You are on page 1of 19

MAKALAH

UNDANG-UNDANG DAN KONSTITUSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Politik

Dosen Pembimbing :

Ahmad Khubby Ali Rohmad, S.Ag., M.Si

Nama Anggota Kelompok 6 :

Dinda Khoirunnisa (05040421071)

Eka Aninda Amaliyah (05040421074)

Pariyetmi Putri (05020421051)

Rhima Arifaturrosyida (05020421054)

Fawwas (05040421078)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah, inayah-Nya dan nikmat kesehatan yang luar
biasa kepada kita semua. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Politik,
dengan judul “Undang-Undang dan Konstitusi” .

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari


bantuan banyak pihak, yakni sebuah kritik dan saran yang membangun.
Sehingga, makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Hal ini dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik, saran,
dan masukan dari berbagai pihak yang sifatnya membagun. Kami berharap
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan pengetahuan
dari dunia pendidikan.

Surabaya, 01 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Makalah .................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAAN

A. Undang-Undang .................................................................................. 3
a. Pengertian Undang-Undang ........................................................... 3
b. Fungsi Undang-Undang ................................................................. 3
c. Jenis Undang-Undang ....................................................................4
d. Sumber Undang-Undang ............................................................... 4
B. Konstitusi ............................................................................................ 7
a. Pengertian Konstitusi ..................................................................... 7
b. Istilah Konstitusi ............................................................................ 8
c. Klasifikasi Konstitusi ..................................................................... 8
d. Tujuan Konstitusi ........................................................................ 10
e. Fungsi Konstitusi ......................................................................... 10
f. Nilai Konstitusi ........................................................................... 10
g. Perubahan Konstitusi ................................................................... 11
C. Perbedaan Undang-Undang dan Konstitusi ........................................ 14

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang (legislasi) adalah hukum yang telah disahkan oleh
badan legislatif atau unsur ketahanan yang lainnya. Sebelum disahkan
undang-undang disebut sebagai rancangan Undang-undang. Undang-
undang berfungsi untuk digunakan sebagai otoritas, untuk mengatur, untuk
menganjurkan, untuk menyediakan (dana), untuk menghukum, untuk
memberikan, untuk mendeklarasikan, atau untuk membatasi sesuatu

Tidak heran jika keberlakuan Undang-undang seringkali terdengar


untuk mengatur segala sesuatu dalam berjalannya suatu pemerintahan.
Segala peraturan yang dibuat di dalam Undang-undang juga sebagai
landasan untuk mengatur keseluruhan warga negara. Dengan adanya
Undang-undang suatu negara akan memiliki hukum yang kuat jika
Undang-undang nya selaras.

Secara dinamis, Undang-undang juga akan berkaitan dengan adanya


konstitusi. Konstitusi menyangkut perkara suatu pemerintahan yang
dipersiapkan, konstitusi di dalam suatu negara merupakan sebuah norma
sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara

Ruang lingkup Undang-undang dan konstitusi menjadi dasar sebuah


keberlangsungan hukum di suatu negara, sehingga hal ini wajib untuk
dipelajari dan difahami secara global. Penting bagi kita untuk mengetahui
bagaimana Undang-undang dan konstitusi itu dijadikan sebagai landasan
hukum. Sehingga, makalah ini diharapkan dapat membuka pola
pengetahuan tentang Undang-undang dan konstitusi yang mana hal ini
dapat memperkaya dan menambah ilmu pengetahuan kita.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Undang-undang?
2. Apa fungsi dari Undang-undang?
3. Apa saja jenis-jenis Undang-undang?
4. Apa sumber dari Undang-undang?
5. Apa pengertian dari konstitusi?
6. Apa istilah dari konstitusi?
7. Apa saja klasifikasi konstitusi?
8. Apa tujuan dari konstitusi?
9. Apa fungsi dari konstitusi?
10. Apa saja nilai dari konstitusi?
11. Bagaimana perubahan dari konstitusi?
12. Bagaimana perbedaan antara Undang-undang dan konstitusi?

C. Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang Undang-undang dan
konstitusi secara keseluruhan dengan bersumber pada kajian-kajian yang
baik dan benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Undang-Undang
a. Pengertian Undang-Undang
Undang-undang adalah peraturan perundang-undangan yang
dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan
bersama Presiden.
Definisi UU sendiri, yakni peraturan atau prinsip yang digunakan
oleh sesuatu autoriti politik (kewenangan politik) atau suatu sistem
guaman. Dalam definisnya, suatu sistem untuk membentuk keadilan
atau peraturan yang dikuasai untuk memerintah sebuah kerajaan.
Suatu sistem peraturan atau norma yang diikuti oleh masyarakat,
dimana biasanya peraturan suatu negara dan jika peraturan itu
dilanggar maka orang yang melanggar peraturan akan dihukum atau
didenda oleh mahkamah.
Menurut Paul Laban (Jerman), ada 2 pengertian terkait UU :
1. UU dalam arti materiel : Penetapan kaidah hukum yang tegas,
sehingga hukum mempunyai kekuatan mengikat.
2. UU dalam arti formil : Setiap keputusan yang merupakan UU
karena cara terjadinya.

b. Fungsi Undang-Undang
Undang-undang memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Mengatur hubungan antarmanusia dalam hidup bermasyarakat.
2. Menjaga dan melindungi hak-hak warga Negara.
3. Menyelesaikan masalah-masalah atau sengketa-sengketa secara
adil.
4. Mengatur jalannya pemerintahan Negara.

3
c. Jenis-Jenis Undang-Undang
1. Undang-Undang Awam
Undang-undang awam adalah Undang-undang yang mengelola
tentang perhubungan antara individu dan negeri.
Undang-undang ini berkaitan dengan perlembagaan dan fungsi
organisasi kerajaan. Seperti badan eksekutif, perundangan,
kehakiman, kementerian.
Undang-undang awam pula melibatkan kuasa kerajaan untuk
mengawal individu demi kepentingan masyarakat dan negara.
2. Undang-Undang Persendirian
Undang-undang ini berkaitan dengan penguatkuasaan
perhubungan antara individu seperti hak-hak dan tugas sesama
mereka.
Undang-undang ini bertujuan untuk memberi pampasan
kepada pihak yang teraniaya supaya harta dapat diperolehi semula
daripada pihak yang melakukan kesalahan dan untuk
melaksanakan tanggungjawab. Contoh : Undang-undang kontrak,
Undang-undang TORT, Undang-undang Hak Cipta, Akta
Perkongsian dan lain-lain.

d. Sumber Undang-Undang
1. Undang-Undang Bertulis
Undang-undang bertulis adalah Undang-undang yang disusun
oleh badan-badan perundangan seperti parlimen dan dewan
undangan negeri.
Undang-undang ini dikenal sebagai sumber bertulis sebab
Undang-undang tersebut dinyatakan, ditulis dan distatutorikan
secara spesifik.

4
Sumber Undang bertulis, yakni :
 Perlembagaan persekutuan
Diantara perkara-perkara yang dibincangkan dalam
perlembagaan persekutuan :
- Hak individu
- Kuasa kerajaan pusat
- Kuasa kerajaan negeri
- Kuasa raja
Dalam perlembagaan persekutuan, Undang-undang yang
tidak konsisten dengan perlembagaan persekutuan adalah
tidak sah.
 Perlembagaan Negeri
Perkara-perkara yang diperuntukkan dalam perlembagaan
neger, ialah :
- Yang bersangkutan dengan sultan
- Adat
- Kewangan negeri
- Pindaan kepada perlembagaan persekutuan
 Akta (Undang-undang persekutuan)
Undang-undang yang digubal dan diluluskan oleh parlimen
selepas merdeka.
Undang-undang persekutuan sebelum merdeka dikenali
sebagai ordinan.
Contoh :
- Akta kontrak 1950
- Akta syarikat 1965
- Akta perkongsian, dan lain-lain

5
 Enakmen
Undang-undang yang digubal dan ditulis oleh dewan
undangan negeri.
Contoh :
- Enakmen Undang-undang keluarga Islam Selangor
1984
- Enakmen Undang-undang keluar Islam Perak 1924
 Perundangan Kecil
Undang-undang yang disusun dan diluluskan oleh pihak
atau badan tertentu seperti menteri-menteri dan pihak kuasa
tempatan bahwa kuasa yang diberikan kepada mereka oleh
akta dan enakmen yang dikenali sebagai akta induk.
Perundangan kecil juga dikenal sebagai Undang-undang
subsidiari atau perwakilan.
2. Undang-Undang Tidak Bertulis
Undang-undang tidak bertulis adalah Undang-undang yang
bukan disusun oleh badan perundangan, seperti parlimen atau
dewan undangan negeri.
Undang-undang tidak bertulis, antara lain :
 Undang-undang Inggris
Sistem hukum di Inggris dan Wales, biasanya dipakai oleh
kebanyakan negara Persemakmran dan Amerika Serikat.
 Undang-undang Syariah
Mengatur tentang prinsip syariah yang digunakan, serta
menganut demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian.
 Adat Resam
Adat resam adalah UU atau hak yang tidak bertulis dalam
sebuah masyarakat dan diamalkan secara turun temurun
sejak sekian lama dan diwarisi oleh nenek moyang.

6
Adat resam mengenai amalan kebiasaan manakala budaya
adalah ida atau sekumpulan adat secara keseluruhan dalam
suatu kaum atau bangsa.

B. Konstitusi
a. Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari kata constituer (bahasa Perancis) yang
berarti membentuk. Maksudnya untuk pembentukan suatu negara.
Pengertian secara luas dan sempit, yakni :
- Konstitusi secara luas adalah hukum dasar tertulis maupun tidak
tertulis.
- Konstitusi secara sempit adalah sebagai Undang-undang dasar nya
negara (konstitusi tertulis).
Konstitusi menurut konstitusi hukum adalah konstitusi dalam
pengertian material yang meliputi norma-norma yang mengatur poses
pembentukan Undang-undang. Dalam teori politik konsep konstitusi
mencakup juga norma-norma yang mengatur pembentukan dan
kompetensi dari organ-organ eksekutif dan yudikatif tertinggi.
Pengertian konstitusi menurut para Ahli, yakni :
• K. C. Wheare, konstitusi yaitu semuanya sistem ketatanegaraaan
suatu negara yang berupa himpunan peraturan yang membentuk
mengatur/memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
• Herman heller, konstitusi mempunyai guna luas daripada UUD.
Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan
politis.
• Lasalle, konstitusi yaitu hubungan selang kekuasaaan yang terdapat
di dalam warga seperti golongan yang berkedudukan nyata di dalam
warga misalnya kepala negara angkatan perang, partai politik, dan
sebagainya.

7
b. Istilah Konstitusi
Konstitusi (Contitutio) sama dengan Jus atau Lus yang berarti hukum
atau prinsip.
- Constitution (Inggris)
- Constitutie dan Grondwet (Belanda)
- Verfassung dan Gerundgesetz (Jerman)
- Droit Constitutionnel dan Loi Constitutionnel (Perancis)
- Staatsregeling = Grondwet (Belanda)
- Konstitusi = Undang-Undang Dasar (UUD)
Dalam bahasa Yunani Kuno kata “Konstitusi” berasal dari Politeia
dan dalam bahasa latin berasal dari kata Constitutio.

c. Klasifikasi Konstitusi
Dalam buku K.C. Wheare “Modern Constitution” (1975)
mengklasifikasikan konstitusi sebagai berikut :
1. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis
(written constitution and unwritten constitution)
2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid
constitution)
Konstitusi fleksibel yaitu konstitusi yang mempunyai ciri-ciri
pokok, antara lain :
- Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah
- Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti
mengubah Undang-undang.
Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain :
- Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari Undang-
undang
- Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa
3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi
(Supreme and not supreme constitution)

8
4. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and
Unitary Constitution)
Dalam suatu negara serikat terdapat pembagian kekuasaan antara
pemerintah federal (pusat) dengan negara-negara bagian. Hal itu
diatur di dalam konstitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu
tidak diatur dalam konstitusi negara kesatuan.
5. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan Pemerintahan
Parlementer (President Executive and Parliamentary Executive
Constitution)
Dalam sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri
antara ain :
- Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepaa negara,
tetapi juga memiliki kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan.
- Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih.
- Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan
tidak dapat memerintahkan pemilihan umum.

Konstitusi dalam sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-


ciri (Sri Soemantri) :
- Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk
berdasarkan kekuatan yang menguasai parlemen.
- Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota
parlemen.
- Presiden dengan saran atau nasihat Perdana Menteri dapat
membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakan pemilihan
umum.

9
d. Tujuan Konstitusi
Tujuan konstitusi juga merupakan tata tertib terkait dengan :
1. Berbagai lembaga-lembaga negara dengan wewenang dan cara
bekerjanya.
2. Hubungan antar lembaga negara.
3. Hubungan lembaga negara dengan warga negara (rakyat).
4. Adanya jaminan hak-hak asasi manusia.
5. Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman.

e. Fungsi Konstitusi
Konstitusi merupakan “tali” pengikat antara setiap warga negara
dengan lembaga negara dalam kehidupan benegara. Secara umum
fungsi konstitusi, yaitu :
1. Tata aturan dalam pendirian lembaga-lembaga yang permanen
(suprastruktur dan inprastruktur).
2. Tata aturan dalam hubungan antara negara dengan warga negara
serta dengan negara lain.
3. Sumber hukum dasar yang tertinggi.

f. Nilai Konstitusi
1. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh
suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya
berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku
dalam masyarakat dalam arti berlaku efektif dan dilaksanakan
secara murni dan konsekuen.
2. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum
tetaplah berlaku, tetapi tidak sempurna. Ketidaksempurnaan itu
disebabkan pasal-pasal tertentu tidak berlaku/tidak seluruh pasal-
pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah
negara.

10
3. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya
untuk kepentingan penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan,
penguasa menggunakan konstitusi sebagai alat untuk
melaksanakan kekuasaan politik.

g. Perubahan Konstitusi
Secara historis bahwa konstitusi awal mulanya sebagai
pembatasan dari kekuasaan yang sewenang-wenang. Dengan adanya
konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah dimaksudkan agar
adanya kepastian di dalam cara penyelenggaraan pemerintahan
daripada negaranya dalam suatu sistem ketatanegaraan yang tertentu
sehingga dapat dibatasi tindakan para penguasanya dan dengan
demikian hak-hak dari para anggauta masyarakatnya dapat dijamin
dari tindakan yang sewenang-wenang dan dapat dijamin pula
kepentingannya. Ini merupakan penggambaran awal kemunculan
konstitusi tersebut, hanya sebatas untuk melindungi masyarakat dari
kesewenang-wenangan penguasa atau pemerintah.
Seiring berjalannya waktu berubah pula paradigma mengenai
konstitusi tersebut. Yang pada awal mulanya memiliki paradigma
hanya terbatas sebagai pembatasan dan perlindungan maka kemudian
paradigma tersebut bergeser lebih jauh yakni pembatasan,
perlindungan dan pensejahteraan. Jadi suatu konstitusi
tersebutdimaksudkan sebagai alat yang mendasari pemerintah untuk
melakukan kegiatan pensejahteraan masyarakat. Masyarakat modern
itu dinamis, selalu berkembang dan berubah.
Menurut Venter, konsep konstitusi itu sendiri sifatnya dinamis.
Jhnon P. Wheeler, Jr., terang-terangan berpendapat bahwa perubahan
suatu konstitusi adalah sebuah keniscayaan. Romano Prodi
mengatakan bahwa, konstitusi yang tak bisa diubah adalah konstitusi

11
yang lemah, karena ia tidak bisa beradaptasi dengan realitas yang terus
berubah-ubah.
Mengenai perubahan, Thomas Jefferson juga menitik beratkan
suatu akan terjadi disebabkan oleh pemikiran manusia yang
berkembang, termasuk pula perubahan hukum. Suatu masyarakat yang
diorganisir atas hukum haruslah bergerak maju. Namun harus disadari
pergerakan tersebut harus tidak terlalu cepat. Masyarakat memiliki dua
aspek, yaitu aspek diam atau statis dan aspek bergerak atau dinamis.
Menurut Thaib (2003 :50), terdapat dua sistem perubahan
konstitusi yaitu :
1. Sistem yang pertama, bahwa apabila suatu Undang-Undang Dasar
atau konstitusi diubah, maka yang berlaku adalah Undang-Undang
Dasar atau konstitusi yang baru secara keseluruhan. Hal ini pernah
dialami di Indonesia yaitu perubahan (pergantian) konstitusi dari
UUD 1945 menjadi Kontitusi RIS (27 Desember 1949 – 17
Agustus 1950), dan perubahan (pergantian) dari Kontitusi RIS
menjadi UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959), serta dari
UUDS 1950 kembali menjadi UUD 1945 ( 5 Juli 1959 – 1999).
2. Sistem yang kedua, bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka
konstitusi asli yang tetap berlaku. Perubahan konstitusi yang
menggunakan sistem pertama berarti Perubahan
Konstitusi,terjadinya pergantian suatu konstitusi atau Undang-
Undang Undang-Undang Dasar (UUD) yang lama dengan adanya
konstitusi atau Undang-Undang Dasar yang baru.

Adapun mengenai sistem perubahan, pada saat ini, Hukum dan


Teori Konstitusi dikenal dua sistem perubahan UUD. Pertama,
perubahan dilakukan secara langsung terhadap UUD lama. Jika ada
pasal-pasal lama UUD lama perlu diubah, perubahan akan langsung
dilakukan terhadap pasal itu. Dengan demikian setelah perubahan yang
berlaku adalah UUD yang baru secara keseluruhan. Kedua, perubahan

12
tidak dilakukan langsung terhadap UUD lama. Dengan demikian
walaupun telah diadakan perubahan, tetapi UUD yang lama tetap
berlaku. Perubahan melalui sistem ini dilakukan melalui terhadap
amandemen UUD lama. Kemudian amandemen ini dicantumkan di
bagian belakang atau akhir dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari UUD.
Dalam sistem ketatanegaraan modern ada dua sistem yang
berkembang dalam perubahan konstitusi yang renewal (pembaharuan)
dianut di negara-negara Eropa kontinental dan amandement
(perubahan) dianut di negara-negara Anglo-Saxon.
- Model Renewal (pembaharuan) merupakan perubahan konstitusi
secara keseluruhan sehingga yang diberlakukan adalah konstitusi
yang baru secara keseluruhan.
- Model Amandement (perubahan) adalah apabila suatu konstitusi
dirubah (di-amandement), maka konstitusi yang asli tetap berlaku.

Dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan konstitusi, yakni :


1. Pertama, selama perubahan konstitusi yang ada sesuai dengan
pengaturan prosedur hukum yang telah ditentukan adalah
merupakan permasalahan hukum.
2. Kedua, perubahan konstitusi yang tidak sesuai dengan prosedur
hukum adalah merupakan permasalahan politik.

13
C. Perbedaan Undang-Undang dan Konstitusi
UNDANG-UNDANG KONSTITUSI

Memuat peraturan tertulis saja Memuat peraturan tertulis dan lisan

Bersifat dasar dan belum memiliki Bersifat dasar, belum memiliki sanksi
sanksi pemaksa atau sanksi pidana bagi pemaksa atau sanksi pidana bagi
penyelenggaraannya penyelenggaraannya, timbul dan
terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara meskipun tidak
tertulis.

Mengandung pokok-pokok sebagai Mengandung ketentuan-ketentuan


berikut : sebagai berikut :

 Adanya jaminan terhadap HAM  Organisasi negara, misalnya


dan warganya pembagian kekuasaan antar
 Ditetapkan susunan bada legislative,eksekutif dan
ketatanegaraan suatu negara yudikatif.
yang bersifat fundamental  HAM
 Adanya pembagian dan  Prosedur mengubah UUD
pembatasan tugas  Ada kalanya memuat larangan
ketatanegaraan yang juga untuk mengubah sifat tertentu
bersifat fundamental. dari UUD

Contoh : UUD NKRI 1945 Contoh : Konstitusi RIS 1949

14
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Undang-undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama
Presiden.
Konstitusi menurut konstitusi hukum adalah konstitusi dalam
pengertian material yang meliputi norma-norma yang mengatur poses
pembentukan Undang-undang. Dalam teori politik konsep konstitusi
mencakup juga norma-norma yang mengatur pembentukan dan
kompetensi dari organ-organ eksekutif dan yudikatif tertinggi.
Undang-undang dan konstitusi memiliki perbedaan yang spesifik,
yakni Undang-undang memuat peraturan secara tertulis. Sedangkan,
konstitusi yakni memuat peraturan secara tertulis dan lisan.

B. Saran
Sebagai generasi muda, sudah seharusnya kita mengetahui dan
menelaah tentang kajian pada Undang-undang dan konstitusi di dalam
sebuah politik hukum. Agar landasan dasar hukum seimbang dan selaras
terhadap Undang-undang dan konstitusi.

15
DAFTAR PUSTAKA

A Frinaldi. 2005. Perubahan Konstitusi. Perubahan Konstitusi Dan Implikasinya


Pada Perubahan Lembaga Negara
Budiardjo, Miriam. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta. Penerbit Gramedia
Pustaka Utama.
Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara
Indonesia, Deepublish, Yogyakarta, 2019
Martosoewignjo, Sri Soemantri. Prosedur dan Perubahan Konstitusi, Alumni,
Bandung, 1987.
Toto S.Pandoyo. 1981. Ulasan Terhadap Beberapa Ketentuan Undang-Undang
Dasar 1945. Yogyakarta. Penerbit Liberty.
Thaib, Dahlan, Jazim Hamidi, Ni`matul Huda. 2003. Teori dan Hukum Konsitusi.
RadjaGrafindo Persada. Jakarta.

You might also like