, spatula, gelas
motif-motif baru yang menarik dan layak liter, sarung tangan karet, penjepit jemuran,
untuk dikembangkan sebagai bahan sandang. gunting kain, pendedel.

METODOLOGI PENELITIAN Proses pembuatan


Pengumpulan Data dan Informasi - Membuat garis kotak – kotak ukuran
Survei langsung ke industri-industri 2 cm x 2 cm pada kertas pola putih /
tritik jumputan, dan melakukan pengamatan kertas irsat.
terhadap produk-produk fashion tritik - Membuat desain garis pola smock dan
jumputan yang ada di pasaran. Industri yang jumputan pada kertas irsat yang sudah
dijadikan obyek survey antara lain : Industri ada garis kotak-kotaknya.
Kecil Menengah (IKM) tritik jumputan di
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
IKM jumputan di Pekalongan dan IKM
Sasirangan di Banjarmasin.
Tahap awal dilakukan ujicoba motif
kombinasi smock dan tritik jumputan pada
berbagai jenis bahan kain antara lain : mori
primissima, sutra ATM, sutra ATBM, Sifon
sutra dan kain Paris, dengan ukuran 50 x 50
cm. Jenis zat warna yang digunakan adalah
Gambar 1. Pola smock dan jumputan
zat warna Indigosol. Kemudian dilakukan
pengamatan fisual dan dianalisa hasilnya.
- Garis pola smock dan jumputan pada
Selanjutnya motif yang bagus dibuat prototif
kertas irsat dipindahkan/dijiplak ke kain,
produknya berupa bahan sandang, busana
menggunakan pensil 8E.
pria (kemeja) dan busana wanita (blus).
- Garis pola smock dijahit mengunakan
Prototif produk ini selanjutnya diujicoba
benang jahit, tritik dijahit dengan
pasar melalui pameran-pameran. Prototif
E k s p l o r a s i P e w a r n a a n T e k n i k S m o c k . . , R i s t i a n i | 89

benang jins, dan jumputan diikat dengan Teknik Analisis Data


tali rafia. Analisa Kualitatif dengan pengamatan
- Proses pewarnaan. visual, melihat dengan mata, (mengamati)
dan uji kesukaan.
Analisa Kuantitatif, untuk mengetahui
apakah motif yang dikembangkan dapat
diterima oleh pasar, menggunakan
instrumen penelitian berupa angket uji
kesukaan yang disebarkan pada responden.
Pengamatan visual yang dinilai responden
untuk memperoleh informasi tingkat
Gambar 2. Proses pewarnaan Indigosol
penerimaan responden. Pengumpulan data
dilakukan berdasarkan skala pengukuran
- Membuka jahitan smock dan jumputan.
Linkert dengan urutan 5 yaitu: 1,2,3,4,5 dan
- Mencuci hingga bersih, dikeringkan dan
mempunyai kriteria jawaban sebagai berikut:
disetrika.
jawaban sangat bagus = skor 5, jawaban
bagus = skor 4, jawaban cukup =
Urutan proses pencelupan zat warna
skor 3, jawaban kurang = skor 2, jawaban
Indigosol
tidak bagus = skor 1.
- Kain direndam dalam larutan TRO 0,5
Analisa Kuantitatif untuk mengetahui
g/l selama 10 menit, kemudian ditiriskan.
apakah kualitas kain hasil pewarnaan teknik
- Dilakukan proses pencelupan kain ke
smock kombinasi jumputan memenuhi
dalam larutan zat warna sampai rata
standar sebagai bahan sandang, dilakukan
pada bagian muka dan belakang,
melalui uji laboratorium. Beberapa item
kemudian ditiriskan.
yang diujikan adalah: kekuatan tarik per 2,5
- Diakukan proses oksidasi di bawah sinar
cm, perubahan ukuran setelah pencucian,
matahari langsung dengan cara
ketahanan kusut, ketahanan luntur warna
dibentangkan sampai berubah warna
terhadap pencucian, ketahanan luntur warna
dengan perlakuan yang sama antar
terhadap keringat, ketahanan luntur warna
bagian muka dan belakang.
terhadap sinar, dan ketahanan luntur warna
- Pencelupan diulangi dalam larutan zat
terhadap gosokan.
warna sampai rata kemudian ditiriskan.
- Kemudian dilakukan poses oksidasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
kembali di bawah sinar matahari
Perpaduan teknologi proses smock dan
langsung, dibentangkan sampai berubah
teknologi proses tritik jumputan
warna dengan perlakuan yang sama
menghasilkan pola-pola baru dan hasil
antar bagian muka dan belakang.
akhirnya berupa ragam hias/motif baru
- Selanjutnya dilakukan proses fiksasi
dalam dunia tekstil kerajinan. Secara
untuk pembangkitan warna dengan
keseluruhan kegiatan ini menghasilkan : 23
larutan asam HCl.
motif hasil kombinasi teknik smock dan
- Kemudian dilakukan proses pencucian
tritik jumputan.
dan pembilasan (3 kali bilas) hingga
bersih. (BBKB, 2012).
90 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , Vol. 31, No. 2, Desember 2014, 85-100

Tabel 1. Data pengamatan pada kain Mori Primissima


Kain mori Primissima
Motif yang
No Nama Pola Pengamatan Keterangan
ditimbulkan
1 Pola 1 Motif efek Motif pada
smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

2 Pola 2 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

3 Pola 3 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

4 Pola 4 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

5 Pola 5 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

6 Pola 6 Motif efek Motif pada


smock kurang bagian baik
tegas dan kain sama
motif dengan motif
jumputan pada bagian
sesuai yang buruk kain
diharapkan
E k s p l o r a s i P e w a r n a a n T e k n i k S m o c k . . , R i s t i a n i | 91

Kain mori Primissima


Motif yang
No Nama Pola Pengamatan Keterangan
ditimbulkan
7 Pola 7 Motif efek Motif pada
smock dan bagian baik
tritik sesuai kain berbeda
yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain
8 Pola 8 Motif efek Motif pada
smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain
9 Pola 9 Motif efek Motif pada
smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain
10 Pola 10 Motif efek Motif pada
smock dan bagian baik
jumputan kain hampir
sesuai yang sama dengan
diharapkan motif pada
bagian buruk
kain
11 Pola 11 Motif efek Motif pada
smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

12 Pola 12 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

13 Pola 13 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain hampir
sesuai yang sama dengan
diharapkan motif pada
bagian buruk
kain
92 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , Vol. 31, No. 2, Desember 2014, 85-100

Kain mori Primissima


Motif yang
No Nama Pola Pengamatan Keterangan
ditimbulkan
14 Pola 14 Motif efek Motif pada
smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

15 Pola 15 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain hampir
sesuai yang sama dengan
diharapkan motif pada
bagian buruk
kain
16 Pola 16 Motif efek Motif pada
smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

17 Pola 17 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

18 Pola 18 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

19 Pola 19 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain
E k s p l o r a s i P e w a r n a a n T e k n i k S m o c k . . , R i s t i a n i | 93

Kain mori Primissima


Motif yang
No Nama Pola Pengamatan Keterangan
ditimbulkan
20 Pola 20 Motif efek Motif pada
smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

21 Pola 21 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain hampir
sesuai yang sama dengan
diharapkan motif pada
bagian buruk
kain

22 Pola 22 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain sama
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

23 Pola 23 Motif efek Motif pada


smock dan bagian baik
jumputan kain berbeda
sesuai yang dengan motif
diharapkan pada bagian
buruk kain

Tabel 2. Data pengamatan pada kain sutra ATM


Kain Sutra ATM
Motif yang
No Nama Pola Pengamatan Keterangan
ditimbulkan
1 Pola 1 Kain licin dan -
tipis sehingga -
kurang kuat -
dalam -
Motif efek merintangi
smock kurang warna efek
tegas smock
94 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , Vol. 31, No. 2, Desember 2014, 85-100

Kain Sutra ATM


Motif yang
No Nama Pola Pengamatan Keterangan
ditimbulkan
2 Pola 25 Motif efek Kain licin dan
smock kurang tipis sehingga
tegas kurang kuat
dalam
merintangi
warna

3 Pola 18 Motif efek Kain licin dan


smock tidak tipis sehingga
timbul kurang kuat
dalam
merintangi
warna

Tabel 3. Data pengamatan pada kain Sutra ATBM


Kain Sutra ATBM
Motif yang
No Nama Pola Pengamatan Keterangan
ditimbulkan
1 Pola 25 Motif efek Kain tipis dan
smock kurang kaku sehingga
tegas kurang kuat
dalam
merintangi
warna efek
smock
2 Pola 26 Motif efek Kain tipis dan
smock kurang kaku sehingga
tegas kurang kuat
dalam
merintangi
warna efek
smock

Tabel 4. Data pengamatan pada kain Sifon Sutra


Kain Sifon Sutra
Motif yang
No Nama Pola Pengamatan Keterangan
ditimbulkan
1 Pola 12 Motif efek Kain sangat tipis
smock tidak sehingga kurang
timbul. kuat dalam
Motif merintangi
jumputan warna efek
timbul. smock
E k s p l o r a s i P e w a r n a a n T e k n i k S m o c k . . , R i s t i a n i | 95

Tabel 5. Data pengamatan pada kain Paris


Kain Paris

No Nama Pola Motif yang Pengamatan Keterangan


ditimbulkan
1 Pola 4 Motif efek Kain tipis
smock tidak sehingga kurang
timbul kuat dalam
merintangi
warna efek
smock

Tabel 6. Hasil uji laboratorium


No Jenis Uji Hasil Uji Metode Uji
1 Kekuatan Tarik per 2,5 cm ( N )
- Lusi 195,42 SNI 0276 : 2009
- Pakan 173,83
2 Perubahan ukuran setelah pencucian (%)
- Arah Lusi - 0,42 SNI ISO 5077 - 2011
- Arah Pakan + 0,08
3 Crease recovery angle (tahan kusut) (◦)
Lusi
- Muka ke muka 102,00
- Belakang ke belakang 98,17 SNI ISO 2313 – 2011
Pakan
- Muka ke muka 97,83
- Belakang ke belakang 95,33
4 Ketahan luntur warna terhadap pencucian
40◦C
- Perubahan warna 4–5 SNI ISO 105 – c 06 -
- Penodaan Warna: 2010
Asetat 4–5 SNI ISO 105 - A02 :
Kapas 4 2010
Poliamida 4 SNI ISO 105 – A03 :
Poliester 4 2010
Akrilat 4-5
Wool 4-5
5 Ketahanan luntur warna tehadap keringat SNI ISO 105 – E04 : 2010
a. Asam SNI ISO 105 – A02 :
- Perubahan warna 4-5 2010
- Penodaan warna : SNI ISO 105 – A03 :
Asetat 4 -5 2010
Kapas 4-5
Poliamida 4-5
Poliester 4-5
Akrilat 4-5
Wool 4-5
96 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , Vol. 31, No. 2, Desember 2014, 85-100

No Jenis Uji Hasil Uji Metode Uji


b. Basa SNI ISO 105 – A02 :
- Perubahan warna 4-5 2010
- Penodaan warna : SNI ISO 105 – A03 :
Asetat 4-5 2010
Kapas 4-5
Poliamida 4-5
Poliester 4-5
Akrilat 4-5
Wool 4-5
6 Ketahanan luntur warna terhadap sinar : SNI ISO 105 – B01 : 2010
terang hari SNI ISO 105 – A02 :
- Nilai tahan sinar 4 2010
7 Ketahanan luntur warna terhadap gosokan
Nilai penodaan warna
SNI 0288 – 2008
- Kapas kering 3
- Kapas basah 3
Sumber: Data hasil uji, 2013

Teknik smock Jepang dan teknik kombinasi smock Jepang dengan tritik
jumputan jika digabungkan dalam satu jumputan disebut dengan bahan/kain
proses pewarnaan kain, ternyata Ringkel.
menghasilkan teknologi baru di bidang Beberapa faktor yang mempengaruhi
tekstil kerajinan, yang menghasilkan desain berhasil tidaknya produk pewarnaan teknik
motif baru yang kreatif dan inovatif. Motif - smock Japang kombinasi jumputan ini
motif yang dihasilkan antara lain: motif antara lain:
geometris dan motif non geometris yang a. Zat warna
membentuk alur pola tertentu. Dari kegiatan Tidak semua jenis zat warna indigosol
ini dihasilkan 23 desain motif dan prototif bisa menghasilkan efek bias. Jenis-jenis
produk bahan sandang. zat warna indigosol yang tidak
Hasil dari kegiatan ini berupa kain memunculkan efek bias antara lain:
dengan disain motif baru yang sudah tidak - Violet 14 R (warna violet)
bisa disebut sebagai kain smock Jepang - Yellow IGK (warna kuning)
ataupun kain jumputan lagi, sehingga perlu - Green IB (warna Hijau).
adanya pemberian nama baru. Motif ini b. Jenis bahan kain
dihasilkan dari penggabungan dua teknik Jenis bahan/kain yang digunakan dalam
yaitu teknik smock Jepang dan tritik kegiatan eksplorasi pewarnaan teknik
jumputan, yang setelah dijahit smock dan smock kombinasi jumputan untuk
jumputan, secara fisik tekstur kain berujud produk fashion adalah : mori Primissima,
kerutan-kerutan (bahasa jawa : ringkelan- sutra ATBM, sutra ATM, sifon sutra, dan
ringkelan kain), kemudian di celup/diwarna, paris. Diantara beberapa jenis bahan
dan di buka jahitannya. Setelah dibuka akan tersebut, bahan yang paling optimal
menghasilkan motif-motif baru yang indah, menghasilkan efek motif adalah bahan
maka teknik/proses pembuatan kain ini jenis mori Primissima. Selain paling
untuk selanjutnya dinamakan dengan teknik bagus motif yang dihasilkan, bahan jenis
Ringkel. Bahannya (kain) hasil pewarnaan mori juga paling mudah dalam proses
E k s p l o r a s i P e w a r n a a n T e k n i k S m o c k . . , R i s t i a n i | 97

pengerjaannya. Pada kain sutra ATM ketahanan luntur warna terhadap pencucian,
hasil kurang maksimal karena daya serap terhadap keringat dan terhadap sinar, rata–
kain sutra yang sangat tinggi sehingga rata baik dengan nilai 4-5. Sedangkan
benang dan kerutan kain kurang dapat ketahanan luntur warna terhadap gosokan,
merintangi warna dengan sempurna, cukup baik dengan nilai 3.
mengakibatkan efek motif yang Produk hasil pewarnaan teknik smock
dihasilkan kurang baik. Sedangkan pada kombinasi tritik jumputan ini merupakan
kain sutra ATBM, sifon sutra, paris, produk baru, sehingga perlu dilakukan
motif yang dihasilkan kurang optimal ujicoba pasar untuk mengetahui sejauh
karena sifat-sifat bahan (kain) yang mana tingkat kesukaan pasar terhadap
kurang padat, baik dari kontruksi produk tersebut.
anyaman maupun dari Twist benang yang Ujicoba pasar dilakukan antara lain:
rendah akan mudah menyerap zat warna, laboratorium garmen Balai Besar
sehingga motif/desain yang dihasilkan Kerajinan dan Batik, pameran ”Gelar Batik
akan kurang baik (tidak jelas). Nusantara” di Jakarta pada tanggal 17 – 21
c. Variasi/teknik pewarnaan Juli 2013 dan pameran ”Batik Week
Proses pewarnaan menggunakan 3 teknik Internasional” di Pekalongan pada tanggal 2
antara lain: - 6 Oktober 2013. Respon pengunjung di 3
- Teknik celup (2 - 3 kali celup) tempat tersebut : positif dan tertarik.
- Teknik kwas Hasil uji tingkat kesukaan dari 20
- Teknik semprot. responden disajikan pada Tabel 7.
Teknik celup 2 - 3 kali celup dengan Tabel 2. Hasil uji tingkat kesukaan
warna yang berbeda (warna tumpangan) No Jawaban Frekuensi %
akan menghasilkan warna - warna yang 1 Sangat bagus 11 55
lebih bagus dibandingkan dengan 2 - 3 2 Bagus 9 45
3 Cukup 0 0
kali celup dengan warna yang sama.
4 Kurang 0 0
Untuk teknik kwas dan teknik semprot, 5 Tidak bagus 0 0
agar hasilnya bagus harus diakhiri/ Jumlah 20 100
finishing dengan teknik celup. Finishing Sumber: Data yang diolah, 2013
teknik celup ini bisa dilakukan sebelum
jahitan smock dan jumput dibuka, bisa Hasil uji kesukaan responden, mendapatkan
juga setelah jahitan smock dan jumput nilai sangat bagus sebanyak 55%, dan bagus
dibuka. Atau hanya salah satu teknik sebanyak 45%. Berdasarkan ujicoba pasar
jahit saja yang dibuka, misalnya yang dilakukan dapat dilihat bahwa pada
jumputnya saja yang dibuka kemudian di umumnya responden merespon positif dan
celup lagi, selanjutnya baru jahitan tertarik dengan produk ini.
smocknya dibuka. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat
Prototipe produk yang berupa bahan diterapkan oleh industri kecil menengah
sandang hasil kegiatan ini diujikan untuk sebagai produk bahan sandang, untuk itu
mengetahui kualitas kain. Adapun hasil uji perlu dibahas mengenai aspek kelayakannya.
seperti yang tertera dalam Tabel 6. a. Aspek kelayakan teknologi
Dari tabel hasil uji dapat dilihat bahwa Kombinasi Smock Jepang dan jumputan
bahan kain hasil pewarnaan smock bukanlah pekerjaan yang sulit, hanya
kombinasi tritik jumputan ini mempunyai membutuhkan ketelatenan saja. Prosesnya
98 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , Vol. 31, No. 2, Desember 2014, 85-100

sederhana, tidak membutuhkan peralatan menumbuhkan kembali industri kerajinan


khusus, bahan baku dan pembantu mudah tritik jumputan yang sekarang ini sudah
didapatkan, sehingga sangat memungkinkan sangat jarang.
untuk diterapkan sebagai usaha kecil Dilihat dari aspek lingkungan, jenis zat
menengah. warna yang digunakan adalah zat warna
Produk ini sudah melewati uji sintetis Indigosol yang sudah biasa
laboratorium, dan secara umum produk ini digunakan dalam proses pewarnaan batik.
mempunyai daya ketahanan luntur warna: Limbahnya dapat digunakan kembali untuk
baik dengan nilai 4-5, sehingga sudah layak warna tumpangan atau jika sudah
untuk digunakan sebagai bahan sandang. memungkinkan digunakan lagi dapat
b. Aspek keunggulan dibandingkan ditampung dan diolah sehingga tidak
teknologi yang sudah ada mencemari lingkungan.
Pengkombinasian dua teknologi ini,
sebelumnya belum pernah dilakukan, KESIMPULAN DAN SARAN
sehingga motif yang dihasilkan merupakan Kesimpulan
corak ragam hias motif baru dalam dunia Kegiatan ini merupakan penggabungan
tekstil kerajinan. dua teknik yang sudah ada yaitu teknik
Nilai jual lebih tinggi, karena produk smock Jepang dan teknik tritik jumputan
kerajinan tekstil ini belum pernah dibuat dari Jawa, yang menghasilkan teknik baru
sebelumnya atau merupakan produk baru. yaitu teknik Ringkel. Motif yang dihasilkan
c. Aspek kelayakan ekonomi dari kegiatan ini sebanyak 23 desain motif
Unsur-unsur biaya yang digunakan
Ringkel dan prototif produk bahan sandang.
untuk menghitung biaya produksi terdiri
Zat warna yang digunakan dalam
dari : biaya bahan, biaya bahan pembantu,
kegiatan eksplorasi perwaranaan teknik
biaya proses, dan biaya overhead.
smock kombinasi jumputan adalah zat
Harga pokok produk, dilihat dari jenis
warna sintetis Indigosol.
bahan dan proses pembuatannya berkisar
Diantara beberapa jenis bahan yang diuji
Rp. 165.000,00 (untuk produk selendang)
coba, yang paling optimal menghasilkan
sampai dengan Rp. 560.000,00 (untuk bahan
motif adalah bahan jenis mori Primissima.
sandang jenis sutera). Harga produk ini
Selain paling bagus motif yang dihasilkan,
sudah layak jual dengan harga terjangkau.
bahan jenis mori juga paling mudah dalam
d. Aspek kelayakan sosial dan lingkungan
proses pengerjaannya.
Sudah adanya potensi daerah di
Beberapa faktor yang mempengaruhi
Nusantara berupa IKM penghasil produk
berhasil tidaknya produk pewarnaan teknik
sejenis yaitu: tritik jumputan di Jawa, kain
smock kombinasi jumputan ini antara lain:
pelangi jumputan di Palembang, dan daerah
zat warna, jenis bahan kain, variasi/teknik
lain seperti Bali, Sulawesi, sasirangan di
proses pewarnaan.
Kalimantan Selatan, sangat memungkinkan
Secara umum kain hasil pewarnaan
teknologi ini diterapkan.
teknik smock kombinasi tritik jumputan ini
Hasil uji yang telah dilakukan
mempunyai ketahanan luntur warna
menunjukkan bahwa tritik jumputan
terhadap pencucian, keringat, sinar yang
kombinasi smock diminati oleh masyarakat,
baik dengan nilai hasil uji 4-5. Sehingga
dengan demikian diharapkan dapat
dapat dikatakan kain tersebut mempunyai
menumbuhkan wirausaha baru atau dapat
E k s p l o r a s i P e w a r n a a n T e k n i k S m o c k . . , R i s t i a n i | 99

kualitas yang baik, dan layak sebagai bahan UCAPAN TERIMAKASIH


sandang. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada
Hasil uji kesukaan responden, teman-teman tim laboratorium Garmen BBKB :
mendapatkan nilai sangat bagus sebanyak Ibu Titik Sri Baktini, BK. Teks, Sri Hartati, Sri
55%, dan bagus sebanyak 45%. Berdasarkan Handayani, Catur Nugrahaningsih, dan Siswati
Wahyuningsih, yang telah banyak terlibat dalam
ujicoba pasar yang dilakukan dapat
kegiatan penelitian ini.
disimpulkan bahwa pada umumnya
Terimakasih kepada teman-teman di seksi
responden merespon positif dan tertarik pemasaran BBKB : Aan Eddy Antana, ST,
dengan produk ini. M.Eng, Heribertus Sukamto, Zuhat Rochmadi ,
Dilihat dari aspek kelayakan teknologi, B.Sc, yang telah memperkenalkan hasil
aspek keunggulan dari teknologi yang sudah penelitian ini dalam even-even pameran.
ada, aspek kelayakan ekonomi, aspek Terimakasih kepada semua pihak yang tidak
kelayakan sosial dan lingkungan, kombinasi dapat saya sebutkan satu persatu yang banyak
teknik smock dan jumputan (Ringkel) ini membantu dan memberi masukan dalam
sangat layak untuk diterapkan sebagai usaha kegiatan penelitian ini.
kecil menengah.
DAFTAR PUSTAKA
Saran Balai Besar Kerajinan dan Batik. 2012.
Kegiatan yang dilaksanakan Perancangan Ragam Hias Batik
menghasilkan 23 desain motif baru. Khusus Busana bagi IKM.
Sebenarnya masih bisa dicari dan digali Yogyakarta: BBKB.
lebih banyak lagi desain motif lainnya. Perlu Balai Besar Kerajinan dan Batik. 1989.
dilakukan kegiatan penelitian lebih lanjut Pedoman Teknologi Tekstil
mengenai : Kerajinan Tritik Jumputan dan
1. Pengembangan teknik Ringkel sehinggga Sasirangan. Yogyakarta: BBKB.
dihasilkan lebih banyak desain motif Handoyo, J.D. 2008. Batik dan Jumputan.
baru. Yogyakarta: PT Macanan Jaya
2. Penelitian teknik Ringkel dengan zat Cemerlang.
warna jenis lain Haswadi, S.A. 2010. Kreasi Unik dan
3. Penelitian teknik Ringkel dengan Cantik dengan Smock. Jakarta: Dian
menggunakan jenis bahan kain yang Rakyat.
lebih berfariasi. Pujiati, S.E. 2005. Teknologi Proses Tekstil
4. Penelitian teknik Ringkel dengan Kerajinan Tritik Jumputan. Buku
dikombinasikan teknik batik. panduan dalam Pelatihan Teknologi
Respon masyarakat sangat baik dan Tekstil Kerajinan Tritik Jumputan
positif mengenai hasil kegiatan ini. Proses dengan Zat Warna Alam.
pembuatannya juga sederhana dan tidak Yogyakarta: BBKB.
membutuhkan peralatan khusus, sehingga Susilowati, Y. 2011. Smock Jepang
hasil kegiatan ini sangat memungkinkan (http://susilowatiyuyun92.blogspot.c
untuk diterapkan di IKM. Perlu adanya om/2011/01/smockjepang.html,
sosialisasi kepada IKM yang memproduk diakses 21 Februari 2014).
produk sejenis atau kegiatan penumbuhan
wirausahan baru produk ringkel ini.
100 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , Vol. 31, No. 2, Desember 2014, 85-100

You might also like