You are on page 1of 27

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS ANDALAS
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS
Alamat: Kampus Unand Limau Manis Padang - 25163
Telp: (0751) 8456000, 8465001, 8465002, 8465003, 8465004, 8465005
Laman : www.unand.ac.id e-mail : rs.unand2016@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS

NOMOR :  /XIV/UN16.36/KPT/2018

TENTANG
PENETAPAN RESIKO PASIEN JATUH DI UNIT RADIOTERAPI SEBAGAI
ANALISIS FMEA TAHUN 2018 (FAILURE MODE AND EFFECT ANALISIS)
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS

DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS


Menimbang : a. bahwa rumah sakit mempunyai kewajiban memberi
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi dan efektif kepada pasien dengan
mengutamakan keselamatan pasien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit;
b. bahwa setiap rumah sakit wajib menerapkan standar
keselamatan pasien sesuai standar nasional
keselamatan pasien yang berlaku pada setiap Rumah
Sakit;
c. bahwa bila ada setiap hal, kondisi atau fasilitas yang
beresiko (hazard) menyebabkan kelalaian dalam
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung maka
wajib dibuatkan FMEA (Failure Mode and Effect
Analisys) terhadap prioritas resiko yang ada di RS
setidaknya satu dalam 1 tahun
d. bahwa agar pelaksanaan pelayanan Perinatologi di
Rumah Sakit Universitas Andalas dapat terlaksana
dengan baik perlu adanya kebijakan Direktur Rumah
Sakit  sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan perinatologi di Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No 29 tahun


2004 tentang Praktek Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun
2009 tentang kesehatan;
3. Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
417/menkes/PER/11/2011 tentang komisi Akreditasi
Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1691 menkes/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
pasien Rumah sakit memperhatikan SK Ketua YII No
0013/VII/KY-Y/IV/2011 tentang perpanjangan Badan
Pengawas/Badan Pengampu RS;
6. Surat Keputusan Rektor Universitas Andalas No.
1057/III/R/KPT/2018 tentang Penetapan Direktur RS
UniversitasAndalas masa jabatan 2018-2023.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ANDALAS TENTANG PEMBERLAKUAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS
Alamat: Kampus Unand Limau Manis Padang - 25163
Telp: (0751) 8456000, 8465001, 8465002, 8465003, 8465004, 8465005
Laman : www.unand.ac.id e-mail : rs.unand2016@gmail.com

PEDOMAN PELAYANAN PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS ANDALAS.
KESATU : Memberlakukan Kebijakan Pedoman Pelayanan Perinatologi
Di Rumah Sakit Universitas Andalas;
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit sebagaimana tercantum
dalam lampiran keputusan ini;
KETIGA : Kebijakan ini dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Standar
Prosedur Operasional (SPO);
KEEMPAT : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan,
maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Padang
Tanggal : 01 Maret 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ANDALAS,

YEVRI ZULFIQAR
NIP. 197009062000031005
TEMBUSAN Yth :
1. Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RS Unand
2. Direktur Umum dan Sumber Daya RS Unand
3. Komite-Komite RS Unand
4. Ka. Bidang RS Unand
5. Ka. Instalasi RS Unand
6. Ka. KSM RS Unand
7. Seluruh Ka. Ruangan RS Unand
8. Arsip
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ANDALAS
NOMOR : /XIV/UN16.36/KPT/2018
TANGGAL : 01 MARET 2018
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN PERINATOLOGI RUMAH
SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS

PEDOMAN PELAYANAN PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS


ANDALAS

BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang ada sekarang ini


dan berkembangnya pelayanan kesehatan saat ini serta semakin
banyaknya pelayanan kesehatan yang tersedia bagi masyarakat,
diperlukan suatu peningkatan pelayanan kesehatan agar dapat barsaing
dalam memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, Ruang
Perinatologi merupakan salah satu bagian pelayanan kesehatan yang
harus bisa memberikan tindakan medis yang aman, efektif dengan
memberdayakan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan profesional
dalam menggunakan peralatan, obat-obatan yang sesuai dengan standar
therapy di Indonesia Pelayanan di Ruang Perinatologi meliputi :

Perawatan BBLR , ikterus, bayi dengan masalah minum/muntah,


bayi yang lahir dengan infeksi intra uterin, bayi yang lahir dengan
tindakan vakum ekstraksi, forceps ekstraksi, Sectio Caesarea dan bayi
dengan kelahiran sungsang yang bermasalah/sulit.

Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut di


atas, maka disusunlah pedoman pelayanan Ruang Perinatologi. Pedoman
ini adalah pedoman minimal dan dapat dikembangkan kapanpun seiring
dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umun
Tujuan meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi
2. Tujuan khusus
a. Memiliki standar ketenagaan di Ruang Perinatologi
b. Memiliki standar fasilitas di Ruang Perinatologi
c. Memiliki tata laksana di Ruang Perinatologi
d. Memiliki standar logistik di Ruang Perinatologi
e. Memiliki standar keselamatan pasien di Ruang Perinatologi
f. Memiliki standar keselamatan kerja di Ruang Perinatologi
g. Memiliki standar pengendalian mutu di Ruang Perinatologi
C. Ruang Lingkup Pelayanan

Pelayanan dan asuhan untuk kasus perinatologi diberikan pada bayi


baru lahir sampai dengan usia 28 hari.
D. Batasan Operasional
Batasan Operasional Pelayanan Neonatus yang diberikan di Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Universitas Andalas didasarkan pada 2 (dua)
Level, yaitu :
1. Pelayanan Keperawatan Neonatus level I Yaitu Perawatan Neonatus
sehat:
Pelayanan Neonatus Dasar dan bayi beresiko rendah yang
memerlukan Asuhan Keperawatan Dasar minimal, dimana perawatan
bayi utamanya dilakukan oleh ibu. Kriteria bayi baru lahir normal
sehat:
a. Persalinan normal/tindakan tanpa komplikasi
b. Nilai Apgar 5 menit > 7
c. Berat lahir 2500 gram – 4000 gram
d. Usia kehamilan 37 minggu – 41 minggu
e. Tanpa kelainan congenital
f. Tanpa resiko penyakit
g. Rawat gabung/rawat bersama ibunya sampai pulang.
2. Pelayanan Keperawatan Neonatus level II
Yaitu perawatan neonates khusus/perawatan bayi sakit sedang
dan diharapkan pulih secara cepat yang memerlukan observasi dan
pengobatan yang memiliki asuhan keperawatan normal. Kriteria:
a. BBL > 4000 gram/makrosomia
b. Gangguan napas ringan sedang
c. Infeksi lokal/infeksi ringan sedang
d. Kelainan bawaan ringan sampai sedang yang bukan keadaan
gawat
e. Penyakit komplikasi lain tanpa memerlukan perawatan intensive
f. Rawat di ruang Perinatologi

E. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari penyusunan pedoman Instalasi Rawat Inap
adalah :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159b/88 tentang Rumah Sakit;
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/93 tentang
berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan
Medis
6. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Kemenkes RI
Nomor YM.02.03.3.5.2626 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan
Sarana Kesehatan Lainnya
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi sumber daya manusia di Ruang Perinatologi adalah :
1. SMF Anak
Kompetensi Minimal Yang Yang Harus Dimiliki Dokter Neonatus:
a. Pelatihan pelayanan dasar neonatus untuk spesialis neonates
b. Pelatihan pelayanan Lanjut Neonatus untuk spesialis neonatus
c. Pelatihan pelayanan Dasar Neonatus untuk Residen
d. Pelatihan pelayanan Lanjut Neonatus untuk Residen
e. On the job training untuk spesialis neonates
f. On the job training untuk residen
2. Kepala Ruangan
a. Pendidikan D III Keperawatan dengan masa kerja minimal 5 tahun
b. Pendidikan S 1 Keperawatan dengan masa kerja minimal 2 tahun
c. Memiliki sertifikat pelatihan Pelatihan perinatolgi
d. Memiliki kompetensi yang baik dalam menegakkan diagnose
keperawatan, maupun mengambil keputusan klinis dan terampil
dalam melakukan tindakan Keperawatan
e. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 5 tahun
3. Ketua Tim
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan
b. Memiliki kompetensi yang baik dalam menegakkan diagnose
keperawatan mampu mengambil keputusan klinis dan terampil
dalam melakukan tindakan Keperawatan
c. Sertifikat minimal Resusitasi Neonatus
d. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 2 tahun
4. Pelaksana
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan dengan masa
kerja minimal 2 tahun
b. Sertifikat minimal Resusitasi Neonatus dan Bersedia bekerja dengan
sistem shift
c. Dapat melakukan bantuan hidup dasar

B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi Ketenagaan di Ruang Perinatologi adalah :
1. Dokter Spesialis Anak
2. Seorang dokter umum sebagai dokter jaga ruangan perawatan dalam
satu satu shift
3. Satu perawat untuk 1-2 tempat tidur/pasien dalam satu shift

C. Pengaturan Jaga
Pengaturan Jaga di Ruang Perinatologi adalah sebagai berikut :
1. Tenaga medis :
a. Dokter Spesialis Anak berjaga secara on call
b. Dokter Umum berjaga secara on site, dalam 24 jam terbagi menjadi 3
waktu dinas, yaitu Dinas Pagi, Sore dan Malam. Dokter Umum
merangkap sebagai dokter IGD dan dokter jaga ruangan.
2. Tenaga Perawat
a. Terdiri dari Perawat di ruangan yang berjaga secara on site, dalam
24 jam terbagi menjadi 3 waktu dinas, yaitu Dinas Pagi, Sore dan
Malam.
b. Pembagian waktu jam dinas yaitu
1. Dinas Pagi dari jam 07.30 - 14.00
2. Dinas Sore dari jam 14.00 - 21.00
3. Dinas Malam dari jam 21.00 - 07.30
c. Pengaturan jadwal dinas Perawat di ruangan dilakukan oleh Kepala
Ruangan
d. Apabila ada pegawai yang mengalami sakit atau ada anggota
keluarga yang meninggal, serta musibah maka penjadwalan dinas
diatur kembali oleh Kepala ruangan, dan tidak ada penggantian
dinas.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Alur Kegiatan
Ruang Administrasi & Pendaftaran
1. Alur Pasien
a. Pasien masuk Ruang Perinatologi
1) Pasien masuk Ruang Perinatologi dari IGD/Rawat jalan/Ruang
operasi/ ponek/ Ruang kebidanan, melalui administrasi.
2) Pasien mendapatkan Nomor Rekam Medis
3) Serah terima & orientasi di pos perawat (Nurse Station)
4) Pasien diganti dengan alat tenun Rumah Sakit
5) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di Ruang Perinatologi
b. Pasien meninggalkan Ruang Perinatologi
1) Pasien rawat gabung dengan ibunya di Ruang Nifas
2) Pasien pulang ke rumah setelah sehat
3) Pasien dibawa pulang oleh keluarganya tanpa persetujuan dari
dokter / Pulang Paksa
4) Pasien dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih lengkap fasilitasnya,
atau
5) Pasien meninggal dikirim ke kamar jenazah

B. Standar Fasilitas Gedung

No Nama Fungsi Besar Kebutuhan


Ruangan Ruangan/ fasilitas
Luas
1 Ruang Perawatan Ukuran Incubator,
Perinatologi ruangan Box Bayi,
minimal 9m x Infant radiar
6m Warmer,
CPAP,
Neopuff,
Fototerapi,
Bed Side
Monitor,
Resusitator
Infant,
Suction

Ruangan Untuk
Pasien Yang
memerlukan
asuhan dan
pelayanan
keperawatan dan
pengobatan secara
berkesinambungan
lebih dari 24 jam
2 Ruang untuk 2m x 0,5m Meja, kursi.
melalukan ( ket : 1 stasi lemari arsip,
perencanaan, perawat untuk computer,
pengorganisasian melayani telpon,
asuhan dan maksimum 1-2
Ruang Stasi pelayanan tempat tidur)
Perawat
keperawatan dan
( Nurse
pre dan post
Station)
confrence,
pengatur jadwal)
dokumentasi
sampai dengan
evaluasi pasien
3 Tempat Sesuai Lemari , box
penyimpanan alat kebutuhan alat steril
Ruang Alat
linen bersih dan
dan Linen
penyimpanan alat
medis
4 Tempat menyusui Sesuai Dispenser,
Ruang laktasi bayi dan dapur asi kebutuhan kulkas, sofa
bed
5 Tempat istirahat Sesuai Loker dan
Ruang perawat dan kebutuhan kursi
perawat tempat loker
perawat
6 Kamar mandi Sesuai Wastafel,
Kamar mandi
petugas kebutuhan kloset, ember
C. Sarana Dan Prasarana Unsur Yang Harus Ada:
1. Akses langsung bagi pasien agar cepat dan mudah menuju ruang
neonates.
2. Tersedia ruang penunggu pasien
3. Tata ruang perinatal:
a. Tersedia area bayi baru lahir normal
b. Tersedia ruang persiapan pembuatan susu formula/ASI dan
sterilisator
c. Tersedia ruang penyimpanan alat
d. Tersedianya ruang edukasi untuk keluarga pasien

4. Struktur Fisik
1. Spesifikasi Ruang:
a. Setiap ruang tidak boleh kurang dari 15-20 meter
b. Dinding harus di cat dengan bahan yang bias dicuci atau dilapis
keramik
2. Kebersihan
Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah
Rumah Sakit
3. Pencahayaan
a. Ruangan harus terang dengan cahaya alam atau listrik
b. Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker listrik tidak
membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh
c. Tersedia lampu darurat
d. Harus ada tersedia ada cukup lampu untuk setiap neonates
4. Ventilasi
a. Ventilasi, termasuk jendela harus cukup
b. Suhu ruangan harus di jaga 24 – 26 derajat
c. Pendingin ruangan harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri)
5. Wastafel
a. Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun, atau
desinfektan yang dikendalikan dengan siku atau kaki
b. Kran dan dispenser harus di pasang pada ketinggian yang sesuai
dari lantai dan dindingFWW1
c. Tidak boleh ada saluran air yang terbuka
d. Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang
di pasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada
kawat yang terbuka.
e. Harus ada untuk mengeringkan tangan, berupa tissue.
6. Mebel dan Perlengkapan
a. Semua mebel harus ada dalam jumlah minimal yang tertulis
dengan kondisinya.
b. Mebel harus bersih bebas debu, kotoran, bercak, cairan dan lain–
lain.
c. Plastik/ kain harus utuh tidak ada lubang atau robekan.
d. Permukaan metal harus bebas karat atau bercak.
e. Mebel harus kokoh tidak ada bagian yang longgar atau tidak
stabil.
f. Permukaan yang dicat harus utuh bebas dari goresan besar.
g. Roda mebel harus lengkap dan berfungsi baik
7. Bahan – bahan
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan unit
8. Obat – obatan
Semua obat – obatan harus tersedia dalam jumlah cukup untuk
memenuhi kebutuhan unit

D. Persyaratan Khusus
1. Perletakan ruangannya secara keseluruhan perlu adanya hubungan
antar ruang dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat
berhubungan/membutuhkan.
2. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan
perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara
linen/lurus (memanjang).
3. Konsep Rawat Inap yang disarankan “Rawat Inap Terpadu (Integramated
Care)” untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.
4. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada lantai dasar, maka harus
ada tangga landai (Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai ruangan
tersebut
5. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang tenang
(tidak bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan
aksesibilitas dari sarana penunjang rawat inap.
6. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
7. Alur petugas dan pengunjung dipisah.
8. Lantai harus kuat dan rata tidak berongga, bahan penutup lantai,
mudah dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar.
9. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung agar
memudahkan pembersih dan tidak menjadi tempat sarang
debu/kotoran
10. Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan debu/kotoran lain

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Admisi Pasien Rawat Inap


Pasien yang masuk rawat inap sebelum masuk ruangan oleh tenaga
keperawatan harus dilakukan serah terima pasien meliputi:
1. Identitas pasien
Identitas pasien merupakan hal yang sangat penting ditanyakan
kepada petugas yang mengoperkan dan mengklarifikasi kebenarannya
kepada pasien dan keluarga pasien itu sendiri, dengan tujuan
memperoleh data awal dan sudah terjalin komunikasi antara petugas
dan pasien.
2. General consent
General consent perlu dilihat dalam status pasien dan ditanyakan
kepada petugas atas kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda
tangan keluarga pasien sebagai penanggungjawab serta bersedia
dengan peraturan serta pelayanan yang akan diberikan.
General consernt perlu juga di klarifikasi kepada pasien atau
keluarga pasien atas penandatangan yang sudah dilakukan oleh
keluarga pasien.
3. Kelanjutan therapy
Kelanjutan therapy yang yang harus kita perhatikan adalah terapy
yang sudah diberikan dan therapy apa saja yang akan dilakukan pada
saat operan dilakukan sehingga tidak memperburuk kondisi pasien saat
masuk ruangan rawat inap.
4. Edukasi yang sudah dilakukan.
Tindakan edukasi dapat dilihat dalam status pasien atas edukasi
yang sudah dilakukan oleh petugas sebelumnya dan dapat diklarifikasi
kembali kepada petugas yang mengoperkannya. Dengan tujuan agar
petugas dapat merencanakan kegiatan edukasi yang sifatnya pasien
atau keluarga memahaminya.
5. Analisa keselamatan pasien
Sebelum pasien masuk ruangan petugas diharuskan memeriksa
gambaran umum pasien, dimulai dari fisik apakah ada kelemahan, dari
struktur anatomi sehingga resiko pasien jatuh, dapat terhindarkan.
6. Orentasi
Setiap pasien yang masuk rawat inap diharuskan mengenal
kondisi ruangan , petugas yang bertanggung jawab pada saat jaga. staf
yang bertugas di anjurkan mengorentasikan pasien atau keluarga
pasien dengan menjelaskan tempat-tempat pasien yang mesti diketahui
dalam rangka kebutuhan dasar pasien selama dirawat, seperti; toilet,
tempat cuci tangan, bel bila terjadi kedaruratan, dan alat yang
terpasang pada pasien kegunaan dan hal yang harus dihindari, dst

B. Asesmen Pasien Ulang


Setelah pasien tenang di tempat tidur maka petugas melakukan
asesmen ulang dengan tujuan memahami pelayanan apa yang dicari oleh
pasien, memilih pelayanan yang terbaik bagi pasien, menetapkan diagnose
awal, memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya. Adapun
persiapan dari petugas terdiri dari:
1. Alat pemeriksaan fisik; stetoskop, penlight, replek hammer, tensi meter,
pengukur suhu tubuh, dan peralatan khusus bila pasien dinyatakan
berindikasi diagnosis tertentu misal kekurangan cairan dan elektrolit
maka perlu penambahan pemeriksaan dengan membawa timbang badan
2. Status pasien / rekam medis terutama format asesmen berisi :
a. Identitas pasien
b. Nomer rekam medis
c. Riwayat penyakit
d. Pemeriksaan fisik
e. Psikologis
f. Sosial
g. Ekonomi
3. Langkah – langkah yang harus dilakukan
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Lakukan komunikasi dengan dua arah, usahakan posisi petugas
sejajar dengan pasien
c. Verifikasi ulang nama pasien, dan setiap penyampaian diawali
dengan nama pasien tersebut
d. Lakukan dalam asesmen pasien dengan senyaman mungkin
e. Bila kasusnya pasien dengan gangguan rasa nyaman: nyeri usahaka
komunikasi dengan penuh empati
f. Setiap pelaksanaan asismen pada pasien statu pasien dibawa dan
langsung diisikan di depan pasien
g. Semua data hasil asismen simpan dalam status pasien

C. Penegakan Diagnosa
1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data obyektif
2. Lakukan pemeriksaan penunjang diagnosis dengan merujuk ke
laboratorium dan radiologi
3. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi lakukan sesuai dengan
diagnose awal (lihat PPK sesuai kasus yang ditangani)
4. Setiap mengirim spesemen lakukan dengan prosedur yang berlaku (lihat
panduan pelayanan yang terintergramasi)
5. Untuk tenaga perawat dapat ditegakkan diagnose asuhan dengan
melihat respon pasien yang terjadi pada saat itu dan resiko terjadi pada
waktu yang akan datang ( lihat pada standar asuhan kasus pasien
tersebut)
6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan
7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan viste apoteker
8. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat subyektif
maupun obyektif maka lakukan analisa sehingga diagnose dapat
ditegakkan.

D. Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan lakukan dengan pola: spesifik,
mesureable, actual, realita dan time (SMART)
1. Medis
a. perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu pada PPK
b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical pathway
c. Catat pula dalam rekam medis yaitu catatan perkembangan yang
terintergramasi
d. Catatan Medis dalam bentuk SOAP (S; Data Subyektif, O; data
Obyektf,A; asesmen/ diagnose dan P; planning)
e. Pengisian SOAP dilakukan setiap visite
f. Minimal visite 1x24 jam sehingga dapat diketahui dan dimonitor
perkembangan pasien tersebut
2. Keperawatan
a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10 penyakit
terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan dengan
melihat respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada rekam medis master
perencanaan asuhan keperawatan sesuai diagnose yang ditemukan
d. Perencanaan dibuat untuk 1x24 jam yang disusun oleh kepala Tim,
atau tenaga keperawatan lain yang ditunjuk
3. Gizi
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan yang
terintergramasi
b. Menyusun perencanaan mengacu kepada permintaan atau intruksi
dokter dan hasil asesmen

4. Farmasi/Apoteker
a. Perencanaan apoteker didokumntasikan pada rekam medis catatan
perkembangan yang terintergramasi
b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapy/obat yang
diajukan dokter dan hasil visite

E. Implementasi
1. Medis
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan rawat
inap adalah tindakan yang tidak dapat di limpahkan kepada tenaga
perawat atau bidan, karena belum memiliki sertifikat dalam tindakan
tersebut atau implementasi yang sifatnya memberikan bimbingan
kepada tenaga perawat.
Jenis tindakan yang harus dilakukan oleh dokter;
a. Tindakan insisi vena untuk penanganan pemasangan kedaruratan
cairan
b. Pemasangan infuse lewat tulang rawan
c. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi
d. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang khusus
2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat adalah
tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang maupun
asuhan mandiri
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:
a. oksigenasi
1) Pemasangan kanul oksigen
2) Pemasangan CPAP
3) Pemasangan masker oksigen
4) Tindakan saction
b. Cairan dan elektrolit
1) Pemasangan infuse
2) Pemasangan tranfusi darah
c. Nutrisi
1) Pemasangan NGT
2) Suntik IM.IV,Subkutan
d. Eliminasi
1) Pemasangan Kateter
2) Huknah
Tindakan mandiri dalam keperawatan:
a. Oksigenisasi
1) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lidi woten
2) Membantu batuk efektif
b. Cairan dan elektrolit
1) Mengobservasi intake dan output
2) Membantu member minum
c. Nutrisi
1) Membantu memberikan makan lewat mulu
2) Membantu meberikan makanan cair lewat NGT
d. Eliminasi
1) Membantu BAK di tempat tidur
2) Membantu BAB ditempat Tidur
e. Personal Hygine
1) Membantu memandikan di tempat tidur
2) Membantu cuci rambut
3) Membantu Potong kuku
4) Membantu Oral higine
f. Perawatan luka (lihat pada panduan perawatan luka)
g. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi)
h. Gangguan rasa nyaman:nyeri
1) Mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi nyeri lainnya
2) Mengkaji tingkat rank nyeri
3. Gizi
Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi adalah
a. Memberikan nutrisi
b. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak habis
c. Memberikan konsultasi diit
4. Farmasi
Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah
a. Memberikan obat yang sudah perdosis/shif
b. Memberikan konsultasi penggunaan obat
c. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang di resepkan
F. Evaluasi
1. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau evaluasi
yang sifat formatif (setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan
terutama pada kolom Planing dicatat apakah therapy di stop atau
dilanjutkan
2. Keperawatan
a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi yang
sifat formatif (setelah tindakan/setelah shif)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan “E” evaluasi

3. Gizi
a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30 menit
keatas
b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom” O”
(obyektif)
4. Farmasi
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon setelah
pemberian obat atau edukasi
b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergramasi pada kolom
“O” (obyektif)
G. Pasien Pulang
1. Resume Pasien Pulang
a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan
therapy diberhentikan dan perbolehkan pulang
b. Lakukan resume pasien sebagai bahan untuk control dan keperluan
riwayat penyakit dalam pertimbangan therapy yang akan datang
2. Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut lakukan edukasi asuhan perawatan dirumah
yang berhubungan dengan asuhan:
a. Pemberian obat
b. Makanan yang diperbolehkan dan yang tidak boleh
c. Hidup sehat
d. Mobilisasi fisik dan
e. Asuhan yang bersifat khusus bagi pasien dengan kasus khusus
3. Pasien Meninggal
a. Bila pasien meninggal lakukan asuhan jenazah di ruangan
perawatan forensik (lihat panduan asuhan pasien terminal)
1) Buka semua peralatan yang menempel di pasien
2) Buka baju pasien
3) Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri
4) Tutup hidung dan telingan dengan kapas
5) Tutup dengan laken
6) Tunggu 2 jam
7) Informasikan kebagian ambulan dan jenazah
b. Pasien dirujuk
Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di rumah
sakit dikarenakan sarana tidak lengkap, permintaan sendiri dari
pasien adapun persiapan yang harus dilakukan
1) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima
rujukan (lihat panduan Komunikasi dan informasi )
2) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan minta
formulir kondisi ambulan saat ini
3) Setelah siap ambulan kondisikan tim yang akan merujuk sesuai
dengan kondisi pasien (lihat pada panduan transfer pasien)
H. Alur Sirkulasi Pasien Di Instalasi Rawat Inap
Pemeriksaan
Penunjang:
Ruangan PONEK
Laboratorium
Radiologi
dll

IGD/RUJUKAN Administrasi
Rawat RM/Keuangan
Pasien
Perinatologi/NICU
Instalasi
Ruang OK Farmasi

Poli Anak Bayi Perbaikan / Ya Rawat Gabung


Sehat ? IBU

Pulang Baik
Tidak

Rujuk Ke RS Lain

Meninggal
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan barang-barang logistik di Instalasi Rawat Inap perinatologi


terdiri dari barang tetap dan barang habis pakai. Barang tetap terdiri dari
peralatan medis, peralatan keperawatan, alat tenun dan peralatan rumah
tangga. Sedangkan barang habis pakai terdiri dari : Obat-obatan dan bahan
habis pakai alkes (BHP), alat kebersihan, Cetakan dan Alat Tulis Kantor (ATK).

Untuk proses pengadaan barang habis pakai di tiap ruangan melalui 3 proses,
yaitu :

1. Perencanaan
Kepala Ruangan mendata kebutuhan barang (BHP, alat kebersihan,
cetakan dan ATK) dalam 1 bulan dan membuat rencana kebutuhan
berdasar pemakaian tahun lalu ditambah 10%.
2. Permintaan
Permintaan kebutuhan barang perbulan ruangan dilakukan setiap awal
bulan sesuai jadwal ke bagian farmasi untuk BHP, dan ke bagian
penyimpan barang untuk alat kebersihan, cetakan dan ATK

A. Barang Tetap
1. Peralatan Keperawatan
a. Ruang Rawat Inap Perinatologi
1) Inkubator
2) Baby scale digital
3) Neonatal transport incubator
4) Radian warmer
5) Infusion pump
6) Syringe pump
7) Suction
8) Standar infuse
9) Laringoskop
10) Bag mask neonates
11) Termometer digital
12) Phototerapi
13) Bed side monitor neonate
14) Humidifier
15) Pulse oximetri
16) Kom betadin kecil
17) Tromol kecil
18) Neerbeken
19) Klem
20) Pinset
21) Bak stainless kecil
22) Bak stainless sedang
23) Bak stainless besar
24) CPAP
25) Stetoskop bayi
26) Meja perasat/tindakan
27) Tutup Fototerapi
2. Alat Tenun
a. Selimut bayi
b. Sprey bayi
c. Baju bayi
d. Topi bayi
e. Kaos kaki bayi
f. Popok bayi
3. Peralatan Rumah Tangga
a. Lemari obat emergency
b. Waskom mandi
c. Tempat sampah besar
d. Jam dinding

B. Barang Habis Pakai


1. Obat-obatan dan bahan habis pakai (BHP)
a. Tiap ruangan dalam Instalasi Rawat Inap memiliki persediaan obat
dan bahan habis pakai yang berasal dari bagian farmasi untuk
keadaan kegawat daruratan sesuai dengan standar therapy
b. Pemakaian obat pasien dilakukan dengan cara meresepkan obat
sesuai kebutuhan dan disimpan dalam loker obat pasien selama
pasien dirawat di ruangan rawat inap.
2. Alat tulis kantor
Regulasi sesuai dengan kebutuhan ruangan
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Admisi Pasien Rawat Inap


Pasien yang masuk rawat inap untuk menjaga keselamatan pasien
tindakan yang harus dilakukan meliputi :
1. Identitas pasien
Identitas pasien merupakan hal yang sangat penting ditanyakan kepada
petugas yang mengoperkan dan mengklarifikasi kebenarannya agar
terhindar dari kesalahan identitas pasien yang dapat merugikan dalam
pemberian terapi.
2. general consent
General consent perlu dilihat dalam status pasien dan ditanyakan
kepada petugas atas kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda
tangan keluarga pasien sebagai penanggungjawab serta bersedia
dengan peraturan serta pelayanan yang akan diberikan. General
consent perlu juga di klarifikasi kepada pasien atau keluarga pasien
atas penandatangan yang sudah dilakukan oleh keluarga pasien
3. Kelanjutan therapy
Kelanjutan therapy yang yang harus kita perhatikan adalah terapy yang
sudah diberikan dan therapy apa saja yang akan dilakukan pada saat
operan dilakukan sehingga tidak memperburuk kondisi pasien saat
masuk ruangan rawat inap.
4. Analisa keselamatan pasien
Sebelum pasien masuk ruangan petugas diharuskan memeriksa
gambaran umum pasien, dimulai dari fisik apakah ada kelemahan dari
struktur anatomi sehingga resiko pasien jatuh dapat terhindarkan.
5. Orientasi
Setiap pasien yang masuk rawat inap diharuskan mengenal kondisi
ruangan , petugas yang bertanggung jawab pada saat jaga. Staf yang
bertugas di anjurkan mengorentasikan pasien atau keluarga pasien
dengan menjelaskan tempat-tempat pasien yang mesti diketahui dalam
rangka kebutuhan dasar pasien selama dirawat, seperti; toilet, tempat
cuci tangan, bel bila terjadi kedaruratan, dan alat yang terpasang pada
pasien kegunaan dan hal yang harus dihindari, dst
B Assesmen Pasien Ulang
Setelah pasien tenang di tempat tidur maka petugas melakukan asesmen
ulang dengan tujuan memahami pelayanan apa yang dicari oleh pasien,
memilih pelayanan yang terbaik bagi pasien, menetapkan diagnose awal,
memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya. Adapun
persiapan dari petugas terdiri dari:
1. Alat pemeriksaan fisik; stetoskop, penlight, reflek hammer, tensi meter,
pengukur suhu tubuh, dan peralatan khusus bila pasien dinyatakan
berindikasi diagnosis tertentu misal kekurangan cairan dan elektrolit
maka perlu penambahan pemeriksaan dengan membawa timbang badan
2. Status pasien / rekam medis terutama format assesmen berisi :
a. Identitas pasien
b. Nomer rekam medis
c. Riwayat penyakit
d. Pemeriksaan fisik
e. Psikologis
f. Social
g. Ekonomi
3. Langkah – langkah yang harus dilakukan
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Lakukan komunikasi dengan dua arah, usahakan posisi petugas
sejajar dengan pasien
c. Verifikasi ulang nama pasien, dan setiap penyampaian diawali
dengan nama pasien tersebut
d. Lakukan dalam asesmen pasien dengan senyaman mungkin
e. Bila kasusnya pasien dengan gangguan rasa nyaman: nyeri usahaka
komunikasi dengan penuh empati
f. Setiap pelaksanaan asismen pada pasien statu pasien dibawa dan
langsung diisikan di depan pasien
g. Semua data hasil asismen simpan dalam status pasien

C Penegakan Diagnosa
1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data obyektif
2. Lakukan pemeriksaan penunjang diagnosis dengan merujuk ke
laboratorium dan radiologi
3. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi lakukan sesuai dengan
diagnose awal (lihat PPK sesuai kasus yang ditangani)
4. Setiap mengirim spesemen lakukan dengan prosedur yang berlaku (lihat
panduan pelayanan yang terintergramasi)
5. Untuk tenaga perawat dapat ditegagkan diagnose asuhan dengan
melihat respon pasien yang terjadi pada saat itu dan resiko terjadi pada
waktu yang akan datang ( lihat pada standar asuhan kasus pasien
tersebut)
6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan
7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan visite apoteker
8. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat subyektif
maupun obyektif maka lakukan analisa sehingga diagnose dapat
ditegagkan

D Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan lakukan dengan pola: spesifik, mesureable,
actual, realita dan time ( SMART)
1. Medis
a. Perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu pada PPK
b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical pathway
c. Catat pula dalam dalam rekam medis yaitu catatan perkembangan
yang terintergramasi
d. Catatan Medis dalam bentuk SOAP (S; Data Subyektif, O; data
Obyektf,A; asesmen/ diagnose dan P; planning)
e. Pengisian SOAP dilakukan setiap visite
f. Minimal visite 1x24 jam sehingga dapat diketahui dan dimonitor
perkembangan pasien tersebut
2. Keperawatan
a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10 penyakit
terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan dengan
melihat respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada rekam medis master
perencanaan asuhan keperawatan sesuai diagnose yang ditemukan
d. Perencanaan dibuat untuk 1x24 jam yang disusun oleh kepala Tim,
atau tenaga keperawatan lain yang ditunjuk
3. Gizi
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan yang
terintergramasi
b. Menyusun perencanaan mengacu kepada permintaan atau intruksi
dokter dan hasil asesmen
4. Farmasi/Apoteker
a. Perencanaan apoteker didokumntasikan pada rekam medis catatan
perkembangan yang terintergramasi
b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapy/obat yang
diajukan dokter dan hasil visite
E Implementasi
1. Medis
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan rawat inap
adalah tindakan yang tidak dapat di limpahkan kepada tenaga perawat
atau bidan, karena belum memiliki sertifikat dalam tindakan tersebut
atau implementasi yang sifatnya memberikan bimbingan kepada tenaga
perawat.
Jenis tindakan yang harus dilakukan oleh dokter;
a. Tindakan insisi vena untuk penanganan pemasangan kedaruratan
cairan
b. Pemasangan infuse lewat tulang rawan
c. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi
d. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang khusus
2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan adalah
tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang maupun
asuhan mandiri
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:
a. Oksigenisasi
1) Pemasangan kanul oksigen
2) Pemasangan masker oksigen
3) Tindakan saction
4) Pemasangan CPAP
5) Pemasangan Neo PUFF
6) Resusitasi BBL
7) BHD (Bantuan Hidup Dasar)
b. Cairan dan elektrolit
1) Pemasangan infuse
2) Pemasangan tranfusi darah
c. Nutrisi
1) Pemasangan NGT
d. Eliminasi
1) Pemasangan Kateter
2) Huknah

Tindakan mandiri dalam keperawatan:


a. Oksigenisasi
1) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lidi woten
2) Membantu batuk efektif
b. Cairan dan elektrolit
1) Mengobservasi intake dan output
2) Membantu member minum
c. Nutrisi
1) Membantu memberikan makan lewat mulut
2) Membantu meberikan makanan cair lewat NGT
d. Eliminasi
1) Membantu BAK di tempat tidur
2) Membantu BAB ditempat Tidur
e. Personal Hygine
1) Membantu memandikan di tempat tidur
2) Menseka
3) Membantu cuci rambut
4) Membantu Oral higine
f. Perawatan luka (lihat pada panduan perawatan luka)
g. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi)
h. Gangguan rasa nyaman:nyeri
1) Mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi nyeri lainnya
2) Mengkaji tingkat range nyeri
3. Gizi
Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi adalah
a. Memberikan nutrisi
b. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak habis
c. Memberikan konsultasi diit
4. Farmasi
Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah
a. Memberikan obat yang sudah perdosis/shif
b. Memberikan konsultasi penggunaan obat
c. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang di resepkan

F. Evaluasi
1. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau evaluasi
yang sifat formatif (setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan
terutama pada kolom Planing dicatata apakah therapy di stop atau
dilanjutkan
2. Keperawatan
a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi yang
sifat formatif (setelah tindakan/setelah shif)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan “E” evaluasi
3. Gizi
a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30 menit
keatas
b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom” O”
(obyektif)
4. Farmasi
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon setelah
pemberian obat atau edukasi
b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergramasi pada kolom
“O” (obyektif)

G. Pasien Pulang
1. Resume Pasien Pulang
a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan
therapy diberhentikan dan perbolehkan pulang
b. Lakukan resume pasien sebagai bahan untuk control dan keperluan
riwayat penyakit dalam pertimbangan therapy yang akan datang
2. Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut lakukan edukasi asuhan perawatan dirumah
yang berhubungan dengan asuhan:
a. Pemberian obat
b. Makanan yang diperbolehkan dan yang tidak boleh
c. Hidup sehat
d. Mobilisasi fisik dan
e. Asuhan yang bersifat khusus bagi pasien dengan kasus khusus
3. Pasien Meninggal
a. Bila pasien meninggal lakukan pengelolaan jenazah di ruangan
perawatan forensic (lihat panduan asuhan pasien terminal)
1) Buka semua peralatan yang menempel di pasien
2) Buka baju pasien
3) Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri
4) Tutup hidung dan telingan dengan kapas
5) Tutup dengan laken
6) Tunggu 2 jam
7) Informasikan kebagian ambulan dan jenazah
b. Pasien dirujuk
Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di rumah
sakit dikarenakan sarana tidak lengkap, permintaan sendiri dari
pasien adapun persiapan yang harus dilakukan:
1) Persiapan pra rujukan dengan memberikan informasi keadaan
dan prognosis pasien dengan melibatkan orang tua dan keluarga
dalam mengambil keputusan untuk dirujuk.
2) Menentukan tempat tujuan rujukan.
3) Melengkapi data dasar/syarat-syarat administrasi.
4) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima
rujukan (lihat panduan Komunikasi dan informasi ).
5) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan petugas
yang akan merujuk.
6) Stabilisasi kondisi bayi selama perjalanan.

Keselamatan pasien di instalasi rawat inap dibagi ke dalam beberapa


aspek diantaranya :

1. Sumber Daya Manusia


a. Pasien rawat inap mendapatkan asuhan dari petugas dimana petugas
tersebut memiliki kualifikasi yang sudah ditetapkan
b. Ketepatan identifikasi pasien
c. Komunikasi yang efektif dengan pasien
d. Keamanan pemberian cairan konsentrat
e. Ketepatan tindakan dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
f. Pengurangan resiko infeksi dari tindakan medis yang dilakukan
2. Fisik
a. Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6
bulan sekali
3. Fasilitas
a. Semua tempat tidur pasien harus mempunyai pagar penghalang
b. Khusus untuk pasien gelisah harus dipasang restrain
c. Tersedianya APAR
d. Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri
e. Dilakukannya kalibrasi berkala untuk peralatan elektronik
f. Lantai ruangan dari bahan yang kuat, rata, tidak licin dan mudah
dibersihkan
g. Lantai kamar mandi dari bahan yang kuat, tidak licin, mudah
dibersihkan mempunyai kemiringan yang cukup dan tidak ada
genangan air
h. Pintu dapat dibuka dari luar
i. Adanya jalur evakuasi
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan
mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengolahan landasan kerja
dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses
produksi Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang berada di
rumah sakit termasuk instalasi farmasi dengan demikian keselamatan
kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja dan orang lain yang
berada di rumah sakit serta masyarakat di sekitar rumah sakit yang
mungkin terkena dampak akibat suatu proses kerja. Dengan demikian
jelas bahwa keselamatan kerja adalah merupakan sarana utama untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian
yang berupa luka/cidera, cacat/ kematian, kerugian harta benda dan
kerusakan peralatan mesin dan lingkungan secara luas.

B. Tujuan Keselamatan Kerja


1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan ketika melakukan pekerjaan
2. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya paparan
dari zat kimia yang membahayakan
3. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis
4. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
5. Mengamankan dan memelihara alat-alat perlengkapan farmasi
6. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
7. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
8. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

C. Klasifikasi Kecelakaan Kerja


Klasifikasi kecelakaan kerja di Instalasi rawat inap secara garis besar,
diantaranya :
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
a. Terpapar zat kimia cair
b. Menghirup obat berbahaya ketika melakukan peracikan
c. Terjatuh
d. Tersandung benda
e. Terbentur alat
f. Terkena arus listrik dll
2. Klasifikasi menurut agen penyebabnya
a. Alat-alat keperawatan seperti tertusuk jarum suntik, terbentur, dll
b. Lingkungan kerja, seperti ruangan panas, pencahayaan kurang.
3. Klasifikasi menurut jenis luka dan cideranya
a. Efek terkena zat kimia
b. Efek terkena menghirup obat
c. Patah tulang
d. Keseleo/dislokasi/terkilir
e. Kenyerian otot dan kejang
f. Luka tergores
4. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka
a. Kepala, leher, badan, lengan, kaki dan berbagai bagian tubuh
lainnya
b. Luka umum dsb
5. Pencegahan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerja yang di lakukan instalasi rawat inap.
Diantaranya adalah :
a. Desain ruangan
WC dilegkapi keset kering untuk mencegah jatuh terpeleset, ruangan
gudang linen didesain dengan menggunakan rak penyimpanan linen.
Penyimpanan dilakukan untuk linen tebal disimpan ditahapan
bawah sehingga tidak berbahaya sewaktu pengambilan, dan linen
ringan disimpan di rak atas sehingga pengambilan lebih mudah
dengan di fasilitasi menggunakan tangga.
b. Ruangan ners station
Setiap melakukan komunikasi selalu menggunakan masker bila
terindikasi pasien dengan penyakit menular dan membatasi
komunikasi dengan jarak 45cm (menghindari percikal air liur
pasien), penyimpanan obat disimpan dirak supaya terhindar dari
percikan obat cair yang berbahaya
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu merupakan suatu program yang bersifat objektif dan


berkelanjutan untuk menilai dan memecahkan masalah yang ada sehingga
dapat memberikan kepuasan pada pelanggan dan mencapai standar klinis
yang bermutu. Pengembangan mutu Instalasi Rawat Inap meliputi :

A. Pengembangan Mutu Standar Prosedur Operasional


Pengendalian mutu Standar Prosedur Operasional seluruh staf rawat
inap dengan mengadakan rapat bulanan untuk mengevaluasi Standar
Prosedur Operasional yang telah ada dan menambahkan Standar Prosedur
Operasional yang belum ada/belum lengkap serta merevisi Standar
Prosedur Operasional yang telah ada sesuai dengan keadaan dilingkungan
kerja
Seluruh staf rawat inap memberikan masukan demi terciptanya unit
pelayanan rawat inap yang lebih baik dari sebelumnya. Standar Prosedur
Operasional yang kurang dicatat oleh seluruh staf rawat inap untuk
dibahas dalam rapat bulanan.

B. Pengebangan Mutu Sumber Daya Manusia


1. Pelatihan dan seminar staf rawat inap perinatologi secara berkala baik
internal maupun eksternal mengenai pelayanan rawat inap perinatologi
yang sesuai dengan bagiannya masing-masing.
2. Pendidikan formal maupun informal untuk seluruh staf rawat inap
perinatologi
3. Pertemuan staf dilakukan tiap bulan membahas dan melakukan
evaluasi terhadap laporan bulanan, pencegahan infeksi dan
permasalahan di rawat inap perinatologi
4. Melakukan study banding dengan instalasi rawat inap perinatologi
Rumah Sakit lain
C. Pengembangan Mutu Fasilitas dan Perawatan
1. Lakukan kalibrasi untuk peralatan elektronik untuk menghindari
kesalahan dalam menginterpretasikan informasi yang didapat
2. Buat inventarisasi fasilitas dan peralatan yang ada, sehingga dapat
diketahui apakah jumlah dan fungsinya masih dapat dipertahankan
atau perlu diajukan permintaan baru atau perbaikan yang ada
3. Menjaga kebersihan dan mengendalikan infeksi melalui sterilitas alat
dan penyediaan cuci tangan
4. Ikuti prosedur pemeliharaan alat kesehatan sesuai petunjuk operasional
BAB IX

PENUTUP

Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap perinatologi ini disusun


dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Instalasi
Rawat Inap perinatologi. Dengan adanya pedoman ini diharapkan dapat
tersusun standar pelayanan keperawatan di ruang rawat inap perinatologi,
standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap perinatologi dan
tersusunnya prosedur atau protap kerja di ruang rawat inap perinatologi.

Perawat dalam hal ini sangat memegang peranan penting dan strategis
untuk menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan kepada pasien di
ruang rawat inap perinatologi. Untuk itu pedoman ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi perawat di ruang rawat inap perinatologi dalam
memberikan asuhan keperawatan.

Ditetapkan di : Padang
Tanggal : 01 Maret 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ANDALAS,

YEVRI ZULFIQAR
NIP. 197009062000031005

You might also like