You are on page 1of 10

Pertemuan 1

Orientasi dan pengenalan mata kuliah pendidikan Pancasila untuk satu semester kedepan. Mata
kuliah pendidikan Pancasila merupakan mata kuliah umum yang wajib dikontrak oleh
mahasiswa pada semua jurusan dan program studi di kampus UPI. Tujuan umum mata kuliah
pendidikan Pancasila adalah memperkuat implementasi Pancasila sebagai dasar falsafah negara
dan ideologi bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Adapun sistem perkuliahan yang digunakan dalam perkuliahan ini adalah sistem kuliah daring
atau online dengan menggunakan aplikasi spot dan spada UPI. Metode perkuliahan ini
menggunakan sistem student center yakni menjadikan mahasiswa sebagai pusat pembelajaran
dalam memanfaatkan berbagai saluran dan sumber belajar dengan bimbingan dan arahan dari
dosen sebagai penguat konseptual dan keilmuan sekaligus sebagai partner dalam proses
pembelajaran. Untuk tema materi yang akan kita pelajari selama satu semester adalah sebagai
berikut, yakni Pengantar Pendidikan Pancasil,a Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia,
Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai ideologi, Pancasila sebagai sistem filsafat,
Pancasila sebagai sistem etika, dan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu. Kemudian
untuk evaluasi hasil belajar pendidikan Pancasila meliputi aspek-aspek sebagai berikut, yaitu
kehadiran dengan bobot 10%, tugas individu dan kelompok dengan bobot 20%, ujian tengah
semester dengan bobot 30%, ujian akhir semester dengan bobot 40%, dan tingkat kedisiplinan
dan keaktifan selama proses perkuliahan dipertimbangkan untuk penentuan nilai akhir.

Pertemuan 2
Tinjauan historis Pancasila dari sudut pandang hubungan Pancasila, proklamasi
kemerdekaan, pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, serta penjabarannya dalam undang-
undang Dasar 1945. Aspek historis Pancasila tidak terlepas dari sejarah perjuangan bangsa
Indonesia dalam proses perumusan Pancasila itu sendiri. Pancasila sebagai dasar negara
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
PPKI yaitu lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengesahkan pancasila sebagai dasar
negara republik Indonesia.

Perumusan Pancasila pada periode menjelang kemerdekaan ditandai dengan para tokoh
pergerakan nasional yang menghimpun kekuatan melalui organisasi perjuangan seperti Budi
Utomo pada tahun 1908. Kemudian diperkuat dengan peristiwa bersatunya semangat perjuangan
pemuda pemudi bangsa melalui peristiwa sumpah pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28
Oktober 1928. Titik puncaknya adalah peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia yang terjadi
pada tanggal 17 Agustus 1945 yang kemudian menjadi tonggak sejarah dimulainya era baru
bangsa Indonesia dalam suasana kemerdekaan dan kebebasan untuk menentukan nasibnya
sendiri.

Proses perumusan Pancasila, awal mula perumusan Pancasila ditandai dengan


pembentukan BPUPKI oleh pemerintah pendudukan Jepang pada 29 April 1945 dengan
beranggotakan 60 orang pada sidang pertama BPUPKI yang membahas mengenai dasar negara
republik Indonesia para tokoh pendiri bangsa menyampaikan usulan dan pemikirannya, sebagai
berikut pertama

Mr .Muhammad Yamin dengan gagasannya, yaitu

1. peri kebangsaan,
2. peri kemanusiaan,
3. peri ketuhanan,
4. peri kerakyatan, dan
5. kesejahteraan rakyat.

Soepomo dengan teori-teori negaranya, yaitu

1. teori negara perseorangan,


2. paham negara kelas,
3. paham negara integralistik.

Bung Karno mengusulkan dasar negara dalam 5 prinsip dasar, yaitu

1. nasionalisme,
2. internasionalisme,
3. mufakat,
4. kesejahteraan sosial,
5. ketuhanan yang berkebudayaan.

Proklamasi kemerdekaan dan maknanya diproklamasikannya kemerdekaan republik Indonesia


pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi tonggak berakhirnya era penjajahan dan membawa
bangsa Indonesia ke babak baru masa depan yang cerah penuh harapan serta kehidupan yang
bebas dalam menentukan nasibnya sendiri.

Pertemuan 3
Hubungan Pancasila dengan proklamasi kemerdekaan dan pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 dan penjabaran Pancasila dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Diraihnya kemerdekaan oleh bangsa Indonesia dari tangan para penjajah merupakan
proses panjang perjuangan bangsa Indonesia yang telah berlangsung selama ratusan tahun.
Berbagai peristiwa penting pun turut terjadi pada saat menjelang hari proklamasi kemerdekaan.
Seperti, peristiwa Rengasdengklok yang melibatkan perselisihan antara kaum muda yaitu
Sukarni dan kawan-kawan dan kaum tua yaitu Soekarno-Hatta perihal kapan proklamasi
kemerdekaan itu dilakukan. Dari peristiwa tersebut, hasilkanya adalah keputusan
dilaksanakannya proklamasi pada keesokan harinya. Kemudian, perihal hubungan Pancasila dan
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Peristiwa proklamasi kemerdekaan dimaknai
sebagai titik kulminasi atau titik tertinggi perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah
sekaligus bentuk keinginan untuk menjadi negara yang merdeka dan dapat menentukan nasibnya
sendiri. Selanjutnya, penjabaran Pancasila dalam Undang-Undang Dasar 1945 dapat dicermati
bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup dan dasar negara dari bangsa Indonesia. Nilai-
nilai luhur Pancasila terkandung dalam pokok-pokok pikiran pembukaan undang-undang Dasar
1945 yang didalamnya meliputi suasana kebatinan, cita-cita, hukum, dan cita-cita moral bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm atau sebagai norma dasar harus senantiasa
menjiwai segala bentuk tindakan dan perilaku bangsa Indonesia, sehingga nilai-nilai luhur
Pancasila tetap terjaga menjadi landasan dan tingkah laku serta kepribadian bangsa Indonesia.

Pertemuan 4
Dinamika dan tantangan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ideologi Pancasila periode awal kemerdekaan. Pada periode awal kemerdekaan, dasar negara
yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 dengan sistem kabinet presidensial. Sejalan
berakhirnya waktu ternyata dalam prakteknya sistem ini tidak dapat dilaksanakan dengan
optimal. Berbagai tantangan pun muncul seiring terdapat pihak-pihak yang ingin mengganti
Pancasila dengan paham lain, seperti paham komunis dan paham keagamaan yakni syariat
Islam. Peristiwa pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI mulai terjadi di
Madiun pada tahun 1948 sebagai upaya hendak mengganti paham Pancasila dengan paham
komunis. Kemudian, pemberontakan juga dilakukan oleh Darul Islam atau tentara Islam
Indonesia DI TII yang dipimpin oleh Kartosuwiryo di daerah Tasikmalaya Jawa Barat yang
ingin mendirikan negara Islam Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1949. Tujuan utamanya yaitu
untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syariat Islam. Ideologi Pancasila
periode orde lama, era ini dikenal dengan kepemimpinan Soekarno yang memerintah dengan
menggunakan konstitusi UUDS Republik Indonesia tahun 1950. Di periode ini, penyimpangan
ideologi Pancasila terjadi karena diakibatkan oleh situasi politik Indonesia yang cenderung
mengarah kepada ideologi liberal dengan sistem kabinet parlementer. Gagalnya dewan
konstituante membentuk undang-undang baru mengakibatkan Presiden Soekarno mengeluarkan
dekrit presiden yang berisi pemberlakuan kembali UUD 1945, pembubaran konstituante, dan
pembentukan MPRS. Periode demokrasi terpimpin, pada era ini dikenal dengan demokrasi
terpimpin dimana kekuasaan berada pada Presiden Soekarno. Kondisi ini sudah barang tentu
merupakan bentuk penyimpangan terhadap Pancasila terutama sila ke-4, di mana seharusnya
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Hal
lain adalah bahwa presiden cenderung menjadi otoriter. Sementara itu, Soekarno juga
menggabungkan nasionalis, agama, dan komunis yang terkenal dengan akronim nasakom.
Periode orde baru, era ini di bawah pemerintahan Soeharto yang menjadikan ideologi Pancasila
sangat sakral dan semu. Disebut sakral karena Pancasila seumpama dijadikan sebagai jimat
dalam meraih kesuksesan pembangunan. Meskipun, pada praktiknya terdapat berbagai
kebijakan yang merugikan rakyat, misalnya penggusuran lahan untuk dijadikan jalan dengan
biaya ganti rugi yang tidak sepadan jika menolak maka rakyat yang bersangkutan akan dituduh
anti Pancasila dan anti pemerintahan. Di zaman orde baru, Pancasila dijadikan sebagai alat
pembenar kekuasaan melalui Penataran P4 (pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila).
Periode era reformasi 1998 sampai sekarang, pada era reformasi ditandai dengan kurang respect-
nya para penguasa terhadap Pancasila dan menganggap segala hal yang berbau orde baru itu
harus ditinggalkan, termasuk program Penataran P4. Kondisi kehidupan masyarakat pun mulai
mengarah kepada kehidupan yang bebas, seperti bebas berbicara, bertindak, bahkan berdemo
yang diakhiri tindakan anarkis adalah potret lumrah yang dipertontonkan sehari-hari. Padahal di
sisi lain tidak semua hal itu dapat dilaksanakan secara bebas tanpa batas namun perlu dibarengi
dengan rasa tanggung jawab. Pengamalan Pancasila sebagai pedoman hidup dan dasar negara
serta melakukan segala tindakan sesuai aturan hukum merupakan solusi dalam mencapai
kehidupan yang maju, aman, dan sejahtera bagi bangsa Indonesia.

Pertemuan 5
Pancasila sebagai pandangan hidup memiliki pengertian bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila itu menjadi pedoman, arah, dan cita-cita dalam kehidupan bangsa
Indonesia guna mencapai tujuan yang diharapkan. Secara substantif pandangan hidup atau way
of life itu adalah sistem nilai yang dipilih, diyakini kebenarannya, keindahan, kebaikan, dan
manfaatnya bagi manusia Indonesia untuk dijadikan petunjuk atau pedoman dalam bersikap dan
bertindak dalam kehidupan. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi
nilai-nilai yang ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pandangan hidup yang dimiliki
bangsa Indonesia bersumber pada akar budaya dan nilai-nilai religius sebagai keyakinan bangsa
Indonesia. Menurut Kaelan dengan pandangan hidup yang jelas bangsa Indonesia akan
memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mengenal serta memecahkan berbagai masalah
politik, sosial, budaya, ekonomi, hukum, dan persoalan lainnya dalam gerak masyarakat yang
semakin maju. Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai dasar negara memiliki
pengertian bahwa setiap hal yang menyangkut dengan urusan-urusan ataupun masalah
kenegaraan harus diputuskan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
Adapun fungsi Pancasila sebagai dasar negara dapat dijelaskan sebagai berikut, 1). Sebagai
sumber hukum negara Republik Indonesia, 2). Cita-cita hukum negara Republik Indonesia, 3).
Sumber penyemangat para pelaksana penegak hukum dan pelaksana pemerintahan Republik
Indonesia, 4). Sebagai norma yang mendasari setiap pengambilan keputusan oleh pemerintah
maupun penegak hukum Republik Indonesia, dan 5). Sebagai suasana kebatinan dari Undang-
Undang Dasar negara Republik Indonesia tahun 1945.

Pertemuan 6
Dinamika dan tantangan Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang hidup
dalam masyarakat Indonesia. Pandangan hidup yang dimiliki bangsa Indonesia bersumber pada
akar budaya dan nilai-nilai religius sebagai keyakinan bangsa Indonesia. Adapun dinamika
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara dapat kita telusuri dari bentang sejarah dari
masa ke masa. Dimulai dari orde lama, orde baru, hingga orde reformasi seperti saat ini,
Selanjutnya pada aspek dinamika dan tantangan Pancasila sebagai dasar negara, dapat kita runut
dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia sejak pemberlakuan Pancasila sebagai dasar negara
untuk pertama kalinya. Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara tidak hentinya terus diuji
dengan berbagai rongrongan paham lain, yang hendak menyingkirkan bahkan hendak mengganti
paham Pancasila itu sendiri dengan sistem selain Pancasila. Sebut saja peristiwa G30S PKI dan
kelompok DI TII yang sangat gigih dalam upaya merongrong Pancasila dengan melakukan
berbagai cara. Tantangan terhadap Pancasila berikutnya adalah realitas yang terjadi saat ini lebih
cenderung mengarah pada krisis keteladanan, dengan kurang mencerminkannya sikap
kenegarawanan yang ditunjukkan oleh para pemimpin. Akibatnya, tidak sedikit dari masyarakat
yang cenderung tidak peduli dan apatis terhadap kondisi bangsa karena telah memudarnya rasa
kepercayaan dan rasa hormat pada para pemimpinnya. Sementara itu, derasnya pengaruh
globalisasi juga sangat berdampak signifikan pada kondisi bangsa Indonesia dalam berbagai
bidang, baik itu dari sisi meniru budaya, gaya hidup, hingga cara berkomunikasi serta
bersosialisasi dengan lingkungannya yang cenderung keluar dari nilai-nilai Pancasila. Oleh
karena itu, sangat penting kita sebagai bangsa Indonesia untuk kembali dan merevitalisasi nilai-
nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya, kemudian diimplementasikan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan penuh komitmen dan integritas, baik itu oleh masyarakat biasa
maupun oleh para pemimpin yang sedang mengemban amanah rakyat demikian.
Pertemuan 7
Pancasila sebagai sistem filsafat.

Pengertian filsafat, secara etimologis kata falsafah berasal dari bahasa Yunani yaitu phiilosophia
philos, philo, atau philein artinya cinta, pecinta, atau mencintai. Sedangkan kata sophia berarti
kebijaksanaan, hikmah, atau hakikat kebenaran. Jadi philo artinya cinta dan sophia artinya
kebijaksanaan dengan demikian filsafat artinya cinta akan kebijaksanaan atau mencintai hakikat
kebenaran. Menurut D. Runes filsafat berarti ilmu yang paling umum yang mengandung usaha
mencari kebenaran dan cinta akan kebijaksanaan.

Aliran-aliran filsafat, merujuk pada pendapat Lab. Pancasila IKIP Malang tahun 1990 aliran-
aliran utama filsafat meliputi, aliran materialisme, aliran idealisme atau spiritualisme, dan aliran
realisme. Aliran materialisme mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan termasuk
makhluk hidup manusia ialah materi, semua realitas itu ditentukan oleh materi. Kemudian,
aliran idealisme atau spiritualisme mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan
hidup dan pengertian manusia. Selanjutnya, aliran realisme menjelaskan bahwa kedua aliran di
atas materialisme dan idealisme yang bertentangan itu tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak
realistis. Realitas itu adalah perpaduan benda materi dan jasmani dengan yang nonmateri,
spiritual, jiwa, dan rohaniah.

Pengertian filsafat Pancasila mengandung arti bahwa hakikat dari sila-sila Pancasila merupakan
suatu kristalisasi nilai-nilai yang bersumber dari nilai-nilai dasar yang hidup, tumbuh, dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai filsafat, berbicara
tentang filsafat ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat sebagai metode dan filsafat
sebagai pandangan hidup. Filsafat sebagai metode yaitu menunjukkan cara berpikir dan cara
melakukan analisis yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya untuk menjabarkan
ideologi Pancasila. Sedangkan filsafat sebagai pandangan hidup yaitu suatu filsafat yang
mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi
pembentukan ideologi Pancasila.

Pertemuan 9
Pancasila sebagai ideologi negara. Ideologi berasal dari kata idea yang artinya gagasan, konsep
pengertian, dasar cita-cita, dan logos yang berarti ilmu. Menurut Kaelan ideologi secara
etimologis artinya ilmu tentang ide-ide (desain of ideas) atau ajaran tentang pengertian dasar
tentang suatu ide. Pengertian Pancasila sebagai ideologi negara ialah bahwa nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif dalam menyelenggarakan kehidupan
bernegara.

Urgensi Pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila sebagai ideologi negara sangatlah penting
dan mendesak jika dipandang dari aspek heterogenitas, etnis, agama, budaya, dan masyarakat
Indonesia yang beraneka ragam. Ideologi Pancasila dapat memayungi kepentingan bersama
sebagai bangsa Indonesia yang majemuk. Dalam menghadapi era globalisasi dan perkembangan
dunia yang kian pesat, ideologi Pancasila sangat penting untuk menjadi filter sebagai nilai-nilai
dan pengaruh luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa agar tetap kokoh dan terjaga
sehingga tidak tergerus oleh hegemoni globalisasi yang kian kencang di seluruh dunia.

Pertemuan 10
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi
lainnya. Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah ideologi yang mampu mengikuti
perkembangan zaman dan bersifat dinamis. Menurut Aim Abdul Karim (2008) fungsi Pancasila
untuk memberikan orientasi ke depan telah menuntut bangsa Indonesia untuk menyadari situasi
yang sedang dihadapinya. Selanjutnya, ada beberapa dimensi yang menjadikan Pancasila
sebagai ideologi terbuka yakni 1). dimensi realitas pada dimensi realitas di mana nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam ideologi secara ril, berakar, dan hidup dalam masyarakat, 2). dimensi
idealisme adalah ideologi yang memberikan harapan tentang masa depan yang lebih baik, 3).
dimensi fleksibilitas atau disebut dimensi pengembangan adalah ideologi yang memiliki
keluwesan dan memungkinkan pengembangan pemikiran. Dari berbagai hal tersebut, terlihat
bahwa orientasi dan jangkauan ke depan dari sebuah ideologi sangat penting agar kelak dapat
mengimbangi kemajuan, mengokohkan jati diri, dan menatap masa depan dengan mantap serta
tetap teguh pada nilai-nilai ideologinya sendiri.

Pertemuan 11
Dinamika dan tantangan Pancasila sebagai ideologi. Pancasila sebagai ideologi negara dalam
konteks sejarah bangsa Indonesia mengalami pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilainya.
Pada masa orde lama, Presiden Soekarno dalam hal ini memahami kedudukan Pancasila sebagai
ideologi negara, namun dalam perjalanan pemerintahannya ideologi Pancasila mengalami
pasang surut karena dicampur dengan ideologi komunisme dalam konsep nasakom. Kemudian
pada masa orde baru, Pancasila sebagai ideologi diletakkan pada kedudukan yang sangat kuat
melalui TAP MPR Nomor 2/1978 Tentang Pemasyarakatan P4. Pada era reformasi, Pancasila
sebagai ideologi mengalami pasang surut yang ditandai dengan beberapa hal seperti keengganan
para penyelenggara negara mewacanakan tentang Pancasila. Meskipun, pada dewasa ini
kesadaran tentang Pancasila sebagai ideologi sudah mulai mengalami peningkatan. Adapun
tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi dapat berasal dari faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal dapat dilihat di antaranya seperti pertarungan ideologi besar dunia, menguatnya
isu kebudayaan lokal, meningkatnya kebutuhan dunia akibat pertambahan penduduk, dan
kemajuan teknologi yang berdampak pada eksploitasi dan kerusakan alam yang masif. Adapun
faktor internalnya adalah satu pergantian rezim yang berkuasa yang berorientasi pada
kepentingan kelompok atau partai politik saja, dua penyalahgunaan kekuasaan seperti korupsi,
kolusi, dan nepotisme.

Pertemuan 12
Pancasila sebagai sistem etika. Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu
ethos dan ethikos. Ethos dapat diartikan kebiasaan, adat, watak, perasaan, dan sikap. Sedangkan,
ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan, dan perbuatan yang baik. Etika juga dapat disebut
sebagai ilmu tentang baik dan buruk atau kata lainnya adalah teori tentang nilai. Etika berkaitan
dengan kebiasaan hidup yang baik tata cara hidup yang baik, baik kepada diri seseorang
maupaun kepada masyarakat. Pancasila sebagai sistem etika yaitu sebagai satu kesatuan yang
utuh dan menyeluruh yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari masing-masing sila sebagai sumber
nilai tentang baik buruk benar salah suatu perbuatan manusia harus berpijak pada nilai-nilai
dasar Pancasila yang terkristalisasi dalam lima sila dari Pancasila. Pancasila sebagai sistem etika
mengandung arti bahwa Pancasila merupakan pusat nilai dalam mengatur pergaulan hidup
masyarakat Indonesia.

Pertemuan 13
Sumber historis, yuridis, dan sosiologis Pancasila sebagai sistem etika serta dinamika dan
tantangannya. Pancasila sebagai sistem etika merupakan hal yang sangat penting dalam
keberlangsungan bangsa Indonesia meskipun pada aspek implementasinya akan mengalami
dinamika dan tantangan sering dengan kebijakan dari tiap-tiap rezim yang berkuasa. Pada masa
orde lama, Pancasila sebagai sistem etika masih berbentuk philosophis grondslag yang artinya
nilai-nilai Pancasila ditegaskan pada sistem etika. Namun, nilai-nilai moral telah terdapat dalam
pandangan hidup masyarakat misalnya gotong royong dan kemandirian. Pada masa orde baru,
Pancasila sebagai sistem etika disosialisasikan melalui Penataran P4 dan dilembagakan dalam
wadah BP7. Pada masa awal reformasi, implementasi Pancasila sebagai sistem etika mengalami
kemerosotan yang cukup tajam. Hal ini dapat dicermati dari peristiwa hiruk-pikuk perebutan
kekuasaan yang menjurus pada pelanggaran etika politik. Nilai-nilai luhur Pancasila yang
seharusnya ditunjukkan tinggi mulai terpinggirkan dan marak terjadi praktik atas nama
reformasi yang menjurus pada tindakan menuntut kebebasan yang kebablasan. Kemudian,
sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat dijumpai dalam kehidupan masyarakat
Indonesia yang beragam suku, agama, ras, dan adat kebiasaan. Contoh nyatanya adalah
kebiasaan menyelesaikan perkara atau konflik dengan cara musyawarah untuk mufakat atau
perilaku kebiasaan dalam hal gotong royong dalam mengerjakan sesuatu yang mencakup
kepentingan umum seperti kerja bakti membersihkan jalan dan sebagainya. Sementara itu,
sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma dasar sebagai sumber
penyusunan berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Pertemuan 14
Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu. Pancasila sebagai dasar nilai dalam
pengembangan ilmu mengandung pengertian bahwa nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila harus
menjadi pondasi yang mendasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau
iptek agar kemajuan iptek tidak terlepas dari akar nilai dan norma sosial budaya Indonesia.
Adapun urgensi paling mendasar dari nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan iptek adalah
sebagai pedoman bagi para ilmuwan dan teknokrat dalam pengembangan ilmu dan teknologi
agar secara bertanggung jawab bagi kemaslahatan dan kebaikan umat manusia. Dijadikannya
Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia sangat
penting dan positif karena jika kemajuan dan pengembangan ilmu dan teknologi yang tidak
didasari nilai maka akan mengakibatkan bahaya bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

Pertemuan 15
Sumber historis, yuridis, dan sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu
serta dinamika dan tantangannya. Sumber historis Pancasila sebagai dasar nilai dalam
pengembangan ilmu di Indonesia dapat ditelaah dalam isi teks pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 alinea ke-4 yaitu “kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan
sosial” dan seterusnya. Dalam teks pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut terdapat
kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalimat ini mengisyaratkan pada upaya
pengembangan iptek yang dilakukan melalui pendidikan dimana sudah barang tentu dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan tersebut harus berdasarkan nilai-nilai
Pancasila. Adapun sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu
dimaksudkan bahwa bagaimana peran serta masyarakat untuk menganalisis dampak
perkembangan dan penerapan iptek pada kehidupan masyarakat. Sumber politis, Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pada zaman orde lama belum secara eksplisit
dikemukakan, tetapi oleh Soekarno dikaitkan langsung dengan dimensi kemanusiaan dan
hubungan antara ilmu dan amal. Selanjutnya pada zaman orde baru penegasan tentang Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia belum diungkapkan secara tegas.
Kemudian, pada era reformasi sumber politis dari Pancasila sebagai dasar nilai dalam
pengembangan ilmu lebih bersifat apologis karena hanya memberikan dorongan kepada kaum
intelektual untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut.

You might also like