You are on page 1of 21

3.

2 Kajian SPO

3.2.1 Bagian SPO

A. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PEMERIKSAAN


ELEKTROKARDIOGRAFI DI RUANG PELAYANAN JANTUNG
(PJT)

RSUD KOTA ELEKTROGRAFI


MATARAM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
00 -1/1-

STANDAR Tanggal ditetapkan Ditetapkan oleh


PROSEDUR Direktur RSUD Kota Mataram
OPERASIONAL

PENGERTIAN EKG adalah untuk merekem kelistrikan otot jantung yang dapat
diinterpretasikan untuk menegakan diagnosis dan evaluasi
perjalanan penyakit atau evaluasi efek pemberian terapi

TUJUAN Untuk melihat ada tidaknya kelainan irama jantung, iskemia,


injury dan nekrosis otot jantung
KEBIJAKAN Standar pelayanan medik kardiologi PERKI 2010

PROSEDUR A. Persiapan alat EKG


KERJA 1. Periksa kelengkapan alat EKG yaitu: alat
perekam EKG, kabel electrode 12 lead, pasta
/jelly, tissue pembersih.
2. Menjaga privacy penderita dengan
melaksanakan pemeriksaan diruang tertutup
atau penyekat ruangan baik berupa sampiran
atau korden bila tidak ada ruang tertutup
B. Persiapan penderita
1. Penjelasan tentang tujuan, prosedur
pemeriksaan dan hal-hal lain yang perlu
diperhatikan saat pemeriksaan EKG kepada
penderita
2. Penderita diminta melepaskan pakaian sehingga
dada terlihat dengan jelas
3. Penderita diminta melepaskan alat – alat atau
aksesoris berbahan logam seperti arloji, cincin,
kalung Dll
C. Cara kerja
1. Alat EKG diletakkan disebelah kanan atau kiri
tempat tidur penderita
2. Penderita diminta berbaring terlentang dengan
tenang, kedua tangan dan kaki tidak saling
bersentuhan
3. Bersihkan dada, pergelangan tangan dan kaki
dengan kapas alkohol, kalau perlu didinding
dada dan pergelangan kaki dicukur
4. Bersihkan pasta atau jelly pada tempat yang
merupakan sadapan EKG sebagai berikut:
a. Pergelangan tangan kanan elektrode
ekstermitas warna merah
b. Pergelangan tangan kiri electrode
ekstermitas warna kuning
c. Pergelangan kaki kiri electrode
ekstermitas warna hijau
d. Pergelangan kaki kanan electrode
ekstermitas warna hitam
e. Electrode dada V1 daerah intercostal
keempat garis parasternal kanan
f. V2 – daerah intercostal keempat garis
parasternal kanan
g. V3 – daerah intercostal kelima antara
V2 dan V4
h. V4 – daerah intercostal kelima garis
tengah klavikula kiri
i. V5 daerah intercostal kelima garis
aksila anterior kiri
j. V6 – daerah intercostal kelima garis
tengah aksila kiri
5. Hubungkan pada tiap – tiap sadapan dengan
kabel elektrode yang sesuai
6. Nyalakan mesin EKG pada posisi ON
7. Pastikan electrode terpasang dengan benar
8. Atur kalibrasi 1mv/ dan atur kecepatan kertas
25mm/dt
9. Sarankan penderita rileks dan tidak bergerak
selama pemeriksaan, mulai merekam EKG dari
elektrode ekstermitas, precordial.

UNIT 1. PJT
TERKAIT 2. IGD
B. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PEMBUANGAN
JARUM SUNTIK DAN BENDA TAJAM DI RUANG PELAYANAN
JANTUNG (PJT)

RSUD KOTA
MATARAM PEMBUANGAN JARUM SUNTIK DAN BENDA
TAJAM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


00 -1/1-

STANDAR Tanggal ditetapkan Ditetapkan oleh


PROSEDUR Direktur RSUD Kota Mataram
OPERASIONAL

PENGERTIAN Penanganan benda tajam dan jarum suntik adalah tata cara
pembuangan benda tajam dan jarum suntik habis pakai sesudah
tindakan terhadap pasien sampai pembuangan akhir.
Limbah benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi, ujung atau bagian yang menonjol yang dapat
memotong/menusuk kulit, seperti jarum suntik, pecahan gelas,
pisau bedah.
Benda tajam memiliki potensi bahaya dapat menyebabkan
cidera melalui sobekan atau tusukan. Benda tajam yang terbuang
dapat terkontaminasi oleh dara, cairan tubuh, bahan beracun,
bahan sitotoksik maupun bahan radioaktif.
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi pada
petugasan rumah sakit.
KEBIJAKAN 1. Penanganan semua benda tajam dan jarum suntik habis
pakai harus dipisahkan dari sampah medis dan non medis.
2. Jarum suntik habis pakai tidak boleh ditutup kembali.
3. Jarum suntik dibuang ke safety box.
4. Petugas/penghasilan limbah dan pengangkut limbah yang
melakukan kesalahan membuang limbah tidak sesuai
peraturan, akan diberikan sanksi berupa kartu pelanggaran
oleh Instalasi Kesehatan Lingkungan.
5. Seluruh petugas/karyawan RSUD Kota Mataram dan
petugas kebersihan dilarang mengambil dan menjual
sampah medis dan kemasan farmasi (vial, botol infuse,
selang infuse, spuit, jirigen HD, dsb).
PROSEDUR A. PETUGAS
KERJA 1. Pemilahan : paramedic / penghasilan limbah medis
2. Pengangkutan : cleaning service
3. Penyimpanan : IKL
4. Pengelahan : pihak Ke 3 yang memiliki izin darii
KLH
B. PERALATAN
1. APD
2. Tempat sampah medis infeksius
3. Troli khusus pengangkutan sampah
4. Sabun
C. TATALAKSANA KEGIATAN
1. Safety box yang ditempatkan di unit terkait,bangsal
diberi tanggal, maksimal 3 hari mulai penempatan
di bangsal sampai pengangkutan ke TPS sampah
medis.
2. Paramedic menempatkan safety box pada troli
tindakan.
3. Petugas paramedic yang melakukan tindakan
menyuntik memasukkan jarum habis pakai ke
safety box.
4. Paramedic melakukan pengecekan safety box, jika
safety box sudah tiga hari di bangsal dan atau jarum
suntik sudah terisi ¾ dari kapasitas, safety box
ditutup.
5. Paramedic menghubungi cleaning service untuk
melakukan pengangkutan safety box ke tempat
penyimpanan sementara sampah medis untuk
dilakukan pengolahan dengan incinerator.
6. Cleaning service mengangkut sampah medis, pagi
pk. 07.00 wita dan siang hari pk 13.00 wita atau
bila 2/3 kantong telah terisi penuh dan sewaktu-
waktu jika diperlukan.
7. Pada saat pengangkutan cleaning service
mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
8. Troli yang digunakan khusus untuk mengangkut
limbah medis padat.
9. Petugas pengolahan limbah medis padat
menimbang limbah medis padat yang masuk,
kemudian mencatat kedalam logbook.
10. Setelah kegiatan selesai, petugas pengolahan
sampah limbah medis padat mengunci pintu TPS
sampah medis.
11. Petugas pengolahan limbah dan cleaning service
mencuci tangan tangan sabun dan air yang
mengalir.
UNIT 3. Rawat Inap
TERKAIT 4. UGD
5. ICU
6. NICU
7. Ruang Bersalin
8. Ruang OK
C. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) MEMANDIKAN
PASIEN DI TEMPAT TIDUR

RSUD KOTA MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR


MATARAM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
00 -1/1-

STANDAR Tanggal ditetapkan Ditetapkan oleh


PROSEDUR Direktur RSUD Kota Mataram
OPERASIONAL

PENGERTIAN Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air bersih dan


sabun

TUJUAN 1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan


2. Memberikan rasa nyaman
3. Merangsang peredaran darah
4. Sebagai pengobatan
5. Mencegah infeksi kulit
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan
KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Kota Mataram No
Tentang prosedur tetap pelayanan Intensive Cardiac Care Unit di
RSUD Kota Mataram.

PROSEDUR 1. Pintu, jendela, atau gorden ditutup, dan gunakan scherm


KERJA bila perlu
2. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur. Bila
masih dibutuhkan, bantal digunakan seperlunya.
3. Perawat berdiri di sisi kiri atau kanan pasien
4. Beritahu pasien bahwa pakaian bagian atas harus dibuka,
lalu bagian yang terbuka tersebut ditutup dengan selimut
mandi atau kain penutup
5. Pasien siap dimandikan dengan urutan sebagai berikut:
a. Mencuci muka
1) Handuk dibentangkan dibawah kepala
2) Muka, telinga dan leher dibersihkan
dengan washlap lembab lalu
dikeringkan dengan handuk
3) Tanyakan apakah pasien biasa
menggunakan sabun atau tidak
b. Mencuci lengan
1) Selimut mandi atau kain penutup
diturunkan
2) Kedua tangan pasien di keataskan.
Letakkan handuk di atas dada pasien
dan lebarkan ke samping kiri dan kanan,
sehingga kedua tangan dapat diletakan
diatas handuk
3) Kedua tangan pasien dibasahi dan
disabuni. Pekerjaan ini dimulai dari
bagian yang jauh dari petugas kemudian
dibilas sampai bersih. Selanjutnya
dikeringkan dengan dengan handuk.
Bila pasien terlalu gemuk, laksanakan
satu persatu.
c. Mencuci dada dan perut
1) Pakaian pasien bagian bawah
ditanggalkan, dan selimut atau kain
penutup diturunkan sampai perut bagian
bawah.
2) Kedua tangan pasien di keataskan,
handuk diangkat dan dibentangkan pada
sisi pasien
3) Ketiak, dada dan perut dibasahi,
disabuni, dibilas dan selanjutnya
ditutupi dengan kain penutup atau
handuk
d. Mencuci punggung
1) Pasien dimiringkan ke kiri
2) Handuk dibentangkan dibawah
punggung sampai bokong
3) Punggung sampai bokong
dibasahi,disabuni,dibilas dan
selanjutnya dikeringkan handuk
4) Pasien dimiringkan ke kanan, dan
handuk dibentangkan dibawah
punggung
5) Punggung kiri dicuci seperti pada
punggung kanan
6) Pasien ditelentangkan, pakaian bagian
atas dipakaikan rapi
e. Mencuci kaki
1) Kaki pasien yang terjatuh dari petugas
dikeluarkan dari bawah kain penutup
atau handuk
2) Handuk dibentangkan di bawahnya dan
lutut ditekuk
3) Kaki disabuni, dibilas, selanjutnya
dikeringkan. Demikian juga kaki yang
satu lagi.
f. Mencuci daerah lipatan paha dan genetalia
1) Handuk dibentangkan dibawah bokong,
dan pakaian bagian bawah perut dibuka
2) Daerah lipatan paha dan genetalia
dibasahi, disabuni, lalu dibilas dan
dikeringkan.
3) Membersihkan daerah genetalia
sebaiknya dilakukan oleh pasien sendiri,
kecuali pasien tidak sadar atau payah
4) Pakaian bagian bawah dikenakan
kembali, kain penutup atau handuk
diangkat, selimut pasien dipasangkan
lagi
5) Pasien dan tempat tidur dirapikan
kembali
6) Pakaian dan alat tenun kotor serta
peralatan lain dibersihkan dan dibawa
ketempatnya.
UNIT 9. Rawat Inap
TERKAIT 10. UGD
11. ICU
12. NICU
13. Ruang Bersalin
14. Ruang OK

D. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PEMASANGAN


KATETER URIN
PEMASANGAN KATETER URIN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


00

STIKES YARSI
MATARAM
STANDAR Tanggal ditetapkan Ditetapkan oleh
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN Tindakan memasukkan selang kateter melalui uretra dan masuk


ke dalam kandung kemih.
TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk memulihkan/ mengatasi retensi
urine akut atau kronis, pengaliran urin untuk persiapan operasi
atau pasca operasi dan menentukan jumlah urin sisa sesudah
miksi
KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Kota Mataram No
Tentang prosedur tetap pelayanan Intensive Cardiac Care Unit di
RSUD Kota Mataram.
PROSEDUR 1. Memperkenalkan diri
KERJA 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Siapkan alat disamping klien
4. Menjaga privacy klien
5. Cuci tangan
6. Atur posisi klien dengan terlentang abduksi
7. Berdiri disebelah kanan tempat tidur klien
8. Pasang perlak dan pengalas
9. Menyiapkan plester fiksasi kateter dan label waktu
pemasangan kateter,membuka kemasan luar kateter dengan
tetap mempertahankan kesterilannya.
10.Pasang handscoon on steril
11.Letakkan bengkok diantara kedua paha
12.Lepas handscoon non steril dan ganti dengan handscoon
steril
13.Bersihkan vulva dengan kassa, buka labia mayor dengan ibu
jari dan telunjuk tangan kiri lalu bersihkan bagian dalam
14. Beri jelly pada ujung kateter (2,5-5) lalu masukkan pelan
pelan ujung kateter pada meatus uretra sambil pasien
dianjurkan menaril nafas. Perhatikan respon klien
15.Setelah kateter masuk isi balon dengan cairan aquadest 10 cc
16. Fiksasi
17. Sambung dengan urinebag
18. Rapikan alat
19.Buka handscoon dan cuci tangan
20.Dokumentasi tindakan
UNIT TERKAIT 15. ICCU
16. UGD
17. Rawat inap
18. Instalasi Kamar Bedah

PEMASANGAN KATETER URIN


EEE
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
00

RSUD
KOTA MATARAM
STANDAR Tanggal ditetapkan Ditetapkan oleh
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN Tindakan memasukkan selang kateter melalui uretra dan masuk


ke dalam kandung kemih.
TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk memulihkan/ mengatasi retensi
urine akut atau kronis, pengaliran urin untuk persiapan operasi
atau pasca operasi dan menentukan jumlah urin sisa sesudah
miksi
KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Kota Mataram No
Tentang prosedur tetap pelayanan Intensive Cardiac Care Unit di
RSUD Kota Mataram.
PROSEDUR 21.Memperkenalkan diri
KERJA 22.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
23.Siapkan alat disamping klien
24.Menjaga privacy klien
25.Cuci tangan
26.Atur posisi klien dengan terlentang abduksi
27.Berdiri disebelah kanan tempat tidur klien
28.Pasang perlak dan pengalas
29.Menyiapkan plester fiksasi kateter dan label waktu
pemasangan kateter,membuka kemasan luar kateter dengan
tetap mempertahankan kesterilannya.
30.Pasang handscoon on steril
31.Letakkan bengkok diantara kedua paha
32.Bersihkan vulva dengan kassa, buka labia mayor dengan ibu
jari dan telunjuk tangan kiri lalu bersihkan bagian dalam
33. Beri jelly pada ujung kateter (2,5-5) lalu masukkan pelan
pelan ujung kateter pada meatus uretra sambil pasien
dianjurkan menaril nafas. Perhatikan respon klien
34.Setelah kateter masuk isi balon dengan cairan aquadest 10 cc
35. Fiksasi
36. Sambung dengan urinebag
37. Rapikan alat
38.Buka handscoon dan cuci tangan
39.Dokumentasi tindakan
UNIT TERKAIT 19. ICCU
20. UGD
21. Rawat inap
22. Instalasi Kamar Bedah

E. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) MEMBERIKAN


TRANFUSI DARAH

RSUD KOTA MEMBERIKAN TRANFUSI DARAH


MATARAM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
00 -1/1-

STANDAR Tanggal ditetapkan Ditetapkan oleh


PROSEDUR Direktur RSUD Kota Mataram
OPERASIONAL

PENGERTIAN Memindahkan atau memasukkan darah yang berasal dari


donor darah kedalam tu buh pasien melaui vena.

TUJUAN Melaksanakan tindakan pengobatan dan memenuhi


kebutuhan pasien akan darah sesuai dengan program
pengobatan
KEBIJAKAN SK Direktur Rmah Sakit Umum Daerah Kota Mataram No.
316/RSD/II/2012 Tanggal 25 febuari 2012 tentang
penetapan pemberlakuan SPO di masing-masing Unit
pelayanan.
PROSEDUR a. Mencuci tanggan
KERJA b. Mengatur posisi tidur sesuai kebutuan
c. Mengobservasi tensi, suhu, nadi, pernapasan.
d. Memasang NACL
e. Mengontrol kembali darah yang sudah
disiapkan
f. Mengontrol warna darah
g. Mengontrol identitas pasien
h. Mengontrol jenis dan golongan darah
i. Mengontrol kantong darah
j. Mengontrol tanggal kadaluwarsa
k. Mengontrol kros meteing dan jumlah darah
l. Memindahkan selang dan transfuse ke darah
(setelah NaCl masuk 15 menit)
m. Mengatur tetesan darah
n. Perawat mencuci tangan
o. Mencatat dalam formulir observasi khusus
- Jam pemasangan
- Jumlah dan jenis darah
- Kantong keberapa
- Nomor kantong
- Nama perawat yang memasang
p. Merapikan pasien dari lingkungan
q. Membersihkan alat dan mengembalikan pada
tempatnya
r. Mencuci tangan
s. Memperhatikan reaksi transfuse atau komplikasi
t. Mengobservasi
Tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan tiap 5’
untuk 5’ pertama, tiap 15’
pada 1 jam berikutnya, tiap 1 jam sampai
dengan transfuse darah selesai.

UNIT 1. Rawat Inap


TERKAIT 2. UGD
3. ICU
4. NICU
5. Ruang Bersalin
6. Ruang OK
F. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) MEMBERIKAN
TRANFUSI DARAH

RSUD KOTA MEMBERIKAN OBAT MELALUI ORAL


MATARAM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
1 1/2

STANDAR Tanggal ditetapkan Ditetapkan oleh


PROSEDUR Direktur RSUD Kota Mataram
OPERASIONAL

PENGERTIAN Menyiapkan dan memberikan obat untuk pasien melalui


mulut dan selanjutnya di telan
TUJUAN Memberikan obat kepada pasien melalui oral secara tepat
dan benar sesuai dengan pengobatan
KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram no
316/RSUD/II/2012 tanggal 25 februari 2012 tentang
penetapan pemberlakuan SPO di masing-masing unit
pelayanan

PROSEDUR 40. Membagi obat ketempat obat


KERJA a. Mencuci tangan
b. Membaca instruksi pada daftar obat
c. Mengambil obat (prive/RS)
d. Menyiapkan obat dengan tepat menurut daftar
obat (obat masih dalam kemasan/pembungkus)
41. Membagi obat ke tempat obat
a. Mencuci tangan
b. Mengambil daftar obat dan obat kemudian di
teliti Kembali, sambal membuka pembungkus
obat
c. Menuangkan obat cair ke dalam gelas obat,jaga
kebersihan etiket obat
d. Membawa obat dan daftar obat ke pasien
sambal mencocokkan nama pada tempat tidur
dengan nama pada daftar obat
e. Memastikan nama pasien benar dengan
memanggil nama pasien sesuai dengan daftar
obat
f. Memberikan obat satupersatu ke pasien sambil
menunggu sampai pasien selesai minum
.

G. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) MELAKUKAN


INJEKSI INTRAVENA

RSUD KOTA MELAKUKAN INJEKSI INTRAVENA


MATARAM
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
00 -1/1-

STANDAR Tanggal ditetapkan Ditetapkan oleh


PROSEDUR Direktur RSUD Kota Mataram
OPERASIONAL

PENGERTIAN Memberikan obat melalui suntikan ke pembuluh darah


vena yang dilakukan pada vena anggota gerak

TUJUAN Memberikan obat melalui pembuluh darah vena dengan


cepat dan benar sesuai program pengobatan

KEBIJAKAN Keputusan direktur RSUD Kota Mataram No


Tentang prosedur tetap pelayanan Intensive Cardiac Care
Unit di RSUD Kota Mataram.

PROSEDUR 42. Mencuci tangan


KERJA 43. Menyiapkan dosis obat
44. Menentukan lokasi tusukan
45. Meletakan perlak kecil dibawah lengan yang akan
dilakukan punksi
46. Melakukan pembendungan
47. Menghapus hama lokasi penusukan
48. Menusuk jarum injeksi dengan sudut 15-30 derajat
49. Melakukan aspirasi
50. Pembendungan dilepas
51. Memasukan obat perlahan-lahan
52. Mencabut jarum
53. Menekan bebas tempat tusukan dengan kapas alcohol
kalua perlu
54. Diplester
55. Membereskan alat-alat
56. Mencuci tangan
57. Mengobservasi reaksi pasien

UNIT 23. ICCU


TERKAIT 24. UGD
25. Rawat inap

H. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) MEMBERIKAN


OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


Pengertian Upaya memberikan bantuan napas dengan mengalirkan
oksigen dengan tekanan tertentu
Tujuan Memenuhi kebutuhan oksigen
Kebikajan SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Matara,
No. 316/RSUD/II/2012 tanggal 25 Februari 2012
tentang Penetapan Pemberlakuan SPO di masing-
masing Unit Pelayanan.
Prosedur a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur, jelaskan bahwa oksigen dapat
menurunkan dispnoe dan ketidaknyamanan, dan
jelaskan tujuan tindakan pencegahan yang
berhubungan dengan penggunaan oksigen.
Anjurkan pasien untuk bernafas melalui hidung
c. Jika tidak ada kontra indikasi, bantu pasien untuk
berbaring dengan posisi semi fowler atau high
fowler
d. Aktifkan flow meter, sambungkan selang udara
pada lubang yang terdapat pada flow meter. Jika
mengganti oksigen konsentrasi tinggi, pasangkan
humidifier (pengatur kelembaban) yang diisi
dengan aqua bidest
e. Aktifkan oksigen sesuai batas yang dianjurkan
(therapy). Cek apakah O2 berhembus melewati
selang O2
f. Pasang cabang kanula pada lubang hidung
g. Lingkarkan selang dibelakang telinga
h. Atur selang udara di bawah pipi sampai terasa
nyaman
i. Kaji fungsi alat dan observasi respon pasien
terhadap terapi
j. Monitor terapi secara kontinyu dengan mengkaji
area yang tertekan pada kulit dan hidung serta
aliran O2 setiap 2 jam
k. Catat / dokumentasi prosedur dan hasil observasi
Unit Terkait - Rawat inap
- UGD
- ICU
- NICU
- Ruang Bersalin
- Ruang OK

I. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) NEBULIZER

NEBULIZER
Pengertia Suatu upaya untuk membasahi saluran nafas dengan tujuan
n
untuk mengencerkan dahak

Tujuan 1. Untuk membersihkan saluran nafas


2. Untuk mengencerkan sputum yang terlalu kental
3. Memberikan terapi pengencer dahak yang berfungsi untuk
melebarkan saluran nafas

Kebijakan SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram No


316/RSUD/II/2012 tanggal 25 Febuari 2012 tentang
penetapan pemberlakukan SPO di masing-masing Unit
Pelayanan
prosedur a. Periksa program terapi pasien
b. Periksa kembali kebersihan sungkup (alat yang menempel
ke mulut )
c. Persiapkan obat dan dosisi sesuai intruksi dokter
d. Hidupkan mesin nebulizer dan teks kinerjanya
e. Atur posisi pasien semi fowler
f. Anjurkan pasien untuk menghirup asap yang keluar dari alat
melalui hidung dan dikeluarkan kembali melalui mulut
g. Jika pasien bertambah sesak maka terapi dihentikan
sementara, dan berikan oksigen sesuai intruksi
h. Terapi dihentikan bila obat habis
i. Bersihkan kembali sungkup yang digunakan dengan kasa
steril dan alcohol
j. Dokumentasi kegitan dalam status/berkas rekam medis
pasien

Unit - Rawat inap


terkait - UGD
- ICU
- NICU
- Ruang bersalin

KAJIAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI DI RUANG
PELAYANAN JANTUNG (PJT)

Dari Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemeriksaan Elektrokardiografi


yang ada di Ruang Pelayanan jantung Terpadu (PJT) di dapatkan bahwa pada
prosedur kerja di poin nomer 4 mengatakan “Berikan pasta atau jelly pada
tempat yang merupakan sadapan EKG”. Jika kita merujuk pada artikel yang
berjudul “Efektifitas hasil perekam EKG dengan menggunakan konduktor
jelly dan Nacl pada pasien penyakit jantung coroner diruang poli klinik
jantung RSUP Dr. Moewardi” yang di publikasikan oleh unang, setyawan, dan
martina 2020 dapat disimpulakan bahwa hasil EKG menggunakan konduktor
Nacl lebih efektif dibandingkan menggunakan konduktor jelly pada pasien
dengan penyakit jantung coroner konduktor Nacl dapat menghantarkan arus
listrik lebih kuat dan saat berbentuk cair ion-ion Nacl dapat bergerak dengan
bebas selain itu Nacl berpengaruh terhadap laju kecepatan korosi, semakin
tinggi konsentrasi Nacl dalam larutan kecepatan korosi semakin meningkat,
sehingga lebih cepat menghantarkan listrik, selain itu kelebihan Nacl dapat
ditemukan dengan mudah pada fasilitas-fasilitas kesehatan, biaya yang cukup
ekonomis serta mudah di bersihkan setelah dipakai, sedangkan konduktor
menggunakan jelly berfungsi meningkatkan konduksi listrik antara kulit dan
electrode tetapi kekurangannya dari penggunaan jelly pada perekam EKG
adalah sifatnya lengket sehingga menimbulakan rasa tidak nyaman pada
pasien. Selain penyadap EKG dengan konduktor jelly harus diikuti dengan
dibersihkannya electrode dari sisa jelly dengan bersih. Apabila jelly
mengering atau mengendap pada electrode berpotensi menghambat implus
listrik sehingga terjadi gangguan pada hasil sadapan. Selain menggunakan
Nacl terdapat juga konduktor lain yang dapat merekam EKG, yaitu
menggunakan air, berdasarkan hasil penelitian dari Hendy Lesmana, dkk 2018
“Pengaruh Penggunaan Jelly Dan Air Ledeng Terhadap Potensial Aksi
Elektrokardiogram” bahwa penggunaan air ledeng sebagai media perekam
EKG dapat meningkatkan potensial aksi (voltase) dan berpengaruh terhadap
kualitas hasil perekaman dimana kejadian artefak lebih tinggi bila
dibandingkan dengan penggunaan jelly sebagai media perekaman EKG.

Dari hasil observasi, dalam aplikasi sehari hari pemberian oksigen pada
pasien di Ruang PJT memang sudah tidak menggunakan jelly pada saat
merekeam EKG, menurut hasil wawancara yang telah di lakukan pada salah
satu katim di ruangan, hal ini sudah lama berjalan, namun dalam standar
prosedur operasional masih harus di perbaharui.

KAJIAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMBUANGAN JARUM SUNTIK DAN BENDA TAJAM DI RUANG
PELAYANAN JANTUNG (PJT)

Dari Standar Prosedur Operasional (SPO) Pembuangan Jarum Suntik dan


Benda Tajam yang ada di Ruang Pelayanan jantung Terpadu (PJT) di
dapatkan bahwa pada prosedur kerja ada perbedaan penerimaan antara safety
box yang berbahan karton dengan safety box yang berbahan limbah jerigen.
Limbah jerigen yang dihasilkan di RSUD Wates dapat digunakan sebagai
safety box yang selama ini terbuat dari bahan karton. Berdasarkan jurnal yang
berjudul “Pemanfaatan Limbah Jerigen Menjadi Safety Box Di RSUD Wates,
Tahun 2016”

KAJIAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MEMANDIKAN PASIEN DI RUANG PELAYANAN JANTUNG (PJT)

Dari Standar Prosedur Operasional (SPO) memandikan pasien di tempat tidur


yang ada di ruang Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) di dapatkan bahwa dari
hasil pengamatan pada prosedur kerja tidak ada perbedaan atau perbandingkan
standar prosedur operasional. Berdasarkan 3 jurnal yang terkait yang berjudul
“Konvensional Bed-Bath Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri
Pasien Di Rumah Sakit Advent Bandung” oleh Christmas Warastiko. Tahun
2016. “Rancang Bangun Alat Pada Tempat Tidur Pasien Untuk Mengurangi
Cedera Low Back Pain Dengan Pendekatan Metode Rapid Upper Limb
Assesment Pada Aktivitas Memandikan Pasien Total Care” oleh Mardiyanti
Harnita, Rino Andias Anugrah, Teddy Syafrizal. Tahun 2016. “ Personal
Hygiene Mandi Dalam Pencegahan Dekubitus Pasien Stroke” oleh Moh
Alimansur, Hengky Irawan. Tahun 2020.

KAJIAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN KATETER URIN DI RUANG PELAYANAN
JANTUNG (PJT)

Dari Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemasangan Kateter urin yang ada di
Ruang Pelayanan jantung Terpadu (PJT) di dapatkan bahwa pada prosedur kerja
di poin nomer 10 mengatakan “Pasang handscoon on steril”. Jika kita merujuk
pada jurnal keperawatan yang berjudul “Hubungan Pemasangan Kateter
dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Di ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUDZA Banda Aceh Tahun 2012” oleh Marlina dan Rony A
samad yang diterbitkan pada tahun 2012 juga mengatakankan bahwa proses
terjadinya infeksi saluran kemih salah satunya dapat terjadi pada pemasangan
kateter urin. Resiko bakteruria pada pemasangan kateter diperkirakan 5% sampai
10% per hari. Sebagian besar infeksi ini (sedikitnya 80%) disebabkan oleh
prosedur yang tidak aseptik. Pada jurnal lain yang berjudul “Pemasangan Kateter
dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Di Ruang Rawat Inap”
yang di publikasikan oleh Tiarnida Nababan dan diterbitkan pada tahun 2020.
Dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa pemasanan kateter yang kurang
menjaga kesterilan alat dan tidak melakukan prosedur secara aseptic memicu
mikroorganisme bertrasmisi dan mudah masuk melalui saluran kemih baik dari
alat atau secara kontak langsung yang pada akhirnya dapat terjadi infeksi saluran
kemih. Pemasangan kateter yang tidak steril berhubungan dengan kejadian infeksi
saluran kemih juga di dukung juga oleh jurnal yang berjudul “ Hubungan
Pemasangan Kateter dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Di RSU DMIM
Pancaran Kasih Manado” oleh Janasiska Kuasuhe dan diterbitkan pada tahun
2017. Mengatakan bahwa tindakan perawat dalam pemasangan kateter tidak
sesuai dengan standar operasional prosedur dapat menyebabkan ISK (infeksi
saluran kemih). Pemasangan kateter harus sesuai dengan standar yang ditentukan.
Apabila tidak maka resiko terjadinya ISK semakin tinggi (Pranama,2002 dalam
Ernawati,2015)
Dari hasil observasi, dan pengaplikasian sehari hari pemasangan kateter urin
pada pasien di Ruang PJT masih belum sesuai standar SOP terbaru yang berlaku
dengan alasan menurut hasil wawancara yang telah di lakukan pada salah satu
katim di ruangan, hal ini karena keterbatasan waktu namun dalam standar
prosedur operasional akan terus di perbaharui.

KAJIAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PEMBERIAN


TRANFUSI DARAH DI RUANG PELAYANAN JANTUNG (PJT)

Dari standar prosedur operasional (SPO) pemberian transfuse darah di Ruang


Pelayanan Jantung Terpadu (PJT). Dari hasil pengamatan dalam pemberian
transfuse darah pada pasien diruang PJT tidak ada perbedaan dengan jurnal
yang berjudul :
Nova, dkk. 2020. Studi kualitatif prosedur pemasangan transfuse darah pada
pasien anemiaVolume 08.
Yofa anggriani . 2016. Prosedur pemasangan transfuse darah pada pasien
thalassemia rumah sakit islam siti khadijah Palembang.
Asih,dkk. 2019. Gambaran intervensi keperawatan sebelum pelaksanaan
transfuse darah diRSUD “X”: Nerspedia.

KAJIAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) INJEKSI


INTRAVENA DI RUANG PELAYANAN JANTUNG (PJT)

Pemberian obat injeksi intravena merupakan pemberian obat dengan cara


memasukan obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit dengan
tujuan mendapat reaksi yang lebih cepat, memasukan obat dalam volume yang
lebih besar, menghindari kerusakan jaringan.

Dari hasil observasi dalam pemberian injeksi intravena pada pasien di ruang
pjt tidak di temukan perbedaan dan belum ada teori terbaru atau standar
prosedur operasional terbaru yang terdapat di jurnal.

KAJIAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MEMBERIKAN OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL DI RUANG
PELAYANAN JANTUNG (PJT)

Dari Standar Prosedur Operasional (SPO) Memberikan Oksigen


Dengan Nasal Kanul di Ruang Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) didapatkan
bahwa tidak ada perbedaan dalam Standar Prosedur Operasional memberikan
oksigen dengan nasal kanul dengan jurnal terkait yang berujudul “Efektivitas
Terapi Oksigenasi Nasal Kanul Terhadap Saturasi Oksigen Pada Penyakit
Acute Coronary Syindrome (ACS) di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ulin
Banjarmasin” oleh Ilmi Darmawan dan Milasari. “Asuhan Keperawatan
Gawat Darurat Pada Pasien Gagal Jantung di Ruangan Instalasi Gawat Darurat
RSUD Simo Boyolali” oleh Sahid Dwi Prasetyo , Rizka Hayyu Nafi’ah, Gatot
Suparmanto. “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infark Miokard Accute
(IMA) Dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi di Ruang IGD RSUD Simo
Boyolali” oleh Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta.

KAJIAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


MEMBERIKAN OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL DI RUANG
PELAYANAN JANTUNG (PJT)

Dari Standar Prosedur Operasional (SPO) pemberian nebulizer di Ruang


Pelayanan Jantung Terpadu (PJT), dari hasil pengamatan dalam pemberian
nebulizer pada pasien diruruang PJT tidak ada perbedaan prosedur pemberian
nebulizer dengan jurnal yang berjudul :berbedaan fungsi paru pasien PPOK
yang mengunakanTerapi nebulizer” oleh Winariani 2011. Dan Terapi
Nebulizer mengurangi sesak nafas pada serangan asama bronkiale diruang
IGD RSUD dr.Lokmono Hadi Kudus, oleh A.R Yulianan. Dari jurnal
tersebut pemberian nebulizer dengan cara : perawat langsunng menyiapkan
alat-alat untuk nebulizer, masker oksingen disambugkan dengan selang mesin
nebulizer,obat dimasukan.sakelar dalam mesin nebulizer dihubungkan
dengan sumberlistrik, Atur posisi pasien semi fowler, Anjurkan pasien
untuk menghirup asap yang keluar dari alat melalui hidung dan dikeluarkan
kembali melalui mulut , Jika pasien bertambah sesak maka terapi dihentikan
sementara, dan berikan oksigen sesuai intruksi, Terapi dihentikan bila obat
habis,Bersihkan kembali sungkup yang digunakan dengan kasa steril dan
alcohol, Dokumentasi kegitan dalam status/berkas rekam medis pasien.
Kesimpulan : jadi tidak ada perbedaran prosedur pemberian nebulizer dari
jurnl di atas dengan prosedur yang ada di ruang pelayanan jantng terpadu
(PJT) RS kota mataram.

You might also like