You are on page 1of 4

A.

DEFINI
BAB II
SI
TINJAUAN TEORI
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan congenitaldimana meatus uretra
externa terletak di permukaan ventral penis dan lebih ke proksimal dari
tempatnya yang normal (ujung glands penis). (Mansjoer, 2000).
Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa muara uretra yang terleta di
sebelah ventral penis dan sebelah proksimal ujung penis. Letak meatus uretra
bisa terletak pada grandular hingga perineal. (Basuki, 2003).
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan beruba lubang uretra yang
terletak di agian bawah dekat pangkal penis (Ngastiyah, 2005 : 288).
Dapat disimpulkan bahwa hipospadia adalah suatu kelaianan kongenital
dimana letak meatus uretra tidak pada ujung glands panis melainkan pada
pangkal penis bagian bawah.

B. PENYEBAB
Penyebabnya sebenarnya sangat multifaktor dan sampai sekarang belum
diketahui penyebab pasti dari hipospadia, namun ada beberapa faktor yang
dikemukakan oleh para ahli yang dianggap paling berpengaruh antara lain :
1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormon – hormon andogren yang
mengatur organogenesis kelamin (pria)
2. Genetika, karena gagalnya sintesis adrogen.
3. Lingkungan, biasanya faktor lingkungan yang menjadi peyebab adalah
polutan da cat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.

C. KLASISIKASI
Tipe hipospadia berdasarkan letak orifisium uretra eksternum/meatus :
1. Tipe sederhana / tipe anterior (60 – 70 %) terletak di anterior yang terdiri
dari tipe glandular dan coronal. Pada tipe ini, meatus terletak pada pangkal
glands panis. Secara klinis, kelainan ini bersifat asimtomatik dan tidak
memerlukan suatu tindakan. Bila meatus agak sempit dapat dilakukan
dilatasi atau meatotomi.
2. Tipe penil/tipe midle (0 – 5 %) midle yang terdiri dari distal penile,
proksimal penile, dan pene-esrotal. Pada tipe ini, meatus berada antara
glands panis dan skrotum. Biasnaya disertai dengan kelainan penyerta,
yaitu tidak adanya kulit prepusium bagian ventral, sehingga penis terlihat
melengkung ke bawah atau glands penis mejadi pipih. Pada kelainan tipe
ini, diperlukan intervensi tindakan bedah secara bertahap, mengingat kulit
di bagian ventral prepusium tidak ada maka sebaiknya pada bayi tiak
dilakukan sirkumsisi karena sisa kulit yang ada dapat berguna untuk
tindakan bedah selanjutnya.
3. Tipe posterior (20 %) posterior yang terdiri dari tipe scrotal dan perieal.
Pada tipe ini, umumnya pertumbuhan penis akan terganggu, kadang
disertai dengan skrotum bifida, meatus uretra terbuka lebar dan umumnya
testis tidak turun. Semakin ke proksimal letak meatus, semakin berat
kelainan yang diderita dan semakin rendah frekuensinya. Pada kasusu ini
90 % terletak di distal, dimana meatus terletak di ujung batang penis atau
pada glands penis. Sisanya yang 0 % terletak lebih proksimal yaitu
ditengah batang penis. Skrotum, atau perineum.

D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi dari hipospadia adalah sebagai berikut :
1. Glands panis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang dangkal di
bagian bawah penis yang menyerupai meatus eksterus.
2. Preputium (kulup) tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk di bagian
punggung penis.
3. Adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi meatus dan
membentang hingga ke glands penis, teraba lebih keras dari jaringan
sekitar.
4. Kulit penis bagian bawah sangat tipis.
5. Tunika dartos, fasia bunch dan korpus spongiosum tidak ada.
6. Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari glands panis.
7. Chordee dapat timbul tanpa hipopadia sehingga penis menjadi bengkok.
8. Sering disertai undescended testis (testis tidak turun ke kantong skrotum).
9. Kadang disertai kelainan kongenital pada ginjal.
10. Pancaran air kencing saat BAK tidak lurus, biasanya ke bawah,
menyebar, mengalir melalui batang penis, sehingga anak akan jongkok
pada saat BAK.
11. Pada hipospadia glandular/koronal anak dapat BAK dengan berdiri
dengan mengkat penis keatas.
12. Pada hipospadia peniscrotal/perineal anak berkemih dengan jongkok.

Penis akan melengkung ke bawah pada saat ereksi.

E. PATOFISIOLOGI
Fusi dari garis tengah dari lipatan uretra tidak lengkap terjadi sehingga
meatus uretra terbuka pada sisi ventral dari penis. Ada berbagai derajat
kelainan letak meatus ini, dari yang ringan yaitu sedikit pergeseran pada
glands, kemudian disepanjang batang penis, hingga akhirnya di perineum.
Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan menyerupai topi yang menutup
sisi dorsal dari glands. Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai chordee,
pada sisi ventral menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis.
Hipospadia terjadi dari pengembangan tidak lengkap uretra dalam rahim.
Penyebab pasti cacat diperkirakan terkait dengan pengaruh lingkungan dan
hormonal genetik (sugar, 1995).
Perpindahan dari meatus uretra biasanay tidak mengganggu
kontinensia kemih. Namun, stenosis pembukaan dapat terjadi, yang akan
menimbulkan obsturksi parsialoutflowing ISK atau hidronefrosis (Kumor,
1992).
Selanjutnya, penempatan vetral pembukaan uretral bisa mengganggu
kesuburan pada pria dewasa, jika dibiakan tidak terkoreksi (Ashwill, 1997,
p. 1).

You might also like