Professional Documents
Culture Documents
KELAS XII
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
Disususn Oleh :
JOHANNES PARDOSI, S.Pd
1. Mesin/ Engine
2. Kopling/ Clutch
3. Transmisi/ Transmission
4. Transfer
5. Poros Propeller Belakang/ Rear propeller shaft dan
Sambungan Universal (U-Joint)
6. Gardan Belakang/ Rear Differential
7. Poros Roda Belakang/ Rear Axle
8. Roda Belakang/ Rear Wheel
9. Poros Propeller Depan/ Front Propeller Shaft dan
Sambungan Universal (U-Joint
10. Gardan Depan/ Front Differential
11. Poros Roda Depan/ Front Axle
12. Roda Depan/ Front Wheel
13. Locking Hub/ Free Wheel Hub
Modul Sistem Pemindah Tenaga ini memuat 4 (empat) standar kompetensi, yaitu:
1. Memperbaiki unit kopling dan komponen sistem pengoperasiannya
2. Memelihara transmisi
3. Memelihara unit final drive/ garden
4. Memelihara poros penggerak roda
2. Jenis-jenis kopling
a. Kopling Gesek
Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan
memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang gesek. Ditinjau dari bentuk
bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
Kopling piringan (disc clutch)
Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan
atau disc.
Kopling konis (cone clutch)
Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis.
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2
yaitu :
Kopling plat tunggal
Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya
hanya satu.
3
Disc Clutch
Release Bearing
Pressure Lever
Clutch Cover
Pressure Spring
Pressure Plate
6
Plat kopling komponen unit kopling yang berfungsi menerima dan meneruskan
tenaga mesin dari roda penerus dan plat penekan ke input shaft transmisi. Bagian-
bagian plat kopling terlihat pada gb. 3. Plat kopling dipasangkan pada alur-alur input
shaft transmisi. Bagian plat kopling yang beralur dan berhubungan dengan input
shaft transmisi dinamakan clutch hub. Kampas kopling (facing) dipasangkan pada
plat kopling untuk memperbesar gesekan. Kampas kopling dipasangkan pada
cushion plate dengan dikeling. Cushion plate dipasangkan pada plat kopling juga
dengan dikeling. Hentakan/ puntiran saat kopling mulai menghubungkan/
meneruskan putaran dan pada saat deselerasi diredam oleh torsion dumper. Terdapat
dua jenis torsion dumper yakni torsion rubber dumper dan torsion spring dumper.
Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas penekan dan
rumah kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch cover dibedakan menjadi tiga
yakni : boss drive type clutch cover, radial strap type clutch cover dan corded strap
drive tipe clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dipasangkan pada tutup
7
kopling dengan boss sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga tidak
bisa lembut. Konstruksi tipe boss drive dapat dilihat pada gambar 11.
Pada konstruksi tipe radial strap type clutch cover, plat penekan dihubungkan
ke tutup kopling oleh strap (plat baja) dalam arah radial dari boss, sedangkan pada
tipe corded strap drive plat penekan ditahan oleh plat pada tutup kopling sehingga
daya elastisitas plat tersebut memungkinkan perpindahan tenaga terjadi dengan
lembut. Jumlah strap pada masing-masing konstruksi rata-rata adalah 3 buah.
Gambar 12. Konstuksi rumah kopling tipe radial strap drive dan chorded strap
Cara kerja kopling
Kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga secara halus dari mesin ke
transmisi melalui adanya gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat
penekan. Kekuatan gesekan diatur oleh pegas penekan yang dikontrol oleh
pengemudi melalui mekanisme penggerak kopling.
Jika pedal kopling ditekan penuh, tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh
mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan tekanan
pegas penekan sehingga plat kopling tidak mendapat tekanan. Gesekan antara plat
kopling dengan fly wheel dan plat penekan kecil dan bahkan tidak bergesekan
sehingga putaran mesin tidak diteruskan.
Jika pedal kopling ditekan sebagian/ setengah, tekanan pedal tersebut akan
diteruskan oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan
melawan sebagain/ setengah tekanan pegas penekan sehingga tekanan plat penekan
ke fly wheel berkurang, sehingga plat kopling akan slip. Gesekan antara plat kopling
dengan fly wheel dan plat penekan kecil sehingga putaran dan daya mesin diteruskan
sebagian.
Apabila pedal dilepaskan maka gaya pegas akan kembali mendorong dengan
penuh plat penekan. Plat penekan menghimpit plat kopling ke fly wheel dengan kuat
sehingga terjadi gesekan kuat dan berputar bersamaan. Dengan demikian putaran dan
daya mesin diteruskan sepenuhnya (100%) tanpa slip.
8
b. Kopling Magnet
Dinamakan kopling magnet karena untuk melakukan pemindahan daya adalah
dengan memanfaatkan gaya magnet. Magnet yang digunakan adalah magnet
remanent yang dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik ke dalam sebuah lilitan
kawat pada sebuah inti besi. Listrik yang dibangkitkan atau tersedia dikendaraan
adalah listrik arus lemah sehingga magnet yang dibangkitkan tidak cukup kuat untuk
dijadikan sebagai kopling pemindah daya utama. Kopling jenis ini kebanyakan hanya
digunakan sebagai kopling pada kompresor air conditioner (AC).
c. Kopling Satu Arah (one way clutch/ free wheeling clutch/ over runing clutch)
Kopling satu arah merupakan kopling otomatis yang memutus dan
menghubungkan poros penggerak (driving shaft) dan yang digerakkan (driven shaft)
tergantung pada perbandingan kecepatan putaran sudut dari poros-poros tersebut.
Jika kecepatan driving lebih tinggi dari driven, kopling bekerja menghubungkan
driving dan driven. Jika kecepatan driving lebih rendah dari driven, kopling bekerja
memutuskan driving dan driven. Ada dua jenis one way clutch yakni sprag type dan
roller type.
Outer Race
Outer Race
Spring
Sprag
Roller
Inner Race Inner Race
Gambar 15. Konstruksi kopling satu arah tipe sprag dan tipe roller
d. Kopling Hidrolik
9
Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah : pump impeller, turbin
runner dan stator. Pump impeller merupakan mekanisme pompa yang
membangkitkan tenaga hidrolis pada fluida. Turbin runner adalah mekanisme
penangkap tenaga hidrolis fluida yang dibangkitkan pump impeller. Stator adalah
mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak terjadi aliran yang merugikan tetapi
justru aliran yang menguntungkan sehingga didapatkan peningkatan momen/ torsi.
2. Prinsip kerja, jenis-jenis dan konstruksi sistem pengoperasian kopling
a. Pengertian sistem pengoperasian kopling
Sistem pengoperasian kopling adalah sebuah unit mekanisme untuk
mengoperasionalkan kopling yaitu memutus dan menghubungkan putaran dan daya
mesin ke unit pemindah daya selanjutnya (transmisi). Secara umum terdapat dua
mekanisme penggerak kopling, yaitu : sistem mekanik dan sistem hidrolik. Pada
perkembangan saat ini, pada kendaraan-kendaraan beban menengah dan beban berat
menggunakan sistem pneumatik-hidrolik.
1) Sistem pengoperasian kopling tipe mekanik
Cable mechanism (mekanik kabel)
Menggunakan media sebuah kabel baja untuk meneruskan gerakan pedal ke
garpu pembebas. Keuntungan dari mekanisme ini adalah konstruksinya
sederhana dan karena sifat kabel yang fleksible maka penempatannya juga
fleksible dan tidak memerlukan ruang gerak yang besar. Mekanisme ini
mempunyai kerugian gesek yang besar antara kabel dan selongsongnya,
apalagi jika banyak belokan/ tekukan. Elastisitas bahan kabel menyebabkan
mekanisme ini tidak bekerja dengan spontan dan kurang kuat untuk beban
berat.
E–
Ring
Release
lever
Release
cable
Pe
da
l
H
ub
Releas
e fork
10
Clutch pedal
Pressure plate
Fly wheel
Release fork
Release bearing
Clutch cover
Coil spring
Jika mesin berputar maka bandul sentrifugal akan terlempar keluar oleh
gaya sentrifugal, sehingga centrifugal plate akan tertarik sehingga menekan
plat kopling ke back plate/ fly wheel. Bila putaran mesin berkurang maka
intensitas tekanan centrifugal plate juga berkurang.
Master cylinder
Flexible hose
Clutch cover
Release fork
Release cylinder
Dimana :
2
P = gaya pada release cylinder d2
Q = gaya tekan pedal remP Q K 2
d1
K = perbandingan tuas pedal kopling
d1 = diameter master cylinder
d2 = diameter release cylinder
12
Master Silinder
Ada 2 tipe master silinder yang umum digunakan pada sistem pengoperasian
kopling, yakni tipe portlees dan tipe girling.
Spacer
Inlet valve
Compression Piston
spring
Tipe Portless
13
Bila pedal kopling dibebaskan, piston akan kembali mundur oleh tekanan
compression spring, maka tekanan fluida akan turun, sehingga spring
retainer akan menarik conecting rod ke arah luar an in-let valve terbuka.
Gaya balik conical spring maka minyak dari release cylinder kembali ke
master cylinder dan recervoir.
Tipe Girling
Cara kerja master silinder tipe girling adalah sebagai berikut :
Pada saat piston mulai bergerak menekan minyak di dalam silinder,
tekanan minyak akan mengalir ke reservoir melalui lubang ujung piston,
cylinder cup dan spacer, sehingga minyak akan mengalir ke reservoir dan
ke release cylinder melalui flexible hose dengan tekanan yang kecil.
Pada saat piston bergerak lebih maju, maka lubang pada ujung piston akan
tertutup oleh adanya tekanan minyak yang menekan spacer, sehingga
tekanan minyak yang ke release cylinder semakin tinggi dan mampu
menekan piston release cylinder mendorong push-rod.
Spacer
Cylinder cup
Compression Piston
spring
Pada saat tekanan pedal hilang, maka compression spring akan mendorong
piston bergerak mundur, yang menyebabkan kevakuman pada silinder,
sehingga minyak reservoir mengalir ke dalam silinder.
Pada saat piston telah kembali pada posisi awal karena tekanan
compression spring, maka minyak dari release cylinder akan mengalir
kembali ke reservoir samapai tekanan minyak normal kembali.
Release Cylinder
Tipe release silinder yang umum digunakan ada tiga yakni adjustable type,
non adjustable dan free adjustable type. Pada jenis adjustable type untuk
menyesuaikan jarak bebas ujung release fork dilakukan dengan menyetel mur
15
Clutch disc
Fly Wheel
Release fork
Spring Push-rod
Piston
Piston
Mur penyetel
Free play adalah kebebasan yang terdapat pada sistem kopling pada saat
pedal kopling mulai ditekan samapai dengan release bearing mulai menyentuh
diaphragm spring atau pressure lever. Dengan adanya kebebasan kopling maka
sistem kopling tidak akan bekerja pada saat kopling tidak ditekan dan tidak
lngsung bekerja saat pedal ditekan, tetapi memerlukan beberapa waktu untuk
mencapai langkah efektif.
16
hidrolik kemudian sistem hidroliknya memicu sistem pneumatik, serta total sistem
pneumatik.
Pada bagian ini, sistem pengoperasian kopling tipe pneumatik – hidrolik
dicontohkan untuk sistem hidrolik memicu sistem pneumatik serta sistem hidrolik
memicu sistem pneumatik kemudian sistem pneumatiknya memicu sistem
hidrolik.
Secara umum konstruksi keduanya sama, hanya booster yang digunakan
berbeda. Booster untuk sistem hidrolik memicu sistem pneumatik adalah sebagai
berikut :
OIL RESERVOIR
COMPRESSED AIR FROM
COMPRESSOR
Air Recervoir
MASTER
FREE PLAY
CYLINDER PUSH ROD
PISTON
PUSH ROD
CLUTCH ASSEMBLY
CLUTCH BOOSTER
Kopling berhubungan
Lepas pedal kopling tekanan fluida di dalam master kopling berkurang
Relay valve kembali Poppet valve tertutup Tekanan udara keluar dari
lubang pernapasan Power piston kembali Hydrolik piston kembali
Release bearing kembali Release lever kembali ke posisi semula oleh tekanan
pegas Pressure plate menekan disc clutch Disc clutch berhubungan.
Kopling dibebaskan
Tekan pedal kopling setengah Tekanan fluida timbul didalam master silinder
Relay valve beroperas Poppet valve terbuka Tekanan udara menggerakan
power piston Timbul tekanan negatip dibelakang hidrolik piston Fluida
kembali sedikit dari relay piston Tekanan udara tertutup Power piston
berhenti beroperasi (tenaga kopling berkurang sebagai reaksi penekanan pedal)
19
Bila servo udara/ booster rusak maka sistem pengoperasian tetap bekerja tetapi
membutuhkan tenaga penekanan pedal yang lebih besar. Urutan tenaganya adalah
sebagai berikut :
Pedal kopling ditekan Minyak mengalir masuk clutch booster, terbagi 2 yaitu :
Hydraulc piston (Hydraulic piston bergerak kekanan) Push rod (bergerak
kekanan oleh tekanan dari master cylinder saja).
Relay valve piston (tidak bekerja)
20
c. Kopling selip
Permasalahan ini adalah yang paling sering terjadi. Ada banyak penyebab yang dapat
mengakibatkan kopling selip, diantaranya :
kampas kopling aus
kampas kopling keras
terdapat minyak dalam unit kopling (untuk kopling kering)
21
Pada seorang pengemudi atau mekanik professional, indikasi kopling selip dapat
dengan mudah dikenali dari performa kendaraan saat mulai berjalan, berakselerasi
dan melewati tanjakan, melalui perasaan “feeling”, tanpa harus mengikuti langkah
identifikasi seperti di atas.
Ada beberapa jenis gangguan lain yang terkadang bersifat spesifik/ kasuistik. Seperti
misalnya kopling terasa bergetar saat mulai menghubung, kopling terasa menyentak-
nyentak saat mulai menghubung, pedal kopling terasa lebih lunak/ memantul, dan lain
sebagainya. Kita dapat menganalisis penyebab dari gangguan dengan memahami
konstruksi dan cara kerja unit kopling dan sistem pengoperasiannya.
22
B. TRANSMISI
Kendaraan memerlukan momen yang besar saat mulai berjalan, akselerasi,
jalan menanjak atau membawa beban yang berat, sedangkan kecepatan tinggi
dibutuhkan saat di jalan normal atau sesuai kebutuhan. Berdasarkan gambar 13 di
atas, gaya dorong kendaran [F (kg)] ditentukan oleh torsi [T (kg.m)] dan jari-jari
roda [r (m)].
T (kg.m)
F (kg )
r (m)
Gear Ratio
Jika dua roda gigi berpasangan ( A dan B) dan salah satu (A) menjadi pemutar,
maka kecepatan putar roda gigi yang satunya (B) akan sesuai dengan perbandingan
gigi dari kedua roda gigi tersebut. Perbandingan putaran antar dua roda gigi adalah
kebalikan dari perbandingan giginya (gear ratio).
Kecepatan putar B
gigiA
nB nA
gigiB
Kecepatan putar C
gigiA gigiB
nC nA
gigiB gigiC
gigiA
nC nA
gigiC
Tipe-tipe Gear
Transmisi menggunakan perbandingan roda-roda gigi untuk mendapatkan
variasi momen dan kecepatan. Roda gigi yang digunakan pada kendaraan ada
berbagai macam tipe, antara lain :
Spur Gear (roda gigi lurus)
Bevel Gear (spur bevel gear, helical bevel gear/ spiral bevel gear dan hypoid
bevel gear)
1. Transmisi Manual
Inner synchronizering
Outer synchronizering
Synchronizering cone
Jika salah satu poros bergeser maka interlock pin akan tergeser masuk
ke coakan/cekungan poros disampingnya sehingga poros disampingnya
tidak akan bisa bergeser. Dengan demikian hanya ada satu kemungkinan
posisi gigi yang berdekatan bisa masuk.
Mekanisme Penguncian
Mekanisme penguncian menjaga agar penguncian tidak lepas dan
kembali ke posisi netral. Mekanisme ini biasa disebut mekanisme deten
(detent mechanism). Mekanisme ini menahan poros garpu pemindah agar
tidak dengan mudah bergeser. Poros garpu pemindah dibuat cekungan-
cekungan, ada yang berjumlah 3 ada yang 2, tergantung posisi kerja garpu.
Pada cekungan tersebut ditekankan sebuah bola deten (detent ball) oleh
pegas. Gaya tekan pegas membuat bola deten masuk ke cekungan poros
dengan kuat. Mekanisme ini selain untuk penguncian agar posisi
pemindahan tidak lepas, juga untuk membuat efek langkah tuas pemindah
menjadi terasa bagi pengemudi jika gigi-gigi sudah berposisi dengan tepat
dan penuh.
Roda gigi mundur kebanyakan sliding gear. Salah satu ciri gigi sliding
adalah mudah meluncur pada porosnya, sehingga jika poros posisinya
miring, gigi akan cenderung bergeser. Mengantisipasi hal tersebut,
mekanisme detent biasanya juga dipasangkan khusus untuk menahan roda
gigi mundur agar tidak dengan mudah dan tidak diinginkan masuk posisi.
Mekanisme ini selain untuk menahan gigi mundur, juga untuk membuat
efek langkah tuas pemindah menjadi terasa bagi pengemudi jika gigi-gigi
sudah berposisi dengan tepat dan penuh pada posisi mundur.
LOCK
Tidak semua transmisi mengaplikasi semua sistem tersebut di atas, dan atau
bahkan telah mengembangkan atau menerapkan sistem pengaman yang
lebih baik.
2. Transmisi Otomatis
Pemindahan gigi lebih cepat dan tepat sehingga konsumsi bahan bakar
lebih rendah
Transmisi otomatis ditinjau dari roda gigi yang digunakan dibedakan
menjadi dua jenis yaitu transmisi otomatis dengan pasangan roda gigi
(countershaft-type automatic transmission) dan transmisi otomatis dengan roda
gigi planetari (planetary gear type atuotomatic transmission atau biasa juga
disebut conventional automatic transmission). Pada modul ini akan dipelajari
tentang planetary gear type atuotomatic transmission.
Pada transmisi otomatis secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian
utama, yaitu : torque converter, planetary gear dan control system.
.
a. Torque Converter
Kopling utama atau kopling standar yang digunakan pada transmisi
otomatis adalah torque converter. Torque converter mempunyai
keunggulan tidak hanya memindahkan kecepatan putar saja tetapi juga
sekaligus mengkorversi torsi. Selain itu torque converter juga mempunyai
keunggulan untuk meredam beban getaran dan beban kejutan torsi,
meredam gaya reaksi kepada mesin dan tidak terjadi keausan secara
mekanis.
Peranan dari Torque Converter, sebagaimana ditunjukkan oleh
namanya, adalah sebagai unit utama pemindah momen (dari mesin ke
transmisi) dan meningkatkan momen melalui aliran fluida (Automatic
Transmission Fluid). Karena converter dihubungkan langsung ke mesin
pada sisi drive plate, maka converter sekaligus juga berfungsi sebagai fly
wheel. Oleh karena itu drive plate lebih ringan dan lebih tipis dibanding
fly wheel pada mesin dengan transmisi manual.
Bentuk converter adalah seperti donat besar yang terdiri dari
beberapa komponen utama yaitu converter cover, pump impeller, turbin
runner, stator serta one-way clutch. Pada konstruksi dasar converter,
masing-masing komponen tersebut berjumlah 1 (satu) buah. Pada
perkembangannya jumlah komponen utama digandakan untuk
mendapatkan peningkatan torque yang berlipat. Pada beberapa tipe juga
ditambahkan unit lock-up yang berfungsi untuk meningkatkan effisiensi
pemindahan putaran hingga 100% (tidak ada slip).
Converter cover
Merupakan rumah dari komponen-komponen converter.
Didalamnya terdapat pump impeller, turbin runner, stator, one-way
clutch dan fluida (automatic transmission fluid ”ATF”). Pada bagian
pusat converter cover terdapat pilot yang dipasangkan pada crankshaft
sisi bagian belakang mesin dan membantu menjaga ketepatan/
kelurusan pemasangan. converter dipasangkan pada drive plate
dengan baut yang diulirkan ke dalam boss pada converter cover.
Pump Impeller
Rangkaian bilah-bilah baja dipasangkan dengan cara dilas pada
bagian dalam cover dari pump impeller. Bentuk khususnya secara
akurat mengontrol arah aliran fluida. Sebuah drive sleeve dipasangkan
dengan cara dilas pada ujung depan yang berfungsi untuk
menggerakkan pompa yang bertindak sebagai sumber pasokan fluida
untuk transmisi otomatis
Turbin Runner
Turbin runner bentuknya mirip pump impeller, dengan
rangkaian bilah-bilah baja berbentuk mangkuk dipasangkan dengan
cara dilas pada bagian dalam cover. Hub/ spline pada bagian pusat
turbin dipasangkan dengan input shaft transmisi.
Stator dan One-way clutch
Stator terbuat dari aluminium tuang. Pada bagian tengah stator
dipasangkan One Way Clutch. Hub One Way Clutch dihubungkan ke
rumah transmisi.
One way clutch atau sering juga disebut free wheel, merupakan
kopling satu arah, yakni hanya dapat berputar pada satu arah saja. Free
wheel ada dua tipe yaitu sprag type dan roller type.
Torque Converter
Pada penjelasan kopling fluida, telah disebutkan kurangnya
effisiensi pada putaran lambat ke menengah. Hal ini disebabkan
karena aliran cairan terbagi dalam dua bagian yang berlawanan,
sehingga mereduksi sejumlah pemindahan momen antara pump
impeller dan turbin runner.
Salah satu jalan untuk meningkatkan sirkulasi cairan pada
kopling fluida, adalah bentuk sudu-sudu (vane) diubah dan
ditambahkan komponen ketiga yang disebut stator. Stator diletakkan
pada bagian tengah converter, juga memiliki rangkaian sudu-sudu
yang berbentuk mangkuk sama dengan pump impeller dan turbin
runner. Bagaimanapun, sudut sudu-sudu dibalik yang memungkinkan
cairan kembali ke pump impeller searah putaran mesin. Pada bagian
tengah stator adalah one-way clutch yang mana diberi alur ke depan
ke oil pump pada transmisi. Stator memilki kerja fluida pada masing-
masing sisi-sisinya tergantung pada kondisi operasi pada suatu waktu.
Adanya perbedaan utama ini mampu meningkatkan efisiensi
rancangan kopling fluida untuk menghasilkan lebih dari 2,8:1
perbandingan momen, ketika turbin berada pada kondisi diam dan
mesin mendekati beban penuh. Rangkaian ini disebut Converter,
karena kemampuannya untuk meningkatkan momen mesin, pada
kondisi tertentu.
Kerja Stator
Ketika turbin runner diam atau berputar lebih lambat dari pump
impeller, fluida kembali ke pump impeller berubah arah mengikuti
bentuk sudu turbin. Perubahan arah ini mengurangi energi pump
impeller sebab fluida membentur sudu-sudu pump impeller.
Oleh karena itulah sudu-sudu stator dibuat dengan sudut terbalik
dan membetulkan arah aliran balik fluida ke impeller pump. Momen
puntir mesin ditingkatkan oleh energi dari gaya balik fluida yang
selalu meningkat dan menghasilkan penambahan gaya pada turbin.
Segera setelah kecepatan pump impeller dan turbin runner mulai
sama, aliran balik fluida dari turbin berubah dan aliran mulai bekerja
pada belakang sudu-sudu stator. One-way clutch pada stator sekarang
mulai memungkinkan stator berputar searah putaran pump impeller.
Lock-up
Efisiensi kopling fluida maupun torque converter amat susah/
tidak pernah 100%, karena hamper selalu ada slip antara impeller dan
turbin. Untuk mengatasi hal itu maka digunakan mekanisme lock-up
pada torque converter, yang berfungsi untuk menghilangkan slip dan
kehilangan tenaga/ putaran antara impeller dan turbin. Lock-up adalah
mekanisme kopling mekanis yang menghubungkan langsung output
(turbin) dan input (impeller/ cover) untuk menjadi satu kesatuan
mekanis. Kopling mekanis tersebut dioperasionalkan oleh piston yang
dikontrol tekanan fluida.
b. Planetary Gear
Planetary gear set terdiri dari sun gear, pinion gears (planet gears),
ring gear (internal gear) dan planetary carrier.
Ada juga planetary gear unit yang mempunyai dua unit roda gigi
planet dan dua unit roda gigi planet roda gigi matahari namun
menggunakan satu ring gear, sebagaimana yang diproduksi oleh
Ravigneaux, seperti terlihat pada gambar berikut ini :
Planetary gear set penyusun utamanya terdiri dari ring gear/ internal
gear, planet gear/ pinion gear, sun gear dan planet carrier. Secara prinsip,
kerja planetary gear unit adalah dengan mengunci satu atau lebih dari 3
komponennya yakni sun gear, ring gear atau planet carrier. Penguncian
dapat dikendalikan secara manual ataupun dikontrol secara hidrolis,
elektrik, pneumatik dan atau gabungan. Pengunci komponen menggunakan
rem, sedangkan penggabungan dua bagian komponen menggunakan
kopling.
Differential terdiri dua bagian, yaitu final gear dan differential gear.
Final Gear
Final gear berfungsi untuk meningkatkan momen dan mengubah arah putaran.
Final gear terdiri dari pinion gear dan ring gear. Pada kendaraan FR, untuk
mengubah arah putaran digunakan bevel gear, sedangkan pada FF, dimana
tidak diperlukan pengubahan arah putaran digunakan pasangan spur gear
ataupun helical gear.
Ada beberapa tipe bevel gear, yaitu spur bevel ger, spriral bevel gear dan
hypoid bevel gear. Sebagian besar final gear menggunakan hypoid bevel gear,
karena mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : Gear contact-nya lebih besar
sehingga lebih kuat, memungkinkan kendaraan lebih rendah sehingga lebih
aman, berputarnya tidak berisik/ lebih halus.
gigi..ring..Gear
GR
gigi..drive.. pinion..gear
Differential Gear
Saat kendaraan membelok, jarak tempuh roda bagian dalam (A) lebih kecil dari
jarak tempuh roda bagian luar (B), sehingga dengan demikian roda bagian luar
harus berputar lebih cepat dari roda bagian dalam.
Bila roda-roda berputar dengan putaran yang sama, maka salah satu ban akan
slip, yang akan menyebabkan ban akan cepat aus. Untuk mengatasi hal ini
diperlukan diferential gear dengan tujuan untuk membedakan putaran roda kiri
dan kanan saat belok, sehingga tidak ada roda yang menyeret dan memperkecil
kemungkinan poros patah.
Pada differential tipe biasa (simple differential) ini apabila salah satu roda
mengalami slip dan berputar lebih cepat dari roda yang lainnya maka kendaraan
tidak akan mampu bergerak. Untuk mengatasi hal itu maka dikembangkan tipe LSD
(limited slip differential. Tipe-tipe LSD ada banyak, diantaranya jenis Fixed value,
Torque sensitive, Speed sensitive, Electronically controlled. Pada prinsipnya, kerja
dari tipe tersebut adalah mengunci kedua poros roda pada kecepatan yang sama jika
terjadi salah satu roda slip. Beberapa jenis LSD dapat dilihat pada gambar berikut.
Perawatan Differential
Perawatan yang dilakukan pada differential adalah menjaga kecukupan
pelumasan dengan oli SAE 90 atau 120 pada rumah differential. Pemeriksaan
dilakukan untuk mencegah suatu problem atau untuk memastikan penyebab suatu
problem. Pemeriksaan pencegahan atau perawatan dilaksanakan secara berkala dan
rutin untuk memeriksa/ menjaga kondisi komponen dan kerjanya. Sedang
pemeriksaan guna memastikan penyebab kerusakan harus dilakukan dengan betul -
betul cermat dan perlu analisa kasus dan perlu pemeriksaan komponen dengan
urutan yang cepat, tepat dan benar.
Pemeriksaan terhadap bunyi-bunyi pada bagain bawah kendaraan dengan
mendongkrak roda penggerak dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
Dongkrak roda penggerak kendaraan pada posisi yang aman. Jangan lupa
ganjal roda yang tidak di dongkrak.
Periksa kelonggaran dan keretakan bantalan universal joint dengan memutar-
mutar propeller shaft ke kiri dan ke kanan.
Periksa kelonggran baut-baut pengikat propeller shaft.
Periksa jumlah pelumas (oli) dan periksa juga kebocoran minyak pada rumah
differential
Putarkan roda penggerak dengan menjalankan mesin pada putaran lambat,
sedang, tinggi, diperlambat dan dipercepat dengan tiba-tiba.
Dengarkan dengan teliti dan cermat suara-suara yang berasal dari propeller,
differential dan axle.
Kekocakan atau back-lash yang berlebihan pada terjadi pada drive pinion dan
ring gear juga menyebabkan terjadinya hentakan dan efek benturan pada saat
mulai berjalan, akselerasi maupun deelerasi. Back-lash diperlukan sebagai
tempat terbentuknya oil film yang berfungsi untuk mengurangi gesekan
langsung logam dengan logam.
Kontak gigi yang baik akan menjadikan umur pemakaian lebih lama karena
beban tersangga dengan tepat oleh pofil gigi. Kontak gigi dapat diatur dengan
memajukan atau memundurkan drive pinion dan atau ring gear sesuai dengan
posisi kontak yang terjadi. Pada toe contact kita dapat melakukan penyetelan
dengan memundurkan drive pinion. Flank contact dapat disetel dengan
memundurkan ring gear. Heel contact dapat disetel dengan memajukan drive
pinion, sedangkan face contact dapat disetel dengan memajukan ring gear.
Memajukan atau memundurkan drive pinin dilakukan dengan menambah atau
mengurangi shim atau washer. Sedangkan memajukan dan memundurkan ring
gear dapat dilakukan dengan memutar ke kanan/ ke kiri penyetel.
51
Pada suspensi rigid, menggunakan tipe poros memikul dimana axle shaft
diletakkan di dalam axle housing, yang dipasangkan berkaitan melalui bantalan.
52
Pada tipe ini bantalan-bantalan dipasangkan diantara haousing dan wheel hub,
sedangkan roda dipasangkan pada hub. Beban kendaraan sepenuhnya ditumpu oleh
axle housing, sedangkan poros roda tidak memikul beban, hanya berfungsi
menggerakkan roda. Model ini sangat bagus untuk kendaraan berbeban berat.
Tipe semi floating banyak dipakai pada kendaraan ringan. Hampir seluruh
beban kendaraan dipikul oleh axle shaft, demikian juga gaya lateral (lateral force)
pada saat kendaraan membelok. Bantalan dipasangkan diantara axle housing dan
axle shaft, sedangkan roda dipasangkan langsung pada axle shaft.
Poros penggerak (drive shaft) adalah poros yang sekaligus sebagai pemindah
tenaga dari differential ke roda-roda. Pada kendaraan tipe FF, poros penggerak
harus memmiliki 2 persyaratan, yaitu : harus mempunyai mekanisme yang
menyerap perubahan panjang dari poros penggerak yang mengiringi gerakan roda
naik dan turun; harus dapat memelihara operasi sudut yang sama ketika roda depan
dikemudikan dan harus memutar roda saat membentuk kecepatan karena roda
depan digunakan secara bersamaan untuk pengemudian dan pemindahan tenaga.
Sebuah tripod dengan tiga buah trunnion shaft pada plane yang sama. Tiga
buah roller dipasangakan pada trunnion ini dan ke masing-masing roller
dipasangkan tiga tulip dengan celah paralel. Konstruksi ini juga sederhana dan
umumnya dapat bergerak dalam arah axial.
Salah satu usaha untuk membuat roda stabil akibat erbedaan panjang
poros, maka dipasangkan intermediate shaft sehingga poros penggerk kiri
dan kanan menjadi sama panjang. Dengan metede ini sudut joint 1 dan 2
akan sama, sehingga momen yang disebabkan aksi dari roda depan
diimbangi dan kendaraan menjadi stabil dan berjalan lurus.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (1994). Training Manual Drive Train Group, Jakarta : Penerbit PT. Toyota-
Astra Motor.
Anonim (1995). New Step 1 Training Manual, Jakarta : Penerbit PT. Toyota-Astra
Motor.
Anonim (2004). N-Step Step 2 Chasis Training Materials Text, Jakarta : Penerbit PT.
NISSAN.
PT. Toyota Astra Motor (tt) . TOYOTA Materi Pelajaran Chasis Group STEP 2, Jakarta
Karim Nice (2012), How Clutch Works, How Gear Work, http://science.
howstuffworks.com/transport/engines-equipment/gear.htm diakses pada 9 Mei 2012