Professional Documents
Culture Documents
SK Resiko Pasien Jatuh
SK Resiko Pasien Jatuh
UNIVERSITAS ANDALAS
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS
Alamat: Kampus Unand Limau Manis Padang - 25163
Telp: (0751) 8456000, 8465001, 8465002, 8465003, 8465004, 8465005
Laman : www.unand.ac.id e-mail : rs.unand2016@gmail.com
NOMOR : /XIV/UN16.36/KPT/2018
TENTANG
PENETAPAN RESIKO PASIEN JATUH DI UNIT RADIOTERAPI SEBAGAI
ANALISIS FMEA TAHUN 2018 (FAILURE MODE AND EFFECT ANALISIS)
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ANDALAS TENTANG PEMBERLAKUAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS
Alamat: Kampus Unand Limau Manis Padang - 25163
Telp: (0751) 8456000, 8465001, 8465002, 8465003, 8465004, 8465005
Laman : www.unand.ac.id e-mail : rs.unand2016@gmail.com
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : 01 Maret 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ANDALAS,
YEVRI ZULFIQAR
NIP. 197009062000031005
TEMBUSAN Yth :
1. Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RS Unand
2. Direktur Umum dan Sumber Daya RS Unand
3. Komite-Komite RS Unand
4. Ka. Bidang RS Unand
5. Ka. Instalasi RS Unand
6. Ka. KSM RS Unand
7. Seluruh Ka. Ruangan RS Unand
8. Arsip
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ANDALAS
NOMOR : /XIV/UN16.36/KPT/2018
TANGGAL : 01 MARET 2018
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN PERINATOLOGI RUMAH
SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umun
Tujuan meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi
2. Tujuan khusus
a. Memiliki standar ketenagaan di Ruang Perinatologi
b. Memiliki standar fasilitas di Ruang Perinatologi
c. Memiliki tata laksana di Ruang Perinatologi
d. Memiliki standar logistik di Ruang Perinatologi
e. Memiliki standar keselamatan pasien di Ruang Perinatologi
f. Memiliki standar keselamatan kerja di Ruang Perinatologi
g. Memiliki standar pengendalian mutu di Ruang Perinatologi
C. Ruang Lingkup Pelayanan
E. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari penyusunan pedoman Instalasi Rawat Inap
adalah :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159b/88 tentang Rumah Sakit;
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/93 tentang
berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan
Medis
6. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Kemenkes RI
Nomor YM.02.03.3.5.2626 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan
Sarana Kesehatan Lainnya
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi Ketenagaan di Ruang Perinatologi adalah :
1. Dokter Spesialis Anak
2. Seorang dokter umum sebagai dokter jaga ruangan perawatan dalam
satu satu shift
3. Satu perawat untuk 1-2 tempat tidur/pasien dalam satu shift
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan Jaga di Ruang Perinatologi adalah sebagai berikut :
1. Tenaga medis :
a. Dokter Spesialis Anak berjaga secara on call
b. Dokter Umum berjaga secara on site, dalam 24 jam terbagi menjadi 3
waktu dinas, yaitu Dinas Pagi, Sore dan Malam. Dokter Umum
merangkap sebagai dokter IGD dan dokter jaga ruangan.
2. Tenaga Perawat
a. Terdiri dari Perawat di ruangan yang berjaga secara on site, dalam
24 jam terbagi menjadi 3 waktu dinas, yaitu Dinas Pagi, Sore dan
Malam.
b. Pembagian waktu jam dinas yaitu
1. Dinas Pagi dari jam 07.30 - 14.00
2. Dinas Sore dari jam 14.00 - 21.00
3. Dinas Malam dari jam 21.00 - 07.30
c. Pengaturan jadwal dinas Perawat di ruangan dilakukan oleh Kepala
Ruangan
d. Apabila ada pegawai yang mengalami sakit atau ada anggota
keluarga yang meninggal, serta musibah maka penjadwalan dinas
diatur kembali oleh Kepala ruangan, dan tidak ada penggantian
dinas.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Alur Kegiatan
Ruang Administrasi & Pendaftaran
1. Alur Pasien
a. Pasien masuk Ruang Perinatologi
1) Pasien masuk Ruang Perinatologi dari IGD/Rawat jalan/Ruang
operasi/ ponek/ Ruang kebidanan, melalui administrasi.
2) Pasien mendapatkan Nomor Rekam Medis
3) Serah terima & orientasi di pos perawat (Nurse Station)
4) Pasien diganti dengan alat tenun Rumah Sakit
5) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di Ruang Perinatologi
b. Pasien meninggalkan Ruang Perinatologi
1) Pasien rawat gabung dengan ibunya di Ruang Nifas
2) Pasien pulang ke rumah setelah sehat
3) Pasien dibawa pulang oleh keluarganya tanpa persetujuan dari
dokter / Pulang Paksa
4) Pasien dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih lengkap fasilitasnya,
atau
5) Pasien meninggal dikirim ke kamar jenazah
Ruangan Untuk
Pasien Yang
memerlukan
asuhan dan
pelayanan
keperawatan dan
pengobatan secara
berkesinambungan
lebih dari 24 jam
2 Ruang untuk 2m x 0,5m Meja, kursi.
melalukan ( ket : 1 stasi lemari arsip,
perencanaan, perawat untuk computer,
pengorganisasian melayani telpon,
asuhan dan maksimum 1-2
Ruang Stasi pelayanan tempat tidur)
Perawat
keperawatan dan
( Nurse
pre dan post
Station)
confrence,
pengatur jadwal)
dokumentasi
sampai dengan
evaluasi pasien
3 Tempat Sesuai Lemari , box
penyimpanan alat kebutuhan alat steril
Ruang Alat
linen bersih dan
dan Linen
penyimpanan alat
medis
4 Tempat menyusui Sesuai Dispenser,
Ruang laktasi bayi dan dapur asi kebutuhan kulkas, sofa
bed
5 Tempat istirahat Sesuai Loker dan
Ruang perawat dan kebutuhan kursi
perawat tempat loker
perawat
6 Kamar mandi Sesuai Wastafel,
Kamar mandi
petugas kebutuhan kloset, ember
C. Sarana Dan Prasarana Unsur Yang Harus Ada:
1. Akses langsung bagi pasien agar cepat dan mudah menuju ruang
neonates.
2. Tersedia ruang penunggu pasien
3. Tata ruang perinatal:
a. Tersedia area bayi baru lahir normal
b. Tersedia ruang persiapan pembuatan susu formula/ASI dan
sterilisator
c. Tersedia ruang penyimpanan alat
d. Tersedianya ruang edukasi untuk keluarga pasien
4. Struktur Fisik
1. Spesifikasi Ruang:
a. Setiap ruang tidak boleh kurang dari 15-20 meter
b. Dinding harus di cat dengan bahan yang bias dicuci atau dilapis
keramik
2. Kebersihan
Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah
Rumah Sakit
3. Pencahayaan
a. Ruangan harus terang dengan cahaya alam atau listrik
b. Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker listrik tidak
membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh
c. Tersedia lampu darurat
d. Harus ada tersedia ada cukup lampu untuk setiap neonates
4. Ventilasi
a. Ventilasi, termasuk jendela harus cukup
b. Suhu ruangan harus di jaga 24 – 26 derajat
c. Pendingin ruangan harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri)
5. Wastafel
a. Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun, atau
desinfektan yang dikendalikan dengan siku atau kaki
b. Kran dan dispenser harus di pasang pada ketinggian yang sesuai
dari lantai dan dindingFWW1
c. Tidak boleh ada saluran air yang terbuka
d. Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang
di pasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada
kawat yang terbuka.
e. Harus ada untuk mengeringkan tangan, berupa tissue.
6. Mebel dan Perlengkapan
a. Semua mebel harus ada dalam jumlah minimal yang tertulis
dengan kondisinya.
b. Mebel harus bersih bebas debu, kotoran, bercak, cairan dan lain–
lain.
c. Plastik/ kain harus utuh tidak ada lubang atau robekan.
d. Permukaan metal harus bebas karat atau bercak.
e. Mebel harus kokoh tidak ada bagian yang longgar atau tidak
stabil.
f. Permukaan yang dicat harus utuh bebas dari goresan besar.
g. Roda mebel harus lengkap dan berfungsi baik
7. Bahan – bahan
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan unit
8. Obat – obatan
Semua obat – obatan harus tersedia dalam jumlah cukup untuk
memenuhi kebutuhan unit
D. Persyaratan Khusus
1. Perletakan ruangannya secara keseluruhan perlu adanya hubungan
antar ruang dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat
berhubungan/membutuhkan.
2. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan
perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara
linen/lurus (memanjang).
3. Konsep Rawat Inap yang disarankan “Rawat Inap Terpadu (Integramated
Care)” untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.
4. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada lantai dasar, maka harus
ada tangga landai (Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai ruangan
tersebut
5. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang tenang
(tidak bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan
aksesibilitas dari sarana penunjang rawat inap.
6. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
7. Alur petugas dan pengunjung dipisah.
8. Lantai harus kuat dan rata tidak berongga, bahan penutup lantai,
mudah dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar.
9. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung agar
memudahkan pembersih dan tidak menjadi tempat sarang
debu/kotoran
10. Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan debu/kotoran lain
C. Penegakan Diagnosa
1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data obyektif
2. Lakukan pemeriksaan penunjang diagnosis dengan merujuk ke
laboratorium dan radiologi
3. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi lakukan sesuai dengan
diagnose awal (lihat PPK sesuai kasus yang ditangani)
4. Setiap mengirim spesemen lakukan dengan prosedur yang berlaku (lihat
panduan pelayanan yang terintergramasi)
5. Untuk tenaga perawat dapat ditegakkan diagnose asuhan dengan
melihat respon pasien yang terjadi pada saat itu dan resiko terjadi pada
waktu yang akan datang ( lihat pada standar asuhan kasus pasien
tersebut)
6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan
7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan viste apoteker
8. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat subyektif
maupun obyektif maka lakukan analisa sehingga diagnose dapat
ditegakkan.
D. Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan lakukan dengan pola: spesifik,
mesureable, actual, realita dan time (SMART)
1. Medis
a. perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu pada PPK
b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical pathway
c. Catat pula dalam rekam medis yaitu catatan perkembangan yang
terintergramasi
d. Catatan Medis dalam bentuk SOAP (S; Data Subyektif, O; data
Obyektf,A; asesmen/ diagnose dan P; planning)
e. Pengisian SOAP dilakukan setiap visite
f. Minimal visite 1x24 jam sehingga dapat diketahui dan dimonitor
perkembangan pasien tersebut
2. Keperawatan
a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10 penyakit
terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan dengan
melihat respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada rekam medis master
perencanaan asuhan keperawatan sesuai diagnose yang ditemukan
d. Perencanaan dibuat untuk 1x24 jam yang disusun oleh kepala Tim,
atau tenaga keperawatan lain yang ditunjuk
3. Gizi
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan yang
terintergramasi
b. Menyusun perencanaan mengacu kepada permintaan atau intruksi
dokter dan hasil asesmen
4. Farmasi/Apoteker
a. Perencanaan apoteker didokumntasikan pada rekam medis catatan
perkembangan yang terintergramasi
b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapy/obat yang
diajukan dokter dan hasil visite
E. Implementasi
1. Medis
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan rawat
inap adalah tindakan yang tidak dapat di limpahkan kepada tenaga
perawat atau bidan, karena belum memiliki sertifikat dalam tindakan
tersebut atau implementasi yang sifatnya memberikan bimbingan
kepada tenaga perawat.
Jenis tindakan yang harus dilakukan oleh dokter;
a. Tindakan insisi vena untuk penanganan pemasangan kedaruratan
cairan
b. Pemasangan infuse lewat tulang rawan
c. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi
d. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang khusus
2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat adalah
tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang maupun
asuhan mandiri
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:
a. oksigenasi
1) Pemasangan kanul oksigen
2) Pemasangan CPAP
3) Pemasangan masker oksigen
4) Tindakan saction
b. Cairan dan elektrolit
1) Pemasangan infuse
2) Pemasangan tranfusi darah
c. Nutrisi
1) Pemasangan NGT
2) Suntik IM.IV,Subkutan
d. Eliminasi
1) Pemasangan Kateter
2) Huknah
Tindakan mandiri dalam keperawatan:
a. Oksigenisasi
1) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lidi woten
2) Membantu batuk efektif
b. Cairan dan elektrolit
1) Mengobservasi intake dan output
2) Membantu member minum
c. Nutrisi
1) Membantu memberikan makan lewat mulu
2) Membantu meberikan makanan cair lewat NGT
d. Eliminasi
1) Membantu BAK di tempat tidur
2) Membantu BAB ditempat Tidur
e. Personal Hygine
1) Membantu memandikan di tempat tidur
2) Membantu cuci rambut
3) Membantu Potong kuku
4) Membantu Oral higine
f. Perawatan luka (lihat pada panduan perawatan luka)
g. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi)
h. Gangguan rasa nyaman:nyeri
1) Mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi nyeri lainnya
2) Mengkaji tingkat rank nyeri
3. Gizi
Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi adalah
a. Memberikan nutrisi
b. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak habis
c. Memberikan konsultasi diit
4. Farmasi
Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah
a. Memberikan obat yang sudah perdosis/shif
b. Memberikan konsultasi penggunaan obat
c. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang di resepkan
F. Evaluasi
1. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau evaluasi
yang sifat formatif (setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan
terutama pada kolom Planing dicatat apakah therapy di stop atau
dilanjutkan
2. Keperawatan
a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi yang
sifat formatif (setelah tindakan/setelah shif)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan “E” evaluasi
3. Gizi
a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30 menit
keatas
b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom” O”
(obyektif)
4. Farmasi
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon setelah
pemberian obat atau edukasi
b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergramasi pada kolom
“O” (obyektif)
G. Pasien Pulang
1. Resume Pasien Pulang
a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan
therapy diberhentikan dan perbolehkan pulang
b. Lakukan resume pasien sebagai bahan untuk control dan keperluan
riwayat penyakit dalam pertimbangan therapy yang akan datang
2. Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut lakukan edukasi asuhan perawatan dirumah
yang berhubungan dengan asuhan:
a. Pemberian obat
b. Makanan yang diperbolehkan dan yang tidak boleh
c. Hidup sehat
d. Mobilisasi fisik dan
e. Asuhan yang bersifat khusus bagi pasien dengan kasus khusus
3. Pasien Meninggal
a. Bila pasien meninggal lakukan asuhan jenazah di ruangan
perawatan forensik (lihat panduan asuhan pasien terminal)
1) Buka semua peralatan yang menempel di pasien
2) Buka baju pasien
3) Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri
4) Tutup hidung dan telingan dengan kapas
5) Tutup dengan laken
6) Tunggu 2 jam
7) Informasikan kebagian ambulan dan jenazah
b. Pasien dirujuk
Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di rumah
sakit dikarenakan sarana tidak lengkap, permintaan sendiri dari
pasien adapun persiapan yang harus dilakukan
1) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima
rujukan (lihat panduan Komunikasi dan informasi )
2) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan minta
formulir kondisi ambulan saat ini
3) Setelah siap ambulan kondisikan tim yang akan merujuk sesuai
dengan kondisi pasien (lihat pada panduan transfer pasien)
H. Alur Sirkulasi Pasien Di Instalasi Rawat Inap
Pemeriksaan
Penunjang:
Ruangan PONEK
Laboratorium
Radiologi
dll
IGD/RUJUKAN Administrasi
Rawat RM/Keuangan
Pasien
Perinatologi/NICU
Instalasi
Ruang OK Farmasi
Pulang Baik
Tidak
Rujuk Ke RS Lain
Meninggal
BAB V
LOGISTIK
Untuk proses pengadaan barang habis pakai di tiap ruangan melalui 3 proses,
yaitu :
1. Perencanaan
Kepala Ruangan mendata kebutuhan barang (BHP, alat kebersihan,
cetakan dan ATK) dalam 1 bulan dan membuat rencana kebutuhan
berdasar pemakaian tahun lalu ditambah 10%.
2. Permintaan
Permintaan kebutuhan barang perbulan ruangan dilakukan setiap awal
bulan sesuai jadwal ke bagian farmasi untuk BHP, dan ke bagian
penyimpan barang untuk alat kebersihan, cetakan dan ATK
A. Barang Tetap
1. Peralatan Keperawatan
a. Ruang Rawat Inap Perinatologi
1) Inkubator
2) Baby scale digital
3) Neonatal transport incubator
4) Radian warmer
5) Infusion pump
6) Syringe pump
7) Suction
8) Standar infuse
9) Laringoskop
10) Bag mask neonates
11) Termometer digital
12) Phototerapi
13) Bed side monitor neonate
14) Humidifier
15) Pulse oximetri
16) Kom betadin kecil
17) Tromol kecil
18) Neerbeken
19) Klem
20) Pinset
21) Bak stainless kecil
22) Bak stainless sedang
23) Bak stainless besar
24) CPAP
25) Stetoskop bayi
26) Meja perasat/tindakan
27) Tutup Fototerapi
2. Alat Tenun
a. Selimut bayi
b. Sprey bayi
c. Baju bayi
d. Topi bayi
e. Kaos kaki bayi
f. Popok bayi
3. Peralatan Rumah Tangga
a. Lemari obat emergency
b. Waskom mandi
c. Tempat sampah besar
d. Jam dinding
KESELAMATAN PASIEN
C Penegakan Diagnosa
1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data obyektif
2. Lakukan pemeriksaan penunjang diagnosis dengan merujuk ke
laboratorium dan radiologi
3. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi lakukan sesuai dengan
diagnose awal (lihat PPK sesuai kasus yang ditangani)
4. Setiap mengirim spesemen lakukan dengan prosedur yang berlaku (lihat
panduan pelayanan yang terintergramasi)
5. Untuk tenaga perawat dapat ditegagkan diagnose asuhan dengan
melihat respon pasien yang terjadi pada saat itu dan resiko terjadi pada
waktu yang akan datang ( lihat pada standar asuhan kasus pasien
tersebut)
6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan
7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan visite apoteker
8. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat subyektif
maupun obyektif maka lakukan analisa sehingga diagnose dapat
ditegagkan
D Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan lakukan dengan pola: spesifik, mesureable,
actual, realita dan time ( SMART)
1. Medis
a. Perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu pada PPK
b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical pathway
c. Catat pula dalam dalam rekam medis yaitu catatan perkembangan
yang terintergramasi
d. Catatan Medis dalam bentuk SOAP (S; Data Subyektif, O; data
Obyektf,A; asesmen/ diagnose dan P; planning)
e. Pengisian SOAP dilakukan setiap visite
f. Minimal visite 1x24 jam sehingga dapat diketahui dan dimonitor
perkembangan pasien tersebut
2. Keperawatan
a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10 penyakit
terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan dengan
melihat respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada rekam medis master
perencanaan asuhan keperawatan sesuai diagnose yang ditemukan
d. Perencanaan dibuat untuk 1x24 jam yang disusun oleh kepala Tim,
atau tenaga keperawatan lain yang ditunjuk
3. Gizi
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan yang
terintergramasi
b. Menyusun perencanaan mengacu kepada permintaan atau intruksi
dokter dan hasil asesmen
4. Farmasi/Apoteker
a. Perencanaan apoteker didokumntasikan pada rekam medis catatan
perkembangan yang terintergramasi
b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapy/obat yang
diajukan dokter dan hasil visite
E Implementasi
1. Medis
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan rawat inap
adalah tindakan yang tidak dapat di limpahkan kepada tenaga perawat
atau bidan, karena belum memiliki sertifikat dalam tindakan tersebut
atau implementasi yang sifatnya memberikan bimbingan kepada tenaga
perawat.
Jenis tindakan yang harus dilakukan oleh dokter;
a. Tindakan insisi vena untuk penanganan pemasangan kedaruratan
cairan
b. Pemasangan infuse lewat tulang rawan
c. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi
d. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang khusus
2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan adalah
tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang maupun
asuhan mandiri
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:
a. Oksigenisasi
1) Pemasangan kanul oksigen
2) Pemasangan masker oksigen
3) Tindakan saction
4) Pemasangan CPAP
5) Pemasangan Neo PUFF
6) Resusitasi BBL
7) BHD (Bantuan Hidup Dasar)
b. Cairan dan elektrolit
1) Pemasangan infuse
2) Pemasangan tranfusi darah
c. Nutrisi
1) Pemasangan NGT
d. Eliminasi
1) Pemasangan Kateter
2) Huknah
F. Evaluasi
1. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau evaluasi
yang sifat formatif (setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan
terutama pada kolom Planing dicatata apakah therapy di stop atau
dilanjutkan
2. Keperawatan
a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi yang
sifat formatif (setelah tindakan/setelah shif)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan “E” evaluasi
3. Gizi
a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30 menit
keatas
b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom” O”
(obyektif)
4. Farmasi
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon setelah
pemberian obat atau edukasi
b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergramasi pada kolom
“O” (obyektif)
G. Pasien Pulang
1. Resume Pasien Pulang
a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan
therapy diberhentikan dan perbolehkan pulang
b. Lakukan resume pasien sebagai bahan untuk control dan keperluan
riwayat penyakit dalam pertimbangan therapy yang akan datang
2. Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut lakukan edukasi asuhan perawatan dirumah
yang berhubungan dengan asuhan:
a. Pemberian obat
b. Makanan yang diperbolehkan dan yang tidak boleh
c. Hidup sehat
d. Mobilisasi fisik dan
e. Asuhan yang bersifat khusus bagi pasien dengan kasus khusus
3. Pasien Meninggal
a. Bila pasien meninggal lakukan pengelolaan jenazah di ruangan
perawatan forensic (lihat panduan asuhan pasien terminal)
1) Buka semua peralatan yang menempel di pasien
2) Buka baju pasien
3) Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri
4) Tutup hidung dan telingan dengan kapas
5) Tutup dengan laken
6) Tunggu 2 jam
7) Informasikan kebagian ambulan dan jenazah
b. Pasien dirujuk
Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di rumah
sakit dikarenakan sarana tidak lengkap, permintaan sendiri dari
pasien adapun persiapan yang harus dilakukan:
1) Persiapan pra rujukan dengan memberikan informasi keadaan
dan prognosis pasien dengan melibatkan orang tua dan keluarga
dalam mengambil keputusan untuk dirujuk.
2) Menentukan tempat tujuan rujukan.
3) Melengkapi data dasar/syarat-syarat administrasi.
4) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima
rujukan (lihat panduan Komunikasi dan informasi ).
5) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan petugas
yang akan merujuk.
6) Stabilisasi kondisi bayi selama perjalanan.
KESELAMATAN KERJA
PENGENDALIAN MUTU
PENUTUP
Perawat dalam hal ini sangat memegang peranan penting dan strategis
untuk menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan kepada pasien di
ruang rawat inap perinatologi. Untuk itu pedoman ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi perawat di ruang rawat inap perinatologi dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : 01 Maret 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ANDALAS,
YEVRI ZULFIQAR
NIP. 197009062000031005