You are on page 1of 12

SURAT PERJANJIAN KERJA

No : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017

Pada hari ini, Jmat tanggal,Satu bulan,Desember tahun Dua Ribu Tujuh Belas (01–12–2017), telah
terjadi kesepakatan penandatanganan Surat Perjanjian Kerja antara kedua belah pihak, yakni :

1. Nama : H. A. MUHAYAR
Pekerjaan : Wiraswasta.
No. KTP : 3604050609800001.
Alamat : KP Terate RT.006 RW.002, Kel.Terate, Kec.Kramatwatu, Serang – Banten.

Dalam hal ini sebagai Kuasa Direktur bertindak untuk dan atas nama PT. Banten Multi Semesta,
sebagai pemberi Surat Perjanjian Kerja dan atau pemberi pekerjaan. Yang selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.

2. Nama : HEDDIN SIMANJORANG


Jabatan : DIREKTUR
No. Identitas : 3672070102720008
Alamat : Perum Metro Cendana M6 No.6-7 RT 002 RW 009
Kel Kebon Dalem , Kec. Purwakarta, Cilegon- Bante

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. FERSA PUTRA MANDIRI sebagai penerima Surat
Perjanjian Kerja dan atau penerima pekerjaan. Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak diatas selanjutnya disebut PARA PIHAK.

PARA PIHAK menjamin bahwa yang menandatangani perjanjian ini berwenang bertindak untuk dan atas
nama masing-masing pihak. PARA PIHAK akan membuktikan secara hukum apabila diminta oleh pihak
lainnya.

PARA PIHAK dalam kedudukannya tersebut diatas telah setuju dan sepakat untuk mengadakan dan
menandatangani Surat Perjanjian Kerja (selanjutnya disebut “PERJANJIAN”) pada Pekerjaan
Reklamasi Lahan Kawasan Industri Dengan Pasir Gunung 10 ha Volume 50.000 m3 pada PT. Multimas
Nabati Asahan - Serang, dengan ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1
TUGAS & TANGGUNG JAWAB SERTA LINGKUP PEKERJAAN.

1. PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan Pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA menerima dan bersedia untuk melaksanakan Pekerjaan Reklamasi Lahan Kawasan Industri
Dengan Pasir Gunung 10 ha Volume 50.000 m3 pada PT. Multimas Nabati Asahan - Serang.

2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, dalam rangka PERJANJIAN ini meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Penyediaan Quarry
2) Penyediaan Material (Pasir Gunung)

Page 1 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017


RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG
3) Penyediaan Armada (Dump Truck Minimal Index 24).

3. Pekerjaan lainnya yang menunjang terlaksananya pekerjaan tersebut diatas sesuai petunjuk PIHAK
PERTAMA dan atau wakilnya sepanjang tidak menyimpang dari PERJANJIAN ini.

PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Yang menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan dalam Perjanjian ini adalah dokumen-dokumen serta
persyaratan lain yang berlaku sah dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini, yaitu :

1. Surat Penawaran dari PIHAK KEDUA dan negosiasi bersama (notulen rapat).
2. Rencana kerja dan gambar kerja bila ada.
3. Perjanjian ini dan segala perubahan dan Addendumnya (jika ada)
4. Semua ketentuan dan syarat-syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan pekerjaan dan
keselamatan kerja yang tercantum dalam peraturan perundang-perundangan yang berlaku.
5. Petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA untuk mencapai maksud
dan tujuan Perjanjian ini.
6. Item-item yang tidak ada di Perjanjian ini, akan dihitung didalam Pekerjaan tambahan.
7. PIHAK KEDUA wajib menyediakan armada Dump Truck minimal index 24 (dua puluh empat)
sebanyak minimal 15 (lima belas) unit.
8. Terkait kelengkapan Armada PIHAK KEDUA wajib menyerahkan foto copy Surat Izin Mengemudi
(SIM) yang masih berlaku dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang masih berlaku.
9. PIHAK KEDUA wajib menunjukan Izin Usaha Penambangan (IUP) dan menyerahkan copynya yang
masih berlaku kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 3
TENAGA PENGAWAS PEMILIK

1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana tersebut pada Pasal 1 Perjanjian ini, PARA PIHAK
berhak untuk menempatkan tenaga ahli sebagai wakilnya dalam pengelolaan pekerjaan (selanjutnya
disebut “Pengawas Pekerjaan”).
2. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaannya sehubungan dengan Perjanjian ini akan
mendapat pengarahan-pengarahan dan keputusan-keputusan dari PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK PERTAMA berhak untuk sewaktu-waktu menunjuk pengganti Pengawas Pekerjaan PIHAK
KEDUA dengan membuat pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 4
WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan sudah harus selesai selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari kalender sejak ditanda
tanganinya perjanjian ini.
2. Apabila pekerjaan telah selesai, maka PIHAK KEDUA akan menyerahkan hasil pekerjaan tersebut
kepada PIHAK PERTAMA dengan membuat Berita Acara Serat Terima Pekerjaan yang
ditandatangani oleh wakil yang ditunjuk oleh PARA PIHAK.

Page 2 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017


RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG
3. Waktu penyelesaian tersebut diatas tidak dapat diubah oleh PIHAK KEDUA, kecuali adanya keadaan
memaksa (Force Majeure), atau adanya perintah penambahan pekerjaan yang menyebabkan jangka
waktu penyelesaian pekerjaan diperpanjang.
4. Perpanjangan waktu tersebut hanya dapat dilaksanakan atas perhitungan serta persetujuan PIHAK
PERTAMA.
5. Jam operasional pelaksanaan pekerjaan dari jam 07.30 WIB sampai dengan jam 18.00 WIB.
6. Penambahan jam kerja (over time) sampai dengan jam 22.00 WIB dan wajib memberitahukan dan
atau berkoordinasi dengan Pengawas Pekerjaan PIHAK PERTAMA.

PASAL 5
HARGA PEKERJAAN

1. Harga untuk pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 PERJANJIAN ini
meliputi :

1) Pekerjaan Reklamasi Lahan Kawasan Industri Dengan Pasir Gunung 10 ha Volume 50.000 m3
pada PT. Multimas Nabati Asahan - Serang sebesar Rp. 1.850.000.000,-.
2) Harga Rp. 44.000,- (Empat puluh Empat ribu rupiah) per M3,-
3) Harga belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN 10%)

Harga pekerjaan yang telah disetujui PARA PIHAK sebesar Rp. 1.850.000.000,- (satu milyar delapan
ratus lima puluh juta rupiah), harga belum termasu PPN 10%.

2. Harga pekerjaan bersifat Lumsump Fixed Price (Harga Tetap dan Tidak Berubah), kecuali dalam hal
adanya penambahan atau pengurangan pekerjaan berdasarkan persetujuan tertulis PIHAK
PERTAMA.

3. Total nilai pekerjaan akan dihitung dengan kuantitas / jumlah pemasangan pada laporan progress
kerja lapangan yang sudah disetujui dan ditandatangani oleh PARA PIHAK.

PASAL 6
CARA PEMBAYARAN

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat bahwa pekerjaan ini tidak ada Down Payment (Uang Muka).

2. PARA PIHAK telah sepakat dan setuju bahwa pembayaran dilakukan berdasarkan progress pekerjaan
yang diajukan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan prestasi pekerjaan PIHAK KEDUA dilapangan
minimal telah mencapai progress sebesar 10% (sepuluh persen) dengan total progress pekerjaan
adalah 100% (seratus persen) dari volume 50.000 m3.

3. Setelah PIHAK KEDUA mengajukan progress pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua)
diatas, maka PIHAK PERTAMA atau wakilnya secara bersama-sama dengan PIHAK KEDUA akan
melakukan penilaian/verifikasi terhadap progress pekerjaan yang diajukan sebelum pengajuan tagihan
atas progress pekerjaan diatas.

4. Pembayaran pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) pasal ini harus dilaksanakan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 2 (dua) hari dari tanggal
Page 3 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017
RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG
diterimanya tagihan oleh PIHAK PERTAMA dari PIHAK KEDUA. Setelah melakukan progress
pekerjaan mencapai 10% sesuai kesepakatan PARA PIHAK.

5. Pembayaran harga untuk pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2,3
dan 4) di Perjanjian ini akan dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan
cara transfer ke rekening PIHAK KEDUA dengan data sebagai berikut :
Nama Pemilik Rekening : PT Fersa Putra Mandiri
Rekening Bank : Bank Mandiri
Nomor Rekening : 1630002331216

PASAL 7
SANKSI DAN DENDA

1. Apabila terjadi keterlambatan penyerahan pekerjaan sehingga melampaui batas waktu termasuk
dalam Pasal 4 ayat 1 diatas, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu per
mil)/hari dari harga pekerjaan selanjutnya disebut “DENDA KETERLAMBATAN”.

2. Apabila pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati menurut penilaian dari
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 15% dari Harga
Pekerjaan.

3. Total denda keterlambatan tersebut diatas sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari Harga
Pekerjaan. Apabila denda keterlambatan tersebut sudah mencapai 5% (lima persen) dari harga
pekerjaan, maka PIHAK PERTAMA dapat membatalkan PERJANJIAN ini dan PIHAK KEDUA
harus membayar denda tersebut dengan seketika dan sekaligus pada saat pemutusan PERJANJIAN
tersebut.

4. Untuk menjamin pembayaran dengan seketika dan sekaligus atas denda-denda yang timbul
sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat 1,2 dan 3, PIHAK KEDUA setuju dan dengan ini memberi kuasa
kepada PIHAK PERTAMA untuk melakukan pemotongan dari tagihan yang seharusnya dibayarkan
kepada PIHAK KEDUA termasuk retensi.

5. Ketentuan pada Pasal 7 ayat 3 tidak berlaku apabila keterlambatan penyerahan pekerjaan PIHAK
KEDUA dikarenakan Forcr Majeure.

6. Untuk setiap kelalaian/kesalahan dalam mentaati peraturan-peraturan seperti yang disebutkan dalam
syarat-syarat dan spesifikasi teknis yang mengakibatkan diberikannya teguran-teguran dan perintah-
perintah kepada PIHAK KEDUA oleh pengawas pekerjaan secara tertulis dan setelah 3 (tiga) kali
tidak mengindahkan teguran tersebut, maka PIHAK KEDUA harus bersedia mengganti pengawas
pelaksana PIHAK KEDUA.

7. Jika terdapat kelalaian dari para pekerja/ pegawai/ karyawan dari PIHAK KEDUA dalam melakukan
pelanggaran atas peraturan dilokasi pekerjaan termasuk namun tidak terbatas pada merokok dilokasi
dan sekitarnya kecuali ditempat yang ditentukan untuk itu, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan
denda sebesar 0,1% (nol koma satu per mil) dari harga pekerjaan per orang untuk setiap kali
melakukan kelalaian tersebut.

Page 4 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017


RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG
8. Denda keterlambatan dan denda pada ayat 2 dan 7 tersebut diatas wajib dibayar secara seketika dan
sekaligus lunas dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah adanya pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 8
RESIKO, KERUGIAN DAN PERBAIKAN

1. Apabila terjadi kerusakan atau pekerjaan yang membutuhkan perbaikan maupun penggantian, maka
PIHAK KEDUA setelah memperoleh pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA dalam waktu 1 x 24
jam sudah harus memperlihatkan usahanya untuk mengecek penyebab kerusakan atau tindakan
lainnya yang menunjukan adanya inisiatif dari PIHAK KEDUA untuk memperbaiki kerusakan
tersebut secepatnya dan kerusakan mana harus diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dalam jangka
waktu yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA atau Pengawas Pekerjaan PIHAK PERTAMA.

2. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak bersedia melaksanakan/memperbaiki atau mengganti dan atau
mengabaikan perintah Pengawas Pekerjaan yang disampaikan secara tertulis dan ditunjukan kepada
PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak menunjuk PIHAK KETIGA untuk
melaksanakan/memperbaiki dan/atau melakukan penggantian tersebut. Pembayaran untuk PIHAK
KETIGA tersebut akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA langsung kepada PIHAK KETIGA dan
akan diperhitungkan pada pembayaran-pembayaran yang seharusnya menjadi hak PIHAK KEDUA.

3. Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi gangguan yang diakibatkan tidak masuknya tenaga
kerja atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata kesalahan PIHAK
KEDUA, maka segala resiko akibat gangguan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.

4. Segala persoalan dan tuntutan para tenaga kerja PIHAK KEDUA menjadi beban tanggung jawab
sepenuhnya PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA bebas dari segala tuntutan para tenaga kerja yang
berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini baik didalam maupun diluar pengadilan.

5. Bilamana selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan menimbulkan kerugian bagi PIHAK
LAIN (pihak-pihak yang tidak ada sangkut pautnya dalam PERJANJIAN ini), maka segala kerugian
ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.

6. PIHAK KEDUA menjamin bahwa hasil pekerjaan bebas dari cacat pengerjaan dan material dapat
dipergunakan oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan tujuannya.

PASAL 9
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak dan seketika memutuskan PERJANJIAN ini, setelah
pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) hari sebelumnya dalam hal PIHAK KEDUA :

1) Setelah 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal Perjanjian ini, tidak atau belum mulai
melaksanakan/mengadakan koordinasi sehubungan dengan pekerjaan ini.
2) Terlambat memenuhi schedule pekerjaan yang disepakati dan telah diberi surat peringatan tertulis
untuk PIHAK PERTAMA sebanyak 2 (dua) kali.

Page 5 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017


RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG
3) Tidak melanjutkan pekerjaan selama 7 (tujuh) hari setelah diberitahu oleh pengawas untuk
melanjutkan pekerjaan yang telah dimulainya.
4) Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian pekerjaan ini.
5) Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan PIHAK PERTAMA
sehubungan dengan pekerjaan ini.
6) Menyerahkan pekerjaan kepada pihak lain atau pihak ketiga.

2. Pemutusan Perjanjian sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal diatas cukup disampaikan secara
tertulis oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, dengan tidak mengesampingkan
musyawarah mufakat.

3. PIHAK PERTAMA berhak menunjuk PIHAK KETIGA untuk menyelesaikan pekerjaan ini apabila
terjadi pemutusan Perjanjian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini apabila terjadi
pemutusan Perjanjian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, dan bila ada selisih harga
lebih yang wajar maka selisih tersebut menjadi beban dan kewajiban PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh dokumen Perjanjian. Perhitungan-perhitungan dan
keterangan-keterangan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

4. Dalam hal PIHAK PERTAMA secara sepihak memutuskan PERJANJIAN ini, maka PIHAK
PERTAMA akan membayarkan kepada PIHAK KEDUA :

1) Pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan diterima oleh PIHAK PERTAMA
berdasarkan penilaian dari PIHAK KEDUA sampai dengan tanggal pemutusan Perjanjian ini.
2) Biaya-biaya lain yang langsung atau tidak dapat dihindarkan telah dibayarkan atau harus dibayar
oleh PIHAK KEDUA sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini, jika biaya-biaya tersebut
telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA kecuali dapat dibuktikan lain.

PASAL 10
PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN

1. PIHAK KEDUA harus mematuhi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA dan
Pengawas Pekerjaan.

2. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan di bawah koordinasi, dan setiap pelaksanaan pekerjaan harus
mengikuti gambar disain yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, serta wajib memberitahu Pengawas
Pekerjaan bila akan memulai suatu bagian dari Pekerjaan.

3. PIHAK KEDUA harus membuat schedule pekerjaan detail yang diperiksa dan di sahkan oleh
Pengawas Pekerjaan dan schedule pekerjaan tersebut menjadi milik PIHAK PERTAMA.

4. Apabila pelaksanaan pekerjaan di lapangan berkaitan dengan PIHAK LAIN yang ditunjuk oleh
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA dengan petunjuk pengawas pekerjaan wajib bekerja
sama dengan sebaik-baiknya.

5. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengalihkan pekerjaan yang telah diberikan oleh PIHAK
PERTAMA sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini kepada PIHAK LAIN. Bila

Page 6 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017


RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG
ketentuan ini dilanggar maka PIHAK PERTAMA berhak untuk memutuskan Perjanjian sebagaimana
ketentuan yang tercantum dalam Pasal 9 ayat (1) Perjanjian ini.

6. Apabila PIHAK KEDUA gagal dalam mengerjakan perintah/instruksi dari PIHAK PERTAMA atau
Pengawas Pekerjaan, maka PIHAK PERTAMA berwenang untuk memperkerjakan dan membayar
PIHAK KETIGA untuk melaksanakan perintah/instruksi tersebut atas beban PIHAK KEDUA, yang
akan diperhitungkan dalam pembayaran kepada PIHAK KEDUA.

7. PIHAK KEDUA diharuskan menunjukan dan meminta persetujuan dari Pengawas Pekerjaan PIHAK
PERTAMA untuk material-material yang akan dipakai, dan jika terjadi perubahan pemakaian
material maka PIHAK KEDUA diharuskan melapor dan meminta persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan PIHAK PERTAMA dengan mengajukan alasan-alasan dan tidak diperkenankan mengubah
tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan PIHAK PERTAMA.

PASAL 11
MATERIAL, ALAT-ALAT DAN TENAGA KERJA

1. Sebagian material dan alat-alat kerja yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana tersebut pada Pasal 1 PERJANJIAN ini harus disediakan oleh dan menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA :
1) PIHAK KEDUA wajib menyiapkan quarry, material serta menyediakan angkutan guna
kelancaran pekerjaan ini.
2) PIHAK PERTAMA/Pengawas Pekerjaan berhak menolak bahan-bahan dan atau material yang
disediakan oleh PIHAK KEDUA jika kualitasnya tidak memenuhi syarat.
3) Jika bahan-bahan dan atau material tersebut ditolak oleh PIHAK PERTAMA/Pengawas
Pekerjaan maka PIHAK KEDUA harus menyingkirkan bahan-bahan dan atau material tersebut
dari lokasi pekerjaan pada saat itu juga kemudian menggantinya dengan yang memenuhi syarat.
4) Tidak tersedianya bahan-bahan dan atau material tidak dapat dijadikan alasan untuk
keterlambatan Pekerjaan.

2. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga kerja yang cakap, terampil dan berpengalaman yang
diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan sebagaimana tersebut pada Pasal 1 PERJANJIAN ini, dan
untuk itu :
1) PIHAK KEDUA wajib mencegah setiap bahaya yang mungkin timbul atas diri para pekerja
dalam melaksanakan Pekerjaan, dan apabila terjadi kecelakaan kerja PIHAK KEDUA harus
segera memberikan pertolongan kepada korban dan segala biaya-biaya yang diperlukan untuk hal
ini menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.
2) PIHAK KEDUA wajib menyediakan obat-obatan yang cukup untuk pertolongan pertama pada
kecelakaan tenaga kerja PIHAK KEDUA di lapangan.

3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan dan kebersihan tempat kerja selama Pekerjaan
berlangsung.

Page 7 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017


RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG
PASAL 12
PELAKSANA PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA diharuskan menempatkan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang tenaga ahli yang
ditunjuk sebagai Pengawas yang mempunyai wewenang/kuasa penuh untuk mewakili PIHAK
KEDUA dan dapat menerima/memberikan/memutuskan segala petunjuk Pengawas Pekerjaan PIHAK
PERTAMA, dan harus selalu berada di tempat Pekerjaan setiap hari selama jam kerja.

2. PIHAK PERTAMA berhak meminta penggantian setiap tenaga ahli dan atau tenaga kerja serta
armada yang dinilai kurang mampu dalam melaksanakan/menyelesaikan Pekerjaan atau melanggar
tata tertib proyek, dan PIHAK KEDUA wajib segera mengganti.

PASAL 13
RAPAT KOORDINASI

PIHAK KEDUA wajib mengirimkan wakilnya yang mempunyai wewenang untuk memutuskan dan
mengkoordinasikan Pekerjaan untuk mengikuti rapat koordinasi yang diadakan di lokasi Pekerjaan oleh
PIHAK PERTAMA sekali dalam seminggu atau pada waktu-waktu tertentu yang diperlukan.

PASAL 14
PENAMBAHAN ATAU PENGURANGAN PEKERJAAN

1. Perubahan-perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan bilamana ada akan
diatur dalam Perjanjian tambahan/addendum yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari Perjanjian ini.

2. PIHAK KEDUA harus melaksanakan penambahan atau pengurangan pekerjaan sebagaimana tersebut
diatas setelah mendapat perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA atau melalui Pengawas Pekerjaan
dengan menyebutkan jenis dan perincian penambahan dan pengurangan pekerjaan tersebut secara
tertulis.

3. Untuk pekerjaan yang tercantum dalam perincian penawaran, harga satuannya harus mengikuti harga
satuan dalam perincian harga penawaran yang merupakan bagian dari dokumen Perjanjian.

4. Untuk pekerjaan yang tidak tercantum dalam perincian penawaran PIHAK KEDUA harus
mengajukan harga penawaran terlebih dahulu dan disetujui PARA PIHAK sebelum dilaksanakan.

5. Pembayaran biaya penambahan pekerjaan akan dilakukan setelah pekerjaan tambahan selesai
dikerjakan dan pembayarannya sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 6 Perjanjian ini.

6. Penambahan atau pengurangan pekerjaan sama sekali tidak mengurangi kekuatan berlakunya
Perjanjian ini dan tidak boleh dijadikan alasan untuk merubah tanggal penyerahan pekerjaan
sebagaimana tersebut pada Pasal 4 ayat (1) Perjanjian ini. Kecuali apabila penambahan pekerjaan
memerlukan penambahan waktu yang akan ditentukan atas saran Pengawas Pekerjaan PIHAK
PERTAMA.

Page 8 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017


RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG
7. Jika terjadi penambahan ataupun pengurangan pekerjaan disebabkan oleh kelalaian PIHAK KEDUA
dalam membaca dan melaksanakan schedule pekerjaan, maka biaya yang timbul sehubungan dengan
penambhan atau pengurangan tersebut menjadi beban PIHAK KEDUA.

PASAL 15
FORCE MAJEURE

1. PARA PIHAK dibebaskan dari kewajibannya jika terjadi hal-hal diluar kekuasaan/Force Majeure.

2. Keadaan memaksa/Force Majeure menurut Perjanjian ini adalah semua hal yang terjadi di luar
kemampuan semua pihak untuk mengatasinya.

3. Yang termasuk dalam keadaan memaksa/Force Majeure adalah peristiwa berikut : bencana alam
(banjir, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya), kebakaran, keadaan perang, huru-hara,
pemberontakan, epidemic, yang secara keseluruhan ada hubungan langsung dengan penyelesaian
pekerjaan ini.

4. Dalam hal timbul Force Majeure, PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 x 24 jam.

5. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau menolak
secara tertulis keadaan Force Majeure itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam.

6. Bilamana keadaan Force Majeure ditolak oleh PIHAK PERTAMA, maka berlaku ketentuan-
ketentuan dalam Pasal 8 Perjanjian ini dan PIHAK KEDUA wajib untuk meneruskan pekerjaan
tersebut sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian ini.

7. Terganggunya pelaksanaan pekerjaan yang dikarenakan hujan, maka PIHAK KEDUA diwajibkan
melaporkan keadaan tersebut kepada Pengawas PIHAK PERTAMA dan terganggunya pelaksanaan
pekerjaan tersebut yang diakibatkan hujan tidak akan diperhitungkan dalam jangka waktu
penyelesaian pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1).

PASAL 16
KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DI BIDANG MONETER

1. Kenaikan bahan, alat dan upah selama masa pelaksanaan pekerjaan ini ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

2. PIHAK KEDUA tidak berhak mengajukan tuntutan kenaikan harga borongan, karena perubahan
harga material, upah kerja dan jasa yang terjadi pada saat pemasukan tender sampai dengan
penyerahan pekerjaan termasuk perpanjangan waktu yang ditetapkan. Demikian pula bila ada
kenaikan harga BBM umum dan perubahan moneter oleh pemerintah maka PIHAK KEDUA tidak
berhak untuk mengajukan askalasi penambahan atas nilai kontrak yang telah disetujui seperti yang
tersebut pada Pasal 5.

Page 9 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017


RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG
PASAL 17
PAJAK DAN PUNGUTAN LAIN.

1. Pajak PPH 4% serta Pajak Badan Usaha 1% menjadi beban PIHAK PERTAMA.

2. Pungutan-pungutan maupun iuran lainnya dan atau biaya koordinasi yang timbul/dipungut
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan diluar lokasi PT Multimas Nabati Asahan, ini adalah
menjadi beban PIHAK KEDUA, kecuali ijin-ijin / biaya koordinasi dilokasi pekerjaaan PT.
Multimas Nabati Asahan menjadi beban PIHAK PERTAMA.

PASAL 18
KUASA

Kuasa yang dimaksud pada Pasal 7 ayat (4) ini adalah merupakan bagian yang terpenting dan tidak
terpisahkan dari PERJANJIAN ini, yang dengan tidak adanya kuasa tersebut, maka PERJANJIAN ini
tidak akan dibuat, dan karenanya kuasa tersebut tidak dapat dicabut/ditarik kembali dan tidak akan

berakhir oleh sebab/peristiwa apapun dan PARA PIHAK dengan ini melepaskan dan menyatakan tidak
berlaku ketentuan yang termaktub dalam Pasal 1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang Undang Hukum
Perdata.

PASAL 19
GANTI RUGI

PIHAK KEDUA setuju untuk mengganti rugi, mempertahankan dan melindungi PIHAK PERTAMA dari
dan terhadap semua kerugian, kerusakan, kewajiban, tindakan, tuntutan, ongkos, biaya (termasuk tetapi
tidak terbatas pada biaya pengacara dan biaya litigasi lainnya), yang diderita, terjadi, atau berakibat
kepada PIHAK PERTAMA :
1) Karena diakibatkan oleh pelanggaran PIHAK KEDUA atas jaminan PIHAK KEDUA.
2) Karena diakibatkan oleh pelanggaran PIHAK KEDUA atas ketentuan dalam Perjanjian ini, atau
3) Karena mengakibatkan luka pada orang, termasuk kematian, atau kerusakan property yang diderita
oleh PIHAK KETIGA, akibat dari tindakan atau perbuatan atau kelalaian oleh PIHAK KEDUA atau
agent, karyawan atau PIHAK KEDUA dari PIHAK KEDUA untuk memenuhi Perjanjian ini.

PASAL 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Bila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara
musyawarah.

2. Bilamana PARA PIHAK gagal untuk mencapai kesepakatan dalam musyawarah maka PARA PIHAK
sepakat untuk menunjuk surveyor independen yang terakreditasi untuk melakukan penilaian terhadap
setiap pekerjaan yang telah dilakukan PIHAK KEDUA.

Page 10 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017


RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG
3. Bilamana setelah memperoleh hasil penilaian dari surveyor independen sebagaimana dimaksud dalam
ayat 2 diatas, namun PARA PIHAK tidak menyetujui hasil penilaian tersebut menurut ketentuan
hukum yang berlaku di Republik Indonesia dengan tempat kedudukan di Pengadilan Negeri Serang.
PASAL 21
LAIN-LAIN

Hal-hal yang belum atau cukup diatur dalam PERJANJIAN ini akan diatur kemudian atas dasar
pemufakatan PARA PIHAK yang akan dituangkan dalam bentuk surat atau Perjanjian
tambahan/addendum yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

PASAL 24
PENUTUP

1. Perjanjian ini mulai berlaku dan mengikat PARA PIHAK sejak disetujui dan ditandatangani oleh
PARA PIHAK.

2. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), bermaterai cukup yang keduanya mempunyai kekuatan
hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


PT. BANTEN MULTI SEMESTA PT. FERSA PUTRA MANDIRI

H. A. MUHAYAR HEDDIN SIMANJORANG


Direktur Direktur

Note :
1. Lampiran SPK Reclamatian dari PT Multimas Nabati Asahan
2. Lampiran Surat Kuasa PT Banten Multi Semesta ke Kuasa Direktur ( H A MUHAYAR )
3. Pembayaran Tagihan/ Invoice dari PT Multimas Nabati Asahan Joint account
Ke Kuasa Direktur PT Banten Multi Semesta dan Direktur PT. Fersa Putra Mandiri
4. Buka Rekening Joint Account untuk invoice ke PT Multimas Nabati Asahan

Page 11 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017


RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG
Page 12 of 12 SPK NO : 01/SPK/BMS-FPM/XII/2017
RECLAMATION OF LAND PT.MNA-SERANG

You might also like