Professional Documents
Culture Documents
2 Buku2aciemfull 588 602artikelimam
2 Buku2aciemfull 588 602artikelimam
net/publication/328732326
CITATIONS READS
0 2,961
1 author:
Imam Mawardi
Universitas Muhammadiyah Magelang
43 PUBLICATIONS 32 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
PEMBERDAYAAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF BERKARAKTER ISLAM RAHMATAN LIL’ALAMIN View project
All content following this page was uploaded by Imam Mawardi on 04 November 2018.
Imam Mawardi
Universitas Muhammadiyah Magelang
e-Mail: mawardirazal@ummgl.ac.id
Abstract
This article discusses the problems associated with the management of the curriculum in
madrasah. Madrasah as formal educational institutions that characterized religious
specifically Islam, should be able to answer the demands of society, namely the one hand
madrasas should teach general science on par with public schools, and on the other hand
cannot ignore the religious education which is a particular feature of the madrasah. This
requires a holistic-integrative curriculum development, namely a curriculum that combines
a variety of concepts and a comprehensive and integrated approach. This means that the
curriculum is seen from the organization as an approach that seeks to unite linkage concept
study of the cognitive, affective and psycomotor as a whole; and integrated in a link the
discussion on learning with real life that exists around the learner.
Abstrak
Artikel ini membahas persoalan yang berhubungan dengan manajemen kurikulum di
madrasah. Madrasah sebagai lembaga pendidikan formal yang berciri khusus keagamaan
Islam, harus mampu menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat, yaitu satu sisi madrasah
harus mengajarkan ilmu umum setara dengan sekolah-sekolah umum, dan di sisi lain
tidak boleh mengabaikan pendidikan agama yang merupakan ciri khusus dari madrasah.
Hal ini menuntut sebuah pengembangan kurikulum holistik-integratif, yaitu sebuah
kurikulum yang memadukan berbagai konsep dan pendekatan secara menyeluruh dan
terpadu. Artinya dilihat dari organisasi kurikulum adalah sebagai pendekatan yang
berusaha menyatukan keterkaitan konsep belajar dari sisi kognitif, afektif dan psikomotor
secara utuh dan terpadu dalam mengkaitkan antara bahasan dalam pembelajaran dengan
kehidupan nyata yang ada di sekitar peserta didik.
Pendahuluan
Madrasah sebagai lembaga pendidikan formal berciri khusus keagamaan
mempunyai peran strategis dalam mengembangkan budaya pendidikan di tengah-
temgah masyarakat. Madrasah pada awalnya lahir dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
perkembangan peradaban yang tumbuh dan berkembang seiring dengan
dialektika yang beralas sumbu dari rasa memiliki masyarakat terhadap madrasah
dari satu generasi ke generasi lainnya. Hal ini dikarenakan kepercayaan
1 Fatah Syukur NC., Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah. (Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2011), hlm. 7-8.
2 Ibid, hlm. 9.
3 Rusman. Manajemen Kurikulum: Seri Manajemen Sekolah Bermutu. (Bandung: Mulia Mandiri Press,
2008), hlm. 68.
4 UU No 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional
5 Agus Zainul Fitri, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam dari Normatif-Filosofis ke Praktis.
rasional atau dasar pemikiran; perumusan visi, misi, dan tujuan; penentuan
struktur dan isi program; pemilihan dan pengorganisasian materi;
pengorganisasian kegitan pembelajaran; pemilihan sumber, alat, dan sarana
belajar; dan penentuan cara mengukur hasil belajar. Ketiga, tahap implementasi
atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: penyusunan rencana dan program
pembelajaran (silabus dan RPP); penjaaran materi (kedalaman dan keluasan);
penentuan strategi dan metode pembelajaran; penyediaan sumber, alat dan sarana
pembelajaran; penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan
setting lingkungan pembelajaran. Keempat, tahap penilaian; yaitu untuk melihat
sejauhmana kekuatan dan kelemahan kurikulum yang dikembangkan, mencakup
konteks, input, proses, dan produk dari kurikulum yang digunakan.
Pengembangan kurikulum pendidikan Islam, secara manajemen
mensyaratkan adanya muatan materi kurikulum yang memiliki jangkauan yang
lebih jauh yaitu tidak hanya membekali peserta didik dengan seperangkat
kompetensi duniawi (artinya siap kerja) saja dengan skill, kecakapan hidup dan
kompetensi lainnya, tetapi juga muatan mata pelajaran yang membekali siswa
untuk siap dalam menghadapi kehidupan yang lebih abadi/kekal yaitu kehidupan
ukhrowi. Sehingga jangkauan dalam perencanaan kurikulumnya tidak hanya
berbunyi dunia-kerja, tetapi juga dunia-akhirat7.
Dengan demikian, apabila konteks manajemen kurikulum secara umum
didekati dengan nilai-nilai Islami, maka fungsinya akan menjadi lebih substansial,
diantaranya yaitu: (1) pemanfaatan sumber daya kurikulum secara efektif dan
efisien dengan menggali potensi yang diberikan Allah, (2) menyeimbangkan
aktivitas duniawi dan ukhrowi dengan dilandasi niat beribadah dalam semua
aktivitas kehidupan, (3) meningkatkan efektifitas belajar-mengajar sebagai
kewajiban menuntut ilmu dan menyampaikannya, dan (4) meningkatkan
semangat evaluasi diri (muhasabah) bagi semua pihak untuk melaksanakan
perbaikan dan peningkatan kualitas insani yang terus menerus dalam mencapai
tujuan pendidikan.
Swasta di Sulawesi Selatan”. Lentera Pendidikan. Vol 11. No 1 Juni 2008, hlm. 83-100.
9 Abdul Kadir, dkk., Dasar-Dasar Pendidikan. Edisi Pertama. (Jakarta: Kencana Prenada Media
10 Rohmat Mulyana, Spektrum Pembangunan Madrasah, (Semarang: Aneka Ilmu, 2009), hlm. 7.
12 Departemen Pendidikan Nasional/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa
yaitu dengan menetapkan tujuan yang harus dicapai peserta didik dalam
mempelajari suatu mata pelajaran, (2) Prinsip efisiensi dan efektivitas dalam
penggunaan dana, daya, dan waktu dalam mencapai tujuan pendidikan. (3) Prinsip
fleksibilitas program; dalam pelaksanaan suatu prohram hendaknya
mempertimbangkan faktor-faktor ekosistem dan kemampuan penyediaan fasilitas
yang menunjang. (4) Prinsip kontinuitas; dengan menyiapkan peserta didik agar
mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (5) Prinsip
pendidikan seumur hidup, yang memandang bahwa pendidikan tidak hanya di
sekolah, tetapi harus dilanjutkan dalam keluarga dan masyarakat. Jadi peserta
didik perlu memiliki kemampuan belajar sebagai persiapan belajar di masyarakat.
(6) prinsip relevansi, suatu pendidikan akan bermakna apabila kurikulum yang
dipergunakan relevan (terkait) dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Dalam kaitannya dengan manajemen kurikulum, peningkatan relevansi
dengan tuntutan perkembangan kebutuhan masyarakat antara lain dilakukan
manajemen kurikulum yang berangkat dari suatu prediksi 10-20 tahun mendatang.
Misalnya perkembangan demografis, perkembangan sosial ekonomi dan budaya,
perubahan lingkungan, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada jenjang pendidikan dasar, masalah relevansi ini, terutama ditujukan agar para
lulusan mampu mengisi berbagai jenis pekerjaan yang ada di masyarakat sesuai
dengan keterampilan yang dimilikinya17. Dengan demikian, pengetahuan dan skill
harus sejak dini dikaitkan degan kebutuhan masyarakat dan lingkungan, serta
dikelola dengan sebaik-baiknya melalui pemberdayaan kegiatan soft skills.
Upaya peningkatan mutu madrasah menjadi alternatif jalan panjang yang
harus ditempuh, baik dalam dataran idealis konseptual maupun dataran pragmatis
aplikatif. Hal ini sebagai piranti untuk mewujudkan kebutuhan sistem manajemen
kurikulum pendidikan yang bermutu.
kurikulum dapat efektif sesuai sasaran peruntukannya dapat meningkatkan mutu pendidikan. Nana Syaodih
Sukmadinata, Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000), hlm. 150-151.
19 Abdul Rahman Halim, 2008, “Aktualisasi Implementasi Kebijakan Pendidikan…,” hlm. 92.
20Imam Mawardi, 2013, “Pendidikan Islam Transdispliner dan Sumber Daya Manusia Indonesia”,
Media Pendidikan Jurnal Pendidikan Islam, Vol. XXVIII No. 2, 2013/1434, hlm. 260.
Simpulan
Akhirnya, sebuah paradigma alternatif peningkatan mutu manajemen
kurikulum pendidikan Islam di madrasah, yang dikemukakan dalam artikel ini
dapat disimpulkan: Pertama, konsep dasar manajemen kurikulum, yaitu sebagai
usaha sistematis yang dilakukan seseorang melalui aktivitas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum yang dilandasi nilai-nilai
Islam agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan
efisien; Kedua, permasalahan yang terjadi madrasah, sama besar dengan tantangan
yang mucul, yaitu antara lain globalisasi, pergeseran pola hidup masyarakat, dan
penguatan karakter dan jati diri madrasah.; Ketiga, kebijakan mutu pendidikan
Islam di madrasah lebih menekankan kepada kemandirian dan kreatifitas
madrasah, yang dilakukan dengan melengkapi piranti manajerial secara akuntabel,
termasuk di dalamnya adalah pengembangan kurikulum; dan Keempat, orientasi
ideal pengembangan kurikulum pendidikan Islam modern di madrasah, berkaitan
erat dengan perancangan (desain) kurikulum/pembelajaran; Implementasi
Kurikulum/pembelajaran; dan evaluasi kurikulum/pembelajaran. Oleh karena itu,
perlu penataan manajemen kurikulum yang berdaya saing dan pengembangan
kurikulum holistik-integratif pada pembelajaran di madrasah.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007,
Kamus Besar Bahasa Indonesia. edisi 3 cet 4. Jakarta: Balai Pustaka
Fitri, Agus Zainul. 2013, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam dari Normatif –
Filosofis ke Praktis. Bandung: Alfabeta
Halim, Abdul Rahman. “Aktualisasi Implementasi Kebijakan Pendidikan pada
Madrasah Swasta di Sulawesi Selatan”. Lentera Pendidikan. Vol 11. No
1 Juni 2008: 83-100.
Kadir, Abdul. dkk. 2012, Dasar-Dasar Pendidikan. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Machali, Imam dan Hidayat, Ara. 2016, The Hand Book of Education Management:
Teori dan Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia.
Jakarta: Prenadamedia Group
Mawardi, Imam. “Pendidikan Islam Transdispliner dan Sumber Daya Manusia
Indonesia”. Media Pendidikan Jurnal Pendidikan Islam. Vol. XXVIII
No. 2 2013/1434 Hal. 253-268 [Online] Tersedia:
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jpi/article/view/547/pdf_44
[5 Desember 2016]
Mulyana, Rohmat. 2009, Spektrum Pembangunan Madrasah. Semarang: Aneka
Ilmu
Mulyasa, E. 2002, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Rusman. 2008, Manajemen Kurikulum: Seri Manajemen Sekolah Bermutu.
Bandung: Mulia Mandiri Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2000, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syukur NC, Fatah. 2011, Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah.
Semarang: Pustaka Rizki Putra
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional