You are on page 1of 3

Praktek Pengakuan Pendapatan Akrual, Motif Earning Management?

Abstract

Pendahuluan
Kegiatan investasi dan kredit pada suatu perusahaan membutuhkan informasi lengkap
tentang perusahaan tersebut sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Laporan
keuangan merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi kondisi
keuangan terkini perusahaan kepada investor, kreditur, dan pihak - pihak berkepentingan.
Laporan keuangan merupakan penyajian secara terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
perusahaan (PSAK No.1 Paragraf 7.2015), yang dijadikan sebagai sarana pertanggungjawaban
manager atas sumber daya yang dikelola. Salah satu informasi yang sangat potensial bagi pihak
internal ataupun eksternal pada laporan keuangan adalah laba.
Informasi laba merupakan komponen dari laporan keuangan perusahaan yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan value perusahaan, menilai kinerja management, dan meramalkan
kemampuan representative dalam jangka panjang, serta menaksir risiko investasi. Hal ini
memberikan dampak berbentuk dorongan kepada manager untuk mengambil tindakan
oportunistik. Tindakan tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi laba tertentu
yang disebut dengan manajemen laba (earning management).
Earning management merupakan cara management mengelola sumber daya perusahaan
yang dipengaruhi berbagai faktor, satu diantaranya adalah masalah keagenan (agency theory).
Jensen dan Meckling (1976) mengatakan bahwa, “hubungan keagenan merupakan suatu kontrak
dimana satu atau lebih principle memerintahkan agent untuk melakukan jasa atas nama principle
serta memberikan wewenang kepada agent untuk mengambil keputusan terbaik bagi principle”.
Agent dan principle memiliki kepentingan yang berbeda, Agent inginkan peningkatan
kompensasi dan principle inginkan kesejahteraan dari dividen yang diberikan perusahaan. Situasi
ini berdampak pada kecendrungan agent memberikan informasi yang menguntungkan baginya.
Skandal menyangkut earning management telah banyak terjadi, seperti Enron, World
Com, PT. Lippo Tbk, dan PT. Kimia Farma Tbk (Ujiyanto, 2007).

Tinjauan Pustaka
Agency Theory
Agency theory menjelaskan adanya asimetri informasi antara manager (agent) dan
pemegang saham (principle). Asimetri informasi ada ketika agent mengetahui informasi internal
dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan principle dan stakeholder
lainnya.
Menurut Eisenhardt (1989), Agency theory menggunakan tiga asumsi sifat manusia,
yaitu: (1) mementingkan diri sendiri (self interest), (2) daya pikir terbatas tentang masa
mendatang (bounded rationality), dan (3) menghindari risiko (risk averse). Berdasarkan asumsi
sifat tersebut manager sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu lebih mengutamakan
kepentingan pribadinya. Sedangkan Jensen dan Meckling (1997) mengatakan bahwa,”hubungan
keagenan adalah kontrak antara agent dan principle”.
Sebagai agent, manager secara moral memiliki tanggungjawab untuk mengoptimalkan
kesejahteraan principle dan sebagai imbalannya akan mendapatkan kompensasi sesuai dengan
kontrak. Sehingga, di perusahaan terdapat dua kepentingan yang berbeda, kedua pihak berusaha
mencapai atau mempertahankan tingkat kesejahteraan yang diharapkan.
Scott (2002), ada dua asimetri informasi, yaitu :
1. Adverse Selection
Manager lebih mengetahui keadaan dan prospek masa depan perusahaan dibandingkan
investor pihak luar. Fakta tentang hal ini adalah memungkinkan keputusan dan informasi
tidak disampaikan kepada pemegang saham.
2. Moral Hazard
Manager bisa melakukan tindakan diluar pengetahuan dari pemegang saham yang
mungkin saja melanggar kontrak dan tidak beretika. Hal ini dikarenakan kegiatan yang
dilakukan oleh manager tidak sepenuhnya diketahui oleh pemegang saham ataupun
kreditur.
Pada kondisi yang asimetri diatas agent bisa mempengaruhi angka-angka akuntansi yang
disajikan pada laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba (earning
management), dan pemilik modal sulit untuk melakukan control secara efektif terhadap tindakan
tersebut. Praktek earning management adalah salah satu tindakan negatif.

Earning Management
Menurut Schipper (1989) mengatakan bahwa,” earning management adalah interfensi
sengaja pada proses pelaporan keuangan pihak eksternal dengan maksud untuk memperoleh
keuntungan pribadi”.

Pembahasan
Pengertian dan Konsep
Temuan dan Permasalahan Implementasi…. Di Indonesia
Kesimpulan

You might also like