You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Awal Tahun 2020 dunia dihebohkan munculnya wabah Corona Virus


Diseases 19 (covid -19) yang muncul pertama kali di Wuhan Cina, tidak
terkecuali di Indonesia penyebaran virus ini begitu cepat, dampaknya tidak hanya
di sektor kesehatan dan ekonomi namun hampir seluruh sendi kehidupan terutama
pada tatanan pemerintahan. Menurut organisasi kesehatan dunia Word Health
Organisation (WHO) Covid-19 merupakan pandemi global yang harus segera di
sikapi dan di lakukan langkah preventif pencegahan penyebaran covid-
19 .Situasi tersebut mengharuskan pemerintah menyusun strategi dan alternatif
dalam penyelenggaraan pemerintah khususnya pada pelayanan publik.

Pemerintah melalui Kementerian PAN RB mengeluarkan beberapa


kebijakan terkait layanan publik yang diselenggarakan kementerian /lembaga
negara salah satunya tertuang dalam Surat Edaran Menteri PAN-RB No.19 Tahun
2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam upaya
pencegahan penyebaran Covid-19 dilingkungan instansi pemerintah. Proses
adaptasi terhadap situasi pandemi atau di kenal dengan istilah adaptasi kebiasaan
baru atau new normal dimasa tanggap darurat Covid-19 dilaksanakan secara
bertahap, sektor layanan publik yang sempat mengalami pembatasan atau
menghentikan layanan sementara mulai beraktifitas kembali dengan penyesuaian
protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Dalam upaya pencegahan penyebaran
Covid-19, penyelenggara layanan melakukan penyesuaian diantaranya pembaruan
jam layanan, penambahan syarat layanan dan jangka waktu layanan serta
mekasnisme atau tata cara pelayanan langsung atau tatap muka menjadi layanan
online (daring) menggunakan tekhnologi informasi.
Balai Riset Perikana Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikan
(BRPBAPPP) merupakan salah satu Unit Pelayanan Teknis Kementerian Kelautan
dan Perikanan. bertanggung jawab kepada Badan Riset dan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan Perikanan (sebagai unit eselon I) dengan tugas dan fungsi
melaksanakan kegiatan riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan
perikanan, di masa pandemi BRPBAPPP mendukung penuh upaya pemerintah
dalam pencegahan penyebaran covid-19, merujuk pada surat edaran Menteri
Kelautan dan Perikanan nomor B-3008.MEN –KP/VI/2020 tentang penyesuaian
sistem kerja dalam tatanan normal bagi pegawai di lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Dalam rangka keberlangsungan pelaksanaan tugas,
fungsi, dan pelayanan terhadap stakeholder di BRPBAPPP, perlu dilakukan
penyesuaian sistem kerja dalam tatanan normal baru, pegawai wajib masuk kerja
dan mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan. serta prtotokol kesehatan.
Namun demikian untuk beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid-19 perlu dilakukan
penyesuaian sistem kerja melalui mekanisme Flexible Working Space (FWS) yaitu
dengan menugaskan pegawai untuk bekerja dari kantor atau Work From Officee
(WFO) maupun dengan sistem bekerja di rumah/tempat tinggal waktu kerja atau
Work From Home (WFH).

Ditetapkannya penyesuaian sistem kerja tersebut, bagian keuangan


BRPBAPPP dalam menunjang tugas dan fungsi BRPBAPPP terkait
penyelenggaraan layanan keuangan berupa pencairan Anggaran Pendapatan
Belanaj Negara (APBN) yang dikelola maka dilakukan pengaturan kerja secara
bergilir untuk bekerja, baik secara WFO dan WFH. Proses pencaiaran dana
APBN melalui Surat Perintah Membayar (SPM) ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara tetap dilaksanakan meskipun dengan situasi dan cara
yang berbeda. APBN merupakan instrumen keuangan negara yang menjadi
pedoman pelaksanaan pembiayaan setiap kementerian/lembaga. APBN dalam
proses pencairannya harus memenuhi ketentaun dan peraturan perundangan yang
berlaku selanjutnya dalam proses pencairan dana APBN masing masing
kementerian lembaga bermitra dengan kementerian keuangan dalam hal ini
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

KPPN adalah singkatan dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara,


sebuah instansi vertikal Pemerintah Pusat yang berada dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
Ditjen PerbendaharaanKementerian Keuangan yang melaksanakan fungsi
pembayaran tagihan kepada Negara. KPPN tersebar diberbagai wilayah di
Indonesia salah satunya di Makassar. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan
Nomor: 262/PMK.01/2017 KPPN Makassar mempunyai tugas melaksanakan
kewenangan perbendaharaan dan Bendahara Umum Negara (BUN), penyaluran
pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan
pengeluaran anggaran melalui dan dari kas Negara.

Sebelum Pandemi, petugas SPM BRPBAPPP mengantar langsung SPM


bersama kelengkapan dokumen adminsitrasinya ke KPPN Makassar II dan di
lakukan proses penerimaan, pengujian dokumen baik secara substantif maupun
formal dari dokumen SPM oleh petugas Front Office KPPN, jika hasil pengujian
di nyatakan valid maka Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dapat di proses di
hari yang sama dan dapat di pantau lewat aplikasi Online Monitoring Sistem
Perbendaharaan Negara (OMSPAN) sebaliknya jika dokumen belum valid
petugas Front Office KPPN akan mengembalikan dokumen dan operator SPM
harus kembali ke kantor untuk dilakukan perbaikan dan biasanya memerlukan
waktu sehari untuk dapat disampaikan kembali ke KPPN. Namun berbeda di masa
pandemi operator SPM BRPBAPPP hanya mengirim dokumen kelengkapan
administrasi secara daring melalui aplikasi Elektronik Surat Perintah Membayar
(E-SPM), selanjutnya operator SPM memantau proses konversi data melalui E-
SPM , jika dokumen yang di kirim valid sesuai kelengkapan jenis SPM nya maka
aplikasi E-SPM akan mengkonversi data SPM dan di proses untuk penerbitan
SP2D sebaliknya jika dokumen SPM belum memenuhi persyaratan secara
otomatis aplikasi E-SPM akan menolak data SPM dan menyampaikan notifikasi
alasan penolakannya.
Merujuk pada surat edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor S-
267/PB/2020 tanggal 26 Maret 2020 tentang pengaturan pengajuan SPM ke
KPPN dalam masa covid -19. KPPN Makassar telah menyusun pedoman teknis
pelayanan kepada satuan kerja kemeterian negara/lembaga di masa pandemi. hal
ini merupakan bagian dari upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Penyesuaian
langkah ini diharapkan tidak ada satuan kerja yang terkendala terkait pencaiaran
anggaran. Namun pada kenyataanya masih saja ditemukan keluhan akibat
pelaksanaan pelayanan daring pengajuan SPM ke KPPN yang secara umum
terkendala pada jaringan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas


lebih jauh berkaitan dengan proses pengajuan pencairan anggaran satuan kerja
BRPBAPPP Maros dengan judul “ Prosedur Pencairan Anggaran di masa
Pandemi pada satuan kerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan ”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka kemudian


dirumuskan suatu pokok permasalahan sebagai berikut “ Bagaiman prosedur
pencairan anggaran di masa Pandemi pada satker Balai Riset Perkanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan?”

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses


pencairan anggaran baik sebelum maupun dimasa pandemi pada satker Balai
Riset Perkanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan.

1.4. Manfaat Penulisan

Dengan tulisan ini maka diharapkan dapat menambah pengetahuan


mengenai proses pencairan anggaran ke KPPN baik sebelum pandemi maupun di
masa pandemi khusunya pada satuan kerja BRPBAPPP.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Penelitian yang relevan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah sederhana ini penulis menggali


informasi dari tulisan maupun penelitian sebelumnya sebagai bahan perbandingan,
baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, penulis juga
menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam rangka mendapatkan
suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul
yang di gunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah. Tulisan tentang
mekanisme pencairan anggaran telah di tulis oleh :

Nurul Fatiah Kenanga .Mahasiwi Universitas Andalas Tahun Ajaran 2021


denganjudul Mekanisme Pencairan Anggaran Melalui Surat Perintah Membay
ar(SPM) ke KPPN Padang pada Masa Keadaan Darurat Covid-19. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Pandemi bukan menjadi halangan bagi satuan kerja
untuk proses pencairan anggaran ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Padang. Tidak terlalu banyak perbedaan mekanisme dan proses pencairan anggaran
melalui surat perintah membayar pada KPPN Padang, sebelum pandemi petugas
satuan kerja membawa SPM dan kelengkapanya ke KPPN, namun saat pandemi
SPM dikirim melalui jaringan online di plikasi E SPM dan bukti fisik berupa hard
copynya tetap di sampaikan ke KPPN melalui ekspedisi pengiriman. Terdapat
kendala yang di hadapai satuan kerja dalam proses pengajuan SPM melaui daring
yaitu kendala jaringan karena tidak semua satuan kerja berada di kota Padang
namun terdapat beberpa satker yang jangakuan internetnya tidak stabil.
B. Kajian Pustaka

Untuk mendukung pembuatan tulisan ini, maka penulis perlu mengemukakan


teori–teori yang berkaitan dengan permasalahan pembahasan sebagai landasan
dalam pembuatan tulisan ini.
1.Prosedur

Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat
dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Pada akhirnya prosedur akan menjadi
pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan aktivitas apa yang harus
dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Prosedur adalah rangkaian
kegiatan yang telah menjadi pola dan sudah ditentukan dalam melakukan suatu
pekerjaan atau aktivitas.

Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Lilis Puspitawati dan Sri Dewi


Anggadini (2011:23) dalam buku yang berjudul “Sistem Imformasi Akuntansi”
yaitu “serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun secara sistematis
berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan harus diikuti untuk dapat
menyelesaikan suatu permasalahan”. Prosedur adalah suatu urutan-urutan
pekerjaan kerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu kegiatan
atau lebih yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam
terhadap transaksi perusahaan yang terjadi (Zaki Baridwan, 2000:3) Menurut
Narko (2007:3) prosedur adalah serangkaian titik rutin yang diikuti dalam
melaksanakan suatu wewenang fungsi dan operasional. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat diketahui bahwa prosedur adalah suatu serangkain 15 \ 16
kegiatan yang biasanya melibatkan beberapa orang, guna menangani segala
transaksi perusahaan yang berulang terjadi secara beragam. Menurut Ardiyos
(2004:73) “prosedur adalah suatu bagian system yang merupakan rangkaian
tindakan yang menyangkut beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin
agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan
dilaksanakan secara seragam”
Menurut Azhar susanto (2004 : 264) prosedur adalah
rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan cara yang sama. Menurut Mulyadi
(2010:5) prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih,
yang dibuat untuk menjamin penengan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulangulang.

a.Manfaat Prosedur
Beberapa manfaat jika dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan
memakai prosedur kerja yaitu (1) Memberikan arah jangka panjang yang
akan dituju., (2) Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan yang
terjadi, (3). Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif., (4)
Mengidentifikasikan keunggulan komparatif organisasi dalam lingkungan
yang semakin beresiko, (5). Memberikan arah jangka panjang yang makin
beresiko.

2.2.1 Karasteristik Prosedur


Berikut adalah beberapa karakteristik prosedur yaitu:

1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

2. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.

3. Prosedur menunjukan urutan yang logis dan sederhana.

4. Prosedur menunjukan adanya keputusan dan tanggung jawab.

5. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan


menggunakan biaya seminimal mungkin.

2.2.2 Pencaiaran Anggaran


2.2.3 Pengertian Pencairan Anggaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi pencairan
anggaran dalah suatu tindakan atau kegiatan menyalurkan, mengeluarkan,
merealisasikan, atau kegiatan menguangkan dan memperbolehkan
mengambil dana berupa uang tunai yang disediakan untuk suatu keperluan
tertentu.

2.2.7 Tujuan Pencairan Anggaran

1. Memberikan petunjuk penyelesaian administrasi pelaksanaan agar dapat


sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Menyalurkan anggaran kegiatan yang diajukan.

3. Mengeluarkan anggaran kegiatan.

2.2.8 Prosedur dan Model Pencairan Dana

Prosedur dan model pencairan dana terdiri dari 2 model, yaitu :


Model Pencairan Dana Uang Persediaan (UP) dan Model Pencairan Dana
Langsung (LS). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Model Pencairan Dana Uang Persediaan (UP)

Uang Persediaan adalah sejumlah uang yang disediakan untuk Satuan


Kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari. Adapun
Pengajuan Uang Persediaan melalui Surat Perintah Membayar yang
terdiri dari :

a. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) adalah Surat


Perintah Membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran yang
dananya dipergunakan sebagai uang persediaan untuk membiayai
kegiatan operasional kantor sehari-hari.

b. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GU)


adalah Surat Perintah Membayar yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran 39 karena dengan membebani DIPA, yang dananya
dipergunakan untuk menggantikan uang persediaan yang telah
dipakai.

c. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU)


adalah Surat Perintah Membayar yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran karena kebutuhan dananya melebihi dari pagu uang
persediaan yang ditetapkan. Pembayaran berdasarkan Surat
Permintaan Membayar tersebut di atas dilakukan dengan penerbitan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh KPPN selaku Kuasa
Bendahara Umum Negara.

2. Model Pencairan Dana Uang Langsung (LS)

Pencairan Dana Uang Langsung (LS) dilakukan memalui Surat


Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) yang merupakan surat
yang dikeluarkan oleh pengguna anggaran kepada pihak ketiga atas
dasar perjanjian kontrak kerja. Pembayaran berdasarkan Surat
Permintaan Membayar tersebut di atas dilakukan dengan penerbitan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh KPPN selaku Kuasa
Bendahara Umum Negara.

You might also like