You are on page 1of 6

JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 10 (2) (2018): 167-172

DOI: 10.24114/jupiis.v10i2.11137

JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial


Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja


Karyawan
Abdul Latief*, Mummah Rizqi Zati & Koko Pribadi
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra, Indonesia
Diterima: Agustus 2018; Disetujui: November 2018; Dipublish: Desember 2018
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 86 responden. Data yang digunakan adalah data primer yang dianalisis
dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda, uji hipotesis (uji tdan uji F) serta koefisien determinasi
(R2). Hasil penelitian diperoleh Y = 2,247 + 0,443X1 + 0,445X2. Konstanta sebesar 2,247 adalah kinerja sebelum
dipengaruhi oleh variabel keselamatan dan kesehatan kerja. Koefisien regresi sebesar 0,443X1, menunjukan bahwa
keselamatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja. Koefisien regresi sebesar 0,445X2, menunjukan bahwa
kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja. Hasil uji t keselamatan thitung> ttabel (2,086 > 1,988), maka
dapat dinyatakan bahwa secara statistik variabel keselamatan berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hasil uji t
kesehatan thitung> ttabel (2,106 > 1,988), maka dapat dinyatakan bahwa secara statistik variabel kesehatan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hasil uji F, Fhitung> Ftabel (62,043 > 3,11), maka dapat dinyatakan
secara statistik variabel keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hasil uji
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,599 atau 59,9% variabel keselamatan dan kesehatan kerja mempengaruhi
kinerja karyawan dan sisanya sebesar 40,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Kata Kunci: Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Kinerja Karyawan

Abstract
This study aims to determine the effect of occupational safety and health on employee performance. The sample in this
study amounted to 86 respondents. The data used are primary data analyzed using multiple linear regression
equations, hypothesis testing (t test and F test) and the coefficient of determination (R2). The results of the study
obtained Y = 2,247 + 0,443X1 + 0,445X2. Constants of 2,247 were performance before being influenced by occupational
safety and health variables. The regression coefficient is 0.443X1, indicating that work safety has a positive effect on
performance. The regression coefficient is 0.445X2, indicating that occupational health has a positive effect on
performance. The result of the safety t test is tcount> ttable (2.086> 1.988), it can be stated that statistically the safety
variable has a significant effect on performance. The results of the health t test tcount> t table (2.106> 1.988), it can be
stated that statistically the health variables have a significant effect on performance. F test results, Fcount> Ftable
(62,043> 3,11), it can be stated statistically the variables of occupational health and safety have a significant effect on
performance. The test results of the coefficient of determination (R2) of 0.599 or 59.9% of the variables of
occupational health and safety affect employee performance and the remaining 40.1% is influenced by other variables
not examined.

Keywords: Work Safety, Occupational Health, Employee Performance

How to Cite: Latief, A. Zati, M.R. & Pribadi, K. (2018). Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Karyawan. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 10 (2): 167-172.

*Corresponding author: ISSN 2085-482X (Print)


E-mail: latief@unsam.ac.id ISSN 2407-7429 (Online)

167
Abdul Latief, Mummah Rizqi & Zati, Koko Pribadi, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

PENDAHULUAN menjaga serta melindungi para


Aspek keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Untuk itu aspek keselamatan
kerja merupakan salah satu aspek yang dan kesehatan kerja menjadi fokus
menjadi perhatian penting oleh perhatian penting di dalam menjalankan
perusahaan kepada karyawan. operasional perusahaan sehari-hari guna
Berdasarkan Undang-undang menghindarkan para pekerja dari ancaman
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, Pasal yang dapat menyebabkan kecelakaan dan
86 ayat 1bahwa setiap pekerja/buruh penyakit akibat kerja. Berdasarkan data
mempunyai hak untuk memperoleh yang di dapat dari divisi transportasi PT.
perlindungan atas keselamatan dan Pertamina EP Asset I Field Rantau, jumlah
kesehatan kerja, moral dan kesusilaan pelanggaran mengenai aspek keselamatan
danperlakuan yang sesuai dengan harkat berupa pelanggaran batas kecepatan (over
dan martabat manusia serta nilai-nilai speed) kendaraan masih sering terjadi
agama. Program Keselamatan dan dalam kegiatan operasional perusahaan,
Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal tersebut dapat dilihat pada tabel
sebuahupaya untukmelindungi pekerja berikut:
terhadap ancaman resiko bahaya dalam
melakukan pekerjaan serta mencegah Tabel 1 Laporan Data Pelanggaran
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit No Bulan
Jumlah Pelanggaran
Over Speed
akibat kerja sehingga berdampak pada
1 Januari 23
kinerja dari Sumber Daya Manusia di
2 Feruari 8
dalamsebuah perusahaan.Menurut Rivai
3 Maret 14
dan Sagala (2013:792), keselamatan dan
4 April 12
kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi- 5 Mei 7
kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis 6 Juni 9
tenaga kerja yang diakibatkan oleh 7 Juli 2
lingkungan kerja yang disediakan oleh 8 Agustus 3
perusahaan. Kinerja seorang karyawan di 9 September 1
sebuah perusahaan dipengaruhi oleh 10 Oktober 3
beberapa faktor, salah satunya adalah 11 November 3
faktor keselamatan dan kesehatan. 12 Desember 4
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang Sumber: Divisi Transportasi PT. Pertamina EP
dilakukan oleh Anjani, Utami, dan Prasetya Asset I, 2017
(2014), faktor keselamatan dan kesehatan Berdasarkan data yang ada pada
kerja berpengaruh signifikan terhadap tabel I-I, dapat diketahui bahwa sepanjang
kinerja karyawan (Studi pada karyawan tahun 2017 jumlah karyawan yang
bagian produksi PT. IPMOMI Paiton). melakukan pelanggaran batas kecepatan
Juwitasari, Musadieq, dan Prasetya (2014), (over speed) kendaraan operasional PT.
juga menyatakan keselamatam dan Pertamina EP Asset I Field Rantau masih
kesehatan kerja berpengaruh signifikan sangat tinggi.Dimana jumlah pelanggaran
terhadap kinerja karyawan (Studi pada tertinggi terdapat pada bulan Januari
karyawan bagian produksi PT. Inti Luhur sebanyak 23 pelanggaran dan terendah
Fuja Abadi, Beji Pasuruan). pada bulan September yaitu 1
PT. Pertamina EP Asset I Field Rantau pelanggaran. Hal ini menunjukan bahwa
merupakan salah satu Badan Usaha Milik faktor keselamatan berkendara masih
Negara (BUMN) yang bergerak dalam sering diabaikan oleh karyawan.
bidang eksplorasi dan produksi gas dan Perumusan masalah dalam penelitian
minyak bumi. Hal tersebut membuat ini adalah bagaimanakah keselamatan dan
perusahaan harus berperan aktif dalam kesehatan kerja secara parsial dan

168
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 10 (2) (2018): 167-172

simultan berpengaruh terhadap kinerja bersih, tersedianya makanan dan tempat


karyawan outsourcing pada divisi sampah
transportasi PT. Pertamina EP Asset I Field Menurut Mangkunegara (2009),
Rantau?. Adapun yang menjadi tujuan kinerja karyawan adalah hasil kerja secara
penelitian ini adalah Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
pengaruh keselamatan dan kesehatan seorang karyawan dalam melaksanakan
kerja secara parsial dan simultan terhadap tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
kinerja karyawan outsourcing pada divisi yang diberikan kepadanya. Sedarmayanti
transportasi PT. Pertamina EP Asset I Field (2011), kinerja atau performance
Rantau. diterjemahkan menjadi kinerja, juga
Menurut Marwansyah (2012), berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja,
keselamtan kerja adalah perlindungan pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk
para pekerja dari luka-luka yang kerja/penampilan kerja. Menurut
diakibatkan oleh kecelakaan yang Simamora (2015), menyatakan bahwa
berkaitan dengan pekerjaan. Sedangkan kinerja adalah kadar pencapaian tugas-
Mangkunegara (2009), menyatakan bahwa tugas yang membentuk sebuah pekerjaan
keselamatan kerja menunjukkan kondisi karyawan dan merefleksikan seberapa
yang aman atau selamat dari penderitaan, baik karyawan memenuhi persyaratan
kerusakan atau kerugian di tempat sebuah pekerjaan. Suwatno dan Priansa
kerja.Resikokeselamatan merupakan (2011), menyatakan bahwa kinerja
aspek-aspek dari lingkungan kerja yang merupakan performance atau unjuk
dapat menyebabkan kebakaran, luka kinerja.Kinerja dapat pula diartikan
memar, keseleo, patah tulang, gangguan sebagai prestasi kerja atau pelaksanaan
pengelihatan dan pendengaran. kerja atau hasil unjuk kerja.
Menurut Anjani, Utami dan Prasetya Menurut Anjani, Utami dan Prasetya
(2014), untuk mengukur keselamatan (2014), indikator kinerja karyawan terdiri
kerja diperlukan suatu indikator sebagai dari: kualitas kerja, kuantitas kerja,
berikut: tata letak peralatan, perlindungan inisiatif, disiplin dan tanggung jawab.
pada mesin, ketersediaan perlengkapan, Kasmir (2016), menjelaskan bahwa
perlakuan pimpinan, tunjangan kecelakaan keselamatan kerja akan mempengaruhi
kerja dan suasana di tempat kerja peningkatan dan penurunan kinerja
Marwansyah (2012), kesehatan kerja karyawan. Dengan adanya program
dapat diartikan sebagai terbebasnya para keselamatan kerja, maka akan
pekerja dari penyakit fisik atau emosional. mempengaruhi kinerja karyawan. Selain
Menurut Sedarmayanti (2011), kesehatan itu kesehatan kerja juga akan
kerja menyangkut kesehatan fisik maupun mempengaruhi kinerja karyawan.
kesehatan mental. Kesehatan pegawai Karyawan yang sehat tentu secara tidak
dapat terganggu karena penyakit, stress langsung akan mempengaruhi kinerjanya.
(ketegangan) maupun karena kecelakaan. Nitisemito (2010), mengatakan bahwa
Kesehatan pegawai yang rendah atau faktorkeselamatan, kesehatan kerja dan
buruk akan mengakibatkan lingkungan kerja adalah faktor
kecenderungan tingkat absensi yang tinggi yangmempengaruhi tingkat kinerja
dan produktivitas rendah. karyawan. Jika perusahaan memberikan
Menurut Anjani, Utami dan Prasetya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
(2014), untuk mengukur kesehatan kerja terhadap karyawannya, maka karyawan
diperlukan suatu indikator sebagai akanmerasa nyaman dalam bekerja
berikut: lingkungan kerja, suhu udara, sehingga kinerjanya akan meningkat.
program pemeriksaan kesehatan, air Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Anjani, Utami dan Prasetya (2014),

169
Abdul Latief, Mummah Rizqi & Zati, Koko Pribadi, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

bahwa keselamatan dan kesehatan kerja Populasi dan sampel yang digunakan
memiliki hubungan terhadap kinerja dan adalah seluruh karyawan yang berada
demikian juga dengan penelitian yang pada PT. Pertamina EP Asset I Field
dilakukan Juwitasari, Musadieq dan Rantau. Sugiyono (2010), menyatakan
Prasetya (2014), terdapat hubungan bahwa populasi adalah wilayah
antara keselamatan dan kesehatan kerja generalisasi yang terdiri atas objek atau
terhadap kinerja karyawan. subjek yang mempunyai kualitas dan
Menurut Widodo (2015), kesehatan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang peneliti untuk dipelajari dan kemudian
yang terkait dengan kesehatan, ditarik kesimpulannya. Adapun jumlah
keselamatan, dan kesejahteraan manusia populasi pada penelitian ini adalah 86
yang bekerja di sebuah institusi maupun orang karyawan.
lokasi proyek.Menurut Rivai dan Sagala Menurut Sugiyono (2010), sampel
(2013), keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari jumlah dan
menunjuk kepada kondisi-kondisi karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga Teknik pengambilan sampel menggunakan
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan sampling jenuh. Sampling
kerja yang disediakan oleh jenuhyaitupengambilan seluruh populasi
perusahaan.Husni dalam Juwitasari, menjadi sampel. Dengan demikian maka
Musadieq dan Prasetya (2014), sampel yang digunakan dalam penelitian
keselamatan dan kesehatan kerja ini sebanyak 86 responden.
melindungi pekerja/buruh guna Menganalisis data pada penelitian ini
mewujudkan kinerja yang optimal. menggunakan regresi linier berganda yang
Menurut Marwansyah (2012), tujuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kesehatan kerja adalah untuk melindungi keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
kesehatan para pekerja. Dan tujuan kinerja karyawan. Persamaan regresi linier
program keselamatan kerja Marwansyah berganda yang digunakan dikemukakan
(2012), adalah: menciptakan lingkungan oleh Sugiyono (2010:277):
psikologis dan sikap yang mendukung Y = a + β1X1+β2X2+e
keselamatan kerja, tujuan ini menjadi Keterangan :
tanggung jawab setiap orang di dalam Y = Dependen variabel
organisasi. menciptakan dan memelihara a = Konstanta
lingkungan kerja yang aman. X1, X2 = Independen variabel
β1, β2 = Koefisien regresi
METODE PENELITIAN e = Error
Penelitian ini dilakukan pada bagian Adapun yang menjadi hipotesis
lapangan divisi transportasi PT. Pertamina dalam penelitian ini adalah: keselamatan
EP Asset I Field RantauKecamatan Rantau dan kesehatan kerja secara parsial
Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian berpengaruh signifikan terhadap kinerja
dilakukan dari bulan Desember 2017 karyawan outsourching pada divisi
sampai dengan Maret 2018. Jenis data transportasi PT. Pertamina Asset I Field
yang gunakan adalah data kualitatif adalah Rantau. Keselamatan dan kesehatan kerja
data yang dinyatakan dalam bentuk bukan secara simultan berpengaruh signifikan
bilangan, atau dengan kata lain data terhadap kinerja karyawan outsourching
kualitatif adalah data yang disajikan dalam pada divisi transportasi PT. Pertamina
bentuk kata-kata yang mengandung makna Asset I Field Rantau.
(Noor, 2014). Data Kuantiatif adalah data Untuk menguji hipotesis dilakukan
yang dapat dinyatakan dalam bentuk beberapa pengujian yaitu: uji secara
angka-angka (Noor, 2014). parsial (Uji t), pengujian ini dilakukan

170
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 10 (2) (2018): 167-172

untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh bila keselamatan meningkat satu satuan
satu variabel bebas secara parsial maka akan meningkatkan kinerja sebesar
(individual) menerangkan variasi variabel 0,443 dengan asumsi variabel kesehatan
dependen. Uji secara simultan (Uji F), bernilai tetap. Koefisien regresi sebesar
Pengujian ini dilakukan untuk melihat 0,445X2, menunjukkan bahwa kesehatan
apakah semua variabel bebas yang berpengaruh positif terhadap kinerja dan
dimasukkan dalam model mempunyai bila kesehatan meningkat satu satuan
pengaruh secara simultan (serempak) maka akan meningkatkan kinerja sebesar
terhadap variabel terikat. Koefisien 0,445 dengan asumsi variabel keselamatan
Determinasi (R2), pada intinya mengukur bernilai tetap.
seberapa jauh kemampuan model dalam Pembuktian hipotesis pada penelitian
menerangkan variasi variabel dependen. menggunakan uji t dan uji F serta koefisien
Nilai koefisien determinasi adalah antara determinasi (R2). Hasil uji statistik (uji t)
nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti diperoleh bahwa pada variabel
kemampuan variabel-variabel independen keselamatan thitung> ttabel (2,086 > 1,988)
dalam menjelaskan variasi variabel maka dapat dinyatakan bahwa secara
dependen amat terbatas. Nilai yang statstik variabel keselamatan berpengaruh
mendekati satu berarti variabel-variabel signifikan terhadap kinerja. Pada variabel
independen memberikan hampir semua kesehatan thitung> ttabel (2,106 > 1,988)
informasi yang dibutuhkan untuk maka dapat dinyatakan bahwa secara
memprediksi variasi variabel independen statistik variabel kesehatan berpengaruh
(Ghozali, 2013). Pada penelitian ini nilai signifikan terhadap kinerja. Dengan
koefisien determinasi (R2) menggunakan demikian berdasarkan uji t maka hipotesis
hasil perhitungan program statistical yang menyatakan keselamatan dan
package of social science (SPSS) versi 20,0 kesehatan kerja secara parsial
for Windows dengan mengambil angka dari berpengaruh terhadap kinerja karyawan
tabel regressionmodelsummary yaitu R diterima.
Square. Berdasarkan perhitungan statistik uji
F diperoleh Fhitung> Ftabel (62,043 > 3,11)
HASIL DAN PEMBAHASAN dan Fsig <α 5% (0,00 < 0,05), maka dapat
Pengaruh keselamatan dan kesehatan dinyatakan secara statistik variabel
kerja terhadap kinerja karyawan kesehatan dan keselamatan kerja
outsorcing pada Divisi Transportasi PT. berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
Pertamina EP Asset I Field Rantau dapat Dengan demikian hipotesis yang
diketahui dari hasil penelitian berupa menyatakan keselamatan dan kesehatan
tanggapan kuesioner. Tanggapan tersebut kerja secara simultan berpengaruh
kemudian di analisis dengan menggunakan terhadap kinerja karyawan diterima.
persamaan regresi linier berganda yang Dari hasil perhitungan koefisien
diolah dengan menggunakan program determinasi dapat diketahui bahwa nilai
SPSS versi 20,0. Hasil persamaan regresi koefisien determinasi (R2) pada kolom R
linier berganda yang didapat Y = 2,427 + Square sebesar 0,599. Nilai koefisien
0,443X1 + 0,445X2. Berdasarkan determinasi tersebut 0,599 atau 59,9%
persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa variabel keselamatan dan kesehatan kerja
konstanta sebesar 2,427 adalah kinerja mempengaruhi kinerja karyawan dan
sebelum dipengaruhi oleh variabel sisanya sebesar 40,1% dipengaruhi oleh
keselataman dan kesehatan kerja. variabel lain yang tidak masuk dalam
Koefisien regresi sebesar 0,443X 1, penelitian ini.
menunjukkan bahwa keselamatan
berpengaruh positif terhadap kinerja dan

171
Abdul Latief, Mummah Rizqi & Zati, Koko Pribadi, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

SIMPULAN Fuja Abadi Beji Pasuruan). Jurnal


Berdasarkan hasil penelitian dapat Administrasi Bisnis, Vol. 5, No.2, Hal 1-6.
Ghozali, I, (2013). Aplikasi Analisis Multivariate
ditarik beberapa kesimpulan yaitu hasil uji dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS
t keselamatan thitung> ttabel (2,086 > 1,988) Regresi, Semarang: Badan Penerbit
atau tsig<α 5% (0,040 < 0,05) maka dapat Universitas Diponegoro.
dinyatakan bahwa secara statstik variabel Mangkunegara, A.P, (2009). Manajemen Sumber
keselamatan kerja berpengaruh signifikan Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
terhadap kinerja. Pada variabel kesehatan Marwansyah, (2012). Manajemen Sumber Daya
kerja, thitung> ttabel (2,106 > 1,988) atau Manusia. Bandung: Alfabeta.
tsig<α 5% (0,038 < 0,05) maka dapat Merysa, A, Utami, H.N. dan Prasetya, A, (2014).
dinyatakan bahwa secara statistik variabel Pengaruh Keselamatan dan kesehatan Kerja
kesehatan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada
Karyawan Bagian Produksi PT. International
terhadap kinerja. Hasil uji F, Fhitung> Ftabel Power Mitsui Operation and Maintenance
(62,043 > 3,11) atau Fsig<α 5% (0,00 < Indonesia (IPMOMI) Paiton), Jurnal
0,05), maka dapat dinyatakan secara Adminsitrasi Bisnis, Vol. 9, No. 1,: 1-9.
statistik variabel keselamatan dan Noor, J, (2014). Analisis Data Penelitian Ekonomi
kesehatan kerja berpengaruh signifikan dan Manajemen. Jakarta: Grasindo
Rivai, E & Sagala, E. (2013). Manajemen Sumber
terhadap kinerja. Hasil uji koefisien Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
determinasi (R2) sebesar 0,599 atau 59,9% Sedarmayanti. (2011) Manajemen Sumber Daya
variabel keselamatan dan kesehatan kerja Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen
mempengaruhi kinerja karyawan dan Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika
sisanya sebesar 40,1% dipengaruhi oleh Aditama.
Simamora, H. (2015). Manajemen Sumber Daya
variabel lain yang tidak diteliti. Manusia. Yogyakarta: STIE YPKN.
Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Bandung: Alfabeta.
Aji, J,V,M, Musadieq, M.A. dan Prasetya, A, (2014). Suwatno dan Priansa, J. (2011) Manajemen SDM
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Organisasi Publik dan Bisnis.
terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Bandung: Alfabeta.
Karyawan Bagian Produksi PT. Inti Luhur

172

You might also like