You are on page 1of 7

Accelerat ing t he world's research.

SIMULASI KEKUATAN DAYA


HANTAR LISTRIK LARUTAN
ELEKTROLIT
Riki Andri Yusda

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

LAPORAN PRAKT IKUM MAT ERIAL Pengujian Kondukt ivit as List rik Mat erial dangan Met ode Fo…
Rheina Shavira

Silabus-sma-peminat an-mipa
mohammad idris

ANALISIS KOMPET ENSI DASAR KELAS XI KUR 2013


Mhe Nhie
Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer
Volume 1, Nomor 1, April 2015

SIMULASI KEKUATAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN


ELEKTROLIT
William Ramdhan *1, Riki Andri Yusda 2
1,2
Program Studi Teknik Komputer AMIK Royal Kisaran
e-mail: *1william.ramdhan052@gmail.com

Abstrak
Pada bidang pendidikan sering sekali mengalami keterbatasan media pembelajaran khususnya penggunaan
laboratorium di sekolah sehingga hal yang seharusnya dilakukan secara praktikal hanya dijelaskan secara teori
sehingga proses pembelajaran tidak berjalan optimal. Selain itu ada pengunaan media pembelajaran bisa
berdampak negatif jika tidak dilakukan dengan benar. Kedua permasalahan tersebut sering sekali terjadi pada
studi mata pelajaran kimia. Pada bidang studi kima terdapat sub bab pelajaran elektrolisis, di mana di dalam
pelajaran tersebut menjelaskan kekuatan daya hantar larutan. Hal ini tidak begitu jelas dipaparkan nilai dari daya
hantar larutan elektrolisis tersebut baik itu didalam kelas maupun didalam laboratorium. Untuk mengatasi hal
tersebut kita bisa melakukan secara komputerisasi dengan cara melakukan simulasi.
Simulasi adalah suatu teknik dalam pembuatan suatu model dari system nyata sehingga prilaku system
tersebut pada kondisi tertentu dapat dipelajari. Selain itu simulasi dapat dikatakan suatu metoda dalam
mempelajari atau memprediksi sesuatau yang belum terjadi dengan cara meniru atau membuat model system yang
dipelajari dan selanjutnya mengadakan eksperimen secara numeric dengan menggunakan komputer. Sehingga hasil
yang didapat dari simulasi dapat digunakan sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan.
Hasil penelitian ini dibuatlah perangkat lunak dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 sebuah
Simulasi dengan menggunkan metoda Monte Carlo ( Bilangan random ). Dimana Setiap larutan kimia yang
digunakan mempunyai hubungan antara kepekatan larutan dengan daya yang dihasilkan.

Kata kunci—Simulasi, Monte Carlo, Molarotas, Daya Hantar Listrik

1. PENDAHULUAN melakukan simulasi pada larutan elaktrolit dengan


Pada bidang pendidikan sering sekali mengalami cara mencari sampling acak pada setiap larutan baik
keterbatasan media pembelajaran khususnya larutan yang bersifat asam,basa maupun garam.
penggunaan laboratorium di sekolah sehingga hal
yang seharusnya dilakukan secara praktikal hanya 2. METODE PENELITIAN
dijelaskan secara teori yang dikarenakan biaya 2.1 Simulasi
pengadaan media pembelajaran dilabotarorium, Simulasi merupakan suatu cara
sehingga proses pembelajaran tidak berjalan optimal. menduplikasikan atau menggambarkan ciri, tampilan
Selain itu ada pengunaan media pembelajaran bisa dan karakteristik dari sistem nyata. Ide awal dalam
berdampak negatif jika tidak dilakukan dengan benar. menggunakan simulasi adalah untuk meniru situasi
Kedua permasalahan tersebut sering sekali terjadi dunia nyata secara sistematis, kemudian mempelajari
pada studi mata pelajaran kimia. Pada bidang studi sifat dan karakter operasionalnya dan akhirnya
kima terdapat sub bab pelajaran elektrolisis, di mana membuat kesimpulan dan membuat keputusan
di dalam pelajaran tersebut menjelaskan kekuatan berdasarkan hasil simulasi. Dengan cara ini, sistem di
daya hantar larutan. Hal ini tidak begitu jelas dunia nyata tidak tersentuh atau dirubah sampai
dipaparkan nilai dari daya hantar larutan elektrolisis keuntungan atau kerugian yang akan menjadi
tersebut baik itu didalam kelas maupun didalam kebijakan yang diambil dari uji coba yang dilakukan.
laboratorium. Untuk mengatasi hal tersebut kita bisa Posisi simulasi dalam studi suatu sistem dapat
melakukan secara komputerisasi dengan cara dilihat pada gambar berikut:
melakukan simulasi.
Simulasi adalah suatu teknik dalam pembuatan
suatu model dari system nyata sehingga prilaku
system tersebut pada kondisi tertentu dapat dipelajari.
Selain itu simulasi dapat dikatakan suatu metoda
dalam mempelajari atau memprediksi sesuatau yang
belum terjadi dengan cara meniru atau membuat
model system yang dipelajari dan selanjutnya
mengadakan eksperimen secara numerik dengan
menggunakan komputer. Sehingga hasil yang didapat
dari simulasi dapat digunakan sebagai penunjang
dalam pengambilan keputusan. Simulasi dengan 2.2 Langkah-langkah Sistematis Simulasi
metoda Monte Carlo yang digunakan untuk

9
William Ramdhan, dkk., Simulasi Kekuatan Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

Simulasi komputer bukanlah hal yang sudah c. Melaksanakan perbaikan pada program
baru karena simuasi sudah untuk cukup dikenal simulasi yang sudah dimasukkan ke dalam
dibergai dunia, terutama digunakan untuk komputer
memecahkan masalah yang kompleks/rumit. 2.2.6 Validasi
Sehingga di dalam pembuatan simulasi mempunyai a. Langkah validasi merupakan langkah untuk
tahapan-tahapan secara sistematis sehingga pesoalan mengawasi atau mengecek apakah model
yang kompleks tersebut dapat dipecahkan. Tahapan- yang sudah diprogramkan itu asli, sudah
tahapannya sebagai berikut: sesuai dan benar.
2.2.1 Menggunakan atau tidak menggunakan b. Mengecek model yang sudah diprogramkan
simulasi apakah dapat berjalan dengan baik.
Didalam menentukan untuk c. Apakah belum memenuhi kebutuhan yang
mempergunakan atau tidak mempergunakan sebenarnya, maka dilakukan peninjauan
simulasi, maka harus suda ditantuka jawabannya. kembali pada formulasi model (Modelling
Karena apabila tidak menggunakan simulasi maka Formulation) untuk diubah dan diperbaiki.
kita tidak perlu lagi menentukan cara, metode d. Jika telah sesuai maka akan masuk ketahap
ataupun metode yang akan digunakan untuk berikutnya.
memecahkan maslah tersebut. Namun jika kita 2.2.7 Desain Eksperimen
menggunakan simulasi sebagai pemecahan masalah a. Langkah eksperimen ini dilakukan untuk
maka kita harus melanjutkan ketahapan berikutnya. menguji desain dengan menggunakan teori
ekspeimental desaign.
2.2.2 Pemodelan Formulasi b. Bagaimana mendapatkan data input untuk
Pada tahap ini yang dilakaukan adalah dapat melaksanakan percobaan dengan baik
menentukan formulasi yang digunakan. Untuk c. Perlu juga untuk mencari nilai efektif dari
menentukan formulasi tersebut yaitu dengan percobaan tersebut, yang dikenal sebagai
menggunakan: MOE
a. Fungsi matematis, didalam menyususn model d. Bila diperlukan, langkah ini merupakna
harus diperhatikan. langkah tambahan untuk melakukan
b. Variabel yang menentukan fungsi tersebut. percobaan guna mendapatkan ketepatan
c. Ada atau tidaknya konstanta yang digunakan. simulasi
2.2.3 Persiapan Pengambilan Data 2.2.8 Perencanaan yang Taktis
Dalam yahap ini yang harus diperhatikan a. Langkah ini merupak bentuk studi kelayakan
adalah dari tahap desain eksperimen, yakni untuk
a. pengumpulan data kita harus memeperhatikan melihat bagaimana percobaan dapat dikerjakan
ketentuan atau aturan yang berlaku atau yang memalui perencanaan terarah
diwajibkan. b. Perencanaan dilakukan untuk menetukan berapa
b. Menguraikan data yang sudah dikumpulkan lama percobaan dapat dilakukan sehingga kita
dalam bentuk statistik untuk membuat dapat menegtahui dengan tepat kapan kita akan
program simulasi memulai dan mengakhiri program.
c. Menggunakan teori analisis untuk 2.2.9 Percobaan Dilaksanakan
menguraikan data yang telah dikumpulkan a. Langkah ini merupakan pelaksanaan dari
d. Meninjau apakah mempergunakan analisis percobaan yang sudah didesain
regresi atau analisis lainnya. b. Percobaan juga dapat dilakukan dengan
e. Meninjau computer time untuk simulasi ini menggunakan teknik penelitian kimia dan
sehingga dapat membuat rencana dengan fisika dengan teori yang sudah diketahui dan
alokasi waktu yang tepat. dikuasai.
2.2.4 Penulisan Program c. Melakukan interpretasi terhadap hasil
Pada tahap ini kita harus meninjau dan percobaan tersebut dengan tetap
memperhatikan bahasa pemograman yang memungkinkan untuk dikoreksi kembali.
dipergunakan dalam simulasi. Biasanya bahasa d. Membuat laporan yang terperinci mengenai
pemograman yang digunakan adalah FortranIV, percobaan yang dilaksanakan
SimScript-II, Basic. 2.2.10 Model Terpakai
2.2.5 Verifikasi Langkah ini merupakan langkah untuk
Pada tahap ini meliputi: menjawab pertanyaan apakah model yang sudah
a. Langkah verivikasi ini merupakan langkah di desain itu dapat memberikan hasil yang banar
untuk mengetahui apakah program ini benar dan memadai sesuai yang diharapkan.
dan sesuai dengan simulasi yang dikehendaki. 2.2.11 Dokumentasi
b. Melakukan debugging terhadap program yang Langkah terakhir ini merupakan langkah yang
dimasukkan ke dalam komputer menyatakan model simulasi telah dapat diterima
dan sesuai dengan yang diharapkan.

10
William Ramdhan, dkk., Simulasi Kekuatan Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

2.3 Monte Carlo 3.2 Data Flow Diagram


Simulasi Monte Carlo adalah metoda
pengambilan sampel pada mesin atau komputer
dengan menggunakan bilangan-biangan acak
(random number). Prinsip kerja dari Simulasi Monte
Carlo adalah membangkitkan bilangan-bilangan acak
atau sampel dari suatu variabel acak yang telah
diketahui distribusinya. Oleh karena itu, dengan
simulasi Monte Carlo seolah-olah dapat diperoleh
data dari lapangan. Simulasi Monte Carlo merupakan
alat rekayasa untuk menyelesaikan berbagai
persoalan yang rumit ddalam bidang probabilitas dan
statistika. Pada hakekatnya simulasi monte carlo
merupakan suatu metode numeric sehingga
membutuhkan banyak sekali iterasi dan pehitungan.
Ada tiga batasan dasar yang harus diperhatikan Sistem yang akan dirancang menggunakan
pada simulasi Monte Carlo yaitu software Microsoft visual basic 6.0. Di dalam sistem
a. Apabila suatu persoalan sudah dapat tersebut daya hantar listrik yang disimulasikan
diselesaikan atau dihitung jawabanya secara berdasarkan nilai variabel volume dan massa. Maka
sistematis dengan tuntas maka hendaknya output dari sistem tersebut adalah besaran daya yang
jangan menggunakan simulasi ini. Itu berarti dihantarkan oleh larutan kimia tersebut.
apabila persoalan dapat diselesaikan dengan pro Untuk memulai sistem simulasi tersebut, user
gram ataupun teori dalam operation research diharuskan untuk memilih jenis atau sifat dari larutan
(quening theory, integer programming dan lain- tersebut. Setelah menentukan sifat larutan yang akan
lain)simulasi ini tidak perlu digunakan lagi, disimulasikan, maka kita akan mendapatkan beberapa
kecuali perancangan-perancangan memerlukan jenis larutan yang memiliki sifat yang sama. Maka
perkiraaan. hal yang akan dilakukan, kita menetukan nilai input
b. Apabila sebagian persoalan tersebut dapat larutan tersebut yaitu nilai volume dan nilai berat
diuraikan secara analitis dengan baik, maka (massa) larutan sehingga kita mendapatkan nilai
penyelasiannya lebih baik dilakukan secara output. Nilai volume dan berat yang berfungsi
terpisah. Yaitu sebagian dengan cara analitis sebagai penentu nilai molaritas. Karena dari input
dan sebagianya dengan simulasi Monte Carlo tersebut akan menghasilkan nilai daya hantar arus
untuk kemudian disusun kembali listrik yang berbeda-beda.
keseluruhannya sebagai penyelesaian akhir. Ini
berarti tenik sampling dari simulasi Monte 3.3 Interface Simulasi Larutan Elektrolit
Carlo ini hanya digunakan apabila betul-betul
dibutuhkan.
c. Apabila mungkin maka dapat digunakan
simulasian perbandingan. Kadangkala simulasi
ini dibutuhkan apabila dua system dengan
perbedaan-perbedaan parameter, distribusi,
cara-cara pelaksanaannya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada Gambar diatas merupakan interface
3.1 Conteks Diagram simulasi, di mana dalam memulai simulasi kita
Untuk memperjelas bentuk rancangan sistem dan diharuskan untuk memilih sifat/jenis larutan terlebih
mempermudah menganalisa sistem yang dirancang, dahulu. Jika kita memilih salah satunya misalkan
harus ada gambaran lebih detail tentang eleman- jenis larutan asam. Maka akan terbentuk frame baru
elaman dan hubungannya serta pembahasan disetiap yang berisikan larutan yang bersifat larutan. Setelah
ruang lingkup sistem. Salah satu media yang dapat memilih salah satu larutan yang bersifat asam, Maka
digunakan untuk memperjelas hal tersebut adalah kita diharuskan mengisi nilai volume dan berat massa
conteks diagram yang dapat dilihat pada gambar 4.1 larutan tersebut dengan tujuan hasil dari volume dan
berat massa larutan akan menentukan nilai molaritas
larutan. Sehingga perubahan dari molaritas tersebut
akan berpengaruh terhadap nilai daya hantar arus
listrik. Pada saat user atau siswa menginputkan nilai
volume maka secara otomatis animasi simulasi
larutan kimia terjadi

11
William Ramdhan, dkk., Simulasi Kekuatan Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

3.4 Analisa Data 1. Tabel molaritas


Sistem yang dirancang akan digunakan untuk Untuk mendapatkan nilai molaritas pada setiap
menentukan kekuatan daya hantar arus listrik dari volume sampel maka dilakukanlah perhitungan
larutan elektrolit. Dalam melakukan perancangan dengan menggunakan rumus pengenceran.
sistem tersebut, harus ditentukan terlebih dahulu data
yang akan digunakan. Data yang akan digunakan M1 x V1 = M2 x V2 ------------------------ ( II )
didapat dari hasil percobaan yang dilakukan di dalam
laboratorium kimia dan mengambil beberapa sampel Tabel molaritas mempunyai peranan penting untuk
dari larutan kimia tersebut. menciptakan/mensimulasikan daya hantar larutan
Di mana larutan elektrolit dikategorikan menjadi elektrolisis. Pada tabel 4.2 menjelaskan hubungan
3 golongan yaitu larutan yang bersifat asam, basa dan volume dengan molaritas.
garam. Larutan asam yang disimulasikan terdiri atas
H2SO4, C3COOH, HCl, H2C2O4.2H2O, sedangkan Tabel 4.2 Hubungan Volume dengan Molaritas
larutan basa yang akan disimulasikan terdiri dari
NH3, NaOH, KOH, Ca(OH)2. Untuk larutan yang Volume (ml) Molaritas (M)
bersifat garam yang akan disimulasikan terdiri dari 40 2.0
NaCl, MgSO4.2H2O, KCl, dan K2SO4. 50 1.6
Dari data-data sampel yang telah diambil, akan 80 1.0
digunakan untuk membuat bilangan random sehingga 100 0.8
simulasi monte carlo/simulasi sampling dapat
dilakukan. Variabel yang digunakan adalah kuat arus, Pengujian sampel bertujuan untuk mengetahui
volt dari larutan yang diuji kekuatan daya hantar nilai molaritas pada volume 40 ml yaitu 2M. Maka
listriknya, daya hantar larutan elektrolit dan molaritas untuk mendapatkan nilai molaritas untuk setiap
larutan. sampel. Maka dilakukan perhitungan dengan metoda
pengenceran.
Analisa Data dan Hasil Pengukuran Sehingga untuk mendapatkan nilai molaritas dari
Laboratorium 50 ml adalah :
Larutan yang dipakai pada kondisi awal/ M1 x V1 = M2 x V2
dijadikan sample memilki volume 4ml dengan 40 x 2 = M2 x 50
konsentrasi 2 Molar (M). Hal ini berlaku untuk M2 = 1.6
semua jenis larutan yang akan disimulasikan. Begitu juga halnya untuk mendapatkan nilai
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan molaritas pada volume 80 ml dan 100 ml. Maka hal
pengujian terhadap 40 ml larutan dengan mengukur yang dilakukan selanjutnya menentukan nilai range
tegangan dan kuat arus yang dihasilkan oleh larutan molaritas. Untuk hal itu diambil sampel pada volume
sebagai larutan elektrolit. Maka larutan akan 40 ml dan 50 ml. Untuk mendapatkan range
ditambah dengan aquades (air) menjadi 50 ml, 80 ml molaritas dari 40 sampai dengan 50 ml dilakukan
dan 100 ml. perhitungan sebagai berikut :
Di mana kegiatan yang dilakukan sama dengan (Molaritas1- Molaritas 2)/jarak volume2- volume 1,
kegiatan pada volume 40 ml dengan perlakuan yang sehingga kita dapat memasukkan nilainya menjadi :
sama. Sehingga dapat dikatakan titik sampel yang (2 – 1.6) / 10 sehingga kita mendapatkan nilai range
diambil untuk simulasi adalah pada 40 ml, 50 ml, 80 molaritas 0,04
ml dan 100 ml.
2. Tabel tegangan
3.4.1 HCl ( Asam Klorida ) Di mana sebagai tolak ukurnya adalah nilai
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Laboratorium molaritas yang telah kita dapat pada tabel pertama.
Untuk membuat tabel tegangan kita harus
Volume Tegangan
Arus (A)
Daya menghubungkan nilai molaritas dengan nilai
(ml) (V) (Watt) tegangan yang telah kita dapatkan pada percobaan
40 ml 2.8 0.1725 0.483 laboratorium seperti tabel dibawah ini.
50 ml 2.6 0.1650 0.429 Tabel 4.3 Tabel Hubungan Molaritas dengan
80 ml 2.2 0.1600 0.352 Tegangan
100 ml 2.1 0.1500 0.315
Data sampel yang diambil sebanyak 40 ml Molaritas (M) Tegangan (V)
larutan HCl dengan konsentrasi molaritas 2 Molar. 2.0 2.8
Sehingga kita dapat memisahkan tabel diatas menjadi 1.6 2.6
3 tabel untuk mendapatkan bilangan random dari 1.0 2.3
larutan HCl. Karena kita akan membuktikan 0.8 2.2
hubungan molaritas dengan daya yang dihantarkan Dan kita juga menentukan nilai range pada
oleh larutan. tegangan dengan menggunakan perhitungan(Nilai
tegangan 1- Nilai tegangan 2) / molaritas 1- molaritas

12
William Ramdhan, dkk., Simulasi Kekuatan Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

2. Maka tabel nya adalah sebagi berikut Untuk


mendapatkan range tersebut kita juga mengambil
sampel nilai molaritas dari valume 40 dan 50. Maka
range yang didapat adalah 0,02

3. Tabel Kuat Arus


Tabel selanjutnya yang digunakan adalah tabel
kuat arus. Hal yang dilakukan sama dengan tabel-
tabel sebelumnya di mana kita menentukan range
kuat arus, di mana kita masih menggunakan nilai
molaritas volume 40 dan volume 50 sebagai sampel
untuk menentukan range kuat arus. Maka tabel kuat
arus adalah
Tabel 4.4 Tabel Hubungan Molaritas dengan
Kuat arus

Molaritas (M) Kuat Arus (A)


2.0 0.1725
1.6 0.1650
1.0 0.1600
0.8 0.1500
Sehingga didapakan range kuat arus dengan
melakukan perhitungan (Nilai kuat arus 1- Nilai kuat
arus 2) / molaritas 1 – molaritas 2. Maka didapatkan
range kuat arus = 0,00075
Dari ketiga tabel tersebut kita bisa
mensimulasikan hubungan molaritas terhadap
kekuatan daya hantar larutan elektrolit di mana
seperti tabel berikut

Pada molaritas , kita telah memiliki range yang telah


kita dapatkan pada tabel molaritas. Maka untuk
menghasilkan nilai molaritas diatas dapat dilakukan
sebagai berikut:
a. Molaritas awal adalah 2 M, sehingga 2 M
Untuk mendapatkan nilai tegangan, kuat arus dan merupakan titik awal kita dalam membentuk
bilangan random daya elektrolisis seperti tabel 4.5 nilai molaritas yang lainnya. Maka jika kita
maka dilakukan sebagai berikut: merujuk pada tabel percobaan laboratorium
dan tabel molaritas, di mana setiap
menambahkan nilai volume larutan maka nilai
moaritasnya berkurang.
b. Pada kolom tegangan kita mendapatkan nilai-
nilai seperti tabel diatas. Kita masih
berpatokan pada molaritas 2 M yang
merupakan nilai awal waktu melakukan
percobaan. Maka kita akan mendapatkan nilai
tegangan pada setiap molaritas seperti pada
tabel tegangan, sehingga kita akan
mendapatkan nilai tegangan awal yang
mewakili 2M. untuk mendapatkan nilai
tegangan lainnya.
c. arus hal yang dilakukan masih sama dengan
tahap-tahap sebelumnya. Di mana kiat
berpatokan pada tabel kuat arus yang
menentukan nilai awal kuat arus larutan.

13
William Ramdhan, dkk., Simulasi Kekuatan Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

d. Pada kolom daya merupakan bilangan random 3. Untuk bahan-bahan berbahaya dan
yang didapat dari nilai tegangan dikalika membutuhkan biaya yang sangat besar dapat
dengan nilai kuat arus. Nilai daya inilah disimulasikan agar lebih efektif.
merupakan nilai tegangan yang akan 4. Volume larutan yang akan disimulasikan
disimulasikan oleh sistem. sebaiknya lebih rinci sehingga akan
menghasilkan simulasi yang sempurna dan
Hal yang sama dilakukan terhadap larutan H2SO4, memiliki data yang lebih akurat.
C3COOH, H2C2O4.2H2O, NH3 NaOH, KOH, 5. Pada animasi kekuatan daya hantar listik
Ca(OH)2, NaCl, Na2SO4, MgSO4.2H2O, dan KCl. sebaiknya diberikan nilai agar lembih mudah
dalam pembacaan kekuatan daya hantar larutan
4. KESIMPULAN yang disimulasikan.
6. Diharapkan dalam pengembangan selanjutnya,
4.1 Kesimpulan simulasi tersebut bisa membandingkan 2 larutan
secara bersamaan. Sehingga tampak dengan
Berdasarkan analisa sistem simulasi kekuatan jelas larutan yang baik menghantarkan arus
daya hantar listrik larutan elektrolit, maka dapat listrik.
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan simulasi dapat dilihat DAFTAR PUSTAKA
dengan jelas kekuatan daya hantar listrik. Di
mana dengan konsebtrasi larutan yang berbeda
maka menghasilkan daya hantar listrik larutan Arifin MIftahol ( 2009 ).”Simulasi Sistem Industri”
yang berbeda pula. Graha Ilmu
2. Pada jenis larutan yang berbeda dengan
memiliki konsentrasi yang sama menghasilkan Kakiay.Thomas J ( 2004 ) .” Sistem Simulasi” Andi
kekuatan daya hantar listrik yang berbeda.
3. Penggunaan metoda Monte Carlo pada Oktafri ( 2001 ).”Aplikasi Metode Simulasi Monte
penelitian laboratorium sangat tepat digunakan Carlo Untuk Menduga Debit Aliran Sungai”
karena di dalam metoda Monte Carlo Vol 15 No 2 Agustus
menggunakan sistem sampel untuk menentukan
pola yang akan disimulasikan dan hal ini juga Sridadi H Bambang,M.Sc, ”Perkembangan
diterapkan di dalam laboratorium pada Teknologi Informasi Komputer”
penggunaan larutan kimia. Selain itu hasil
simulasi dapat digunakan lagi dengan Saifudin Toha,S.si.,M.Si.” Beberapa Contoh
menggunakan metode Monte Carlo untuk Penerapan Simulasi Monte Carlo
mendapatkan pola yang baru dalam
penyempurnaan hasil simulasi. Tirta I Made,M.Sc,Ph.D ( 2003 ).”Pengantar Metode
4. Bahasa pemograman Microsoft Visual basic 6.0 Statistika Dengan Aplikasi R Dan S+
dapat digunakan sebagai media perancangan Unisi-Ilyas,”Simulasi Dan Pemodelan”
adan pengontrol simulasi.
5. Simulasi merupakan media alternatif bagi Cahyo Winda Nur ( 2008 ).”Pendekatan Simulasi
sekolah dalam pembelajaran dan lebih Monte Carlo Untuk Pemilihan Alternatif
khususnya media yang sangat cocok bagi Dengan Decision Tree Pada Nilai Outcome
sekolah yang mengalami kekurangan fasilitas Yang Probabilistik”, Vol 13 No 2 Desember
laboratorium.

5. SARAN
Berdasarkan dalam pembuatan sistem, ada
beberapa kendala yang dihadapi dan disini akan
disampaikan beberapa saran yang bermanfaat untuk
mengembangkan dan menyempurnakan hasil karya
berikutnya :
1. Data yang akan disimulasikan sebaiknya
ditambah karena masih banyak larutan kimia
yang belum disimulasikan.
2. Untuk kedepannya simulasi lebih baik
menggunakan software macromedia flash
sehingga memberikan daya tarik tersendiri
dalam bidang pembelajaran.

14

You might also like