Professional Documents
Culture Documents
Seminar Kasus Hydrocephalus 51
Seminar Kasus Hydrocephalus 51
Di Susun Oleh:
KELOMPOK 2
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanallah wa Ta’ala atas
Keperawatan Medikal Bedah dalam rangka memenuhi tugas Profesi Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang degan judul “Asuhan Keperawatan Anak
Pada An.F Dengan Hydrocephalus Di Ruangan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang
2021”.
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
Seminar Kasus ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. Ibu Ns. Rischa Hamdanesti, M.Kep selaku Preceptor Akademik dan dosen
2. Ibuk Ns. Syalvia Oresti, M. Kep selaku Preceptor Akademik dan dosen
Jamil Padang.
Jamil Padang.
penyusunan ini.
Kelompok
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian.................................................................................................5
Definisi.................................................................................................................8
Etiologi.................................................................................................................8
klasifikasi...............................................................................................................
Manifestasi Klinik..................................................................................................
Anatomi fisiologi...................................................................................................
Pemeriksaan diagnostic..........................................................................................
Penatalaksanaan.....................................................................................................
komplikasi..............................................................................................................
Patofisiologi.......................................................................................................12
Pengkajian Keperawatan....................................................................................34
Diagnosa Keperawatan......................................................................................45
Intervensi Keperawatan.....................................................................................54
Implementasi Keperawatan................................................................................60
Evaluasi Keperawatan........................................................................................60
BAB IV PEMBAHASAN
Pengkajian..........................................................................................................62
Diagnosa............................................................................................................62
Intervensi...........................................................................................................64
implementasi......................................................................................................64
Evaluasi..............................................................................................................65
BAB V PENUTUP
Kesimpulan........................................................................................................68
Saran..................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi
yang ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun
banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi
pada oaran dewasa, hanya saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga
lebih mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun-ubunnya
masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan
melebarnya tulang-tulang tengkorak. Sedang pada orang dewasa tulang tengkorak
tidak mampu lagi melebar. Hidrosefalus adalah suatu penyakit dengan ciri-ciri
pembesaran pada sefal atau kepala yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinal (CSS) dengan atau karena tekanan intrakranial yang meningkat
sehingga terjadi pelebaran ruang tempat mengalirnya cairan serebrospinal (CSS)
(Ngastiah). Bila masalah ini tidak segera ditanggulangi dapat mengakibatkan
kematian dan dapat menurunkan angka kelahiran di suatu wilayah atau negara
tertentu sehingga pertumbuhan populasi di suatu daerah menjadi kecil. Menurut
penelitian WHO untuk wilayah ASEAN jumlah penderita Hidrosefalus di beberapa
negara adalah sebagai berikut, di Singapura pada anak 0-9 th : 0,5%, Malaysia: anak
5-12 th 15%, India: anak 2-4 th 4%, di Indonesia berdasarkan penelitian dari Fakultas
Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia terdapat 3%. Berdasarkan latar belakang
itulah penulis tertarik untuk membuat Laporan Studi Kasus dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Klien An.F Dengan Hidrosefalus Di Ruang Rawat Inap Anak
RSUDP Dr. M. Djamil Padang”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
A. Definisi
Hidrocephalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra
kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya
CSS (Ngastiyah,2005 dalam Doenges, Marilynn E. 2018).
B. Etiologi
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi
dalam ruang subarackhnoid. akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS
diatasnya (Doenges, Marilynn E. 2018). Penyumbatan aliran CSS sering terdapat pada
bayi dan anak ialah :
1. Kongenital
1. Sebab-sebab Prenatal
2. Sebab-sebab Postnatal
C. Klasifikasi
Hidrosephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dapat di bagi dua:
1. Kongenital
2. Didapat
Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar, dengan penyebabnya
adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma, TBC yang menyerang otak
dimana pengobatannya tidak tuntas. Pada hidrosefalus didapat pertumbuhan otak
sudah sempurna, tetapi kemudian terganggu oleh sebab adanya peninggian
tekanan intrakranial. Sehingga perbedaan hidrosefalus kongenital dengan di
dapat terletak pada pembentukan otak dan pembentukan otak dan kemungkinan
prognosanya.
Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga
terbagi dalam dua bagian yaitu (Kumar, Vinay, dkk. 2013) :
1. Hydrocephalus komunikan
Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat
aliran bebas CSF dalam sistem ventrikel sampai ke tempat sumbatan. Jenis ini
tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF tetapi villus arachnoid untuk :
a. mengabsorbsi CSF terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau
malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan
karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya
hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda dan gejala-
gejala peningkatan ICP). Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF
tetapi villus arachnoid untuk mengabsorbsi CSF terdapat dalam jumlah yang
sangat sedikit atau malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa,
biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah
sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan
tanda dan gejala–gejala peningkatan ICP).
D. Manifestasi Klinis
1. Bayi :
a. Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun
f. Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah–olah di atas
Iris
a. Nyeri kepala
b. Muntah
d. Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10 tahun
f. Strabismus
g. Perubahan pupil
Pada orang dewasa normal, volume total CSS adalah sekitar 150 mL, yang
25% nya terdapat di dalam sistem ventrikel. CSS terbentuk dengan kecepatan sekitar
20 mL/jam, yang mengisyaratkan bahwa perputaran CSS terjadi tiga sampai empat
kali sehari (Price, Sylvia A, 2018).
(Price, Sylvia A, 2018).
F. Pemeriksaan Diagnostik
b. Hidrosefalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah menutup maka dari
foto rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan
intrakranial.
2. Transiluminasi
4. Ventrikulografi
5. Ultrasonografi
6. CT Scan kepala
G. Penatalaksanaan
a. Drainase ventrikule-peritoneal
b. Drainase Lombo-Peritoneal
c. Drainase ventrikulo-Pleural
d. Drainase ventrikule-Uretrostomi
1. Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara.
Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus
tekanan normal.
2. Internal
Teknik Shunting:
H. Komplikasi
Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio. 2004 dalam (Smeltzer,
Suzanne C dan Brenda G Bare. 2015):
1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran kepala
3. kerusakan otak
MK : HIDROSEFALUS
MK: Nyeri Akut
Gangguan mekanisme
pengaturan/persyarafan di
medulla oblungata
Nausea, vomiting
Anoreksia
Pemasangan VP Shunt
Tindakan pembedahan
A. Pengkajian
1. Biodata Hambatan mobilitas fisik Desakan pada otak dan
selaput meningen
Identitas klien, terdiri dari nama, tempat tanggal lahir/usia, jenis kelamin, agama,
pendidikan, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medik dan
rencana terapi, dan identitasKulit
orangmeregang
tua yaituhingga tipis,ibu yang terdiri
ayah dan dari nama,
Vasokontriksi
pasien tidak dapat bergerak atau pembuluh darah otak
usia, pendidikan pekerjaan, agama, dan alamat.
menggerakkan kepalanya
2. Riwayat kesehatan
b) Muntah
1) Gejala
c. Eliminasi
1) Gejala
2) Tanda
d. Sirkulasi
1) Tanda
e. Nyeri/ kenyamana
1) Gejala
f. Keamanan
1) Gejala
a) Menggigil, demam
g. Persepsi diri
1) Gejala
a. Laboratorium
1) Darah
2) Cek laboratorium
b. Radiodiagnostik
1) USG/CR kepala
2) Poto thorax
B. Analisa data keperawatan
Data Fokus Etiologi Problem
DS: Agen pencedera Nyeri akut
- Orang tua Klien fisiologis (infeksi)
mengatakan nyeri pada saat
melihat kesamping (kiri dan
kanan)
- Orang tua Klien
mengatakan nyeri dibagian
kepala
DO:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
- N ; kenaikan jumlah nadi
diatas normal (takikardia)
- S : kenaikan suhu tubuh
diatas rentang normal (lebih
dari 37°C)
DS : embolisme Definisi: Risiko perfusi jaringan
- Orang tua klien Berisiko mengalami serebral tidak efektif
mengatakan, kepala klien penurunan sirkulasi
tiap hari semakin membesar darah ke otak
- Orang tua klien
mengatakan, kelopak mata
klien tertari keatas
DO :
- Klien tampak sush melihat
- Klien tampak susah
mengedipkan mata
DS : intake yang tidak
Gangguan nutrisi
- Ibu klien mengatakan klien adekuat mual, muntah
kurang dari
mual dan mntah
kebutuhan tubuh
- Ibu klien mengatakan nafsu
makan klien menurun
DO :
- Klien tampak tampak tidak
menghabiskan makanannya
- Klien tampak lesu dan
pucat
- Mukosa bibir klien kering
dan pecah-pecah
Diagnosa Keperawatan
2. Risiko perfusi jaringan serebral tidak efektif b.d embolisme Definisi: Berisiko
mengalami penurunan sirkulasi darah keotak
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
mual, muntah
C. Intervensi Keperawatan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. Biodata
1. Identitas klien
Nama : An. F
Tempat/tgl lahir/usia : Batam/18-02-2021/9 bulan
Pendidikan :-
Alamat : Batam
a. Ayah
Nama : Tn. M
Usia : 40 Tahun
Pendidikan : SMA Sederajat
Alamat : Batam
b. Ibu
Nama : Ny. W
Usia : 37 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Batam
a. Keluhan utama
a. Prenatal care
b. Natal
c. Post natal
Kondisi bayi
A
P
G
A
R
Anak pada saat lahir tidak mengalami : kejang, apnue
(untuk semua usia)
Genogram
Ket :
: laki-laki
: perempuan
: laki-laki (alm)
: pasien
: menikah (kawin)
: serumah
2. DPT (I,II,III) - - - -
4. Campak - - - -
5. Hepatitis - - - -
Tinggi badan : 75 cm
Waktu tumbuh gigi : belum ada tumbuh gigi
V. Riwayat Nutrisi
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Di : rumah kontrakan
Lingkungan berada di : keramaian
1. Nutrisi
banyak sedikit
2. Cairan
3. Eliminasi
Tempat pembuangan
4. Istirahat tidur
Jam tidur
Kebiasaan sebelum - -
tidur
5. Olahraga
Program olahraga - -
6. Personal hygiene
Mandi
Frekuensi - -
Cara - -
Frekuensi 2 x/minggu -
Cara Dipotongkan -
Gosok gigi
kegiatan sehari-hari - -
penganturan jadwal - -
harian
8. Rekreasi
waktu luang - -
X. Pemeriksan fisik
1. keadaan umum Ku sedang
2. kesadaran Gomposmentis GCS 15
3. tanda-tanda vital
TD
HR : 110 x/i
T : 39,0 c
RR : 2 x/i
BB : 7,9 kg
TB : 75 cm
Kepala
P : terdapat makrocephal
Wajah
Mata
Hidung dan
Sinus
Telinga
Mulut
Tenggorokan
Thorax dan
pernafasan
I : simetris kiri dan kanan, tidak ada vocal fremitus, tidak ada
terlihat retraksi dinding dada
P : sonor
Jantung
P :
Genetalia dan
anus
Ekstremitas
atas
Motoric : +/+
Reflex : 5555/5444
Ekstremitas
bawah
motoric : +/+
Reflex : 5444/5444
Status
neurologi
Saraf-saraf
kranial
Personal sosial :-
hematologi
CBC + DIFF +
RET
Nilai kritis
Eritrosit 3,26 10^6/ nl 3,60 – 5,20
Hitung jenis
Bosofil 0 % 0-2
Eosinofil 1 % 1-4
Limfosit 36 % 48 - 78
Monosit 7 % 2 – 11
Sel patologis -
Kesimpulan :
1. Anemia
3. Trombositosis
Verifikator analitik
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa
Pada kasus kelolaan penulis, berdasarkan hasil pengkajian penulis menemukan tiga
masalah keperawatan perfusi perifer tidak efektif, perfusi serebral tidak efektif dan deficit
nutrisi. Masalah tersebut berdasarkan pada data langsung dari klien dan data observasi
perawat serta hasil pemeriksaan penunjang.
C. Intervensi
Intervensi merupakan suatu strategi untuk mengatasi masalah klien yang
perlu ditegakan diagnosa dengan tujuan yang akan dicapai serta kriteria hasil.
Umumnya perencanaan yang ada pada tinjauan teoritis dapat diaplikasikan dan
diterapkan dalam tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang ada atau sesuai
dengan prioritas masalah.
D. Implementasi
Berdasarkan dari perencanaan keperawatan pada klien penulis melakukan
beberapa aktivitas pada masing-masing diagnosa, tindakan yang dilakukan terhadap
klien sesuai dengan intervensi yang sudah dirancang sebelumnya dan disesuaikan
dengan kondisi serta kebutuhan klien.
Asuhan keperawatan berupa tindakan telah dilakukan kepada klien dengan
diagnosa sebagai berikut :
E. Evaluasi
1. Pada pengkajian didapatkan tanda dan gejala utama yang muncul adalah perfusi
perifer tidak efektif, perfusi serebral tidak efektif dan deficit nutrisi.
2. Diagnosa keperawatan yaitu perfusi perifer tidak efektif, perfusi serebral tidak
efektif dan deficit nutrisi. Masalah tersebut berdasarkan pada data langsung dari
klien dan data observasi perawat serta hasil pemeriksaan penunjang.
3. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada Implementasi keperawatan terhadap
klien sesuaikan dengan intervensi yang telah penulis rumuskan yang didapatkan
dari teoritis. Semua intervensi di implementasikan oleh penulis dan dapat tercapai
sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
4. Evaluasi setelah dilakukan teknik
B. Saran