You are on page 1of 45

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA

OLEH:
1. Ni Putu Pipin Nopita Sari (21089142058)
2. Putu Riska Febrianti (21089142070)
3. Ni Putu Jemmy Kherisna Sari (21089142057)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2021
2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Anemia

Pengertian Anemia
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang di tandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah di
bandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit
kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut di katakan anemia.
Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia .Anemia mendeskripsikan keadaan penurunan jumlah
sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai normal.
Sebagai akibat dari penurunan ini, kemampuan darah untuk membawa
oksigen menjadi berkurang sehingga ketersediaan oksigen untuk jaringan
mengalami penurunan. Anemia merupakan kelainan patologik yang paling
sering dijumpai pada masa bayi dan kanak-kanak. (Wong,2009:1115)
Menurut Ngastiyah (2012), anemia adalah berkurangnya jumlah
eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau berkurangnya
volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml
darah. Hal ini terjadi bila terdapat gangguan terhadap keseimbangan antara
pembentukan darah pada masa embrio setelah beberapa minggu dari pada
masa anak atau dewasa.

B. Klasifikasi Anemia

Menurut Wong (2009) anemia dapat diklasifikasikan menurut:


1. Etiologi atau fisiologi yang dimanifestasikan dengan penurunan jumlah
eritrosit atau hemoglobin dan tidak dapat kembali, seperti:
- Kehilangan darah yang berlebihan.
Kehilangan darah yang berlebihan dapat diakibatkan karena
perdarahan (internal atau eksternal) yang bersifat akut ataupun
kronis. Biasanya akan terjadi anemia normostatik (ukuran normal),
normokromik (warna normal) dengan syarat simpanan zat besi
untuk sintesis hemoglobin (Hb) mencukupi.
- Destruksi (hemolisis) eritrosit.
Sebagai akibat dari defek intrakorpuskular didalam sel darah merah
3

(misalnya anemia sel sabit) atau faktor ekstrakorpuskular

(misalnya, agen infeksius, zat kimia, mekanisme imun) yang


menyebabkan destruksi dengan kecepatan yang melebihi kecepatan
produksi eritrosit.
- Penurunan atau gangguan pada produksi eritrosit atau
komponennya. Sebagai akibat dari kegagalan sumsum tulang (yang
disebabkan oleh faktor-faktor seperti neoplastik, radiasi, zat-zat
kimia atau penyakit) atau defisiensi nutrien esensial (misalnya zat
besi).
2. Morfologi, yaitu perubahan khas dalam ukuran, bentuk dan warna sel
darah merah.
- Ukuran sel darah merah: normosit (normal), mikrosit (lebih kecil
dari ukuran normal) atau makrosit (lebih besar dari ukuran normal)
- Bentuk sel darah merah: tidak teratur, misalnya: poikilosit (sel
darah merah yang bentuknya tidak teratur), sferosit (sel darah
merah yang bentuk nya globular) dan depranosit (sel darah merah
yang bentuk nya sabit/sel sabit).
- Warna/sifatnya terhadap pewarnaan: mecerminkan konsentrasi
hemoglobin; misalnya normokromik (jumlah hemoglobin cukup
atau normal), hipokromik (jumlah hemoglobin berkurang).

C. Jenis-Jenis Anemia
1. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi zat besi dapat disebabkan oleh sejumlah faktor
yang mengurangi pasokan zat besi, mengganggu absorbsinya,
meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi atau yang memenuhi
sintesis Hb atau anemia defisiensi besi terjai karena kandungan zat besi
yang tidak memadai dalam makanan (Wong,2009:1120)
2. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik merupakan anemia yang disebabkan karena
terjadinya penghancuran sel darah merah dalam pembuluh darah
sehingga umur eritrosit pendek. Penyebab hemolisis dapat karena
4

kongenital (faktor eritrosit sendiri, gangguan enzim, hemoglobinopati)


atau didapat (Ngastiyah, 2012:331)
3. Anemia sel sabit
Anemia sel sabit merupakan salah satu kelompok penyakit yang
secara kolektif disebut hemoglobinopati, yaitu hemoglobin A (HbA)
yang normal digantikan sebagian atau seluruhnya dengan hemoglobbin
sabit (HbS) yang abnormal. Gambaran klinis anemia sel sabit terutama
karena obstruksi yang disebabkan oleh sel darah merah yang menjadi sel
sabit dan peningkatan destruksi sel darah merah. Keadaan sel-sel yang
berbentuk sabit yang kaku yang saling terjalin dan terjaring akan
menimbulkan obstruksi intermiten dalam mikrosirkulasi sehingga terjadi
vaso-oklusi. Tidak adanya aliran darah pada jaringan disekitarnya
mengakibatkan hipoksia lokal yang selanjutnya diikuti dengan iskemia
dan infark jaringan (kematian sel). Sebagian besar komplikasi yang
terlihat pada anemia sel sabit dapat ditelusuri hingga proses ini dan
dampaknya pada berbagai organ tubuh. Manifestasi klinis anemia sel
sabit memiliki intensitas dan frekuensi yang sangat bervariasi, seperti
adanya retardasi pertumbuhan, anemia kronis (Hb 6-9 g/dL), kerentanan
yang mencolok terhadap sepsis, nyeri, hepatomegali dan splenomegali
(Wong, 2009:1121)
4. Anemia aplastik
Anemia aplastik merupakan gangguan akibat kegagalan sumsum
tulang yang menyebabkan penipisan semua unsur sumsum. Produksi sel-
sel darah menurun atau terhenti. Timbul pansitopenia dan hiposelularitas
sumsum. Manifestasi gejala tergantung beratnya trombositopenia (gejala
perdarahan), neutropenia (infeksi bakteri, demam), dan anemia (pucat,
lelah, gagal jantung kongesti, takikardia). (Betz Cecily & Linda Sowden,
2002:9)
Anemia aplastik terbagi menjadi primer (kongenital, atau yang
telah ada saat lahir) atau sekunder (didapat). Kelainan anemia yang
paling dikenal dengan anemia aplastik sebagai gambaran yang mencolok
5

adalah syndrom fanconi yang merupakan kelainan herediter yang langka


dengan ditandai oleh pansitopenia, hipoplasia sumsum tulang dan
pembentukan bercak-bercak cokelat pada kulit yang disebabkan oleh
penimbunan melanin dengan disertai anomali kongenital multipel pada
sistem muskuloskeletal dan genitourinarius.

D. Patofisiologi dan Pathway


Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain
yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan
atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
dari proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar
diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah
merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin
plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalamurin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah
merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar: 1)
hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2) derajat proliferasi sel darah
merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang
6

terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan


hemoglobinemia.
Kegagalan
Defisiensi B12, produksi
asam folat, besi SDM oleh sumsum
Destruksi
tulang SDM berlebih Perdarahan
/hemofilia

Penurunan SDM

Hb berkurang
Anemia Suplai O2 dan
nutrisi ke jaringan

Gangguan perfusi
Gastrointestinal Hipoksia SSP
jaringan

Penurunan kerja GI
Mekanisme anaerob Reaksi antar saraf berkurang

ATP berkurang
Peristaltik menurun
Kerja lambung menurun Resiko cedera
Pusing

Makanan sulitAsam
dicerna Kelelahan
lambung meningkat Energi untuk memberntuk antibodi berkurang

Intoleransi aktivitas
Konstipasi Resiko infeksi
Anoreksia
Defisit perawatan diri
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Sumber: http://www.scribd.com/document/248448707/Pathway-Anemia
7

E. Manifestasi Klinis
Menurut Muscari (2005:284) kemungkinan anemia aplastik
merupakan akibat dari faktor kongenital atau didapat sehingga temuan
pengkajian dikaitkan dengan kegagalan sumsum tulang adalah
kekurangan sel darah merah dikarakteristikkan dengan pucat, letargi
takikardi dan ekspresi napas pendek. Pada anak-anak, tanda anemia hanya
terjadi ketika kadar hemoglobin turun dibawah 5 sampai 6 g/100 mL.
Kekurangan sel darah putih dikarakteristikkan dengan infeksi berulang
termasuk infeksi oportunistik. Berkurangnya trombosit dikarakteristikkan
dengan perdarahan abnormal, petekie dan memar.

F. Penatalaksanaan
a. Anemia pasca perdarahan
Penatalaksanaan awal dengan memberikan transfusi darah. Pilihan kedua adalah
dengan memberikan plasma (plasma expanders atau plasma substitute). Dalam
keadaan darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang
tersedia.
b. Anemia defisiensi zat besi
Penatalaksanaan terapeutik difokuskan pada peningkatan jumlah suplemen zat
besi yang diterima anak. Biasanya usaha ini dilakukan melalui konsultasi diet dan
pemberian suplemen zat besi per oral.
Jika sumber zat besi dalam makanan tidak dapat menggantikan simpanan yang
ada di dalam tubuh, pemberian suplemen zat besi per oral perlu di programkan
selama kurang lebih 3 bulan. Apabila kadar Hb sangat rendah atau jika kadar
tersebut tidak berhasil naik setelah terapi oral selama 1 bulan, penting untuk
mengkaji apakah pemberian zat besi sudah dilakukan secara benar. Transfusi juga
hanya diindikasikan pada keadaan anemia yang paling berat dan pada kasus infeksi
yang serius. (Wong, 2009:1120)
Pada anak dengan defisiensi zat besi diberikan sulfas ferosus 3x10 mg/kg BB/
hari (waspada terhadap terjadinya enteritis). Dapat diberikan preparat zat besi
parenteral secara intramuskular atau intra vena bila pemberian per oral tidak dapat
diberikan. Transfusi darah hanya diberikan bila kadar Hb kurang dari 5g/dL disertai
keadaan umum buruk, misalnya gagal jantung, bronkopneumonia dan sebagainya.
Obat cacing hanya diberikan jika ternyata anak menderita cacingan, antibiotik bila
perlu (terdapat infeksi).
8

1. Anemia sel sabit


Terapi bertujuan untuk; 1) mencegah keadaan yang meningkatkan pembentukan sel
sabit yang bertanggungjawab atas terjadinya sekuele patologik; dan 2) mengatasi
kondisi darurat medis pada krisis sel sabit. Pencegahan terdiri atas upaya
mempertahankan hemodilusi.Keberhasilan mengimplementasi tujuan ini lebih
sering bergantung pada intervensi keperawatan dibandingkan terapi medis. Biasanya
penatalaksanaan medis terhadap krisis sel sabit merupakan tindakan suportif dan
simtomatik.
Biasanya penatalaksanaan medis terhadap krisis sel sabit merupakan tindakan
suportif dan simtomatik yang bertujuan untuk memberi kesempatan tirah baring agar
meminimalkan pengeluaran energi dan pemakaian oksigen, hidrasi melalui terapoi
oral dan IV, penggantian elektrolit, analgesik untuk mengatasi rasa nyeri yanng hebat
akibat vaso-oklusi, transfusi darah untuk mengatasi anemia dan mengurangi
viskositas darah yang mengalami pembentukan sel sabit, antibiotik untuk mengobati
setiap infeksi yang terjadi (Wong, 2009:1121).
2. Anemia hemolitik
1) Terapi gawat darurat yang dilakukan untuk mengatasi syok dan
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit serta memperbaiki fungsi
ginjal. Jika anemia berat maka perlu dilakukan transfusi dengan pengawasan
ketat. Transfusi yang diberikan berupa washed red cells untuk mengurangi
beban antibodi. Selain itu juga diberikan steroid parenteral dosis tinggi atau bisa
juga hiperimun globulin untuk menekan aktivitas makrofag.
2) Terapi suportif-simptomatik bertujuan untuk menekan proses hemolisis terutama
di limpa dengan jalan splenektomi. Selain itu juga diberikan terapi asam folat
untuk mencegah krisis megaloblastik.
3) Terapi kausal bertujuan untuk mengobati penyebab dari hemolisis namun
biasanya penyakit ini idiopatik dan herediter sehingga sulit untuk ditangani.
3. Anemia aplastik
Tujuan terapi anemia aplastik didasarkan pada pengenalan proses penyakit yang
mendasarinya yaitu kegagalan sumsum tulang untuk

melaksanakan fungsi hematopoietik. Oleh karena itu, terapi diarahkan untuk


pemulihan fungsi sumsum tulang yang meliputi dua cara penanganan utama yaitu:
1) Terapi imunsupresif untuk menghilangkan fungsi imunologi yang diperkirakan
memperpanjang keadaan apalasia dengan menggunakan globulin antitimosit
(ATG) atau gobulin antilimfosit (ALG) yaitu terapi primer bagi anak yang
bukan calon untuk transplantasi sumsum tulang. Anak itu akan berespon dalam
9

tiga bulan atau tidak sama sekali terhadap terapi ini. Terapi penunjang mencakup
pemakaian antibiotik dan pemberian produk darah.
2) Penggantian sumsum tulang melalui transplantasi. Transplantasi sumsum tulang
merupakan terapi bagi anemia aplastik berat jika donor yang sesuai. Pilihan
utama pengobatan anemia aplastik adalah transplantasi sumsum tulang dengan
donor saudara kandung, yang antigen limfosit manusianya (HLA) sesuai. Jika
ingin melakukan pemeriksaan sumsum tulang, pemeriksaan HLA keluarga harus
segera dilakukan dan produk darah harus sesedikit mungkin digunakan untuk
menghindari terjadinya sensitisasi. Untuk menghindari terjadinya sensitisasi,
darah hendaknya juga jangan didonasi oleh keluarga anak. Prosuk darah harus
selalu diradiasi dan disaring untuk menghilangkan sel-sel darah putih yang ada,
sebelum diberikan pada anak yang menjadi calon penerima transplantasi
sumsum tulang (Betz & Sowden, 2002:11).

G. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Muscari (2005:284) pemeriksaan diagnostik pada anemia adalah:
1. Jumlah pemeriksaan darah lengkap dibawah normal (Hemoglobin <
12 g/dL, Hematokrit < 33%, dan sel darah merah)
2. Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi
3. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa
4. Tes comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimuN
5. Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin
abnormal pada penyakit sel sabit
6. Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin

2. Konsep Asuhan Keperawatan


Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data
secara subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui
metode anamnesa dan data objektif (data hasil pengukuran atau observasi).
Menurut Biasanya data fokus yang didapatkan dari pasien penderita
anemia/keluarga seperti pasien mengatakan lemah, letih dan lesu, pasien
mengatakan nafsu makan menurun, mual dan sering haus. Sementara data
objektif akan ditemukan pasien tampak lemah, berat badan menurun,

pasien tidak mau makan/tidak dapat menghabiskan porsi makan, pasien


tampak mual dan muntah, bibir tampak kering dan pucat, konjungtiva
10

anemis serta anak rewel.


Menurut Muscari (2005:284-285) dan Wijaya (2013:138) penting
untuk mengkaji riwayat kesehatan pasien yang meliputi: 1) keluhan
utama/alasan yang menyebabkan pasien pergi mencari pertolongan
profesional kesehatan. Biasanya pada pasien anemia, pasien akan
mengeluh lemah, pusing, adanya pendarahan, kadang-kadang sesak nafas
dan penglihatan kabur; 2) Kaji apakah didalam keluarga ada yang
menderita penyakit yang sama dengan pasien atau di dalam keluarga ada
yang menderita penyakit hematologis; 3) Anemia juga bisa disebabkan
karena adanya penggunaan sinar-X yang berlebihan, penggunaan obat-
obatan maupun pendarahan. Untuk itu penting dilakukan anamnesa
mengenai riwayat penyakit terdahulu.

Untuk mendapatkan data lanjutan, perlu dilakukan pemeriksaan


fisik dan juga pemeriksaan penunjang pada anak dengan anemia agar
dapat mendukung data subjektif yang diberikan dari pasien maupun
keluarga. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan 4 cara yaitu inspeksi,
auskultasi, palpasi dan perkusi secara head to toe sehingga dalam
pemeriksaan kepala pada anak dengan anemia didapatkan hasil rambut
tampak kering, tipis, mudah putus, wajah tampak pucat, bibir tampak
pucat, konjungtiva anemis, biasanya juga terjadi perdarahan pada gusi dan
telinga terasa berdengung. Pada pemeriksaan leher dan dada ditemukan
jugular venous pressure akan melemah, pasien tampak sesak nafas
ditandai dengan respiration rate pada kanak-kanak (5-11 tahun) berkisar
antara 20-30x per menit. Untuk pemeriksaan abdomen akan ditemukan
perdarahan saluran cerna, hepatomegali dan kadang-kadang splenomegali.
Namun untuk menegakkan diagnosa medis anemia, perlunya dilakukan
pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan
fungsi sumsum tulang
11

H. Diagnosa Keperawatan
Menurut Wijaya (2013) dari hasil pengkajian di atas dapat disimpulkan
diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan inadekuat intake makanan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
5. Kecemasan berhubungan dengan proses penyakit
.
12

ii. Intervensi Keperawatan

Diagnosa NOC NIC RASIONAL


keperawatan
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan: Perifer Manajemen Perfusi
perfusi jaringan Jaringan, Manajemen
perifer Definisi: Hipovolemi
berhubungan Kecukupan aliran darah Definisi: Ekspansi dari
dengan penurunan melalui pembuluh kecil volume cairan
konsentrasi diujung kaki dan tangan intravaskuler pada pasien
hemoglobin untuk mempertahankan yang cairannya
dalam darah. fungsi jaringan. berkurang
1. Untuk
Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor adanya mengetah
tanda-tanda uai
keperawatan selama 24
dehidrasi adanya
jam perfusi jaringan tanda-
pusing saat berdiri
perifer adekuat dengan tanda
2. Jaga kepatenan
kriteria hasil: dehidrasi
akses IV
4. Pengisian kapiler 2. Untuk
3. Instruksikan menjaga
ekstremitas pada kepatenan
5. Muka tidak pucat pasien/keluarg akses IV
6. Capilary Refill a untuk pasien
Time <2 detik mencatat 3. Untuk
intake dan mengetah
output dengan ui input
tepat dan
4. Kolaborasi output
dalam pasien
pemberian 4. Agar
produk darah tindakan
yang yang
diresepkan dilakukan
dokkter sesuai
dengan
indikasi
pasien
13

DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL


Ketidakseimban Status Nutrisi: Manajemen Nutrisi
g 1. Monitor
an nutrisi asupan nutrisi kecenderungan 1. Untuk
kurang terjadinya mengetahui
berat badan
dari Definisi: penurunan
pasien
2. Untuk
kebutuhan atau menjaga
tubuh Asupan gizi peningkatan kebersihan
untuk berat badan oral
berhubungan memenuhi 2. Bantu pasien 3. Untuk
terkait membantu
kebutuhan- perawatan mulut adanya
dengan kebutuhan metabolik sebelum makan peningkatan
inadekuat 3. Anjurkan pasien nafsu makan
intake nutrisi untuk makan 4. Agar
Setelah dilakukan pada porsi yang makanan
asuhan sedikit yang
keperawatan selama 3x dan sering diberikan
24 sesuai
4. Kolaborasi
dengan
jam pasien dengan ahli gizi kebutuhan
dapat adanya alergi pasien
atau intoleransi
nutrisi yang Makanan pasien
adekuat
dengan kriteria hasil:
1. Asupan kalori,
protein dan zat
besi adekuat
2. Berat
badan
dipertahankan/m
en ingkat
3. Porsi makan
dapat dihabiskan
14

DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL

Defisit Perawatan diri Mandi fasilitasi


perawatan Setelah dilakukan Perawatan diri
diri: 1. Monitor Untuk
asuhan keperawatan
1.

menjag
selama 30 menit, pasien kebersihan
a
mandi
dapat meningkatkan kebersi
b/d kelemahan kuku, sesuai han diri
perawatan diri selama
fisik. pasien
dalam perawatan dengan Agar
dengan kriteria hasil:
2.

kemampuan pasien
1. Mandi merawat mampu
diri merawa
dengan bersiram pasien t diri
2. Mencuci 2. Beri secara
badan bagian bantuan sampai mandiri
atas 3. Agar
3. Mencuci pasien
pasien benar- menger
badan bagian benar mampu ti cara
bawah merawat enjaga
4. Mengeringkan diri secara kebersi
badan mandiri han diri
3. Ajarkan pasien 4. Untuk
dalam menjaga memba
kebersihan diri ntu
4. Kolaborasi pasien
dengan keluarga dalam
pasien dalam membe
rikan
memberikan
perawat
perawatan an diri
kebersihan diri
15

DIAGNOS NOC NIC RASIONAL


A
Kecemasan Kontrol kecemasan Anxiety Reduction
orang (penurunan kecemasan)
Tua Koping 1. Identifikasi
berhubunga 1. Untuk
tingkat menget
n
kecemasan ahui
Dengan Setelah dilakukan asuhan tingkat
proses 2. Berikan
informasi kecema
penyakit selama 30 menit san
faktual
anak. pasien
mengenai
kecemasan klien dan 2. Agar
diagnosis, pasien
keluarga teratasi dengan tindakan
kriteria hasil: menger
prognosis ti
- Pasien dan 3. Dorong mengen
keluarga mampu pasien untuk ai
mengidentifikasi mengungkap tindaka
dan kan n
mengungkapkan perasaan, progno
gejala cemas. ketakutan, sis
- Mengidentifikasi, persepsi 3. Untuk
mengungkapkan 4. Kolaborasi membe
dan menunjukkan rikan
pemberian
tehnik untuk dukung
terapi an pada
mengontol cemas.
pasien
- Tanda vital dalam
4. Agar
batas normal terapi
- Postur tubuh, yang
ekspresi wajah, diberik
bahasa tubuh dan an
sesuai
dengan
kebutu
han
pasien.
16

tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL

Intoleransi Toleransi terhadap aktivitas Manajemen Energi


aktivitas b/d Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji status fisiologi1.
1. Untuk
suplai O2 keperawatan pasien mengetahui
yang
menurun d/d Selama 3x 24 jam pasien dapat menyebabkan status
pasien tampak toleransi dengan aktivitas kelelahan fisiologi
sesuai
tidak bisa dengan kriteria hasil: denga pasien
konteks
beraktivitas - Keletihan berkurang usia 2.
2. Untuk
- Saturasi oksigen saat 2. Tentukan jenis danmengetahui
beraktivitas normal banyaknya aktivitas
- Frekuensi nadi saat aktivitas yang
yang
beraktivitas normal dibutuhkan untuk dibutuhkan
- Warna kulit tidak pucat menjaga ketahananuntuk
- Melakukan aktivitas 3. Anjurkan menjaga
pasien
secara mandiri mengungkapkan ketahanan
perasaan 3. Agar
secara
verbal mengenai pasien
keterbatasan yang dapat
dialami mengungk
4. Kolaborasi dalam apkan
pemberian terapi perasaan
latihan fisik secara
verbal
4. Agar
terapi yang
diberikan
sesuai
dengan
kebutuhan
pasien
Sumber: Wong 2012. Pedoman Klinis Keperawatan pediatrik Edisi 4.Jakarta:EGC

NANDA Internasional.2015.Diagnosis

Keperawatan Definisi & Klasifikasi.

Jakarta: EGC Moorhead Sue, dkk. 2013.

Nursing Outcome Classification Edisi

5.Elsevier Bulechek,dkk.2013. Nursing

Intervention Classification Edisi 6.Elsevier


18

iii. Implementasi Keperawatan


Implementasi adalah terlaksananya rencana keperawatan yang telah di
rancang
iv. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di tetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya. Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah infeksi
tidak terjadi, kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien dapat
mempertahankan atau meningkatkan aktivitas,peningkatan perfusi
jaringan perifer, dapat mempertahankan integritas kulit, pasien mengerti
dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostik dan rencana
pengobatan.
19

BAB 2

KASUS DAN PEMBAHASAN

2.1 Asuhan Keperawatan

3.1.1 Pengkajian
Dalam bab ini diuraikan studi kasus yaitu asuhan keperawatan
penyakit anemia pada anak. Asuhan keperawatan dimulai dari
melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa, menetapkan intervensi,
melakukan implementasi dan melakukan evaluasi. Pengkajian
dilakukan oleh mahasiswa pada tanggal 25 Juni 2018 jam 10.00 WITA.
Mahasiswa menggunkan metode anamnesa, observasi dan pemeriksaan
fisik dalam pengkajian keperawatan. Pasien yang dikaji bernama Ny.
S berusia 26 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Saat ini Ny.S
berstatus sebagai seorang ibu rumah tangga agama hindu. Pasien masuk
UGD pada tanggal 08 desember 2021 pukul 01.30 WITA dengan
diagnosa medis anemia.
Saat ini pasien dirawat diruang Flamboyan dengan diagnosa medis
anemia. Saat di kaji keluhan yang rasakan pasien adalah badan terasa
lemas. Pasien mengatakan awal masuk rumah sakit karena mengalami
muntah darah sudah tiga kali sejak dirumah dan melena dua kali namun
saat di UGD pasien sudah tidak mengalami melena lagi. Saat
pengkajian didapatkan data tanda-tanda vital dengan suhu 36.20C, nadi
78x/menit dan lemah, pernapasan18x/menit.
Saat itu Ny,S lebih banyak diberikan obat tradisional dan jarang
mengonsumsi obat-obatan medis. Pasien mengatakan bahwa ia alergi
terhadap makanan seperti ikan, telur dan mie instan.
20

Pada pola hidup, pasien mengalami gangguan pada personal


hygiene. Saat sebelum sakit, biasanya Ny.s mandi dan menyikat gigi
dua kali dalam sehari namun pada saat sakit pasien hanya dapat mandi
dan menyikat gigi sekali dalam sehari karena pasien merasa lemas.
Pasien juga mengalami gangguan pada masalah nutrisi seperti porsi
makan yang tidak dapat dihabiskan, Ny.S juga tidak suka mengonsumsi
sayur dan buah sehingga menurut Ibu dari pasien, berat badan Ny.s saat
ini sudah menurun dari ukuran sebelum sakit..
Pengkajian juga dilakukan untuk mengetahui dampak hospitalisasi
yang terjadi pada Ny. S maupun orang tuanya diantaranya pasien
merasa tidak nyaman karena selalu di periksa berulang kali, pasien
merasa takut terhadap tindakan yang dilakukan, pasien bergantung pada
orang lain (orang tua) untuk dapat memenuhi kebutuhannya, pasien
terpisah dari saudara-saudaranya yang ada di rumah Saat dilakukan
pemeriksaan fisik, didapatkan hasil rambut tampak kotor dan lengket,
rambut berwarna pirang, konjungtiva anemis, sklera berwarna putih,
pupil isokhor, bibir tampak pucat, lidah dan gigi tampak kotor. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan hasil bentuk abdomen simetris,
abdomen teraba keras, adanya massa pada abdomen kanan bawah dan
adanya pembesaran hati dan limpa, bising usus 8x/menit dan tidak ada
mual muntah.
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 09 Desember 2021 pukul
08.15 Wita, didapatkan hasil pemeriksaan Hemoglobin 6,0g/dL,
Eritrosit 2,71 10^6/uL, Hematokrit=19,0%, Eosonofil=0,0%,
Neutrofil=73,4%, Trombosit 71 10^3/uL. Pemeriksaan laboratorium
tanggal 11 desember 2021 pukul 13.24 didapatkan hasil hemoglobin
4.9 g/dL, jumlah eritrosit 2.23 10^6/uL, hematokrit 15.7%, eosonofil
0.0%,
21

neutrofil 74.6%, limfosit 17.7%, jumlah trombosit 68 10^3/uL, PCT 0.07%.


Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan hasil eritrosit: normokrom
normositik, polikromatia (-) normoblast (-). Leukosit: kesan jumlah normal,
dominasi netrofil segmen, blast (-). Trombosit: kesan jumlah menurun,
platelet berukuran besar (+)..
Saat perawatan, pasien mendapatkan obat-obatan D5 ½ NS 1000cc/24
jam (14 tetes per menit), OAT (Isoniazid, Rifampicin, Pirazinamide), B6
1x0.6mg, paracetamol syrup 3x ½ ctg per oral, amoxycilin 3x 1½ ctg per oral.
22

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Pipin ,Riska,Jemy

NIM :-

Tempat Praktek : Ruang falmboyan

Tanggal Pengkajian : Seni 13 desember

2. Identitas Klien
Nama Klien (inisial): Ny.S

Jenis Kelamin :

Perempuan

Tanggal Lahir : 10-09-1990

Alamat : negara

Tanggal Masuk : 08 desember 2021 Jam: 02.37

WITA Diagnosa Medis : Anemia

Nama Orangtua : Tn. Y.S

NO. MR 493300

3. Keluhan Utama
Pasien mengatakan muntah darah sudah tiga kali saat di rumah. Saat ini masih
merasa lemas, pusing dan kurang nafsu makan.

4. Riwayat Penyakit Sekarang


Keluarga pasien mengatakan awalnya pasien mengalami demam sejak tanggal
07 desember, pada keesokan harinya tanggal 08 pukul 02.00 Wita

Ny.S dibawa ke rumah sakit karena saat di rumah NY. S muntah darah sudah
tiga kali dan melena dua kali. Saat di IGD pasien sudah tidak mengalami
melena lagi hanya mengalami muntah darah satu kali. Banyaknya cairan yang
dikeluarkan melalui muntahan kira-kira 10 Liter (3 kali muntah).

1. Keadaan umum: saat ini pasien mengalami sakit sedang


2. Kesadaran : tingkat kesadaran pasien secara kualitatif adalah compos
23

mentis dengan GCS E4 V5 M6


3. Tanda vital : Suhu 36.20C, Nadi 78x/menit (lemah), pernapasan
18x/menit.
5. Riwayat Keluarga (Disertai Genogram)

Keterangan

: laki-laki sudah meninggal

: perempuan sudah meninggal

: Perempuan

: laki-laki

: pasien

: garis hubungan tinggal bersama

Dari genogram diatas menunjukkan bahwa pasien adalah anak ketiga dari
lima bersaudara, didalam keluarga tidak ada penyakit yang sama dengan
pasien. Didalam keluarga juga tidak ada yang menderita penyakit infeksi
ataupun penyakit degeneratif.

6. Riwayat Sosial
1. Orang yang mengasuh : pasien diasuh oleh orang
tuanya sendiri
2. Hubungan dengan anggota keluarga : baik, mereka hidup rukun
dan saling menolong.
3. Hubungan anak dengan teman sebaya : baik,selalu bersikap baik
dengan teman-teman sebayanya.
4. Pembawaan secara umum : Ny.s menghormati orang
yang lebih tua dan suka membantu
24

5. Lingkungan rumah :Ny.s tinggal di


lingkungan rumah yang ramah.

7. Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi : Ny.s menyukai semua jenis makanan dengan
selera makan nya juga baik. Biasanya ia makan menggunakan peralata
makan seperti piring dan sendok. Jadwal makan Ny.s tidak menentu karena
ketika ia merasa lapar ia dapat langsung makan.
2. Istirahat dan tidur : Biasanya tidur malam pada jam 21.00 dan akan
bangun pada 06.00 sesekali ia terbangun karena merasa ingin berkemih.
Sebelum tidur biasanya ia selalu berdoa.
3. Personal hygiene : sebelum pasien biasanya mandi dua kali
dalam sehari. Namun pada saat sakit ia hanya mandi sekali dalam sehari
terkadang juga ia hanya di lap badannya oleh orang tua nya. Pasien
selalu menyikat giginya setiap hari, ia juga akan menggunting kukunya ketika
sudah panjang. Namun disaat sakit ia tidak menggunting kukunya sehingga
kukunya tampak panjang dan kotor.
4. Aktivitas bermain : saat ini aktivitas terbatas karena kondisi
fisik yang lemah
5. Eliminasi (urin dan bowel) : pola eliminasi urine biasanya 3-4x dalam
sehari. Sementara eliminasi bowel 1-2x dalam sehari.

8. Keadaan Kesehatan Saat Ini


Saat ini pasien tidak menjalani tindakan operasi dengan status nutrisi pasien
adalah gizi kurang. Dampak hospitalisasi yang terjadi yaitu merasa kurang
nyaman karena selalu di periksa berulang kali
. Saat ini obat-obatan yang didapat pasien adalah:
1. D5 ½ NS 1000cc/24 jam (14 tetes per menit)
2. OAT (Isoniazid, Rifampicin, Pirazinamide)
3. Paracetamol flash 3x
4. Amoxycilin 3x 1½ ctg per oral

Pemeriksaan sudah dilakukan tiga kali pemeriksaan dengan hasil:

21 Juni 2018 21 Juni 2018 23 Juni 2018


(03.27 Wita) (13.24 Wita) (09.12 Wita)
25

APTT 44,8 detik Hemoglobin 4.9 g/dL Hemoglobin 6.7 g/dL


Hemoglobin 6,0g/dL Eritrosit 2.23 10^6/uL Eritrosit 3.01
Eritrosit 2,71 Hematokrit 15.7% 10^6/uL,
10^6/uL Eosonofil 0.0% Hematokrit 21.2%
Hematokrit=19,0% Neutrofil 74.6% Monosit 10.8%
Eosonofil=0,0% Limfosit 17.7% Neutrofil 0.42
Neutrofil=73,4% Trombosit 68 10^3/uL 10^3/uL
Trombosit 71 PCT 0.07%. Limfosit 0.49
10^3/uL 10^3/uL
Pada pemeriksaan darah Trombosit 24
tepi didapatkan hasil 10^3/uL
eritrosit: normokrom
normositik, polikromatia (-
) normoblast (-). Leukosit:
kesan jumlah normal,
dominasi netrofil segmen,
blast (-). Trombosit: kesan
jumlah menurun, platelet
berukuran besar (+).
Kesimpulan yang didapat:
anemia normokromik,
normositik ec suspect
chronic disease,
Trombositopenia

9. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : keadaan umum Ny.s tampak pucat dan lemah.
2. Tinggi Badan :152cm
BB saat ini : 51 Kg
BB sebelum sakit : 52 Kg
BB Ideal : 22.5
Kg
26

Status Gizi : Gizi normal


3. Kepala : Simetris
4. Leher : tidak mengalami kaku kuduk
Pembesaran limfe : Tidak ada pembesaran limfe
5. Mata
Konjungtiva : Tampak anemis
Sklera : Sklera berwarna
putih
Telinga : Simetris dan tampak kotor, tidak ada gangguan
pendengaran, adanya sekresi serumen dan tidak ada nyeri
tekan.
6. Hidung : bentuk simetris, adanya sekret, tidak ada polip
7. Mulut : mukosa tampak kering dan mulut tampak kotor
8. Lidah : lidah tampak lembab dan kotor
9. Gigi : tampak kotor
10. Dada : bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan
Jantung : suara jantung lup dup, tidak ada pembesaran
jantung Paru-paru : auskultasi paru vesikuler
11. Abdomen : palpasi abdomen teraba keras, dengan lingkar perut 68
cm Bising usus : auskultasi bising usus 8x/menit
Saat ini pasien merasa mual atau muntah.
12. Genitalia : bersih dan tidak ada pemasangan kateter
13. Ekstremitas : pergerakan sendi normal, tidak ada fraktur.

1.1 Diagnosa Keperawatan


1.1.1 Analisa Data
Data-data Problem Etiologi
DS: Pasien mengatakan merasa lemas Ketidakefektifan Penurunan
dan pusing saat bangun dari tempat perfusi jaringan kadar
tidur.
perifer hemoglobin
DO: Konjungtiva tampak pucat, bibir
pucat, pada pemeriksaan laboratorium, dalam darah
didapatkan hasil pemeriksaan
Hemoglobin 6,0g/dL, Eritrosit
2,7110^6/uL, Hematokrit 19,0%,
Trombosit 71 10^3/uL.
.
27

DS: Pasien mengatakan merasa mual Ketidakseimban Anoreksia


saat makan sehingga membuatnya tidak gan nutrisi
nafsu makan. kurang dari
DO: Pasien hanya menghabiskan kebutuhan tubuh
setengah dari porsi makan yang
disediakan, tinggi badan 152 cm, berat
badan saat ini 47kg,

.
DS: Keluarga pasien mengatakan saat Defisit Gangguan
pasien sakit ia jarang mandi ataupun perawatan diri: persepsi
dimandikan. mandi
DO: Kulit pasien tampak kotor, rambut
kotor dan lengket, gigi dan lidah kotor,
kuku panjang dan kotor.
DS: pasien mengatakan merasa tidak Kecemasan Proses
nyaman dengan penyakit yang dialami penyakit
karena selalu di periksa namun belum
ada hasil yang jelas.
DO: pasien tampak khawatir dengan
penyakit ekspresi
keluarga selalu murung.

DS : Pasien Mengatakan tidak bisa Intoleransi Suplai


beraktivitas,tubuh terasa lemas saat Aktivitas O2
mau digerakkan menuru
DO : Pasien Tampak terbaring di Bed n
TD : 110/60
N: 84
S : 36,5
RR; 20
28

Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah yang ditandai
dengan pasien mengatakan merasa lemas dan pusing saat bangun
dari tempat tidur, konjungtiva tampak pucat, bibir pucat, pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil pemeriksaan APTT 44,8
detik, Hemoglobin 6,0g/dL, Eritrosit 2,71 10^6/uL, Hematokrit=19,0%,
Trombosit 71 10^3/uL. Pemeriksaan laboratorium tanggal 21 Juni 2018
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia yang ditandai dengan pasien hanya
menghabiskan setengah dari porsi makan yang disediakan (6 sendok
makan), berat badan saat ini 52 kg,
3. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan gangguan
persepsi yang ditandai dengan keluarga pasien mengatakan saat
pasien sakit ia jarang mandi ataupun dimandikan, kulit pasien
tampak kotor, rambut kotor dan lengket, gigi dan lidah kotor, kuku
panjang dan kotor.
4. Kecemasan berhubungan dengan proses penyakit yang ditandai
dengan pasien mengatakan merasa tidak nyaman dengan penyakit
yang dialami anak Ny.S karena selalu di periksa namun belum ada
hasil yang jelas, keluarga pasien tampak khawatir dengan penyakit
anaknya, ekspresi pasien selalu murung.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen ditandai dengan pasien mengatakan
lemas,tidak bisa beraktivitas
29

1.2 Intervensi Keperawatan


Diagnosa NOC NIC RASIONAL
keperawatan
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan: Perifer Manajemen Perfusi Jaringan,
perfusi jaringan Manajemen Hipovolemi
perifer Definisi: Definisi: Ekspansi dari
berhubungan Kecukupan aliran darah volume cairan
dengan penurunan melalui pembuluh kecil intravaskuler pada pasien
konsentrasi diujung kaki dan tangan yang cairannya
hemoglobin untuk mempertahankan berkurang
dalam darah. fungsi jaringan.
1 Monitor 1. Untuk
Setelah dilakukan asuhan adanya mengetah
keperawatan selama 24 tanda- uai
tanda adanya
jam perfusi jaringan tanda-
dehidrasi
perifer adekuat dengan pusing tanda
kriteria hasil: saat dehidrasi
1. Pengisian kapiler berdiri 2. Untuk
menjaga
ekstremitas 2 Jaga
kepatenan
2 Muka tidak pucat kepatena akses IV
3 Capilary Refill Time n akses pasien
<2 detik IV 3. Untuk
3 Instruksi mengetah
kan pada ui input
pasien/ke dan
luarga output
untuk pasien
mencatat 4. Agar
intake tindakan
dan yang
output dilakukan
sesuai
dengan
dengan
tepat indikasi
4 Kolabor pasien
asdi
dalam
pemberi
an
produk
darah
yang
diresepk
an
dokkter
30

DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL


Ketidakseimban Status Nutrisi: Manajemen Nutrisi
g 1. Monitor
an nutrisi asupan nutrisi kecenderungan 1.Untuk
kurang terjadinya mengetahui berat
dari Definisi: penurunan badan pasien
atau peningkatan 2. Untuk menjaga
kebutuhan berat badan kebersihan oral
tubuh Asupan gizi 2. Bantu pasien 3. Untuk membantu
untuk terkait perawatan adanya peningkatan
berhubungan memenuhi mulut sebelum nafsu makan
makan 4. Agar makanan
kebutuhan- 3. Anjurkan pasien yang diberikan
dengan kebutuhan metabolik untuk makan pada sesuai dengan
inadekuat porsi yang sedikit kebutuhan pasien
intake nutrisi dan sering
Setelah dilakukan 4. Kolaborasi dengan
asuhan ahli gizi adanya
keperawatan selama 3x alergi atau
24 intoleransi
jam pasien Makanan pasien
dapat

nutrisi yang
adekuat
dengan kriteria hasil:
1. Asupan kalori,
protein dan zat
besi adekuat
2. Berat badan
dipertahankan/me
n ingkat
3. Porsi makan dapat
dihabiskan
31

DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL

Defisit Perawatan diri Mandi fasilitasi


perawatan Setelah dilakukan Perawatan diri
diri: asuhan keperawatan 1. Monitor
kebersihan 1. Untuk
selama 30 menit, pasien
mandi kuku, menjaga
dapat meningkatkan kebersihan
b/d kelemahan sesuai
perawatan diri selama diri pasien
fisik.
dalam perawatan dengan 2. Agar
dengan kriteria hasil: kemampuan pasien
1. Mandi dengan merawat mampu
bersiram diri merawat diri
2. Mencuci pasien secara
badan bagian 2. Beri bantuan mandiri
atas sampai pasien 3.Agar
3. Mencuci benar-benar pasien
badan bagian mampu merawat mengerti
bawah diri secara cara enjaga
4. Mengeringkan mandiri kebersihan
badan 3. Ajarkan pasien diri
dalam menjaga 4. Untuk
kebersihan diri membantu
4. Kolaborasi dengan pasien
keluarga pasien dalam
dalam memberikan
memberikan perawatan
perawatan diri
kebersihan
32

DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL

Kecemasan Kontrol kecemasan Anxiety Reduction


orang (penurunan kecemasan)
Tua Koping 1. Identifikasi
berhubunga 1. Untuk
tingkat
n mengetahui
kecemasan tingkat
Dengan Setelah dilakukan asuhan
proses 2. Berikan kecemasan
informasi pasien
penyakit selama 30 menit
faktual 2. Agar pasien
anak.
mengenai mengerti
kecemasan klien dan
diagnosis, mengenai
keluarga teratasi dengan tindakan tindakan
kriteria hasil: prognosis prognosis
- Pasien dan 3. Dorong 3. Untuk
keluarga mampu pasien untuk memberikan
mengidentifikasi mengungkap dukungan
dan kan perasaan, pada pasien
mengungkapkan ketakutan, 4. Agar terapi
gejala cemas. persepsi yang
- Mengidentifikasi, 4. Kolaborasi diberikan
mengungkapkan pemberian sesuai dengan
dan menunjukkan terapi kebutuhan
tehnik untuk pasien
mengontol cemas.
- Tanda vital dalam
batas normal
- Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
33

tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

DIAGNOSA NOC NIC RASIONA


L
Intoleransi Toleransi terhadap aktivitas Manajemen Energi
aktivitas b/d Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji status fisiologi
suplai O2 keperawatan pasien yang5. 1. Untuk
menurun d/d Selama 3x 24 jam pasien dapat menyebabkan mengetahui
pasien tampak toleransi dengan aktivitas kelelahan sesuai status
tidak bisa dengan kriteria hasil: denga konteks fisiologi
beraktivitas - Keletihan berkurang usia pasien
- Saturasi oksigen saat 2. Tentukan jenis dan6. 2. Untuk
beraktivitas normal banyaknya mengetahui
- Frekuensi nadi saat aktivitas yang aktivitas
beraktivitas normal dibutuhkan untuk yang
- Warna kulit tidak menjaga dibutuhkan
pucat ketahanan untuk
- Melakukan aktivitas 3. Anjurkan pasien menjaga
secara mandiri mengungkapkan ketahanan
perasaan secara 3. Agar
verbal mengenai pasien
keterbatasan yang dapat
dialami mengungka
1. Kolaborasi dalam pkan
pemberian terapi perasaan
latihan fisik secara
verbal
4. Agar
terapi yang
diberikan
sesuai
dengan
kebutuhan
pasien
34

4.1 Implementasi Keperawatan


Hari/Tanggal No. Implementasi Evaluasi Paraf
Jam Diagnosa
Senin, 11 01 1. Memonitor adanya tanda-tanda S: pasien mengatakan tidak merasa
Desember dehidrasi,pusing saat berdiri : Pusing atau demam.
2021 Mengecek ttv O: suhu tubuh 36,40C, Nadi
2. Jaga kepatenan akses IV 68x/menit (lemah), tidak ada
Mengganti cairan infuse kemerahan di badan, hasil
09.00 WITA pasien dengan NaCl 0,9% laboratorium tanggal 23 Juni 2018
3. Instruksikan pada
didapatkan Hb 6,7 g/dL
pasien/keluarga untuk mencatat
intake dan output dengan tepat A: masalah ketidakefektifan perfusi
4. Kolaborasdi dalam pemberian jaringan perifer belum teratasi.
produk darah yang diresepkan P: intervensi dilanjutkan.
dokkter: Mengukur nadi dan
suhu sebelum memasang produk
darah. Melayani pemberian
produk darah 1 bag @200cc (8
tetes per menit)
Senin, 11 02 1. Memonitor S: pasien mengatakan tidak ada
Desember kecenderungan terjadinya
nafsu makan.
2021 penurunan atau peningkatan
berat badan : bb saat ini 51 kg O: hanya dapat menghabiskan
11.00 WITA 2. Membantu pasien terkait
setengah dari porsi makan yang
perawatan mulut sebelum makan:
Oral Hygine menggunaka kasa disediakan (nasi dan lauk), berat
streil
badan pasien 18 kg, tinggi badan
3. Anjurkan pasien untuk makan
pada porsi yang sedikit pasien 124 cm.
dan sering
A: masalah ketidakseimbangan
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
adanya alergi atau intoleransi nutrisi kurang dari kebutuhan
Makanan pasien : Menentukan
35

status nutrisi pasien yaitu gizi tubuh


kurang.
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Senin, 12 03 1. Monitor kebersihan kuku, S : Pasien Selama sakit jarang
Desember sesuai dengan kemampuan merawat diri
2021 merawat O: pasien tampak kotor, kulit
diri :pasien : lengket, kuku tampak panjang
Memotong kuku
12.00 WITA 2. Memberi bantuan sampai A : Masalah Defisit perawatan diri
pasien benar-benar belum teratasi
mampu merawat diri secara P : Intervensi dilanjutkan
mandiri : Memandikan
3. Mengajarkan pasien dalam
menjaga kebersihan diri
4. Berkolaborasi dengan
keluarga pasien dalam
memberikan perawatan
kebersihan Mempersiapkan
peralatan mandi pasien
1.
36

Senin ,11 04 1 Mengidentifikasi tingkat S: Pasien mengatakan cemas akan


Desember kecemasan; Melakukan penyakitnya dan berpikir tidak bisa
2021 pendekatan pada pasien sembuh
O : Pasien tampak gelisah
2 Memberikan informasi
Px tampak tidak mengerti apa yang
faktual mengenai diagnosis, dijelaskan
tindakan prognosis A : masalah kecemasan belum teratasi
3 Mendorong pasien untuk P : intervensi dilanjutkan
mengungkap kan perasaan,
ketakutan, persepsi
4 Berkolaborasi pemberian
terapi :Komunikasi
Terapeutik

Senin, 11 05 1 Mengkaji status fisiologi S : pasien mengatakan lemas saat


desember pasien yang menyebabkan
mau bergerak,pasien mengatakan
kelelahan sesuai dengan
2021
konteks usia tidak mampu berpindah tempat
12.00 WITA 2 Menentukan jenis dan
secara mandiri
banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga O: Pasien tampak lemas
ketahan :
Td : 110/60
3 Menganjurkan pasien
mengungkapkan perasaan A : Masalah intoleransi aktivitas
secara verbal mengenai
belum teratasi
keterbatasan yang dialami
4 Berkolaborasi dalam P : intervensi dilanjutkan
pemberian terapi latihan
fisik : ROM
37

01 1. Memonitor adanya tanda-tanda S: pasien mengatakan tidak ada


Selasa,14
dehidrasi,pusing saat berdiri : pusing
desember 2021
Mengecek ttv O: Pasien tampak nyaman
09.00 wita 2. Jaga kepatenan akses IV suhu tubuh 36,5 0C, Nadi
Mengganti cairan infuse 84 x/menit tidak ada
pasien dengan NaCl 0,9% kemerahan di badan, hasil
3. Instruksikan pada laboratorium
pasien/keluarga untuk mencatat
didapatkan Hb 6,7 g/dL
intake dan output dengan tepat
4. Kolaborasdi dalam pemberian A: masalah ketidakefektifan perfusi
produk darah yang diresepkan jaringan perifer teratasi sebagian
dokkter: Mengukur nadi dan P: intervensi dilanjutkan.
suhu sebelum memasang produk
darah. Melayani pemberian
produk darah 1 bag @200cc (8
tetes per menit)
02 1. Memonitor S: pasien mengatakan nafsu
Selasa,14
kecenderungan terjadinya
desember 2021 makan mulai bertambah,mual
penurunan atau peningkatan
09.30 wita berat badan : bb saat ini 51 kg muntah berkurang.
2. Membantu pasien terkait
O: tampak konjuctiva anemis
perawatan mulut sebelum makan:
Oral Hygine menggunaka kasa mulai berkurang
streil
A: masalah ketidakseimbangan
3. Anjurkan pasien untuk makan
pada porsi yang sedikit nutrisi kurang dari kebutuhan
dan sering
tubuh
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
adanya alergi atau Teratasi sebagian
intoleransi.Makanan pasien : P : Intervensi dilanjutkan
Menentukan status nutrisi pasien
yaitu gizi kurang.
38

03 1. Monitor kebersihan kuku, S : Pasien mengatakan saat ini lebih


Selasa,14
sesuai dengan kemampuan sering menjaga kebersihannya namun
desember 2021
merawat masih dibantu keluarga
09.40 wita
diri :pasien : O: pasien tampak bersih, kulit tidak
Memotong kuku lengket, kuku rapi
2. Memberi bantuan sampai
pasien benar-benar A : Masalah Defisit perawatan diri
mampu merawat diri secara tertatasi sebagian
mandiri : Memandikan P : Intervensi dilanjutkan
3. Mengajarkan pasien dalam
menjaga kebersihan diri
4. Berkolaborasi dengan
keluarga pasien dalam
memberikan perawatan
kebersihan Mempersiapkan
peralatan mandi pasien

04 1 Mengidentifikasi tingkat S: Pasien mengatakan rasa cemas


Selasa,14
kecemasan; Melakukan masih ada,pasien mengatakan sudah
desember 2021
pendekatan pada pasien mengerti dengan yang dijelaskam
09.45 wita
O : Pasien tampak gelisah
2 Memberikan informasi
Px tampak mengerti apa yang
faktual mengenai diagnosis, dijelaskan
tindakan prognosis A : masalah kecemasan teratasi
3 Mendorong pasien untuk sebagian
mengungkap kan perasaan, P : intervensi dilanjutkan
ketakutan, persepsi
4 Berkolaborasi pemberian
terapi :Komunikasi
Terapeutik
05 1 Mengkaji status fisiologi S : pasien mengatakan rasa lemas
Selasa,14
pasien yang menyebabkan
desember 2021 saat mau bergerak mulai
kelelahan sesuai dengan
09.50 wita
konteks usia berkurang ,pasien mengatakan
2 Menentukan jenis dan
39

banyaknya aktivitas yang mampu berpindah tempat secara


dibutuhkan untuk menjaga
mandiri
ketahan :
3 Menganjurkan pasien O: Pasien nyaman
mengungkapkan perasaan
Td : 110/60
secara verbal mengenai
keterbatasan yang dialami A : Masalah intoleransi aktivitas
4 Berkolaborasi dalam
teratasi sebagian
pemberian terapi latihan
fisik : ROM P : intervensi dilanjutkan

01 1. Memonitor adanya tanda-tanda S: pasien mengatakan tidak ada


rabu,15
dehidrasi,pusing saat berdiri : pusing,
desember 2021
Mengecek ttv O: Pasien tampak nyaman
09.00 wita 2. Jaga kepatenan akses IV suhu tubuh 36,5 0C, Nadi
Mengganti cairan infuse 84 x/menit tidak ada
pasien dengan NaCl 0,9% kemerahan di badan, hasil
3. Instruksikan pada laboratorium
pasien/keluarga untuk mencatat
didapatkan Hb 12 g/dL
intake dan output dengan tepat
4. Kolaborasdi dalam pemberian A: masalah ketidakefektifan perfusi
produk darah yang diresepkan jaringan perifer teratasi
dokkter: Mengukur nadi dan P: intervensi dihentikan
suhu sebelum memasang produk
darah. Melayani pemberian
produk darah 1 bag @200cc (8
tetes per menit)
02 1. Memonitor S: pasien mengatakan nafsu
rabu,15
kecenderungan terjadinya
desember 2021 makan mulai bertambah,mual
penurunan atau peningkatan
09.30 wita berat badan : bb saat ini 51 kg muntah berkurang.
2. Membantu pasien terkait
O: tampak konjuctiva anemis
perawatan mulut sebelum makan:
Oral Hygine menggunaka kasa mulai berkurang,bibir lembab
streil
CRT<2 dtk
3. Anjurkan pasien untuk makan
pada porsi yang sedikit A: masalah ketidakseimbangan
40

dan sering nutrisi kurang dari kebutuhan


4. Kolaborasi dengan ahli gizi
tubuh
adanya alergi atau
intoleransi.Makanan pasien : Teratasi
Menentukan status nutrisi pasien P : Intervensi dihentikan
yaitu gizi kurang.

03 1. Monitor kebersihan kuku, S : Pasien mengatakan saat mandi


rabu,15
sesuai dengan kemampuan tubuh terasa segar,
desember 2021
merawat O: pasien tampak bersih, kulit tidak
09.40 wita
diri :pasien : lengket, kuku rapi
Memotong kuku
2. Memberi bantuan sampai A : Masalah Defisit perawatan diri
pasien benar-benar tertatasi
mampu merawat diri secara P : Intervensi dihentikan
mandiri : Memandikan
3. Mengajarkan pasien dalam
menjaga kebersihan diri
4. Berkolaborasi dengan
keluarga pasien dalam
memberikan perawatan
kebersihan Mempersiapkan
peralatan mandi pasien

04 1 Mengidentifikasi tingkat S: Pasien mengatakan rasa cemas


rabu,15
kecemasan; Melakukan sudah berkuramg,pasien mengatakan
desember 2021
pendekatan pada pasien sudah mengerti dengan yang
09.45 wita
dijelaskam
2 Memberikan informasi
O : Pasien tampak nyaman
faktual mengenai diagnosis, Px tampak mengerti apa yang
tindakan prognosis dijelaskan
3 Mendorong pasien untuk A : masalah kecemasan teratasi
mengungkap kan perasaan, P : intervensi dihentikan
41

ketakutan, persepsi
4 Berkolaborasi pemberian
terapi :Komunikasi
Terapeutik
05 1 Mengkaji status fisiologi S : pasien mengatakan rasa lemas
Rabu,15
pasien yang menyebabkan
desember 2021 saat mau bergerak mulai
kelelahan sesuai dengan
09.50 wita
konteks usia berkurang ,pasien mengatakan
2 Menentukan jenis dan
mampu berpindah tempat secara
banyaknya aktivitas yang
dibutuhkan untuk menjaga mandiri
ketahan :
O: Pasien nyaman,px tampak
3 Menganjurkan pasien
mengungkapkan perasaan melakukan adl sendiri
secara verbal mengenai
Td : 110/60
keterbatasan yang dialami
4 Berkolaborasi dalam A : Masalah intoleransi aktivitas
pemberian terapi latihan
teratasi
fisik : ROM
P : intervensi dihentikan
42

(26/06/2018), nadi 68x/menit


(lemah). Suhu 36,60C
A: masalah ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer teratasi
P: intervensi di hentikan

Rabu 27 Juni 02 1. Menentukan status nutrisi pasien S: pasien mengatakan sudah tidak
yaitu gizi kurang.
2018 merasa lemas lagi
2. Mengatur lingkungan yang
optimaal dalam perawatan An. A.S O: pasien dapat menghabiskan porsi
3. Menimbang berat badan pasien
18 kg makan yang diberikan dalam waktu
4. Mengobservasi keadaan umum yang lama, hasil laboratorium pasien
pasien
5. Mengukur nadi pasien tanggal 26 Juni 2018 adalah 12.1
6. mengobservasi asupan dan g/dL
haluaran pasien
7. Memonitor data laboratorium pasien A: masalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
teratasi
P: Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan. Riset


Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 [dokumen di internet. Diakses pada
tanggal 29 Juni 2018]; Diunduh dari
http://www.docstoc.com/docs/19707850/Laporan-Hasil-Riset-Kesehatan-
Dasar-(RISKESDAS)-Nasional-2007
Betz Cecily & Linda Sowden.2002.Keperawatan Pediatri Edisi 3.Jakarta:EGC
Betz Cecily & Sowden Linda.2009.Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi
5.Jakarta:EGC
Brunner & Suddarth.2000. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 1.
Jakarta:EGC

Bulechek,dkk.2013. Nursing Intervention Classification Edisi


6.Singapore:Elsevier
Capernito.1999.Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan
Edisi 2.Jakarta:EGC
http://scribd.com/document/248448707/Pathway-Anemia (diakses pada tanggal
31 Juni 2018)
Kusumawati.2005.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC
Moorhead Sue, dkk.2013.Nursing Outcome Classification Edisi
5.Singapore:Elsevier
Muscari Mary.2005.Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta:EGC
NANDA Internasional.2015.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
2017 Edisi 10. Jakarta:EGC
Ngastiyah.2012.Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta:EGC
Wijaya.2013. Keperawatan Medikal Bedah II.Yogyakarta:Nuha Medika
Wong Donna L, dkk.2009.Buku Ajar Keperawtan Pediatrik Edisi 6 Volume
2.Jakarta:EGC
Wong Donna L.2012.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4.
Jakarta:EGC
Jurnal Kesehatan Reproduksi. World Health Organization.2013. [dokumen di
internet. Diakses pada tanggal 29Juni 2018]. Diunduh dari
http://www.google.com/search/543810022/Jurnal-Kesehatan-Reproduksi

You might also like